Oleh :
Kelompok 13
Anggota :
Ni Made Wuriti ( 1907531176 )
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini dengan judul “Siklus Ekonomi (Konjungtur).” Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Dalam
makalah ini mengulas tentang pengertian konjungtur, tahap – tahap konjungtur,
teori terjadinya konjungtur, pengelolaan konjungtur, dan contoh terjadinya
konjungtur dalam kehidupan nyata.
Adapun makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami
berharap makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Kami juga mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat menerapkannya dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.Akhir kata kami
ucapkan terimakasih atas kesediaannya dalam membaca tulisan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konjungtur ................................................................................3
2.2 Tahap-Tahap Konjungtur ............................................................................3
2.3 Teori Terjadinya Konjungtur .......................................................................6
2.4 Pengelolaan Konjungtur ..............................................................................7
2.5 Contoh Kasus Konjungtur ...........................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu period eke
periode lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Ada kalanya kegiatan
perekonomian berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan
harga-harga. Pada periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dalam
perkembangan dan ada kalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebih
rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-
perusahaan di dalam jangka Panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan
perusahaan.
3
f) Sehingga para pengusaha akan menjadi pesimis akan kelangsungan
bisnisnya.
2. Tahap Ekspansi ( Prosperity )
Tahap ekspansi adalah tahapan saat kegiatan ekonomi saat mengalami
perkembangan atau pertumbuhan yang drastis hingga mencapai puncak
( sering disebut “boom” atau “hausse”. Namun, dalam beberapa saat , dalam
tahapan ini akan timbul hambatan – hambatan yang dapat menyebabkan
situasi berubah atau berbalik menjadi kemunduran. Ciri – ciri perekonomian
saat berada pada tahap ekspansi adalah :
a) Tingkat permintaan agregat kuat dan naik
b) Adanya peningkatan permintaan impor barang dan jasa
c) Meningkatnya investasi keuntungan dan perusahaan
d) Meningkatnya produktivitas para pelaku ekonomi
3. Tahap Resesi ( Kelesuan )
Tahap resesi terjadi saat semua hambatan yang timbul pada tahap
sebelumnya menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti ( stagnasi ).
Jika kelangsungan ini terjadi dalam jangka waktu yang Panjang, maka seluruh
sector ekonomi akan terkena dampaknya, sehingga akan terjadi kelesuan yang
nantinya dapat menyebabkan kemerosotan. Ciri – ciri perekonomian berada
pada tahap resesi adalah :
a) Turunnya daya beli masyarakat akibat inflasi yang tinggi
b) Turunnya tingkat investasi karena daya beli masyarakat menurun
c) Turunnya kesempatan kerja akibat investasi menurun.
4. Tahap Recovery ( Pemulihan )
Pada tahap recovery ini kondisi ekonomi mulai pulih dan normal lagi
sehingga kegiatan produksi hidup kembali. Perekonomian memasuki tahap
recovery apabila :
a) Kondisi indikator ekonomi semakin membaik
b) Inflasi berhasil dikendalikan dan nilai mata uang mulai stabil
c) Meningkatnya investasi
d) Adanya stimulus rangsangan ekonomi berupa subsidi dari pemerintah
e) Pelaku usaha mulai optimis dengan produksi mereka.
4
Berdasarkan hal tersebut, kondisi ekonomi dapat digambarkan sebagai
gelombang naik – turun aktivitas ekonomi yang terdiri dari empat elemen,
yaitu:
5
d. Titik Terendah ( Trough )
Gerakan menurun ini akan turun hingga mencapai titik
terendahnya, yang disebut titik nadir ( trough ). Hal ini tidak akan
terjadi secara terus menerus, perekonomian akan kembali pulih dengan
adanya Gerakan menaik.
6
- Batra (1990): 60 tahun sekali
- Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa: pitu-
lungan)
Target utama kebijakan jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil
dengan output natural. Melalui kebijakan fiskal dan moneter yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek.
7
2. Kebijakan jangka panjang
8
bersama yakni pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia,
perpecahan kembali muncul. Melalui konsep Pancasila, Sukarno mencoba
menyatukan kelompok-kelompok yang berbeda ini di dalam sebuah bangsa yang
baru. Setelah Revolusi Nasional Indonesia, negara tersebut mengalami kesulitan
untuk membangun pemerintahan dan kebangsaan melalui sistem
parlementer karena berbagai kelompok saling bersaing merebut kekuatan politik
dan ingin memaksakan pandangan mereka pada negara tersebut. Ketika kondisi
politik negara ditandai oleh ketidakjelasan dan ketidakstabilan yang besar, ini
menjadi masalah berat yang menghambat pertumbuhan ekonomi karena sektor
swasta ragu untuk berinvestasi. Sekalipun pada tahun-tahun awalnya setelah
kemerdekaan Indonesia mengalami sedikit perkembangan ekonomi,
perkembangan ini segera hilang karena ketidakstabilan situasi politik (terutama
setelah pemberontakan-pemberontakan wilayah dan nasionalisasi aset-aset
Belanda pada 1957-1958).
9
tercapai. Faktanya, perekonomian jatuh bebas karena hiperinflasi, pengurangan
sumber pajak, dan juga larinya dari aset keuangan menjadi aset real. Politik
Konfrontasi yang mahal terhadap Malaysia juga menyerap porsi signifikan dari
pengeluaran pemerintah. Namun hiperinflasi tetap tidak dapat dihindari akibat
pencetakaan uang yang terus menerus, sehingga pada tanggal 13
Desember 1965 pemerintah melakukan pemotongan nilai uang dari 1000 rupiah
menjadi 1 rupiah. Kebijakan ini memberikan pukulan besar bagi perbankan
nasional, terutama yang telah menyetor modal tambahan karena tergerus drastis
dalam sekejab. Dana simpanan para nasabah perbankan juga menciut 1/1000.
Segala usaha pemotongan nilai uang ini ternyata tidak berhasil meredam inflasi,
dan harga tetap naik membumbung tinggi maka terjadilah hiperinflasi.
10
Di era reformasi, setelah kondisi politik Indonesia mulai pulih dan
kebijakan-kebijakan ekonomi yang baru diberlakukan, berdasarkan data Reuters
sejak 1998, Indonesia berhasil mencapai inflasi terendahnya pada angka 2,13% di
tahun 2019. Hal ini terjadi karena pemerintah telah berbenah dengan menghindari
hal-hal yang dapat meningkatkan persentasi inflasi.
11
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
1.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/irvandberutu/gelombang-konjungtur-ekonomi. Diakses
pada tanggal 3 April 2020.
https://www.google.com/search?q=siklus+konjungtur&safe=strict&client=ms-
android-xiaomi-rev1&hl=en-US&source=android-
browser&sxsrf=ALeKk013wUrfz0WwhsEhvktrkz_OzrJDoA:1586095762
304&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiXoveTu9HoAhVC
6nMBHZ46BkUQ_AUoAXoECA4QAw&biw=1173&bih=2137&dpr=2.7
5#imgrc=3IrK3r5897tekM. Diakses pada tanggal 3 April 2020.
13