Anda di halaman 1dari 10

LOCAL WISDOM, 9 (1): 51-60, 2017

Local Wisdom Scientific Online Journal


ISSN: 2086-3764

Tipo-morfologi Kawasan dan Permukiman Desa Oro-oro Ombo


Kota Batu
Budi Tri Wijaya
Jurusan Arsitektur lingkungan binaan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya malang
Jln. MT. Haryono 169, Malang 65145

Abstract

Keywords: The Batu City of tourism city, will develop and growing with the advent of time and on the change.
Oro-oro ombo The development tourist object continous increased, causing the quality of global environment.
village, spatial, tipo- Oro-oro ombo village located in Batu city tourism. We have caused the changes tourism in the area
morfolgy, the of the village. The purpose of examining the case is to know how to build a place that is a factor that
influence of tourist influences the change. The study case used the tipology- morfology approach. Data collection
activities. method of literature data direct observation. To know physical characters the region and non
physical. Data analysis methods using method descriptive analysis to describe the condition of
being perceived respondent about variables that set a model research. The change of Oro-oro ombo
village because of the influence of tourist activities start since 2008 raises the occurrence of change
in good physical condition or non-physical. The physical aspect residential compound Oro-oro
ombo village can be seen the context of the scale of macro and micro. On aspect of non-physical,
social culture and socil economy community affecting the settlement pattern.

Abstrak

Kata Kunci: Kota batu sebagai kawasan kota wisata, akan berkembang dan tumbuh seiring dengan
Desa Oro-oro perkembangan waktu serta pada perubahannya. Perkembangan kota terus berlanjut,
Ombo, Tata ruang, pembangunan objek-objek wisata terus-menerus mengalami peningkatan, menyebabkan
Tipo-Morfologi, kualitas lingkungan global. Desa Oro-oro ombo yang terletak di kawasan wisata kota
pengaruh aktivitas Batu, terdapatnya objek wisata mengakibatkan perubahan di kawasan desa tersebut.
wisata Tujuan mengkaji kasus ini untuk mengetahui objek-objek tipe bangunan dan perubahan
tata ruang desa yang terjadi akibat aktivitas sebagai suatu kawasan wisata serta factor-
faktor yang mengetahui perbedaan perubahannya. Kajian kasus ini menggunakan
pendekatan tipologi- morfologi. Metode pengumpulan data berupa literatur data hasil
observasi langsung. Untuk mengetahui karakter fisik kawasan dan non fisik. Metode
analisis data menggunakan metode analisis deskriptif untuk menggambarkan kondisi
yang dirasakan responden mengenai variabel yang dijadikan model penelitian.
Berubahnya desa Oro-oro ombo karena pengaruh aktivitas wisata mulai sejak tahun
2008 menimbulkan terjadinya perubahan baik kondisi fisik ataupun nonfisik. Aspek
fisik kawasan permukiman desa Oro-oro ombo dapat dilihat dari konteks skala makro
dan mikro. Pada aspek nonfisik, sosial budaya dan sosial ekonomi masyarakat yang
mempengaruhi pola permukiman.

@ 2017 The Authors. Published by GKAK UNMER Malang


*Corresponding Author: yayak543@gmail.com, Tlp (0341)571260, Fax (0341)580801

| 51 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 1 Januari 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

1. PENDAHULUAN karena terdapatnya objek wisata yang mulai sejak


tahun 2008 menimbulkan terjadinya perubahan
Perkembangan kota Batu di mulai sejak abad
baik kondisi fisik ataupun nonfisik. Dan Perubahan
ke-1, Wilayah batu dan sekitarnya dikenal sebagai
yang terjadi akibat adanya obyek wisata
tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga
mengalami perbedaan beberapa tipe bangunan
karena wilayahnya daerah pegunungan dengan
pada kawasan tersebut. Tujuan mengkaji kasus ini
kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh
untuk mengetahui beberapa objek-objek tipe
keindahan oleh pemandangan alam sebagai ciri
bangunan dan mengelompokan berdasarkan
khas daerah pegunungan. Sebagaimana layaknya
kesamaan. Dan perubahan tata ruang yang terjadi
wilayah pegunungan,Batu dan sekitarnya juga
pada desa ini akibat aktivitas sebagai suatu kawasa
memiliki panorama alam yang indah dan berudara
wisata serta factor-faktor yang mengetahui per-
sejuk. Tentunya hal ini akan menarik minat bangsa
bedaan perubahan.
lain untuk mengunjungi dan meikmati sebagai
kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik
tersendiri. Untuk itulah di awal abad ke-19 batu 2. METODE
berkembang menjadi daerah tujuan wisata, Pada kajian kasus ini menggunakan pen-
sehingga akhirnya banyak villa-villa terbangun dekatan tipologi-morfologi. Metode pengumpulan
sebagai tempat peristirahatan. data berupa literatur baik yang berasal dari buku,
Kota Wisata Batu merupakan salah satu kota jurnal, artikel ilmiah, proceeding maupun sumber
di Jawa timur yang memiliki daya tarik wisata lain yang berkaitan dengan teori mengenai tipologi
yang cukup kuat. Terdapatnya objek wisata meng- dan morfologi arsitektur lokasi dan objek yang di-
akibatkan perubahan desa Oro-oro ombo. Desa pilih, dan juga data hasil observasi langsung. Hal
Oro-oro ombo yang awalnya berkarakteristik pertama yang dilakukan adalah Mengetahui karak-
masyarakat agraris mengalami perubahan sebagai ter fisik kawasan dan mengidentifikasi karak-
akibat industralisasi pariwisata. Desa Oro-oro teristik non fisik atau sosial budaya.
ombo berubah menjadi kawasan wisata pada Metode analisis data menggunakan metode
tahun 2008. Masyarakat pada desa ini meman- analisis deskriptif untuk menggambarkan kondisi
faatkan potensi alam untuk dijadikan sebagai yang dirasakan responden mengenai variabel yang
obyek wisata. Perkembangan desa ini dengan ada- dijadikan model penelitian. Kemudian dilakukan
nya objek wisata ini menimbulkan banyak per- analisis mengenai tipologi dan morfologi kawasan
ubahan yang terjadi pada kawasan desa. Dengan dengan menggunakan teori Lynch mengenai per-
adanya kajian mengenai tipologi dan morfologi ka- mukiman sebagai acuan untuk mengidentifikasi
wasan permukiman ini, diharapkan dapat memun- kawasan makro. Pada tahap awal akan terlebih
culkan tipologi kawasan dan proses morfologinya dahulu menganalisis tipologi kawasan secara
baik secara fisik maupu nonfisik. Sehingga dari makro dan dan mikro pada bangunan, kemudian
kajian tersebut dapat ditemukan faktor-faktor selanjutnya pada tahapan proses morfologi kawas-
penyebab terbentuknya kawasan permukiman di an secara makro dan juga mikro terkait variable
desa Oro-oro ombo Batu, kaitan sosial budaya dan yang digunakan. Kemudian menarik kesimpulan
sosial ekonomi yang mempengaruhi karakteristik mengenai karakteristik tipomorfologi kawasan ini
kawasan permukiman tersebut. Rumusan masalah berserta faktor-faktor penyebab yang membentuk
kajian kasus yaitu, berubahnya desa Oro-oro ombo karakteristik kawasan.

| 52 |
Tipo-morfologi Kawasan dan Permukiman Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu
Budi Tri Wijaya

Variabel penelian sebagai berikut. Ha, sedangkan curah hujan rata-rata 2889 mm/th
Bidang Fokus dengan batas wilayah:
Variable
Penelitian Penelitian
Aspek Fisik Morfologi Perkembangan
(Tata Ruang) Kawasan kawasan
Fungsi
Bangunan
Jalan
Guna Lahan
Morfologi Organisasi
Ruang Ruang
Hubungan
Ruang
Bentuk Ruang
Fungsi Ruang
Aspek Non Aktivitas Sosial
Fisik (social Penduduk Ekonomi
-
Sosial Budaya

Lingkup Kawasan Sejarah Lokasi Studi


Oro oro Ombo, pada zaman dahulu adalah
merupakan sebuah tempat dimana terdapat area Gambar 1. Kota Batu
(Sumber: google maps) Diakses 27 Maret 2017
atau lahan tanah kosong [oro oro;bhs Jawa] yang
cukup luas [ombo;bhs Jawa] dan digunakan sebagai - Sebelah utara: Kelurahan Sisir
tempat berkumpul para Petinggi Kerajaan Mataram dan kelurahan Temas,
untuk beristirahat dalam perjalanannya. Geografis
- Sebelah selatan : Desa Tlekung,
wilayah Oro oro Ombo yang terletak di kaki lereng - Sebelah barat
Gunung Panderman dengan panorama yang indah Panderman dan : Menjulang Gunung
serta hawanya yang sangat sejuk saat itu men-
- Sebelah timur : Desa Beji
jadikan daya tarik tersendiri bagi siapapun yang
sedang dalam perjalanan untuk beristirahat di tem-
pat ini, maka pada akhirnya daerah ini dinamakan
“Desa Oro oro Ombo.” Oleh seorang yang ber-
nama” Brodjodento “ yang tak lain adalah salah
satu petingi kerajaan Mataram.
Luas wilayah Desa Oro-oro Ombo adalah
sebesar 11.969 km2, dan membentang luas dari
kaki gunung Panderman hingga ke bagian bawah
daerah pusat Kota Batu. Secara geografis wilayah
Desa Oro-oro Ombo terletak pada ketinggian
<700–730 meter di atas permukaan air laut Topo-
grafi atau wilayah bentang alam yang ada di Desa
ini adalah perbukitan atau pegunungan ± 363 Ha, Gambar 2 Peta Desa Oro-oro Ombo
(Sumber: google/desaoro-oroombo) Diakses 27 Maret 2017
dengan kesuburan tanahnya yang sedang ±363

| 53 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 1 Januari 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

Kebijakan Pemerintah & Peraturan pembentuk suatu sistem objek bangunan atau arsi-
Perwilayahan tektural. Elemen-elemen teresbut merupakan or-
ganism arsitektural terkecil yang berkaitan untuk
Standar Perencanaan dan Perancangan ter- mengidentifikasi tipologi dan untuk membentuk
dapat pada Peraturan daerah Kota Batu nomor 7 suatu sistem, elemen-elemen tersebut mengalami
tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah suatu proyek komposisi, baik penggabungan,
Kota Batu tahun 2010 - 2030 Dalam peren- canaan pengurangan, stirilisasi bentuk dan sebagainya.
dan perancangan.
Tipologi (typologi) merupakan satu skema
Bab V Tentang Recana Struktur Ruang Pusat klasifikatori, yang merupakan hasil dari proses men-
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 tipe-kan (typication) yang mengacu pada ciri-ciri
ayat (3) huruf c merupakan pusat pelayanan skala tipikal kualitas individu atau orang, benda-benda,
lingkungan di Bagian Wilayah Kota; atau peristiwa, oleh karenanya tipologi merupakan
• Guna Lahan suatu kategori niskal yang mempunyai acuan empi-
Desa Oro-oro Ombo sebagai pusat lingkungan rikal. Menurut Sulistijowati (1991:12), pengenalan
berfungsi sebagai pusat pemerintahan skala tipologi akan mengarah pada upaya untuk meng-
desa pusat perdagangan pendukung pari- kelaskan, mengelompokkan atau mengklasifikasi-
wisata dan pusat kegiatan wisata modern di- kan berdasar aspek atau kaidah tertentu. Aspek
lengkapi dengan kawasan perdagangan pen- tersebut antara lain:
dukung pusat pariwisata buatan, jasa pendu- 1). Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struk-
kung pariwisata berupa villa dan halte wisata. tural, simbolis, dan lain-lain);
• Jumlah lantai dan ketinggian 2). Geometrik (meliputi bentuk, prinsip tatanan,
Terdapat hampir 100% bangunan di Oro-oro dan lain-lain); dan
ombo memiliki ketinggian 15-20 meter. 3). Langgam (meliputi periode, lokasi atau geo-
• KDB, KLB, TLB dan GSB grafi, politik atau kekuasaan, etnik dan budaya,
dan lain-lain).
Secara umum penggunaan lahan di kawasan
merupakan pusat pariwisata, jasa, dan vila.
Rata-rata memiliki KDB 60-70%. Umumnya Bagian bangunan dan arsitektur yang paling
KLB berkisar antara 0,6-2,1. Dan TLB 1-3 lantai. mudah untuk dilihat adalah bagian wajah bangun-
Sempadan bangunan berkisar 7 meter. an atau yang lebih dikenal dengan sebutan façade
bangunan. Bagian façade bangunan ini juga sering
disebut tampak, kulit luar ataupun tampang bangun-
Kajian Pustaka Tipologi
an, karena façade bangunan ini merupakan yang
Tipologi berasal dari satu suku kata yaitu paling sering diberi penilaian oleh para pengamat
Tipo yang berarti pegelompokan dan Logis yang tanpa memeriksa terlebih dahulu keseluruhan
mempunyai arti ilmu atau bidang keilmuan. Berarti bangunan baik di keseluruhan sisi luar bangunan,
Tipologi merupakan ilmu yang mempelajari penge- maupun pada bagian dalam bangunan. Penilaian
lompokan suatu benda dan makhluk secara umum tersebut tidak hanya dilakukan oleh para arsitek
berdasarkan tipe atau jenis (Wikipedia). Sedang- tetapi juga masyarakat awam (Prijotomo 1987:3).
kan secara harfiah Tipologi adalah suatu ilmu yang Dapat disimpulkan bahwa tipologi adalah
mempelajari segala sesuatu tentang tipe. Tipologi suatu kegiatan untuk mempelajari objek-objek
arsitektur dalam hal ini tipologi bangunan erat ber- arsitektural dan mengelompokan dalam suatu tipe
kaitan dengan suatu penelusuran elemen-elemen berdasarkan kesamaan dalam hal-hal tertentu yang

| 54 |
Tipo-morfologi Kawasan dan Permukiman Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu
Budi Tri Wijaya

dimiliki objek arsitektural tersebut. Dari hasil ana- Landasan Teori


lisa tipologi tersebut kita dapat menentukan tipe
Tipomorfologi sebagai metode untuk menge-
dari objek daan menempatkan secara benar dalam
tahui bentuk-bentuk arsitektural. Menurut
kasifikasi tipe yang sudah ada. Tipologi dapat
Moudon (1994), tipomorfologi adalah pendekatan
membantu menerangkan suatu tipe beradasarka
untuk mengungkapkan struktur fisik dan keruang-
karakteristik yag dimiliki setiap objek arsitektural.
an yang mana studi tersebut merupakan gabungan
dari studi tipologi dan morfologi. Menurut Schultz
Morfologi (1980) dikonsepkan bahwa tipomorfologi mendes-
kripsikan kelompok objek berdasarkan atas ke-
Secara harfiah, morfologi berarti ilmu ten-
samaan sifat-sifat dasar yang berupa memila atau-
tang bentuk. Morfologi terdiri dari dua suka kata
pun mengklasifikasikan bentuk keragaman dan
yaitu morf yang berarti bentuk dan logos yang ber-
kesamaan jenis.
arti ilmu. Secara sederhana morfologi berarti ilmu
yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik se- Untuk mengungkapkan struktur fisik suatu
cara logis. Morfologi merupakan pendekatan da- lingkungan suatu kawasan melalui tipomorfologi
lam memahami bentuk logis sebuah kota sebagai dapat ditinjau dari beberapa teori seperti tinjauan
produk perubahan sosio-spatial. Disebabkan karena teori mengenai kawasan permukiman dari Lynch
setiap karakteristik sosial-spatial di setiap tempat yang berkaitan dengan pengidentifikasian
berbagai elemen struktur fisik sejumlah kota yang
berbeda-beda maka istilah morfologi sangat erat
menjadikan kota-kota tersebut menjadi dapat
kaitannya dengan istilah tipologi.
digambarkan dan dibayangkan citranya. Lynch
Menurut Rose (1976) dalam Ronald (2008) (1960) menyimpulkan bahwa ada lima kategori
bahwa morfologi merupakan studi hasil tentang elemen yang dipergunakan orang untuk
perubahan bentuk, hubungan dan struktur dari menstrukturkan gambaran kognisi dari sejumlah
objek. Dalam perubahan bentuk biasanya melalui tempat. Elemen-elemen dasar tersebut adalah:
proses evaluasi dengan waktu yang cukup lama.
a. Tanda-tanda yang Mencolok (Landmark)
Satuan kajian untuk mengklasifikasikan bentuk-
bentuk menurut tipe dan aturan-aturannya. Landmark adalah elemen penting dari bentuk
kota karena mereka membantu orang-orang
Menurut Herbert lingkup kajian morpologi
untuk mengarahkan diri dan mengenal suatu
kota ditekankan pada bentuk bentuk fisikal dari
daerah dalam kota. Sebuah landmark yang Baik
lingkungan kekotaan yang dapat diamati dari
adalah elemen yang berbeda tetapi harmonis
kenampakannya meliputi unsur (1) sistem jalan-
dalam latar belakangnya.
jalan yang ada, (2) blok-blok bangunan baik daerah
b. Jalur-jalur Jalan (path)
hunian ataupun bukan (perdagangan/industri), (3)
bangunan bangunan individual. Sedangkan Adalah jalur-jalur sirkulasi yang digunakan
(Smailes, 1955) menekankan lingkup kajian morfo- oleh orang untuk melakukan pergerakkan.
logi meliputi (1) penggunaan lahan (land use), (2) Sebuah kota mempunyai jaringan jalur utama
pola-pola jalan (street) dan (3) tipe-tipe bangunan (major routes) dan sebuah lingkungan (minor
(architectural style of buildings & their design). Dari routes).
sinilah pertama kalinya muncul istilah Townscape. c. Titik Temu antar Jalur (nodes)
Dapat disimpulkan bahwa Morfologi adalah Sebuah nodes adalah pusat aktivitas yang se-
studi hasil tentang perubahan bentuk, hubungan sungguhnya adalah sebuah tipe dari landmark
dan struktur dari objek. tetapi berbeda karena fungsinya yang aktif.

| 55 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 1 Januari 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

Nodes dapat juga berupa perempatan atau per- 2. Paths (jalur)


tigaan. Jalan Oro-oro ombo dikategorikan sebagai
d. Batas-batas Wilayah (edges) path, karena merupakan sebuah jalur akses
Edges membedakan antara wilayah yang satu utama yang menghubungkan pusat kota. Path
dengan wilayah yang lainnya, misalnya daerah pada koridor ini terdapat terdapat taman hijau
pemukiman dibatasi oleh sungai, daerah sepanjang jalan, yang berfungsi sebagai pene-
pertokoan dibatasi oleh gerbang-gerbang tol duh. Jalan Primer memiliki lebar 6 meter de-
menuju tempat parkir, atau pagar lapangan ngan material aspal. Jalan Sekunder dengan
golf yang luas membatasi wilayah perindus- lebar 4 meter, dan gang memiliki lebar 2 meter
trian terhadap wilayah pemukiman. dengan material paving.
e. Distrik (district)
Distrik adalah wilayah-wilayah homogeny
yang berbeda dari wilayah- wilayah lain,
misalnya pusat perdagangan ditandai oleh
bangunan-bangunan bertingkat dengan lalu-
lintas yang padat dan daerah-daerah kantor-
kantor kedutaan besar negara asing ditandai
oleh rumah- rumah besar dengan halaman-
halaman luas serta jalan-jalan lebar bertipe
boulevard.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis tipologi kawasan dengan meng-
gunakan teori Lynch.
1. Landmark (tengaran) Gambar 4. Path
Kawasan ini memiliki Landmark berupa gunung
yang memang kawasan ini berada di bawah 3. Nodes (Simpul)
lereng gunung panderman. Dan tugu pancasila Nodes merupakan sebuah titik konsentrasi di-
yang menandakan kawasan ini memiliki seja- mana transportasi memecah. Pada kawasan ini
rah serta asal-usul yang masih dipertahankan terdapat persimpangan lalu lintas dan jembatan
hingga sekarang. yang dapat dijadikan note.

Gambar 3. Landmark Gambar 5. Nodes

| 56 |
Tipo-morfologi Kawasan dan Permukiman Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu
Budi Tri Wijaya

4. Edge (tepian) Analisis dan Konsep Kawasan secara


Edge merupakan pengakhiran dari sebuah dis- Keseluruhan (Aspek Fisik)
trict atau batasan sebuah district dengan yang
Morfologi Kawasan (Makro)
lainnya. Edge pada kawasan ini ditandai
dengan lahan kosong dan penanda Permukiman Sebelum tahun 2008
tertulis.

Gambar 6. Edge

5. District (Kawasan)
Distrik dapat dikenali karea adanya suatu
karakteristik dalam suatu kawasan ini. Distrik Perubahan saat ini dan akan terus berkem-
pada kawasan ini memiliki yang berbeda de- bang.
ngan yang lain. Terdapat daerah komersial ke-
giatan ekonomi yaitu, tempat wisata, penyedia
jasa penginapan dan kuliner.

| 57 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 1 Januari 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

Permukiman di Oro-oro ombo memiliki pola an yang sepenuhnya mengutamakan jalan sebagai
hunian mengelompok tidak berorientasi. Pola poros ekonomi.
hunian tersebut terbentuk karena sebagian besar
tempat tinggal/ rumah utama yang menghadap
Tipo-Morfologi dalam Ruang Mikro
jalan utama dijadikan tempat penginapan bagi
wisata dan ruang perekonomian di sekitar hunian. Sesuai perkembangan wisata yang ada, mun-
Ruang perekonomian di sekitar hunian menjadi cul pula rumah usaha (homestay) yang semula hanya
ruang aktivitas bagi masyarakat terutama yang berupa rumah hunian. Perubahan fungsi rumah
mendukung kegiatan ekonomi. Pola tersebut yang terjadi menyebabkan housing adjustment pada
banyak dijumpai pada hunian yang berlokasi lang- penghuni rumah dengan melakukan penambahan
sung dengan jalan utama. Dengan melihat pola ruang. Terdapat tiga buah sampel homestay yang
hunian yang ada di lingkungan permukiman di diambil yang terletak di satu koridor.
Oro-oro ombo dapat bahwa orientasi pemilik huni-

Tipo-Morfo Rumah

1 2 3

Foto Rumah

Orientasi Letak rumah menghadap Letak rumah menghadap Letak rumah menghadap
jalan primer , ke arah timur jalan primer , ke arah jalan primer , ke arah
timur timur
Area terbuka Memiliki area terbuka pada Memiliki area terbuka pada Memiliki area terbuka pada
samping dan depan rumah depan rumah depan rumah
Kontruksi Menggunakan batu bata Menggunakan batu bata Menggunakan batu bata
sebagai dindingnya, dengan sebagai dindingnya, dengan sebagai dindingnya, dengan
atap pelana sebagai penutup atap dak/corsebagai atap pelana sebagai
atapnya, 1 lantai. penutup atapnya, 2 lantai. penutup atapnya, 1 lantai.
Site

Area Area Area


terbangun terbangun terbangun

halaman halaman halaman

Penambahan Penambahan kamar tidur dan Penambahan kamar tidur Penambahan kamar tidur
Ruang kamar mandi. dan kamar mandi. dan kamar mandi.

| 58 |
Tipo-morfologi Kawasan dan Permukiman Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu
Budi Tri Wijaya

Warga yang semula sebagai petani menjadi mereka mengelola usaha tersebut dengan saling
memiliki pekerjaan sampingan sebagai penyewaan rukun dan berdampingan dengan baik. Kerukunan
jasa penginapan dengan merubah fungsi rumah ini merupakan salah satu faktor yang penting.
hunian menjadi rumah usaha (homestay). Dengan adanya beberapa tempat penginapan
Dengan berubahnya fungsi rumah tersebut sesama warga masyarakat juga saling menawarkan
akibat kebutuhan ekonomi, maka berubah pula tata ke pengunjung. Hal ini juga salah satu faktor yang
ruang rumah. Hal ini dapat dilihat dari penambah- dapat menarik pengunjung. Meskipun perkem-
an ruang dan pergeseran organisasi ruang seperti bangan wisata maju, tetapi mereka dapat menjaga
area publik yang semakin luas dan area privat ter- hubungan baik diantara para warga. Tatanan yang
desak ke belakang yang menimbulkan adanya ko- ada dalam masyarakat dapat terjaga dengan baik.
mersialisasi ruang. Pemilik rumah memanfaatkan Hal tersebut dapat dilihat dari adanya tradisi
ruangan yang ada untuk menghasilkan uang de- budaya yang diadakan setiap tahun.
ngan tidak terlalu mementingkan bahwa posisi
mereka akan terdesak ke area belakang rumah dan 4. KESIMPULAN
privasi mereka akan terganggu.
Tipomorfologi pada kawasan permukiman
desa Oro-oro ombo dapat dilihat dari konteks
Aspek Non Fisik skala makro dan mikro. Pada konteks
1. Sosial Ekonomi makro kawasan yang terbentuk oleh beberapa
elemen fisik. Pada konteks mikro mengalami per-
Dengan berkembangnya Desa oro- oro ombo
kembangan pada aspek fisik fungsi permukiman
akan meningkat pula perekonomian masyarakat.
ini berdampak pada perkembangan rumah warga.
Perkembangan wisata di Desa ini sejalan dengan
Pada rumah usaha / homestay yang banyak mela-
bertambahnya fasilitas wisata yang ada. Lahan-
lukan penambahan ruang baik permanen maupun
lahan kosong yang dekat dengan objek wisata
semi permanen. Penambahan fungsi usaha Ini da-
dimanfaatkan untuk membangun sarana seperti
pat mengurangi ruang privat bagi pemilik dan
warung makan, toko, dan penyewaan jasa pengina-
memperbesar ruang publik bagi pengunjung.
pan atau sekedar menjadi lahan parkir. Desa Oro-
oro ombo yang awalnya berkarakteristik masya- Tipologi dan morfologi kawasan sangat di-
rakat agraris mengalami perubahan sebagai akibat pengaruhi oleh aspek nonfisik. Aspek nonfisik
industralisasi pariwisata. tersebut yaitu sosialbudaya dan sosial ekonomi
masyarakat yang menjadikan pola permukiman
Masyarakat yang semula hanya bekerja seba-
terbentuk. Keguyuban yang merupakan ciri khas
gai petani, akibat adanya pekerjaan sampingan
dari masyarakat pedesaan juga mengalami perbe-
sebagai penyedia jasa penginapan dan calo, per-
daan akibat adanya perubahan sikap masyara-
ekonomian keluarga pun meningkat.
katnya terhadap usaha wisata dapat menyebabkan
keguyuban tersebut memudar jika terjadi konflik
2. Sosial Budaya persaingan usaha. Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan tata ruang desa
Sifat gotong royong di Desa Oro-oro ombo
adalah:
ini masih kuat. Warga bekerja sama dalam menjaga,
mengembangkan dan memperbaiki fasilitas wisata. 1. Adanya pertumbuhan perkotaan, demografi
Dengan adanya banyak objek wisata pada Desa ataupun ekonomi.
Oro-oro ombo ini tidak menimbulkan konflik, 2. Faktor sosial ekonomi.

| 59 |
LOCAL WISDOM, Vol. 9 No. 1 Januari 2017
Local Wisdom Scientific Online Journal

3. faktor perilaku masyarakat. Dewi A, Antariksa, San Soesanto. 2005. Pengaruh


Kegiatan Berdagang \Terhadap Pola Ruang
4. Kebijakan pemerintah yaitu pada lahan Dalam Bangunan Rumah Toko Di Kawasan
pertanian dijadikan objek wisata. Pecinan Kota Malang. Dimensi Teknik Arsitektur.
Vol 33 No.1

Saran dan Rekomendasi Fajari Safinta Rhosa, Atiek Suprapti, Bambang


Supriyadi. 2014. Pengaruh Terhadap Perubahan
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang Tata Ruag Desa dan Tata ruang Rumah Tinggal. Jurnal
telah diuraikan, yang diperoleh dari karakteristik Tesa Arsitektur , Vol 12 No.2
kawasan dan elemen pembentuknya. Rekomendasi Kinskij Yohannes, Antariksa, Fadly Usman. 2010.
dari pembahasan tersebut berkenaan tentang perlu Pelestarian Bangunan dan Lingkungan di Jalan
adanya kesadaran dari masyarakat dan kebijakan Panglima Sudirman Kota Batu.Arsitektur e-Journal,
pemerintah tentang kawasan tersebut. Perilaku Vol: 3 No.2
masyarakat yang kurang memahami aturan-aturan Nurfansyah. 2012. Tipologi kawasan jalan Pageran
dalam pem- bangunan sesuai dengan peraturan Antasari Banjarmasin. Banjarmasin: Info Teknik
daerah. Penataan kawasan perlu diperhati - kan
Pemerintahan Kota Batu. 2010. Rencana Tata Ruang
dengan berbagai pertimbangan, Seperti kenyaman- Wilayah Kota Batu 2010– 2030. Batu: Pemkot Batu
aan bagi masyarakat maupun pengunjung wisata.
Purwanto E. 2010. Pendekatan Pemahaman Citra
Masyarakat juga diharapkan mampu merubah pola
Lingkungan Perkotaan. Jurnal teknik Arsitektur
pikir yang lebih mengutamakan sosial ekonomi
tanpa memperhatikan lingkungan dalam penataan- Rudiansyah. 2013. Tipologi dan Makna Simbolis Rumah
nya. Tjong A Fie. Jakarta : Estilisium

en.wikipedia.org/wiki/Oro-oro Ombo,_Indonesia
google.co.id/maps/place/Oro-oro
Daftar Pustaka ombo,+Batu+Sub-D
Adita Brigita Sekar. 2014. Transformasi Spasial Rumah
Tinggal Lokal Menjadi Homestay di Surakarta.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.

BadanPusat Statistik. 2015. Statistik Daerah Desa Oro-oro


ombo 2015. Batu: Badan Pusat Statistik
(batukota.bps.go.id/)

| 60 |

Anda mungkin juga menyukai