Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Objek Wisata di Kawasan Gunung Bromo

berdasarkan Analisis SWOT


Diva Maharani Dewi
*Surel: diva.maharani.2007216@students.um.ac.id

Abstract
Tourism is an activity that can improve the economy and the welfare of the community. Tourism is
usually carried out in free time or when you want to be floored from daily work. In Indonesia there
are many tourism areas due to the location of Indonesia which is in the tropics that make Indonesia
has a very beautiful natural panorama. In addition, Indonesia also has many customs and cultures
that can attract tourists. As in the area of Mount Bromo which has a fascinating natural beauty and
has many cultural traditions that are not found in other areas. By paying attention to these
attractions, SWOT analysis will be obtained to find out the socio-economic impact, development and
development of Mount Bromo tourist attractions, as well as environmental problems caused by the
development and development of Mount Bromo. The research method used in this article is a
qualitative research method with data sources in the form of written data such as scientific journals,
papers, books, articles, and other reference sources that are still relevant to the object being studied.

Keywords: Tourism; SWOT analysis; Mount Bromo

Abstrak
Pariwisata merupakan kegiatan yang bisa meningkatkan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
Pariwisata biasanya dilaksanakan diwaktu luang atau saat ingin bersatai dari pekerjaan sehari-hari.
Di Indonesia terdapat banyak daerah pariwisata dikarenakan letak Indonesia yang berada pada
kawasan tropis yang menjadikan Indonesia memiliki panorama alam yang sangat indah. Selain itu
Indonesia juga memiliki banyak adat istiadat serta budaya yang bisa menarik wisatawan. Seperti
pada kawasan Gunung Bromo yang memiliki keindahan alam yang mempesona serta memiliki
banyak tradisi budaya yang tidak ditemukan pada daerah lain. Dengan memperhatikan objek wisata
tersebut maka akan diperoleh analisis SWOT untuk mengetahui terhadap dampak sosial ekonomi,
pengembangan dan pembangunan objek wisata Gunung Bromo, serta permasalahan lingkungan
yang diakibatkan oleh pengembangan dan pembangunan Gunung Bromo. Metode penelitian
yang digunakan pada artikel ini adalah metode penelitian kualitatif dengan sumber data berupa
data tertulis seperti jurnal-jurnal ilmiah, makalah-makalah, buku-buku, artikel-artikel, serta
sumber rujukan lain yang masih relevan dengan objek yang dikaji.

Kata kunci: Pariwisata; Analisis SWOT; Gunung Bromo

1. Pendahuluan
Pariwisata adalah salah satu kegiatan industri yang bisa meningkatkan ekonomi serta
kesejahteraan masyarakat. Pariwisata biasanya dilaksanakan diwaktu luang atau saat ingin
bersantai dari pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Di Indonesia sendiri memiliki wilayah
yang sangat luas dan banyaknya sumberdaya alam yang beranekaragam dimana hal tersebut
memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan. Selain itu, Indonesia juga kaya akan adat istiadat,
seni budaya daerah, serta dikarenakan letak Indonesia yang berada pada wilayah tropis juga
menjadikan wilayah ini memiliki panorama alam yang sangat menarik yang bisa dimanfaatkan
sebagai destinasi pariwisata.
Pariwisata secara sederhana bisa didefinisikan sebagai perjalanan untuk bersenang-
senang. Sedangkan secara etymologis, pariwisata berasal dari tiga suku kata bahasa Sanskerta
yaitu “Pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar, lengkap. “Wis” yang berarti rumah
poperti, kampung, komunitas. Serta “Ata” yang berarti pergi terus-menerus, mengembara. Jadi
secara etymologis pariwisata memiliki makna bepergian sepenuhnya meninggalkan rumah,
kampung halaman, tempat tinggalnya untuk berkeliling. Sedangkan pengertian pariwisata
menurut Prof. Salah Wahab dalam bukunya yang berjudul “An Introduction on Tourism Theory”
mengatakan bahwa pariwisata terdiri dari tiga unsur yaitu manusia (man) merupakan orang-
orang yang melakukan perjalanan wisata, ruang (space) merupakan daerah atau ruang lingkup
tempat melakukan perjalanan, serta waktu (time) merupakan waktu yang digunakan selama
dalam perjalanan dan tinggal didaerah tujuan wisata.

Menurut Salah Wahab (1992) pariwisata merupakan industri gaya baru yang
menyajikan pertumbuhan ekonomi dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup serta
pengaktifan sektor produksi lain dalam negara penerima wisatawan. Karakteristik pariwisata
sebagai industri jasa berbeda dengan dengan produk industri jasa yang lain. Hal ini
dikarenakan pariwisata merupakan intangible (tidak berwujud) dan apabila ingin melihat
wujudnya maka harus merasakan atau membelinya dan datang ke tujuan wisata tersebut; sulit
diatur standar kualitasnya karena antara pemberi dan pengguna jasa terjadi hubungan
langsung; stimultan antara proses produksi dan konsumsi, karena jasa baru diproduksi apabila
sudah dibeli pengguna jasa; tidak sapat disimpan sebagai persediaan; serta dikarenakan tidak
berwujus maka tidak dapat dimiliki apabila ingin memilikinya maka harus membeli
cinderamata yang berkaitan dengan tujuan wisata.

Pada artikel ini akan membahas tentang karakteristik pariwisata Gunung Bromo dan
analisis SWOT pada kawasan Gunung Bromo. Serta dari hasil analisis SWOT yang ada akan
dilakukan analisis terhadap dampak sosial ekonomi, pengembangan dan pembangunan objek
wisata Gunung Bromo, serta permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh pengembangan
dan pembangunan Gunung Bromo. Sehingga dengan membaca artikel ini, diharapkan pembaca
bisa memahami dari hasil analisis SWOT terhadap pengembangan dan pembangunan pada
objek wisata Gunung Bromo.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini merupakan metode penelitian
kualitatif. Menurut Sugiyono (2011), penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti sebagai kunci, dengan
teknik pengumpulan data gabungan serta hasil penelitian lebih ditekankan pada generalisasi.
Pada penelitian kali ini juga menggunakan sumber data berupa data tertulis yang dihasilkan
dari jurnal-jurnal ilmiah, makalah-makalah, buku-buku, artikel-artikel, serta sumber rujukan
lain yang masih relevan dengan objek yang dikaji.

Setelah semua data yang relevan dengan objek yang dikaji terkumpul, selanjutnya
peneliti melakukan analisis terhadap sumber data tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan
analisis terhadap masalah yang dikaji dengan data yang telah terkumpul serta menyampaikan
hasil analisis dan pembahasan secara tertulis pada isi artikel.

2
3. Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Objek Pariwisata Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung yang sangat terkenal hingga ke berbagai
mancanegara. Gunung ini terletak di empat Kabupaten, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten
Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo. Gunung ini terletak di ketinggian
2.392 mdpl dan terdapat keunikan berupa hamparan lautan pasir seluas 5.250 Ha dan bukit
savana yang dikenal sebagai bukit telletubies dengan hamparan rumput yang luas. Pada
kawasan Gunung Bromo, masyarakatnya masih menyimpan banyak tradisi. Salah satunya
adalah adalah upacara Kasada yang dilaksanakan pada kawasan Gunung Bromo oleh
masyarakat suku Tengger sebagai ungkapan rasa syukur dan agar terhindar dari bahaya.
Untuk berkunjung ke Gunung Bromo akses yang disediakan juga mudah dijangkau. Dan bisa
diakses melalui jalur Tumpang maupun jalur Pasuruan. Saat ini sudah banyak terdapat agen
tour yang menyediakan paket berwisata ke Gunung Bromo menggunakan mobil jeep. Pada
kawasan Gunung Bromo juga sudah banya berbagai penginapan mulai dari homestay sampai
hotel bintang lima. Selain itu, fasilitas pada wilayah Gunung Bromo juga termasuk lengkap,
terdapat penjual makanan maupun cinderamata dan fasilitas pendukung lainnya. Daya tarik
pariwisata yang berada di kawasan Gunung Bromo selain adanya hamparan lautan pasir yang
luas dan upacara Kasada masih terdapat daya tarik yang lainnya. Seperti panorama sunrise
yang sangat mengagumkan apabila dilihat dari penanjakan gunung Bromo. Selain itu juga
adanya pariwisata pendukung pada wilayah sekitar Gunung Bromo juga menjadi daya tarik
tersendiri wisatawan dan menjadi karakteristik pada pariwisata Gunung Bromo.

3.1.1. Analisis SWOT Objek Pariwisata Gunung Bromo

Berikut hasil analisis SWOT pada kawasan Gunung Bromo berdasarkan sumber data
yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis SWOT ini, maka akan diperoleh
kekuatan, kelamahan, peluang dan ancaman pada wilayah Gunung Bromo. Hasil dari
analisis SWOT kemudian akan digunakan sebagai analisis dalam pembahasan dampak
sosial ekonomi, pengembangan dan pembangunan wilayah serta permasalahan
lingkungan yang diakibatkan oleh pengembangan dan pembangunan kawasan objek
wisata Gunung Bromo.

Analisis SWOT Kawasan Wisata Gunung Bromo

Strength Weakness Opportunity Threat


1. Dalam 1) Kebijakan
1. Satu-satunya pengelolaannya 1) Upaya pemberlakuan
kawasan masih belum konservasi yang ekowisata belum
konservasi yang maksimal dan dilakukan sesuai dengan
memiliki masih banyak bekerjasama sifat kunjungan
keunikan ditemukan dengan pihak wisatawan.
berupa lautan sampah pada masyarakat 2) Banyaknya
pasir. kawasan sekitar. pengunjung
2. Kearifan lokal Gunung Bromo. 2) Telah yang tidak
dan kesenian 2. Taman Nasional ditetapkan terkontrol dapat
tradisional suku Bromo Tengger sebagai membuat setiap

3
Tengger yang Semeru Kawasan kegiatan tidak
masih bertahan memerlukan Strategis optimal.
sampai saat ini. banyak SDM Pariwisata 3) Kurangnya
3. Adanya dalam Nasional pemahaman
beragam penelolaannya, (KSPN) di wisatawan dan
aktivitas yang tetapi jumlah Indnesia. masyarakat
dilakukan di SDM yang 3) Pengelolaan tentang sistem
Gunung Bromo memenuhi lebih diarahkan zonasi dan
pada lautan kriteria masih untuk mencapai larangan serta
pasirnya. belum optimalisasi kebersihan
4. Adanya tercukupi. fungsi kawasan lingkungan.
hubungan 3. Belum adanya (konservasi). 4) Kurangnya
kerjasama yang penerapan 4) Telah terdapat kesadaran
berlangsung tentang batas komunitas pelaku usaha
antara pihak pengunjung. usaha pariwisata akan
Taman Nasional 4. Kurangnya daya pariwisata yang kebersihan
dan stakeholder. tarik atraksi dibentuk oleh lingkungan.
5. Telah diadakan buatan. masyarakat. 5) Potensi konflik
pelatihan 5. Kurangnya titik 5) Adanya peluang pemanfaatan
kepada dalam kerja bagi ruang dengan
masyarakat penempatan masyarakat dan masyarakat
tentang tempat sampah mengurangi penggarap.
ekowisata oleh disekitar pengangguran.
pihak kawasan. 6) Terbukanya
stakeholder. peluang
6. Pengelolaan investasi bagi
data informasi para investor
dan pencatatan usaha
sudah cukup pariwisata.
baik. 7) Meningkatnya
7. Memiliki tenaga jumlah generasi
peneliti dalam muda yang
bidang menyukai
kehutanan, berwisata alam.
ekowisata,
ekonomi serta
seni budaya.

Tabel 1. Hasil Analisis SWOT

3.1.2. Dampak Sosial Ekonomi pada Kawasan Objek Pariwisata Gunung Bromo

Berdasarkan hasil data yang didapatkan, mayoritas masyarakat yang berada pada
kawasan Gunung Bromo bekerja sebagai petani sayur mayur. Mereka memanfaatkan
tanah disekitar Gunung Bromo yang subur sebagai tanah garapan mereka. Masyarakat
sekitar Gunung Bromo banyak yang menanam kentang, bawang-bawangan, wortel, kopi.
Dan sekarang ini sudah banyak masyarakat yang membudidayakan tanaman edelweiss.
Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Bromo juga memiliki pekerjaan sampingan
sebagai pemilik homestay maupun penyedia jasa wisata Gunung Bromo dengan
menyediakan jasa mobil jeep, jasa berkuda, serta ada juga masyarakat yang bekerja pada

4
sektor perdaganagan dengan menjajakan dagangannya pada kawasan wisata Gunung
Bromo.

Kondisi sosial masyarakat sekitar Gunung Bromo sangat erat, seperti nilai gotong
royong dan kebersamaan pada masyarakat sekitar Gunung Bromo masih sangat
dijunjung tinggi. Hal tersebut terlihat pada saat upacara-upacara adat atau kegiatan desa
yang lainnya mereka masih mempersiapkan kegiatan tersebut secara bersama-sama dan
gotong royong. Selain itu juga dengan bertambahnya jumlah wisatawan mereka saling
bekerjasama dalam mengembangkan potensi objek wisata pada kawasan sekitar
Gunung Bromo. Mereka bersama dengan masyarakat satu Desa nya mendirikan suatu
kelompok seperti kelompok tani yang mana dari hal tersebut mereka saling bekerja
sama mendirikan suatu objek wisata penduung di sekitar Gunung Bromo.

Dengan adanya hal itu, ekonomi masyarakat bisa bertambah karena mereka
mendapatkan pemasukan tambahan dari objek wisata yang didirikan oleh swadaya
masyarakat satu Desa sehingga hal tersebut juga bisa mengurangi pengangguran dan
menarik pemuda Desa untuk mengelola objek wisata tersebut sehingga kekeluargaan
sesama masyarakat terus terjalin.

3.1.3. Pengembangan dan Pembangunan Wilayah Kawasan Objek Pariwisata


Gunung Bromo

Pengembangan dan Pembangunan pada wilayah kawasan objek wisata Gunung


Bromo sangat beragam, mulai dari pemerintah, masyarakat sendiri hingga dari investor
luar. Pengembangan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dalam kawasan
wisata Gunung Bromo adalah dengan terus memperbaiki akses menuju kawasan wisata
Gunung Bromo. Seperti pelebaran jalan menuju kawasan Gunung Bromo yang berada
pada wilayah Poncokusumo.

Pengembangan dan pembangunan yang terjadi pada kawasan Gunung Bromo yang
berasal dari investor luar seperti adanya hotel-hotel mewah yang berinvestasi pada
kawasan Gunung Bromo. Dengan banyaknya investor yang memilih kawasan wisata
Gunung Bromo menjadi tempat untuk berinvestasi maka pembangunan penginapan
(hotel) atau wisata-wisata yang menyuguhkan keindahan alam Gunung Bromo terus
bertambah. Dan daya tarik wisatawan semakin meningkat.

Sedangkan pengembangan dan pembangunan yang berasal dari masyarakat sendiri


adalah seperti kepemilikan kuda, jeep, warung atau kios, dan juga homestay. Selain itu
masyarakat bersama dengan pemerintah Desa juga banyak yang membangun serta
mengembangkan Desa yang berada pada kawasan sekitar Gunung Bromo menjadi Desa
wisata. Salah satunya adalah Desa Wisata Edelweiss yang berada di Desa Wonokitri,
Kecamatan Pasuruan. Pembangunan Desa Wisata ini adalah sebagai upaya konservasi
terhadap tanaman edelweiss yang berada di kawasan Gunung Bromo. Dikarenakan pada
setiap upacara adat masyarakat suku Tengger mereka menggunakan edelweiss sebagai
salah satu persembahan dalam upacara adat. Sehingga agar edelweiss tersebut tidak
punah maka masyarakat Desa Wonokitri membangun wilayah konservasi edelweiss.

5
Pada Desa Wisata Edelweiss ini terdapat tiga jenis edelweiss yaitu Anaphalis Javanica,
Anaphalis Longifolia dan Anaphalis Viscida. Dan yang paling banyak adalah Anaphalis
Javanica. Disini edelweiss dibudidayakan untuk keperluan adat dan juga untuk dijual
sebagai souvenir. Selain sebagai tempat konservasi edelweiss, Desa Wisata ini juga
menyediakan cafe dengan view atau pemandangan langsung pada bukit yang berada
pada Desa Wonokitri. Sehingga wisatawan banyak yang tertarik untuk datang ke Desa
Wisata ini, selain untuk belajar tentang seluk beluk edelweiss wisatawan juga bisa
bersantai sambil menikmati pemandangan pada cafe yang berada pada Desa Wisata
Edelweiss ini.

3.1.4. Permasalahan Lingkungan akibat Pengembangan dan Pembangunan


Kawasan Objek Pariwisata Gunung Bromo

Dengan adanya pengembangan dan pembangunan terhadap objek wisata Gunung


Bromo serta banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo, maka akan
memberikan dampak terhadap permasalahan lingkungan. Dampak tersebut berupa
lemahnya daya dukung lingkungan, vandalisme, maupun pencemaran.

Dampak terhadap daya dukung lingkungan bisa terlihat pada banyaknya jumlah
wisatawan yang datang ke kawasan wisata Gunung Bromo, namun kemampuan daerah
wisata tidak bisa menampung banyaknya jumlah wisatawan. Hal ini juga terlihat pada
kondisi biofisik yang berdampak pada daya dukung lingkungan. Seperti apabila
wisatawan banyak yang datang ke daerah wisata maka akan meninggalkan baknyak
limbah sampah dikarenakan terbatasnya tempat pembuangan sampah. Selanjutnya
adalah vandalisme, vandalisme dalam pariwisata bisa berupa merusak atau memetik
bunga atau tanaman yang berada pada daerah wisata. Hal ini sangat berdampak buruk
pada lingkungan, terutama dalam keseimbangan ekosistem tanaman itu sendiri. Apabila
hal tersebut terus menerus terjadi, maka akan menyebabkan kerusakan pada kawasan
objek wisata.

Dan yang terakhir adalah pencemaran, pencemaran yang berada pada daerah wisata
berasal dari banyaknya wisatawan yang berkunjung pada daerah wisata maupun dari
adanya pembangunan atau pengembangan objek wisata. Contohnya adalah dengan
banyaknya wisatawan yang berkunjung pada Gunung Bromo pada perayaan tahun baru
2019 menghasilkan limbah sampah sebanyak 2 pick up sampah bungkus plastik
makanan dan botol minuman, yang didapatkan pada sekitar kawasan lautan pasir
Gunung Bromo. Hal ini bisa menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan apabila
tidak segera diatasi. Selanjutnya pembangunan hotal-hotel atau penginapan pada daerah
wisata Gunung Bromo juga berdampak pada lingkungan, terutama pada air. Banyaknya
kebutuhan hotel-hotel akan air akan menyebabkan eksploitasi terhadap air secara
berlebihan dan juga limbah cair dari hotel tersebut apabila tidak dikelola dengan baik
juga akan berdampak pada lingkungan.

4. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
dengan adanya analisis SWOT bisa memberikan dampak terhadap pengembangan dan

6
pembangunan objek wisata kawasan Gunung Bromo. Dikarenakan dengan adanya hasil
analisis SWOT bisa digunakan sebagai acuan dalam pengembangan ataupun pembangunan
suatu wilayah yang didasarkan pada analisis yang ada. Seperti memanfaatkan peluang
masyarakat dengan stakeholder untuk mengembangkan suatu wilayahnya maupun mengatasi
ancaman yang ada dengan sebijak mungkin serta mengurangi pengangguran dikarenakan
adanya wisata pendukung yang berada pada Desa-Desa sekitar kawasan Gunung Bromo.
Dengan begitu pengembangan dan pembangunan kawasan objek wisata bisa berjalan dengan
baik dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan yang ada. Maka baik dari masyarakat
aupun pemerintah diharuskan tetap memantau pengembangan dan pembangunan yang ada
dikawasan wiata. Sehingga selain pariwisatanya yang maju, kelestarian lingkungan juga akan
tetap terjaga.

Daftar Rujukan
Ifa, H., Yoga, D., Puspita, L., & Mazidah, U. (2019). ANALISIS SOSIAL EKONOMI TERHADAP
TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TENGGER GUNUNG BROMO. MAJALAH
PEMBELAJARAN GEOGRAFI, 2(1), 169-175.
Kusmayadi, R. C. R., & Fauzi, A. (2020). Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap
Kondisi Sosial dan Lingkungan Masyarakat:(Studi di Desa Gubugklakah
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang). Jurnal Pusaka, 8(1), 42-55.
Pahlevy, F. N., Apriyanto, B., & Astutik, S. (2019). KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT DAERAH WISATA BROMO SEBAGAI PENGEMBANGAN
KESEJAHTERAAN HIDUP. MAJALAH PEMBELAJARAN GEOGRAFI, 2(2), 111-130.
Primadany, S. R. (2013). Analisis strategi pengembangan pariwisata daerah (studi
pada dinas kebudayaan dan pariwisata daerah kabupaten nganjuk). Jurnal
Administrasi Publik, 1(4), 135-143.
Riyanto, I. dkk. 2020. Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Alam di Kawasan
Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo. Jurnal Belantara. 3(1).
Suarto, E. 2017. Pengembangan Objek Wisata Berbasis Analisis Swot. Jurnal Spasial:
Penelitian, Terapan Ilmu Geografi, dan Pendidikan Geografi, 3(1).
Tangian, D., & Kumaat, H. (2020). PENGANTAR PARIWISATA.
Wati, R. F. (2019). Pesona Gunung Bromo Sebagai Tujuan Wisata Di Jawa Timur.
Wibowo, L. A. (2008). Usaha Jasa Pariwisata. Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai