Anda di halaman 1dari 55

PENATAAN LAHAN PARKIR PASAR BESAR KOTA BATU

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:
REY ALDIAMY LEDE LUDJI
2016520107

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar merupakan salah satu tempat manusia melakukan interaksi ekonomi. Di


pasar, manusia menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh banyak orang sehingga
semua dapat memperoleh beragam kebutuhan dasar yang diperlukan untuk konsumsi
sehari-hari. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan
sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang.
Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan
berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Pasar
memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya
dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk
dievaluasi dan harga. (Pontorondo, 2016)
Pasar salah satu pusat kegiatan masyarakat tentu membutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan masyarakat. Salah satu sarana
tersebut adalah keberadaan tempat parkir kendaraan, baik kendaraan umum maupun
kendaraan pribadi. Lokasi parkir di pasar juga mempengaruhi daya beli masyarakat,
semakin dekat lokasi parkir dari pasar semakin mudah masyarakat melakukan jual beli
demikian juga sebaliknya ( Vitri Gusni, 2019 )
Fasilitas pasar diantaranya lahan parkir, Ketersediaan parkir menjadi focus utama
masalah ruang parkir di halaman pasar bagi kendaraan pribadi yang merupakan salah
satu fasilitas yang sangat diharapkan oleh para pengunjung suatu pusat kegiatan
tersebut. Kebutuhan ruang parkir cenderung meningkat dari tahun ke tahun sehingga
perlu diupayakan untuk mengatur layout ruang parkir sedemikian rupa agar luasan lahan
parkir yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal namun tanpa mengabaikan
kemudahan untuk melakukan manuver parkir.
Parkir adalah keadaaan tidak bergerak suatu kendaaran untuk sementara dengan
pengemudi tidak meninggalkan kendaaannya. Sedangkan berhenti adalah keadaan
kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan. (Direktorat Bina
Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996). Peran
parkir dalam sistem transportasi kota adalah bahwa tempat parkir menjadi suatu
rangkaian kompleks yang saling mendukung dengan pola jaringan jalan dan
karakteristik guna lahan tertentu, dimana tempat inilah yang akan membedakan antara
tempat bergerak dan tempat untuk pemberhenti. Menurut fungsi parkir dalam
perencaaan kota khususnya sistem transportasi adalah sebagai penyedia pelayanan
tempat menyimpan kendaraan bagi tujuan akhir atas suatu pergerakan kendaraan.
(Ismiyati et al, 2017)
Kota Batu merupakan daerah dengan tingkat pariwisata yang memikat banyak
wisatawan baik yang lokal maupun luar negeri. Sektor pariwisata sangat diandalkan di
wilayah ini sehingga kegiatan bermasyarakat meningkat dengan pesat. Tidak luput juga
kegiatan pasar tradisional batu yang terdapat banyak dagangan khas kota batu yang
memikat wisatawan sehingga kegiatan berbelanja mengakibatkan tidak seimbangnya
kapasitas lahan parkir dengan banyaknya kendaraan yang berkunjung.
Pasar Besar Kota Batu merupakan salah satu pasar besar yang lokasinya berasa Jl.
Dewi Sartika, Batu, Jawa Timur. Pasar Besar Kota Batu mempunyai luas total 43.497
meter persegi ( Tribunnews.com, 2020 ). Kondisi Pasar Besar Batu sekarang ini adanya
jalan berlubang disekitaran parkir depan, tempat penjualan belum teratur masih
berantakan. Ini merupakan permasalahan yang terjadi di pasar besar batu.
Oleh karena itu, untuk menangani masalah tersebut perlu disediakan tempat parkir
yang memadai khususnya pada area parkir di pasar Besar Kota Batu, sehingga dapat
memperlancar aktivitas para pengguna pasar dan aktivitas lalu lintas menjadi lebih baik
dan normal sesuai apa yang diharapkan. Penyediaan ruang parkir tersendiri bagi pasar
sangat dibutuhkan agar nantinya dapat memfasilitasi setiap pengunjung yang datang.
Kebutuhan akan ruang parkir di pasar Besar Kota Batu ini perlu diperhatikam secara
sistematis pada suatu persoalan yang harus diatasi dengan secepat mungkin sehingga
masalah-masalah yang tidak diiginkan dapat teratasi dengan baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis dengan ini mengajukan
penelitian yang berjudul “Penataan Lahan Parkir Pasar Besar Kota Batu”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Parkir di sembarangan tempat
Penggunaan lahan parkir yang sembarangan contohnya parkir di bagian
area perbelanjaan dan bagian jalan masuk bagi pengunjung yang membuat
pengunjung merasa tidak nyaman dengan kata lain pengunjung saling
berdempetan dalam berbelanja karena area perbelanjaan tersebut di halangi oleh
kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya. Banyak sekali keluhan dari
masyarakat tentang cara parkir kendaraan yang tidak pada tempatnya, misalnya
jalan yang digunakan untuk jalur masuk dan keluar pengunjung dan tempat
jualan digunakan sebagai tempat parkir.
2. Penggunaan area parkir tidak maksimal
Penggunaan lahan parkir yang tidak maksimal diakibatkan oleh
pedagang yang menjual barang dagangannya di bagian area parkir yang
sebenarnya itu sangat tidak boleh, karena akan membuat pengunjung yang ingin
memarkirkan kendaraannya merasa tidak nyaman karena jalan bagian masuk
sudah dihalangi barang dagangan dan akhirnya mengakibatkan kemacetan.
Setelah dilakukan pengamatan secara langsung tampak jelas sekali kalau
kebutuhan lahan parkir pasar besar kota batu belum memadai.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagai latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa rumusan
masalah diantaranya :
1. Bagaimanakah sistem parkir yang diterapkan pada pasar besar kota batu?
2. Bagaimanakah standar kelayakan parkir sesuai Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir di Pasar Besar kota batu?
3. Bagaimanakah penataan lahan parkir yang harus disediakan di pasar besar kota
batu untuk menampung jumlah kendaraan parkir?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sistem parkir yang diterapkan pada pasar besar kota batu
2. Mengetahui standar kelayakan parkir sesuai Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Fasilitas Parkir di Pasar Besar kota batu
3. Mengetahui penataan lahan parkir yang harus disediakan di pasar besar kota batu
untuk menampung jumlah kendaraan parkir
1.5. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan masalah yang menyimpang dari permasalahan,
agar tetap memanfaatkan waktu, tenaga, dana serta teori-teori dengan sebaik-baiknya,
maka penulis membatasi setiap permasalahan sehingga mempermudah pembahasan
dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah yang dibuat antara lain:
1. Lokasi penelitian dilakukan di Pasar besar kota batu.
2. Tidak merencanakan penambahan tempat parkiran baru.
3. Penataan lahan parkir dianggap sebagai subyek dari studi ini.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah cakrawala pandang dalam
dunia konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya terjun ke lapangan.
b. Menambah informasi actual mengenai dunia konstruksi dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
c. Menambah wawasan serta lebih mengerti, memahami dan dapat
membandingkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dan lapangan.
2. Manfaat bagi Instansi
a. Dapat memberikan alternatif yang berbeda pada sistem parkir yang
diterapkan sebelumnya.
b. Dapat memberikan kemudahan bagi juru parkir dalam mengatur sistem
parkir kendaraan dengan menggunakan sistem komputerisasi.
c. Dapat memberikan solusi tentang masalah pada penataan parkir yang dapat
diterapkan dan diambil manfaatnya oleh pengguna parkir.
3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Dapat memberikan kenyamanan pada pengguna atau masyarakat dalam
pengunaan lahan parkir.
b. Pengguna atau masyarakat akan lebih nyaman dan aman karena kendaraan
diparkir dengan tertata rapi dengan sistem parkir yang sudah menggunakan
komputerisasi dapat mencegah kehilangan atau pencurian kendaraan.
c. Masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang cara parkir yang baik dan
benar agar tidak terjadi kemacetan dalam sistem lalu lintas baik dalam
parkiran maupun diluar parkiran.
1.7. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penjelasan dalam penulisan penelitian ini, maka dibuat
susunan kajian berdasarkan metodologinya dalam bentuk sistematika penulisan:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama berisi tentang latar belakang studi, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika pembahasan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab kedua berisi tentang kajian literatur mengenai parkiran dan pedoman-
pedoman yang pada teori-teorinya diambil dari berbagai macam sumber yang
berisikan tentang penataan lahan parkir.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam proses
penelitian tentang penataan lahan parkir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi parkir


Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan baik kendaraan
bermotor maupun kendaraan tidak bermotor dan ditinggalkan oleh
pengemudinya dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kendaraan dan
kebutuhannya ( Vitri Gusni, 2019 ). Parkir merupakan keadaan dari suatu
kendaraan yang tidak bergerak dan memiliki sifat yang tidak sementara,
sedangkan berhenti merupakan keadaan suatu kendaraan yang tidak bergerak
dan memiliki sifat sementara dengan kondisi pengemudi tidak meninggalkan
kendaraan (Direktorat Perhubungan Darat, 1998).
Parkir merupakan salah satu unsur dari sebuah prasarana transportasi
dimana keberadaannya tidak terpisahkan dari sistem jaringan transportasi,
sehingga pengaturan parkir akan mempengaruhi kinerja suatu jaringan,
terutama jaringan jalan raya. Selain pengertian tersebut terdapat pendapat dari
ahli tentang pengertian parkir diantaranya Parkir merupakan tempat untuk
menempatkan dengan menghentikan kendaraan angkutan/barang (bermotor
atau tidak bermotor) dalam jangka waktu tertentu pada suatu tempat (Taju,
1996). Sedangkan menurut UU no 22 tahun 2009 parkir adalah keadaan
kendaraanberhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan
pengemudinya.
2.1.1 Pengertian Parkir
Beberapa pengertian mengenai tempat parkir, adalah sebagai berikut.
1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya,
(Poerwadarminta, 1984).
2. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang
lama atau sebentar tergantung pada kendaraan dan kebutuhannya
(peraturan lalulintas).
3. Parkir adalah tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan
angkutan/barang(bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat
dalam jangka waktu tertentu (Taju,1996).
4. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara(Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Direktur
Jenderal Perhubungan Darat).
Meningkatnya tingkat pengguanaan transportasi maka meningkat pula
kebutuhan ruang parkir yang dibutuhkan dengan kekhawatiran ini juga semakin
meningkat. Dengan permasalahan ini maka dibutuhkan kualitas parkir yang baik dan
lahan yang mampu menampung semua kendaraan. Selain itu meningkatnya
kepemilikan sebuah kendaraan juga memicu peningkatan kapasitas parkir.
Permasalahan parkir sangat penting untuk dikaji lebih mendalam, karena
hampir semua aktivitas kegiatan diruang terbuka memerlukan sarana tempat parkir.
Ruang parkir yang dibutuhkan harus tersedia secara memadai, Sebab dengan
semakin besar volume lalu lintas yang beraktivitas baik yang meninggalkan atau
menuju pusat kegiatan, maka semakin besar pula kebutuhan ruang parkir. Bila tidak
cukup kapasitas dari lahan parkir, kendaraan tersebut akan mengambil parkir ditepi
jalan diseputar kawasan tersebut, sehingga menyebabkan kesemrawutan. Jadi parkir
di jalan raya (on street parking)harus diatur dan dibatasi dengan cara menyediakan
ruang parkir dan penataan kembali pola parkir dengan tata letak parkir sesuai
kebutuhan.
Dalam membahas masalah parkiran, ada beberapa pedoman penting yang
perlu diketahui sebagai berikut[CITATION DIR96 \l 1033 ]:
1. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara.
2. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat
pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan
kegiatan pada suatu kurun waktu.
3. Tempat parkir di badan jalan, (on street parking) adalah fasilitas parkir
yang menggunakan tepi jalan.
4. Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah fasilitas
parker kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau
penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan/atau gedung
parkir.
5. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum.
6. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk
ruang bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa
penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.
7. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk pergerakan
kendaraan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.
8. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang
berdekatan.
9. Sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu
masuk.
2.2. Jenis Parkir
Kendaraan yang menempuh suatu perjalanan pada akhirnya akan berhenti ditempat
tujuan sehingga membutuhkan lahan parkir. Dibawah ini adalah beberapa jenis parkir
yang ada :
1. Parkir menurut penempatannya (Direktorat Jendaral Perhubungan Darat,1998).
a. Parkir di Badan Jalan (On Street Parking)
Parkir di badan jalan/ditepi jalan adalah parkir yang mengambil tempat di
tepi sepanjang jalan dengan atau melebarkan jalan untuk pembatas parkir.
Jenis parkir in baik untuk pengunjung yang ingin dekat dengan tempat
tujuannya. Parkir di badan jalan/tepi jalan (on street parking) dilakukan di
atas badan jalan dengan menggunakan sebagian badan jalan.
Kerugian :
 Mengganggu lalu lintas
 Mengurangi kapasitas jalan karena adanya pengurangan lebar
lajur lalu lintas
 Meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan
Keuntungan :
 Murah tanpa investasi tambahan
 Bagi pengguna tempat parkir bisa lebih dekat dan mudah
Posisi parkir :\
 Sejajar dengan sumbu jalan
 Tegak lurus sumbu jalan
 Membuat sudut dengan sumbu jalan

Gambar 2. 1 Ruang parkir pada badan jalan


Sumber: [CITATION Uni20 \l
1033 ]
2. Parkir di Luar Badan Jalan (off street parking)
Parkir di luar badan jalan (off street parking) yaitu parkir yang lokasi
penempatan kendaraannya tidak berada di badan jalan. Parkir jenis ini mengambil
tempat di pelataran parkir umum, tempat parkir khusus yang juga terbuka untuk
umum dan tempat parkir khusus yang terbatas untuk keperluan sendiri seperti :
kantor, pusat perbelanjaan, dan sebagainya.
Fasilitas parkir di luar badan jalan dapat dikelompokkan atas dua bagian,
yakni:
a. Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau
taman parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.
b. Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir
yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama (Ditjen
Perhubungan Darat, 1998).
Jarak parkir terjauh ke tempat tujuan tidak lebih dari 300-400 meter. Bila lebih
dari itu pemarkir akan mencari tempat parkir lain sebab keberatan untuk berjalan
jauh (Warpani,1990). Untuk menghindari terjadinya sebuah hambatan akibat
parkir kendaraan di jalan maka parkir kendaraan di jalan maka parkir di luar jalan
menjadi salah satu pilihan yang terbaik.
a. Keuntungan Tidak mengganggu lalu lintas dan Faktor keamanan lebih
tinggi
b. Kerugian Perlu biaya investasi awal yang besar dan Bagi pengguna yang
dirasakan kurang praktis, apalagi jika kepentingannya hanya sebentar
saja.
3. Parkir Menurut Statusnya
a. Parkir umum
Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah tanah,
jalan,lapangan yang dimiliki atau dikuasai dan penyelenggaranya dikelola oleh
pemerintah daerah.

b. Parkir khusus
Parkir khusus merupakan pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan,
dimiliki atau dikelola oleh pemerintah daerah. Parkir khusus juga
menggunakan tarif dalam sistem parkiran, dan semua juru parkir ditugaskan
secara khusus dan wajib berseragam. Parkir khusus ini seperti di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang. Jenis parkir ini diperuntukan untuk pengemudi yang
memiliki keterbatasan fisik. Parkir ini wajib dekat dengan akses pintu masuk
bangunan. Biasa banyak kita jumpai di area parkir mall, kantor, bahkan di area
olahraga seperti stadion juga sudah menyediakan parkir ini. Diperlukan standar
khusus untuk ukuran parkirnya karena membutuhkan akses lebih dibandingkan
dengan parkir biasa.
c. Parkir darurat
Parkir darurat perparkiran di tempat umum, baik yamg menggunakan lahan,
jalan, lapangan milik, dan penguasaanya oleh pemerintah daerah atau swasta
karena kegiatan insidentil/darurat/mendesak saja.
d. Taman parkir
Taman parkiran dalah suatu area atau bangunan perparkiran yang dilengkapi
sarana perparkiran yang pengelolaanya diselenggarakan oleh pemerintah.
e. Gedung parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraanya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga
yang mendapat ijin dari pemerintah daerah.
4. Parkir Menurut Tujuannya
Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi
a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaik turunkan penumpang.
b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang.
Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain kegiatan tidak saling
mengganggu.
5. Parkir menurut jenis kepemilikan dan pengoprasiannya
a. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah milik swasta
b. Parkir milik pemerintah daerah dan pengelolaanya adalah pihak swasta
c. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah pihak pemerintah.
6. Parkir Menurut jenis kendaraannya terdapat beberapa golongan parkir yaitu:
a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)
b. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin (sepeda motor)
c. Parkir untuk kendaraan beroda tiga, beroda empat atau lebih(bemo dan mobil).
d. Parkir untuk kendaraan beroda dua mutifungsi
e. Parkir untuk kendaraan beroda tiga tidak bermesin dan bermesin (becak, tossa)
2.3. Karakteristik Parkir
Yang dimaksudkan sebagai sifat-sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap
pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada lokasi studi. Berdasarkan
karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada lokasi
studi seperti mencakup volume parkir,akumulasi parkir, lama waktu parkir, kapasitas
parkir,penyedian ruang parkir dan indeks parkir[ CITATION edi17 \l 1033 ].

2.3.1. Durasi parkir


Durasi parkir adalah lamanya waktu yang dibutuhkan kendaraan mulai
dari masuk tempat parkir sampai meninggalkan tempat parkir. Lama parkir atau
durasi parkir digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir. Di samping
itu data lama parkir digunakan untuk menghitung besarnya tarif yang akan
dikenakan kepada pemarkir khususnya untuk tempat parkir yang harus membayar
berdasarkan lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan dalam perhitungan tarif
adalah jam seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau pusat perbelanjaan
di kota-kota besar Indonesia atau di berbagai negara maju menggunakan satuan 15
menitan ataupun tiap menit. Selain itu digunakan sebagai acuan untuk
menerapkan pembatasan lamanya parkir misalnya untuk menaikkan atau
menurunkan muatan maksimum 5 menit, parkir di depan toko, maksimum 1 atau
2 jam. Persamaan yang diberikan oleh( Hobbs, 1995) adalah sebagai berikut:
DP = Wk - Wm
Keterangan:
DP : Durasi Parkir
Wk : Waktu saat kendaraan keluar
Wm : Waktu saat kendaraan masuk
Salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas penggunaan lahan parkir
selain luas ruang parkir adalah lamanya kendaraan parkir (durasi). Tujuan
terhadap dilakukannya analisi durasi parkir adalah: Untuk mengetahui lamanya
rerata lamanya kendaraan parkir pada lahan parkir tersebut.

2.3.2. Akumulasi Parkir


Akumulasi adalah jumlah kendaraan parkir dalam periode waktu tertentu.
Akumulasi juga merupakan suatu informasi yang sangat dibutuhkan untuk
mengetahui jumlah kendaraan yang parkir pada lahan yang tersedia dengan selang
waktu tertentu. Data ini dapat diperoleh dengan cara menghitung kendaraan yang
telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk dan
dikurangi dengan kendaraan yang keluar.
Menurut ( Hobbs, 1995), akumulasi parkir adalah nilai yang digunakan
untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir
pada selang waktu tertentu. Nilai tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Akumulasi = Qin – Qout + Qs
Keterangan:
Qin = kendaraan yang masuk lokasi parkir
Qout = kendaraan yang keluar lokasi parkir
Qs = kendaraan yang telah berada di lokasi parkir sebelum pengamatan

Akumulasi parkir secara umum dapat didefinisikan sebagai jumlah


maksimum kendaraan yang dapat diparkir pada lahan parkir dalam selang waktu
tertentu. Besar kecilnya lahan parkir akan sangat menentukan besarnya volume
yang dapat ditampung. Hal ini berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi
dimensi lahan parkir tersebut.

2.3.3. Volume Parkir


Menurut ( Hobbs, 1995), volume Parkir adalah jumlah kendaraan yang
termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu
biasanya per hari).
Volume parkir merupakan jumlah kendaraan yang masuk ke tempat parkir
selang waktu tertentu, biasanya volume parkir dihitung per hari. Volume parkir
dapat dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang menggunakan areal parkir
dalam waktu tertentu. Dari data volume parkir bisa didapatkan atau ditentukan
hari puncak dalam satu minggu bahkan hari puncak dalam satu bulan. Jika tarif
yang dikenakan adalah sistem tetap, maka berdasarkan data volume parkir saja
bisa dihitung pendapatan lahan parkir.

Volume Parkir = Qin + X


Keterangan :
Qin = Kendaraan yang masuk lokasi parkir
x = Jumlah kendaraan yang sudah ada.
2.3.4. Kapasitas parkir
Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh
suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Untuk itu kapasitas parkir harus
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume
maksimum pada kondisi sibuk, namun juga harus memperhatikan dan
mempertimbangkan keseluruhan perilaku kendaraan baik durasi waktu maupun
akumulasi parkir selama selang waktu tertentu. hal ini sangat penting karena
penentuan kapasitas yang tidak optimal pada akhirnya akan mengakibatkan
perencanaan daerah parkir yang tidak optimal pula.
Menurut Oppen (1976), dalam Sugita (2011), kapasitas menyatakan
banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu
pelayanan. Nilai tersebut dapat dihitung dengan rumus:

jumlah petak parkir tersedia(S)


K p=
D
Keterangan:
K p = Kapasitas parkir (SRP/Jam/Kendaraan)
S = Jumlah Petak Parkir tersedia
D = Waktu/durasi rata-rata parkir (jam/kendaraan)

Kondisi ini akan mewujudkan kemungkinan suatu lahan parkir dapat


menampung sejumlah kendaraan pada kondisi jam sibuk namun pada waktu
lainnya akan banyak ruang kosong. Atau dapat pula terjadi sebaliknya dimana
pada jam normal sekalipun, banyak kendaraan yang tidak tertampung. Hal ini
tentu sangat tidak efisien bila ditinjau dari sudut investasi.

2.3.5. Indeks Parkir (IP)


Persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu tertentu
dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%. Menurut (A.A. Jaya
Wikrama 2010) indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir
dengan kapasitas parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar
kapasitas parkir yang telah terisi. Rumus yang dapat digunakan unutuk
menghitung indeks parkir adalah :
Akumulasi Parkir
IP = x 100%
petak parkir tersedia
Keterangan:
 IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana
kebutuhan parkir tidak melebihi daya tampung/ kapasitas normal
 IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya
tampung/kapasitas normal.
 IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan
parkir melebihi daya tampung/kapasitas normal.

Besarnya indeks parkir yang tertinggi diperoleh dari perbandingan antara


akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Besaran indeks parkir ini akan
menunjukkan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak.

2.4. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir


Penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan dalam
menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan, baik di badan jalan maupun di luar badan
jalan. Penyelenggaraan fasilitas parkir dilakukan sesuai dengan pedoman teknis
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir[CITATION DIR96 \l 1033 ].

2.5.1 Inventarisasi Fasilitas Parkir dan Pola Parkir


Untuk keteraturan kendaraan yang di parkir biasanya kendaraan ditempatkan
pada kotak-kotak parkir (stall) yang sudah disediakan. Kotak-kotak parkir ini
digambarkan secara khusus pada lantai parkir kendaraan sehingga dapat dilihat
secara jelas dan mudah. Inventarisasi fasilitas parkir dalam studi parkir selalu
dimulai dari keadaan yang ada sekarang. Inventarisasi fasilitas parkir berguna untuk
mengetahui jumlah petak parkir yang ada pada daerah studi, yang berkaitan dengan
kapasitas parkir(Warpani, 1990).
2.5.2 Satuan Ruang Parkir (SRP)
Di dalam suatu parkir, membuat ukuran untuk satu kendaraan tidak bisa
diukur secara sembarangan, semua sudah ada standarnya karena berfungsi untuk
kenyamanan pengemudi, penumpang dalam akses keluar masuk kendaraan, dan juga
untuk keamanan kendaraan agar tidak terjadi benturan dengan kendaraan lain. Hal ini
dikenal dengan nama Satuan Ruang Parkir.
Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor, baik parkir
paralel dipinggir jalan,pelataran parkir ataupun gedung parkir. SRP harus
mempertimbangkan ruang bebas dan lebar bukaan pintu.
Satuan ruang parkir digunakan dalam perencanaan dan desain ruang parkir
kendaraan yang berlokasi:
a. Parkir dipinggir jalan
b. Parkir digedung parkir
c. Parkir dipelataran parkir
Penentuan SRP dapat digunakan persamaan berikut
SRP = Y x D : T
Keterangan :
SRP : Satuan Ruang Parkir
Y : Jumlah kendaran
D : Rata-rata durasi
T : Lama waktu pengamatan

Dimensi dasar untuk SRP berdasarkan Pedoman Perencanaan dan


Pengoperasian Fasilitas Parkir tergantung kepada bukaan pintu dan golongan
kendaraan. Lebar bukaan pintu akan mempengaruhi kenyamanan penumpang
keluar masuk kendaraan, maka dibuatlah standar seperti ditunjukkan berikut
ini:

Tabel 2.1 Lebar bukaan pintu kendaraan


Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan atau Gol.
peruntukan
Pintu depan/belakang Kantor, Perdangan, I
terbuka tahap awal 55 cm universitas.
Pintu depan/belakang Pusat Olahraga, Hotel, II
terbuka penuh 75 cm Rekreasi, Rumah Sakit,
Bioskop, Belanja
Pintu depan/belakang Orang Difable III
terbuka penuh
Sumber: Petra Cristian
Tabel 2.2 Ukuran berdasarkan golongan kendaraan
No. Jenis Kendaraan SRP dalam m2
1. a. Mobil Penumpang Gol. I 2,30 x 5,00
b. Mobil Penumpang Gol. II 2,50 x 5,00
c. Mobil Penumpang Gol. III 3,00 x 5,00
2. Bus/Truk 3,40 x 12,50
3. Sepeda Motor 0,75 x 2,00
Sumber: [CITATION Uni20 \l 1033 ]

Tabel 2.3 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Pusat Perdagangan Satuan ( SRP untuk Kebutuhan Ruang Parkir


mobil penumpang )
Pertokoan SRP / 100 m2 Luas Lantai 3,5 – 7,5
efektif
Pasar Swalayan SRP / 100 m2 Luas Lantai 3,5 – 7,5
efektif
Pasar SRP / 100 m2 Luas Lantai
efektif

Sumber: [CITATION Uni20 \l 1033 ]

1. Penentuan Satuan Ruang Parkir(SRP)


a. SRP untuk mobil penumpang
Gambar 2.2 SRP untuk mobil penumpang
Sumber [CITATION DIR96 \l

Keterangan:
a = jarak gandar,
h = tinggi total,
b = depan tergantung,
B = lebar total,
c = belakang tergantung,
L = panjang total,
d = lebar

Gambar 2.3 SRP untuk mobil penumpang


Sumber:Petra Cristian)

Tabel 2.4 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir mobil penumpang


Gol. I B = 1,70 a1 = 0,10 Bp = B + O + R
O = 0,55 L = 4,70 Lp = L + a1 + a2
R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 2,30 Lp = 5,00
Gol. II B = 1,70 a1 = 0,10
O = 0,75 L = 4,70
R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 2,50 Lp = 5,00
Gol. III B = 1,70 a1 = 0,10
O = 0,80 L = 4,70
R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 3,00 Lp = 5,00

Sumber: [CITATION

b. SRP untuk Bus/Truk


Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk (dalam cm)

Gambar 2.4 SRP untuk Bus/Truk

Sumber [CITATION DIR96

\l 1033 ]
Gambar 2.5 SRP untuk Bus/Truk

Sumber: [CITATION Uni20 \l


1033 ]

Tabel 2.5 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Bus/Truck


Kecil B = 1,70 a1 = 0,10 Bp = B + O + R
O = 0,80 L = 4,70 Lp = L + a1 + a2
R = 0,30 a2 = 0,20 Bp = 2,80 Lp = 5,00
Sedang B = 2,00 a1 = 0,20
O = 0,80 L = 8,00
R = 0,40 a2 = 0,20 Bp = 3,20 Lp = 8,40
Besar B = 2,50 a1 = 0,30
O = 0,80 L = 12,00
R = 0,50 a2 = 0,20 Bp = 3,80 Lp = 12,50

Sumber: [CITATION
Uni20 \l 1033 ]
c. SRP untuk Sepeda Motor
Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)

Gambar 2.6 SRB untuk Sepeda motor


Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]

Tabel 2.6 SRP untuk Sepeda motor


B = 0,70 R = 0,10 a1 = 0,20 a2 = 0,05 L = 1,75 Bp = 2,00 Lp = 0,80

Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]


Bila digunakan dimensi yang lebih kecil dari standar
sebagaimana dalam tabel tersebut di atas, akan mempersulit manuver
kendaraan yang keluar atau masuk ke ruang parkir, dan sering
mengakibatkan kendaraan akan bersenggolan pada saat keluar atau
masuk ruang parkir serta waktu yang dibutuhkan untuk memarkirkan
kendaraan makin lama
2. Kriteria Area Parkir
Di dalam membuat tempat parkir, terhadap beberapa kriteria yang harus
dapat dipenuhi oleh sang pemilik bangunan. Hal ini semata-mata untuk
mempernyaman pemilik kendaraan.
Berikut adalah kriteria yang harus dipenuhi dari suatu tempat parkir :
a. Jumlah kendaraan yang akan ditampung sehingga diketahui
perkiraan luas yang dibutuhkan.
b. Ukuran dan jenis kendaraan yang akan ditampung. Perhatikan
standarnya.
c. Terdapat penerangan yang cukup untuk malam hari. Bisa
menggunakan lampu tiang setinggi 2 meter atau lampu
mercury.
d. Terlindung dari panas matahari. Dapat diberikan kanopi atau
pilih tanaman berbentuk pohon atau perdu, cukup kuat, tidak
mudah patah, tidak mengeluarkan getah yang merusak cat
kendaraan, mempunyai tajuk yang cukup padat dan lebar,
mempunyai sistem perakaran yang tidak merusak
perkerasan( pelataran parkir ) dan tidak menggugurkan dahan
dan ranting.
e. Terdapat ruang tunggu pengemudi/sopir dan tempat sampah.
Untuk area tertentu seperti mall diberikan pengeras suara
untuk memanggil sopir.
f. Terdapat pos penjagaan dan petugas jaga yang berkeliling.
g. Arah masuk dan keluar parkir harus jelas, tidak
membingungkan pengemudi, dan tidak menyebabkan
kecelakaan kendaraan.
Kriteria peletakan fasilitas parkir diantaranya:
a. Tempat parkir diusahakan di permukaan yang datar agar
kendaraan tidak menggelinding. Jika tanah miring lakukan
grading dengan sistem cut and fill.
b. Tempat parkir dengan bangunan (tempat kegiatan) diusahakan
tak jauh. Jika cukup jauh, buat arah yang jelas baik menuju
area parkir dan menuju bangunan.
Terdapat 2 cara parkir yang umum digunakan di semua tempat di dunia
ini. Terdiri dari Parkir Paralel, dan parkir menyudut, antara lain:
a. Parkir Paralel
Parkir paralel adalah parkir dimana pengemudi harus menempatkan
posisi sejajar dengan jalan. Sebagian besar parkiran jenis ini terjadi di
pinggir jalan raya. Cara parkir jenis ini, sangat berguna pada saat
memberhentikan mobil secara terpaksa akibat kerusakan mesin di pinggir
jalan. Parkir parallel juga merupakan suatu cara parkir kendaraan
(umumnya mobil) dengan membentuk formasi berbaris dimana bumper
depan mobil bertemu dengan bumper belakang mobil. Parkir parallel
memiliki standar sudut 90 derajat.
 Pola parkir paralel pada bidang datar

Gambar 2.7 Parkir paralel pada bidang datar

Sumber [CITATION

DIR96 \l 1033 ]

 Pola parkir parallel pada area tanjakan

Gambar 2.8 Parkir paralel pada pada area tanjakan


Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]
 Pola parkir parallel pada area turunan
Gambar 2.9 Parkir paralel pada pada area tanjakan
Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]
b. Parkir Menyudut/serong
Merupakan cara parkir kendaraan yang membentuk sudut dengan
pinggir jalan atau tempat parkir. Parkir sudut merupakan salah satu cara
termudah dalam memarkir kendaraan.
a. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver
berlaku untuk jalan kolektor dan lokal
b. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver
berbeda berdasarkan besar sudut.
Dalam membuat parkir serong, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
a. Parkir serong harus memiliki standar sudut 30 derajat, 45 derajat,
atau 60 derajat. Tidak boleh kurang atau lebih dari sudut tersebut.
Sudut parkir yang berbeda dapat diterapkan guna menyesuaikan
dengan luasan yang diperuntukkan untuk pelataran parkir,
demikian juga halnya dengan dimensi ruang parkir.
b. Luasan area parkir juga harus dipertimbangkan, tidak boleh terlalu
sempit karena menyulitkan pengemudi untuk manuver
kendaraannya.
 Sudut parkir 30 derajat
Gambar 2.10 Pola parkir Menyudut 30 derajat
Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)

Tabel 2.7 Ukuran parkir kendaraan sudut 30 derajat


Golongan A B C D E
Golongan I 2,3 4,6 3,45 4,7 7,6
Golongan II 2,5 5 4,3 4,85 7,75
Golongan III 3 6 5,35 5 7,9

Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]


 Sudut parkir 45 derajat

Gambar 2.11 Pola parkir Menyudut 45 derajat


Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)

Tabel 2.8 Ukuran parkir kendaraan sudut 45 derajat


Golongan A B C D E
Golongan I 2,3 3,5 2,5 5,6 9,3
Golongan II 2,5 3,7 2,6 5,65 9,35
Golongan III 3 4,5 3,2 5,75 9,45

Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]


 Sudut parkir 60 derajat

Gambar 2.12 Pola parkir Menyudut 60 derajat


Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)

Tabel 2.9 Ukuran parkir kendaraan sudut 60 derajat

Golongan A B C D E
Golongan I 2,2 2,9 1,45 5,95 10,55
Golongan II 2,5 3 1,5 5,95 10,55
Golongan III 3 3,7 1,85 6 10,6

Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]


 Sudut parkir 90 derajat
Gambar 2.13 Pola parkir Menyudut 90 derajat
Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
M = ruang manuver (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)

Tabel 2.10 Ukuran parkir kendaraan sudut 90 derajat


Golongan A B C D E
Golongan I 2,3 2,3 5,4 11,2
Golongan II 2,5 2,5 5,4 11,2
Golongan III 3 3 5,4 11,2

Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]


Sudut parkir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut
(Pusdiklat Dirjen Perhubungan Darat):
a. Keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Pada jalan-jalan yang lebarnya kurang, hanya mampu parkir sejajar
saja yang dapat digunakan, karena parkir yang bersudut justru kurang
aman jika dibandingkan dengan penggunaan parkir sejajar untuk suatu
daerah yang memiliki kecepatan cukup tinggi. Parkir kapasitas
bersudut hanya diperbolehkan pada jalan-jalan kolektor dan lokal
yang lebar kapasitasnya mencukupi.
b. Kondisi jalan dan lingkungan.
Makin besar sudut yang digunakan maka semakin kecil luas daerah
masing-masing tempat parkirnya, akan tetapi makin lebar pula jalan
yang diperlukan untuk membuat lingkaran untuk membelok bagi
pengguna parkir untuk menempati parkiran tersebut.
3. Penentuan Area Parkir
Dalam membuat area parkir terdapat beberapa perlengkapan yang harus
dipenuhi untuk menunjang keselamatan dan kenyamanan bagi para
pengendara dan kendaraannya.
Tabel 2.11 Penentuan area parkir
Pusat Perdagagan
Kebutuhan Luas Area Total Kebutuhan ( SRP )
Luas Area Total ( 100m2 ) ( SRP ) ( 100m2 )

10 59 500 415
20 67 1000 777
50 88 1500 1140
100 125 2000 1502

Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]

Perlengkapan untuk area parkir diantaranya adalah :


1. Marka parkir
Marka pada area parkir berfungsi untuk menyatakan tempat untuk
parkir kendaraan yang berupa parkir dalam posisi paralel ataupun parkir
bersudut. Marka jalan yang digunakan dalam perencanaan ruang parkir.
Khusus untuk parkir disabilitas harus dilengkapi dengan marka simbol
difabel dan dilengkapi dengan rambu yang menunjukkan bahwa ruang
parkir tersebut khusus untuk difabel.
Pada suatu tempat parkir membutuhkan marka pada permukaan jalan
untuk mempermudah aktifitas parkir itu sendiri. tempat tambahan sangat
diperlukan untuk melakukan alih gerak, dimana hal tersebut bergantung
dari sudut parkirnya.
Adapun penggunaan marka terbagi menjadi dua sesuai dengan jenis
kendaraan, yaitu sebagai berikut:
a. Marka parkir mobil
Gambar 2.14 Marka parkir mobil
Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]

Sehingga ketetapan marka parkir untuk mobil harus


mengacu pada Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
1998 oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat memiliki lebar
garis 12 cm dengan panjang 5 m dan jarak antar garis 2,5 m
(mengikuti dimensi SRP yang digunakan).

b. Marka parkir Sepeda motor

Gambar 2.15 Marka parkir sepeda motor


Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]

Sehingga ketetapan marka parkir untuk sepeda motor yang


mengacu pada Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir 1998
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat memiliki lebar garis 12 cm
dengan panjang 2,00 m dan jarak antar garis 0,70 m.
2. Stopper
Stopper Berfungsi untuk menahan roda mobil agar tidak
kebablasan maju atau mundur karena keterbatasan pandangan
pengemudi.

Stopper

Gambar 2.16 Stopper kendaraan


Sumber [CITATION DIR96 \l 1033 ]

Stopper sangat diperlukan untuk area parkir yang berada dilantai


atas gedung agar mobil tidak menabrak dinding dan menghindari
terjunnya mobil ke bawah.
2.5. Sistem Pengelolaan Parkir
Fasilitas parkir adalah fasilitas umum, merupakan faktor yang sangat penting dalam
sistem transportasi pada daerah perkotaan, dimana dari sudut pandang teknik lalu lintas
aktivitas parkir yang ada saat ini umumnya mengganggu kelancaran arus lalu lintas,
mengingat besarnya parkir yang dilakukan pada badan jalan[CITATION PER20 \l 1033 ].
Pengaturan Pengelolaan Tempat Parkir bertujuan :
1. Mengatur kendaraan yang parkir dengan memperhatikan dampak parkir
terhadap lingkungan sekitar;
2. Menjamin keteraturan, ketertiban dan kenyamanan lingkungan di sekitar
tempat parkir;
3. Mengantisipasi dan menekan seminimal mungkin tindak kejahatan pada
kendaraan ditempat parkir;
4. Memberikan perlindungan kepada masyarakat yang mermarkir
kendaraannya terhadap bahaya, kerugian dari tindak kejahatan ditempat
parkir yang telah ditentukan.
.6.1. Tata cara parkir
Dalam melaksanakan parkir, baik pengemudi maupun juru parkir harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Batas parkir yang dinyatakan dengan marka pembatas.
2. Keamanan kendaraan dengan mengunci kendaraan dan memasang rem
parkir.
Sesuai dengan fasilitasnya, dapat diketahui tata cara parkir sebagai berikut:
1. Fasilitas parkir tanpa pengendalian parkir
a. Dalam melakukan parkir, juru parkir dapat memandu pengemudi
kendaraan.
b. Juru parkir memberikan karcis bukti pembayaran sebelum kendaraan
meninggalkan ruang parkir.
c. Juru parkir harus menggunakan seragam dan identitas.
2. Fasilitas parkir dengan pengendalian parkir
a. Pada pintu masuk, baik dengan petugas maupun dengan pintu otomatis,
pengemudi harus mendapat karcis tanda parkir, yang mencantumkan
jam masuk (bila diperlukan, petugas mencatat plat nomor kendaraan).
b. Dengan dan tanpa juru parkir, pengemudi memarkirkan kendaraan
sesuai dengan tata cara parkir.
c. Pada pintu keluar, petugas harus memeriksa kebenaran karcis tanda
parkir, mencatat lama parkir, menghitung tarif parkir sesuai dengan
ketentuan, dan menerima pembayaran dari pengemudi.
Dalam tata cara parkir juga ada beberapa sistem pengelolaan parkir yang
harus diketahui adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian parkir
Salah satu kebijakan parkir adalah menerapkan pembatasan
kegiatan parkir. Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap
parkir di pinggir jalan yang ditetapkan terutama di jalan-jalan utama
pusat kota. Kebijakan ini akan sangat efektif untuk meningkatkan
tingkat pelayanan jaringan jalan atau untuk menyeimbangkan antara
permintaan dan pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk
pembangunan prasarana dan perawatan fasilitas yang ada (Direktorat
Jendral Perhubungan Darat, 1995).
Aspek yang dibahas dari pengendalian parkir adalah dengan
orientasi komersil, sedangkan tujuan dari pengendalian parkir itu
sendiri adalah (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998):
a. Mengurangi kecelakaan.
b. Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif.
c. Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraan.
Saat ini pengendalian parkir merupakan satu-satunya metode
untuk membatasi pergerakan kendaraan yang dapat dilakukan oleh
seorang perencana sistem transportasi yang komperhensif dan
terintegrasi. Pengendalian parkir diterapkan terutama untuk
mengurangi hambatan kendaraan dan untuk memungkinkan jalan
menjadi lebih baik dalam memenuhi permintaan lalu lintas, dengan
mengganti parkir di jalan (on street parking) menjadi parkir di luar
jalan (off street parking).
2. Pengendalian permintaan
Pengendalian dengan waktu dan biaya berkaitan dengan usaha
untuk menyeimbangkan penawaran, permintaan dan pembayaran
kembali atas investasi keuangan untuk pembangunan prasarana dan
perawatan. Pembatasan-pembatasan yang dapat dilakukan adalah
(Direktorat Jendral Perhubungan Darat,1998).
a. Pembatasan lokasi/tempat parkir kendaraan, terutama
dimaksudkan untuk mengendalikan arus lalu lintas kendaraan
untuk membebaskan satu daerah/koridor tertentu kendaraan
yang parkir di pinggir jalan karena alasan kelancaran lalu
lintas.
b. Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu, misalnya
pada koridor pada jam sibuk pagi harus bebas parkir karena
tempat parkir tersebut digunakan untuk mengalirkan arus lalu
lintas.
c. Penetapan tarif parkir optimal sehingga pendapatan asli daerah
dapat dioptimalkan, sedangkan arus lalu lintas tetap dapat
bergerak dengan lancar.
d. Pembatasan waktu parkir biasanya diwujudkan dengan
penetapan tarif progresif menurut lamanya waktu parkir.
e. Pembatasan-pembatasan pengeluaran ijin penggunaan parkir.
f. Pembatasan waktu terhadap akses parkir.

2.6. Survei Kebutuhan Parkir


Yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka
diperlukan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang
bergerak diatasnya serta perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk
memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila unjuk kerja berada dibawah standar pelayanan
minimal, selanjutnya diusulkan perubahan geometrik atau pengaturan penggunaan ruang
jalan.
Ada beberapa cara dalam mensurvey kebutuhan penggunaan parkir, sebagai
berikut:
1. Survey Wawancara
Jika kebutuhan parkir meliputi daerah yang luas dan diperkirakan akan terjadi
perubahan tingkat kebutuhan (baik dalam jumlah maupun distribusi lokal), maka
data yang dikumoulkan dari survey wawancara diperlukan.
Ada Dua karakteristik yang biasa digunakan untuk itu, yaitu:
a. Wawancara Parkir (terhadap pengemudi/pemilik)
b. Wawancara pada lokasi terbatas
2. Survey Observasi
Teknik yang sederhana akan lebih cocok jika studi parkir tidak dimaksudkan
untuk mengetahui proses perjalanan tangga para pemarkir.
Dua teknik yang umum digunakan adalah (Abubakar dkk, 1998):
a. Survey Parkir Kordon
Alasan pelaksanaan survei parkir ini adalah:
 Untuk mengukur akumulasi kendaraan pada daerah studi, terutama
pada jam puncak akumulasi, agar dapat menentukan persentase dari
tempat parkir tersedia yang sedang digunakan pada saat itu.
 Untuk menentukan akumulasi kendaraan selama jam sibuk ketika
arus lalu lintas juga tinggi
 Untuk menentukan total kapasitas ruang parkir perjam, yang
dibutuhkan dalam satu hari.

b. Survey Durasi Parkir


Survey ini adalah jenis survey yang paling umum digunakan dan yang
paling dapat diandalkan, kadang juga disebut sebagai survey patroli parkir
atau survey plat nomor kendaraan parkir.
Alasan pelaksaan survey durasi parkir ini adalah:
 Untuk menentukan karateristik parkir sepanjang hari, dan terutama
pada saat puncak penggunaan ruang parkir.
 Untuk menentukan besarnya kepadatan parkir (baik waktu maupun
daerah) dan bagaimana kepadatan ini dapat disebarkan pada masa
yang akan datang.
 Untuk merencanakan system pengendalian parkir yang selektif di
jalan,dalam rangka megefisienkan pengunaan ruang jalan terhadap
persaingan antara lalu lintas dan kendaraan yang parkir.
 Untuk membedakan pemarkir jangka pendek dan pemarkir jangka
panjang, dengan tujuan untuk menyediakan fasilitas parkir segala
tujuan.
 Untuk memeriksa system pengamatan dan penindakan terhadap
system pengendalaian parkir yang digunakan.
 Untuk mengumpulkan data sebagai dasar dalam memperkirakan
kebutuhan/permintaan terhadap ruang parkir di masa akan dating dan
tempat parkir yang digunakan, serta untuk merencanakan suatu
kebijaksanaan perparkiran yang sifatnya menyeluruh.
 Untuk menentukan masalah khusus yang terjadi pada saat memuat
dan membongkar barang.

2.7. Desain Lahan Parkir


Dalam melakukan perancangan lahan parkir, Perlu adanya parameter-parameter
yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu seperti kekuatan struktur, keamanan,
keselamatan, sirkulasi kendaraan, pejalan kaki dan sebagainya. Berikut ini akan dijelakan
beberapa kriteria perencanaan sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat berkaitan dengan pembangunan fasilitas gedung parkir.
.8.1. Taman Parkir
1. Kriteria
a. Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD)
b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas
c. Kelestarian lingkungan
d. Kemudahan bagi pengguna jasa
e. Tersedianya tata guna lahan
f. Letak antara jalan akses utama dan daerah yang dilayani
2. Pola Parkir Mobil Penumpang
a. Parkir kendaraan
Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang yang sempit.
 Membentuk sudut 90˚
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika
dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan
kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar
keruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola parkir
dengan sudut yang lebih kecil dari 900.
Gambar 2.17 Pola parkir satu sisi 90˚
Sumber : [CITATION

DIR96 \l 1033 ]

Gambar 2.17 Pola parkir dua sisi 90˚


Sumber : [CITATION
 Membentuk sudut 30˚,\l45˚,
DIR96 103360˚
]
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika
dibandingkan dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan
kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke
ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir
dengan sudut 90˚.

Gambar 2.19 Pola parkir satu sisi 30˚, 45˚, 60˚


Sumber : [CITATION

DIR96 \l 1033 ]
Gambar 2.20 Pola parkir dua sisi 30˚, 45˚, 60˚
Sumber : [CITATION

DIR96 \l 1033 ]
Tabel 2.14 Penelitian Terdahulu

Penlitian Judul Manfaat


Terdahulu Penelitian Bagi Peneliti Hasil Perbandingan Variabel

Septyanto Analisis Untuk mengetahui Untuk memenuhi kebutuhan jumlah 510 Perbandingan penulis  Karakteristik parkir,
Kurniawan, Kebutuhan dan Analisis penggunaan Motor (R2) dan 53 Mobil (R4) kendaraan dengan penelitian ini analisa tingkat pelayanan,
Agus Penataan ruang parkir ditinjau pada kampus II Fakultas Teknik UM. adalah  Indeks parkir
Surandono Ruang Parkir dari pemodelan parker Metro maka harus adanya penambahan Penulis fokus pada analisa  Konsep alternative
( 2017 ) Kendaraan pada Lahan Parkir lahan baru atau dengan pola ruang parkir karakteristik parkir, analisa penataan
Kampus II Fakultas bertingkat. tingkat pelayanan,
Teknik Universitas deskriptif komparatif dan
Muhammadiyah analisa tapak yang
Metro selanjutnya diketahui
konsep penataan yang bisa
menjadi alternative,
Sedangkan pada penelitian
terdahulu lebih focus pada
simulasi pada penerapan
sistem lalu lintas serta
kinerja dari lahan parkir di
pasar tersebut dengan
penambahan area parkir.

Studi Penataan merumuskan Penataan parkir dapat diatur dengan Perbandingan penulis  Karakteristik parkir
Listifadah, Parkir di rekomendasi terkait menggunakan pola parkir paralel hanya di dengan penelitian ini  Akumulasi parkir
Hartono Wilayah penataan dan salah satu sisi badan jalan seperti pada adalah mengenai analisis  Durasi parkir
( 2019 ) Central pengelolaan parkir on Jalan Penjawi dan Jalan Jenderal penataan kembali lahan
Bussines street kawasan Central Sudirman. Namun, konsekuensinya areal parkir, dan solusi alternatif
District Business District parkir yang ada menjadi berkurang dan yang sesuai dengan
Kabupaten Pati (CBD) Kabupaten Pemerintah harus menyiapkan alternatif kapasitas parkir.
Pati. berupa kantong parkir ataupun Sedangkan pada penelitian
memindahkan (relokasi) fasilitas parkir di terdahulu lebih focus pada
badan jalan, dari ruas jalan yang ramai analisis penataan lahan
pengunjung ke ruas jalan yang tidak parkir khusus di area badan
terlalu ramai. Artinya, pengguna jalan sebagai kawasan
kendaraan dipaksa untuk memarkir parkir mobil.
kendaraannya jauh dari lokasi yang
dituju. Walaupun pada kenyataannya,
pengguna kendaraan pribadi cenderung
memilih tempat parkir yang sedekat
mungkin dengan tujuan perjalanan.

Dwi Penataan Untuk Mengetahui Karakteristik parkir di Kota Sekayu Perbandingan penulis  Kebutuhan ruang parkir
Widiyanti Perparkiran Di sistem penataan parkir berdasarkan di dua (2) lokasi pengamatan dengan penelitian ini  Volume Kendaraan
( 2016 ) Sekayu yang sesuai dengan yaitu pada lokasi Pasar Perjuangan, adalah penulis membahas  Durasi parkir
Kabupaten area di Kota Sekayu. dengan jumlah parkir tertinggi sekitar mengenai permodelan  Indeks parkir
Musi pukul 08.30 sampai dengan pukul 09.30. lahan parkir, dan solusi
Banyuasin Hal ini dikarenakan banyak masyarakat alternative unruk
yang berbelanja ke pasar untuk memenuhi penambahan lahan parkir
kebutuhan ekonomi. Sedangkan pada yang sesuai dengan
Petro Mall, jumlah parkir tertinggi sekitar kapasitas parkir.
pukul 09.30 sampai dengan pukul 11.30. Sedangkan pada penelitian
hal ini dikarenakan banyaknya terdahulu penulis
masyarakat yang berbelanja ke mal untuk membahas tentang
memenuhi kebutuhan pribadi maupun penataan ruang parkir dan
hanya sekedar untuk refreshing. Pada penanganan ruang parkir
lokasi Pasar Perjuangan dengan khususnya pada ruas jalan
pengamatan selama 8 jam (08.00-16.00 atau badan jalan.
WIB) terdapat 369 sepeda motor dan 136
mobil yang parkir.
Warta Penelitian Perhubungan, Volume
28, Nomor 5, September-Oktober
2016322
masuk dan keluar dan juga menggunakan
software parkir dengan mekanisme
otomatis, serta dispenser tiket otomatis,
yakni dengan jaringan server sistem
software yang berada pada pos masuk,
pos keluar yang dioperasikan oleh
operator ddengan cara menerima tiket
parkir dari pemilik kendaraan dan
memasukannya pada sistem software,
sehingga software parkir akan
menghitung jumlah jam dan biaya parkir.
Angga Penataan Dan Menganalisis Untuk volume kendaraan parkir diperoleh Perbandingan penulis  Karakteristik parkir
Jurista, Ida Penanganan karakteristik parkir volume puncak kendaraan parkir pada dengan penelitian ini  Satuan ruang perkir
Farida Parkir Pada meliputi volume badan jalan yaitu terjadi di hari Sabtu adalah penulis membahas  Kebutuhan parkir
( 2016 ) Badan Jalan kendaraan parkir, dan pada waktu sore hari antara pukul 16:00- mengenai besarnya nilai  Penataan parkir
Sepanjang kebutuhan ruang 17:00 WIB, dengan total kendaraan parkir tarikan pergerakan yang
Ruas Jalan parkir pada ruas Jalan berjumlah 424 kendaraan. Sedangkan ditimbulkan oleh Pasar
Cimanuk Cimanuk. kebutuhan ruang parkir kendaraan ringan Flamboyan, kinerja lalu
Kabupaten untuk kondisi saat ini sebanyak 228 lintas serta menata dan
Garut. petak, sedangkan untuk sepeda motor menghitung area parkir
sebanyak 246 petak. yang dibutuhkan terhadap
jumlah kendaraan yang
mengalami tarikan
pergerakan oleh Pasar
Flamboyan.
Sedangkan pada penelitian
terdahulu penulis
membahas tentang
penataan ruang parkir dan
penanganan ruang parkir
khususnya pada ruas jalan
atau badan jalan.

Sumber: Hasil pemikiran 2021


2.8. Kerangka Teori
Kerangka teori dibutuhkan dalam penelitian ini agar penulis dapat lebih mudah
mengkonsepkan berbagai permasalahan dari awal penelitian hingga akhir penelitian
dengan mudah. Adapun kerangka penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :

Penataan Lahan Parkir di Pasar Besar kota Batu

Tujuan Penelitian

Mengetahui Karakteristik parkir Mengetahui Standar kelayakan Mengetahui Solusi alternatif


di Pasar Besar kota Batu. parkir sesuai Pedoman Teknis penataan area parkir kendaraan
Penyelenggaraan Fasilitas di Pasar Besar kota Batu
Parkir di Pasar Besar kota Batu.

1. Karaktristik parkir 1. Inventarisasi Fasilitas Parkir 1. Pedoman Teknis


a. Durasi parkir (Hobbs, 1995). dan Pola Parkir Penyelenggaraan Fasilitas
b. Akumulasi parkir (Hobbs, a. Penentuan satuan Ruang Parkir, 1998
1995). Parkir (Direktur Jenderal  Penentuan Area Parkir
c. Volume parkir (Hobbs, 1995). Perhubungan Darat,1998,  Pola parkir
d. Kapasitas parkir Oppen (1976), Pedoman Perencanaan dan 2. Peraturan Pemerintah
dalam Sugita (2011), Pengoprasian Fasilitas Republik Indonesia Nomor
e. Rata-rata Lamanya (Durasi) Parkir). 43 Tahun 1993 Tentang
Parkir (A.A. Jaya Wikrama b. Kriteria Area Parkir Prasarana Dan Lalu Lintas
2010) (Pedoman Teknis Jalan
f. Indeks Parkir (Hobbs, 1995). Penyelenggaraan Fasilitas  Tata cara parkir
g. Satuan Ruang Parkir (Direktur Parkir, 1998). 3. Peraturan Daerah Kota
Jenderal Perhubungan c. Penentuan Area Parkir Parkir Malang Nomor 4 Tahun
Darat,1998, Pedoman (Pedoman Teknis 2009 Tentang Pengelolaan
Perencanaan dan Penyelenggaraan Fasilitas Tempat Parkir
Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998).  Desain lahan Parkir
Parkir). d. Sistem Pengelolaan
Parkir(Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas
Parkir, 1998).
e.
Gambar 2.25 Kerangka Teori
Sumber: Hasil pemikiran 2021
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian dari studi tentang Penataan Lahan Parkir ini berada di Pasar
Besar kota Batu yang terletak di Jl. Raya Dewi Sartika Kota Batu.
Pasar Besar Kota Batu merupakan salah satu pasar besar yang memiliki luas total
43.497 meter persegi ( Tribunnews.com, 2020 ). Pasar Batu berada di jalan Nasional
dengan waktu operasional 16 jam 24 jam. Yang buka 24 jam, umumnya hanya
pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di luar bangunan pasar, Sedangkan yang buka
16 jam untuk para pedagang yang berjualan di dalam bangunan pasar. Lahan parkir di
pasar Besar Kota Batu terbagi menjadi 2 bagian dengan luasan bangunan pasar 1 adalah
104,8 m x 91,59 m dan bangunan pasar 2 sebesar 67 m x 91,59 m.

52
Peta lokasi Pasar Baru Batu dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Peta Lokasi Studi


Sumber: Hasil pemikiran 2021

3.2. Metode Persiapan Survey


Metode Persiapan Survey Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan
sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-
hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan
pekerjaan. Tahap persiapan survei berfungsi untuk memberikan gambaran apa saja yang
akan dilakukan waktu survey di lapangan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat. Persiapan diatas harus dilakukan secara cermat untuk
menghindari pekerjaan yang berulang sehingga pada tahap pengumpulan data menjadi
lebih optimal.
Dalam persiapan survey ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
 Meter
 Stopwatch
 Alat tulis
b. Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 7 hari dari hari Senin
sampai hari Minggu, Dengan mencatat jumlah kendaraan yang parkir pada
parkiran bagian dalam dan pada badan jalan dengan kurun waktu per jam untuk
masing-masing jenis kendaraan.

3.3. Metode Pelaksanaan Survey


Pada tahap ini sudah termasuk dalam proses pengambilan data. Surveyor yang
bekerja di lapangan akan mengikuti prosedur untuk melakukan pengambilan data
berdasarkan titik – titik sampel yang telah di tentukan.
Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan survey, yaitu:
a. Survey primer
Yaitu digunakan untuk untuk mengetahui kondisi eksisting lahan parkir
secara langsung oleh peneliti.
Tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Surveyor atau orang yang akan melakukan penelitian
Tugas dari surveyor adalah untuk menghitung atau
mengetahui jumlah kendaaran yang masuk dan keluar dari
lahan parkir. 8 orang surveyor akan ditempatkan pada titik
masuk dan keluar kendaraan dari lahan parkir. Karena pada
lahan parkir pasar Besar Kota Batu memiliki 4 lahan parkir
maka akan dibagi masing-masing 2 surveyor untuk
ditempatkan pada titik masuk keluar kendaran dari lahan parkir.
Titik 3 Titik 4

Titik 2

Titik 1

Gambar 3.1 Titik Surveyor


Sumber: Hasil pemikiran 2021

 Wawancara dengan pengelola parkir atau penjaga parkir


Yaitu peneliti akan melakukan pengambilan data melalui
wawancara secara langsung dengan pihak pengelola pasar atau
dengan penjaga parkir.
b. Survey Sekunder
Yang dimaksudkan adalah pengambilan data dari instansi-instansi yang
berwenang/terkait. Data yang dimaksudkan adalah data yang berkaitan
dengan lahan parkir di pasar Besar Kota Batu.

3.4. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Salah satu komponen yang penting dalam
penelitian adalah proses peneliti dalam pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan
dalam proses pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Tujuan
dari langkah pengumpulan data ini adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga
hasil dan kesimpulan penelitian tidak akan diragukan kebenarannya.
Data yang diperoleh, berupa:
 Inventarisasi lahan parkir di kawasan Pasar Besar kota Batu
 Akumulasi parkir Data dan jumlah kendaraan parkir diperoleh dari hasil
perhitungan selisih kendaraan masuk dan keluar tempat parkir untuk
satuan waktu tertentu (perjam).
 Durasi parkir Lamanya kendaraan di parkir dan banyaknya kendaraan
parkir dalam durasi waktu tertentu (dalam satuan per 60 menit).
 Data karakteristik pengguna parkir meliputi:
 Lahan untuk parkir
 Lebar jalan
 Jarak pasar terhadap jalan
Adapun metode pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan skripsi yaitu
pengumpulan data primer dan data sekunder.

a. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
secara langsung dari subjek atau objek penelitian. Data primer dapat diperoleh
dari subjek(orang) secara individual atau kelompok. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian.
Data yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
secara langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Adapun metode
survei yang dilakukan pada studi ini adalah pencatatan tentang
banyaknya kendaraan dan durasi parkir yang ada di pasar besar Batu
khususnya pada parkiran.
 Metode Wawancara(Interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Dalam hal ini bisa dilakukan dengan pengelola atau petugas parkir pasar
besar kota batu.
 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data atau pengambilan data dari
catatan dokumentasi seperti video, gambar atau foto, yang disesuaikan
dengan studi kasus atau masalah yang di teliti.
Data Primer yang diperoleh, berupa :
a. Survei Utama, terdiri atas :
 Survei ini dilakukan selama 7 hari dari hari (senin sampai minggu)
 Survei Jumlah Kendaraan pada jam puncak.
 Survei Jenis Kendaraan, ada pun kendaraan yang akan di survei
berupa:
o Kendaraan dengan roda 4 (empat), misalnya mobil, sedan,
pick up, jeep, dan minibus.
o Kendaraan dengan roda 3 (tiga), misalnya becak.
o Kendaraan dengan roda 2 (dua), misalnya sepeda dan
sepeda motor.
o Survei Durasi Melakukan pencatatan waktu masuk/keluar
kendaraan sesuai dengan pelat nomor kendaraan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
atau melalui media perantara (pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Metode yang digunakan dalam data sekunder adalah sebagai berikut:
 Metode Literatur
Metode ini dilakukan dangan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, serta
mengolah data tertulis yang diperoleh.
 Peta Kawasan Pasar Besar Kota Batu.
 Survei Inventarisasi Parkir di kawasan Pasar Besar Kota Batu Kabupaten
Malang. Untuk data ini dilakukan penentuan lokasi parkir yang digunakan
oleh pengunjung, serta pengamatan dan pengukuran lokasi parkir.
 Data diperoleh dari instansi-instansi yang terkait.
Data sekunder dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
- Peta Lokasi Penelitian
- Site Plane/layout pasar Besar Kota Batu
3.5. Metode Pengolahan Data
Tahap pengolahan data merupakan analisa data dari hasil pengumpulan data yang
dikelompokkan sesuai dengan tinjauan masalah. Langkah-langkah dalam pengolahan
data ini yaitu :
a. Menentukan jumlah pengguna dan persentase jenis pengguna kendaraan
bermotor berdasarkan hasil survei di lapangan.
b. Menentukan besaran SRP dengan cara membandingkan jumlah pengunjung
dan pedagang serta tenaga parkir dengan kebutuhan SRP
c. Menentukan jumlah kendaraan di Pasar Besar kota Batu dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil.
d. Membandingkan besar SRP yang diperoleh dengan tren kenaikan akumulasi
jumlah kendaraan bermotor dari peningkatan jumlah pengunjung di Pasar
Besar kota Batu.
e. Menghitung SRP sesuai dengan persentase kendaraan bermotor roda empat
(mobil) dan kendaraan roda dua (sepeda motor) dari data SRP yang telah
disesuaikan dengan pola peningkatan jumlah kendaraan di Pasar Besar kota
Batu.
f. Mengumpulkan data karakteristik parkir dalam bentuk tabel untuk
mempermudah dalam menganalisis data.

3.6. Metode Analisis Data


Metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah metode kuantitatif yakni
metode analisis perhitungan data penelitian berupa rumus-rumus statistik dan matematis
untuk memperoleh kesimpulan yang berhubungan dengan jumlah penggunaan
kendaraan di Pasar Besar kota Batu serta kebutuhan lahan parkir untuk kendaraan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam menganalisi data dengan metode
kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan karakteristik parkir
a. Menghitung akumulasi parkir
Satuan akumulasi adalah kendaraan:
Akumulasi = Qin – Qout + Qs
Keterangan:
Qin = kendaraan yang masuk lokasi parkir
Qout = kendaraan yang keluar lokasi parkir
Qs = kendaraan yang telah berada di lokasi parkir sebelum pengamatan
b. Mengitung volume parkir dengan persamaan:
Volume Parkir = Qin + X
Keterangan :
Qin = Kendaraan yang masuk lokasi parkir
x = Jumlah kendaraan yang sudah ada.
c. Menghitung kapasitas parkir dengan persamaan :

jumlah petak parkir tersedia


K p=
D
Keterangan:
K p = kapasitas parkir (SRP/Jam/Kendaraan)
D = waktu/durasi rata-rata parkir (jam/kendaraan)

d. Menghitung indeks parkir dengan persamaan :


Akumulasi Parkir
IP = x 100%
petak parkir tersedia
Keterangan:
 IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana
kebutuhan parkir tidak melebihi daya tampung/ kapasitas normal
 IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya
tampung/kapasitas normal.
 IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan
parkir melebihi daya tampung/kapasitas normal.

e. Menghitung Rata-rata Lamanya (Durasi) Parkir dengan persamaan :


D = (Nx x I)/ Nt
Keterangan :
D = Rata - rata lama parkir/durasi (jam/kend).
Nx = Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei
X = Jumlah dari interval.
Nt = Jumlah total kendaraan selama waktu survey

f. Menentukan kelayakan parkir


Kelayakan Ruang Parkir diketahui berdasarkan penentuan satuan ruang
parkir (SRP) dengan menggunakan persamaan:
SRP = Y x D : T
Keterangan :
SRP : Satuan Ruang Parkir
Y : Jumlah kendaran
D : Rata-rata durasi
T : Lama waktu pengamatan
2. Menghitung kebutuhan lahan pakir
Dengan menghitung kebutuhan parkir maka dapat dipastikan dapat
memberikan efek yang sangat baik dalam tata letak lahan parkir.
3. Memberikan suatu rekomendasi untuk solusi parkir, seperti:
 Relokasi tempat parkir dengan pola parkir yang lebih efektif.
 Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas parkir yang telah ada.
 Memperluas kapasitas parkir.
 Memberlakukan tanda dilarang parkir pada badan jalan.
 Perubahan tata letak parkir pada bagian dalam.
 Menempatkan petugas dalam mengontrol penggunaan tempat parkir
secara baik.

3.7. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Tinjauan Pustaka/
Studi Literatur,
Penelitian Terdahulu

Pengumpulan Data

SURVEY PRIMER SURVEY SEKUNDER


1. Teknik Observasi Lapangan: - Tinjauan pustaka terkait lahan
- Untuk mengetahui kondisi eksisting dari pasar besar parkir pasar besar kota batu
kota batu khususnya pada lahan parkir. - Peraturan terkait pengembangan
- Untuk mengetahui permasalahan yang terkait dengan dan standar kelayakan lahan parkir
lahan parkir di pasar besar kota batu. pasar besar kota batu
2. Teknik Wawancara: - Peta Lokasi
- Dalam hal ini bisa dilakukan dengan pengelola atau - Site Plan pasar besar kota batu
petugas parkir pasar besar kota batu.
3. Teknik Dokumentasi:
- Pengambilan data dari catatan dokumentasi seperti
video, gambar atau foto, yang disesuaikan dengan
studi kasus atau masalah yang diteliti.
Lanjut…..

Analisis Data Analisis Data

1. Analisis karakteristik parkir di pasar besar kota batu,


yakni: Akumulasi,volume,kapasitas,indeks,dan durasi
parkir.
2. Analisis kebutuhan parkir di pasar besar kota batu.
3. Solusi alternatif penataan parkir di pasar besar kota batu.

Hasil dan Pembahasan Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alir proses penelitian


Sumber: Hasil pemikiran 2021

Anda mungkin juga menyukai