Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi merupakan kumpulan individu-individu. Perusahaan sebagai suatu
organisasi akan menghadapi berbagai masalah terkait dengan individu-individu yang ada
di dalamnya, yaitu pegawai atau pekerja. Hubungan antara perusahaan dengan pekerja
menurut De George dibuat berdasarkan kontrak implisit yang disebut employment at
will(Satyanugraha, 2003:177). Pemberi kerja bebas menerima siapa pun dan berhak
berhenti bekerja kapanpun mereka inginkan. Karena berlaku timbal balik, tampak antara
perusahaan dengan pekerja terdapat hubungan yang sejajar. Namun kenyataanya
hubungan antara pekerja dan perusahaan tidak sejajar. Terlebih lagi dalam kondisi
oversupply tenaga kerja seperti di Indonesia, pekerja tidak memiliki kebebasan untuk
mentukan kondisi pekerjaan mereka. Sementara para pemberi kerja bebas menentukan
kondisi kerja yang mereka inginkan. Karena hal inilah tentunya menimbulkan berbagai
masalah yang menyekat pencapaian sesebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah
paham dan konflik. Diperlukan suatu batasan-batasan etika dalam suatu organisasi agar
pegawai maupun perusahan dapat sama-sama tidak merasa dirugikan yaitu dengan selalu
memperhatikan hak dan kewajiban dalam kehidupan organisasi .
Sehubungan dengan hal tersebut untuk memantapkan pemahaman, maka diperlukan
contoh kasus-kasus yang berkaitan dengan hak dan kewajiban dalam kehidupan
organisasi yaitu organisasi rasionalterkait kewajiban pegawai terhadap perusahaan dan
kewajiban perusahaan terhadap pegawai, organisasi politik, dan organisasi yang penuh
perhatian.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana kasus kasus yang berkaitan dengan organisasi rasional terkait
kewajiban pegawai terhadap perusahaan dan kewajiban perusahaan terhadap
pegawai, organisasi politik, dan organisasi yang penuh perhatian ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Untuk mengetahui kasus kasus yang berkaitan dengan organisasi rasional terkait
kewajiban pegawai terhadap perusahaan dan kewajiban perusahaan terhadap
pegawai, organisasi politik, dan organisasi yang penuh perhatian

BAB II

PEMBAHASAN
1
2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Organisasi Rasional


Dalam buku Etika Bisnis karangan Manuel G. Velasquez,
dijelaskan bahwa organisasi rasional merupakan organisasi sebagai
suatu struktur hubungan formal (yang didefinisikan secara ekplisit
dan digunakan secara terbuka) yang bertujuan teknis atau ekonomi
dengan efisiensi maksimal. Model organisasi rasional
mengasumsikan bahwa sebagian besar informasi dikumpulkan dari
tingkat operator, naik melewati sejumlah tingkat manajemen
formal, yang masing-masing mengumpulkan informasi serupa,
sampai akhirnya mencapai manajemen tertinggi. Berdasarkan
informasi ini, manajer tertinggi membuat keputusan tentang
kebijakan-kebijakan unsur, yang selanjutnya diturunkan melalui
hierarki formal, dan diperjelas dalam setiap tingkat manajerial
sampai menjangkau tingkat operator dalam tingkat operator dalam
bentuk instruksi kerja yang mendetail. Keputusan-keputusan
semacam ini didesain untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi
seperti efisiensi.

a. Kewajiban pegawai terhadap perusahaan


Dalam buku Etika Bisnis karangan Sutrisna Dewi, dijelaskan
bahwa dalam pandangan tradisional tentang perusahaan,
kewajiban moral pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan
perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin
mengancam tujuan tersebut. Ada sejumlah situasi dimana
pegawai gagal melaksanakan kewajiban untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pegawai melakukan tindakan yang mengakibatkan
terjadinya konflik kepentingan, mencuri dari perusahaan, atau
menggunakan jabatan sebagai sarana untuk memperoleh
keuntungan dari orang lain dengan melakukan pemerasaan atau
suap. Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kewajiban
ini yaitu kewajiban ketaatan, kewajiban konfidensialitas,
kewajiban loyalitas, kewajiban melaporkan kesalahan.

2
b. Kewajiban perusahaan terhadap pegawai
Dalam buku Etika Bisnis karangan Sutrisna Dewi, dijelaskan
bahwa kewajiban moral perusahan terhadap pegawai, menurut
pandangan rasional, adalah memberikan konpensasi yang
dilakukan secara sukarela dan sadar sebagai imbalan atas jasa
pegawai. Ada dua maalah yang berkaitan dengan kewajiban ini,
yaitu:
Kelayakan gaji
Berikut faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
gaji dan upah, antara lain:
1. Gaji dalam industri dan wilayah tempat seseorang bekerja
2. Kemampuan perusahaan
3. Sifat pekerja
4. Peraturan upah minimum
5. Hubungan dengan gaji lain
6. Negoisasi yang adil
7. Biaya hidup lokal
Kondisi kerja pegawai
Kondisi kerja pegawai meliputi kesehatan, dan keselamatan
kerja, serta kepuasan kerja. Selain itu tidak melakukan
praktek diskriminasi juga merupakan kewajiban perusahaan
terhadap pegawai.

2.1.2 Organisasi Politik

Dalam buku Etika Bisnis karangan Manuel G. Velasquez dijelaskan


bahwa model politik melihat organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari
sejumlah koalisi kekuatan yang saling bersaing, jalur pengaruh dan komunikasi
formal dan informal yang terbentuk dari koalisi-koalisi tersebut. Model politik
menggambarkan sebuah jaringan yang lebih semrawut dan rumit atas hubungan-
hubungan kekuasaan serjta jalur komunikasi yang saling silang.

Dalam model politik, individu terlihat berkumpul membentuk koalisi yang


selanjutnya saling bersaing satu sama lain memperebutkan sumber daya, keuntungan,
dan pengaruh. Dengan demikian, tujuan organisasi menjadi tujuan yang dibentuk
oleh koalisi paling kuat dan dominan. Tujuan tidak ditetapkan oleh otoritas yang
sah ,melainkan ditatapkan melalui tawar menawar antara berbagai koalisi. Realita

3
dasar organisasi, menurut model ini, bukanlah otoritas formal atau hubugan
kontraktual, namun kekuasaan: kemampuan individu untuk merubah perilaku pihak
lain menuju cara yang diinginkan tanpa harus merubah perilaku mereka sendiri
menuju cara yang tidak diinginkan.

2.1.3 Organisasi Yang Penuh Perhatian

Dalam buku Etika Bisnis karangan Manuel G. Velasquezdijelaskan


bahwa organisasi dapat dan haruslah dilihat sebagai jaringan hubungan dimana
individu-individu yang terkait lainnya.Dalam aspek organisasi tersebut, fokus
pegawai bukanlah mencari tujuan pribadi yang menguntungkan, namun memberikan
perhatian pada individu-individu yang merupakan bagian organisasi dan berinteraksi
dengan organisasi. Aspek tersebut paling tepat digambarkan sebagai organisasi penuh
perhatian (caring), dimana konsep-konsep moral utamanya sama dengan konsep yang
mendasari etika memberi perhatian. Jeanue M. Laedtka menggambarkan organisasi
semacam itu sebagai organisasi, atau bagian organisasi, dimana tindakan memberi
perhatian merupakan:
a. Difokuskan sepenuhnya pada individu (pribadi), bukan kualitas, keuntungan,
atau gagasan-gagasan lain yang saat ini banyak dibicarakan;
b. Dilihat sebagai tujuan dalam dan dirinya sendiri, serta bukan hanya sarana untuk
mencapai kualitas, keuntungan, dan sebagainya;
c. Bersifat pribadi, dalam artian bahwa hal tersebut melibatkan individu-individu
tertentu yang memberikan perhatian, pada tingkat subjektif, pada tingkat individu
tertentu lainnya;
d. Pendorong pertumbuhan bagi yang diberi perhatian, dalam artian bahwa tindakan
ini menggerakkan mereka menuju pemanfaatan dan pengembangan kemampuan
seutuhnya, dalam konteks kebutuhan dan inspirasi mereka sendiri.
Dalam organisasi yang benar-benar menekankan aspek perhatian, tentu saja
tindakan memberi perhatian tidak didasarkan pada motivasi untuk menekan biaya,
namun hanya untuk memberikan perhatian saja. Juga dikatakan bahwa organisasi
bisnis yang menekankan pada aspek perhatian, mengembangkan suatu cara untuk
melayani konsumen dan menciptakan nilai konsumen yang selanjutnya
memungkinkan organisasi memperoleh keuntungan kompetitif dibandingkan
organisasi lainnya.

4
2.2 Kasus Kasus yang Berkaitan dengan Organisasi Rasional terkait Kewajiban
Pegawai Terhadap Perusahaan dan Kewajiban Perusahaan Terhadap Pegawai,
Organisasi Politik, dan Organisasi yang Penuh Perhatian

2.2.1 Kasus pertama diambil dari buku Etika Bisnis karangan Sutrisna Dewi :

PERINTAH ATASAN

Indrawati bekerja untuk perusahaan PT Kontruksi ABC Pak Taufik Rachman, atasan
langsungnya, telah membuat kalkulasi` untuk sebuah proyek pembangunan dan dalam
tender PT Kontruksi ABC memperoleh proyek pembangunan atas dasar kalkulasi
itu.Walaupun kontrak sudah ditanda tangani, atasanya Indrawati itu minta kepadanya
untuk memeriksa lagi perhitungannya, sebagaimana memang termasuk
pekerjaannya.Dalam menjalankan tugas ini, Indrawati menemukan sebuah kekhilafan.
Akibatnya, perusahaan akan mengalami kerugian dengan proyek ini dan tidak
memproleh keuntungan yang diharapkan. Indrawati melaporkan temuan ini kepada
atasanya. Pak Taufik Rachman menyuruhnya untuk tidak memperhatikan kekhilafan
itu dan tidak menceritakannya kepada siapa pun. Kalau tidak, ia langsung dipecat. Pak
Taufik Rachman sendiri tidak melaporkan kekhilafan itu kepada direksi perusahaan.

(Sumber : Bertens, 2000 : 216)

Pertanyaan :

a. Apa motif tindakan Pak Taufik Rachman ?


b. Apabila Anda sebagai Indrawati, apakah Anda akan melakukan whistle blowing
atau tidak ?Mengapa ?
c. Kalau toh memutusakan melakukan whistle blowing, hal hal apa saja yang akan
anda pertimbangkan agar tidak berdampak buruk pada diri anda ?
d. Kalau memilih melakukan whistle blowing, apakah anda melakukan whistle
blowing internal atau eksternal ?Mengapa ?
e. Dengan memilih tindakan tersebut, tidakkah berarti anda bersalah karena telah
mengabaikan kewajiban ketaatan kepada atasan ?

Jawaban :

5
a. Motif tindakan Pak Taufik Rachman adalah, Pak Rachman memiliki konflik
kepentingan, menurut kami motif Pak Taufik Rachman ingin mendapatkan
keuntung untuk dirinya sendiri, karena dengan adanya proyek ini Pak Taufik
Racham akan mendapatkan penghasilan yang lebih dari biasanya, meskipun itu
merugikan bagi peusahaan.
b. Apabila saya menjadi Indrawati saya akan melihat terlebih dahulu apakah
kesalahan yang terjadi dalam perusahaan berakibat fatal bagi perusahaan atau
tidak. Apabila berakibat fatal maka saya akan melakukan tindakan Whistle
Blowing, Whistle Blowing Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau
beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak
lain. Dengan kata lain, whistle blowing sama halnya dengan membuka rahasia
perusahaan. Dengan melakukan tindakan wistle blowing ini saya dapat
memberitahu bahwa terjadi kesalahan dalam kegiatan tersebut, dan dengan
melakukan tindakan inilah, kita dapat mencegah terjadinya kerugian yang akan
dialami oleh perusahaan.
c. Hal hal yang akan saya pertimbangkan untuk melakukan tindakan whistle
blowing agar tidak berdampak buruk terhadap saya yakni dengan melihat hal hal
dibawah ini:
1. Kesalahan perusahaan harus besar
2. Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan benar
3. Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian
bagi pihak ketiga, bukan karena motif lain.
4. Penyelesdaiaan masalah secara internal harus dilakukan dulu, sebelum
kesalahan perusahaan dibawa keluar.
5. Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan kesalahan akan mencatat
sukses.
Adanya whistle blowing selalu menunjukan bahwa perusahaan gagal dalam
menjalankan kegiatannya sesuai dengan tuntutan etika. Asalkan perusahaan
mempunyai kebijakan etika yang konsisten dan konsekuen, semua kesulitan
sekitar pelaporan kesalahan tidak perlu terjadi.
d. Tindakan whistle blowing yang akan saya pilih pertama yakni Whistle Blowing
Internal, whistle blowing intenal yakni melaporkan terjadinya kesalahan dalam
perusahaan terhadap atasannya, namun dalam kasus ini dijelaskan bahwa
Indrawati sudah melaporkan kesalahan yang terjadi kepada atasannya, namun
atasannya melarangnya untuk melaporkan kasus tersebut kepada siapapun, jadi
Whistle Blowing yang harus dilakukan yakni Whistle Blowing eksternal, whistle
blowing eksternal yakni melaporkan kesalahan yang terjadi dalam perusahaan

6
kepada pihak ketiga atau pihak yang dirugikan. Jadi dengan melakukan tindakan
whistle ekstenal ini kita dapat mencegah terjadinya kerugian dalam proyek
tersebut.
e. Dengan melakukan tindakan whistle blowing, mungkin saya akan dianggap
sebagai penghianat oleh perusahaan tempat saya bekerja, namun sebaliknya saya
akan dianggap pahlawan atau dipuji oleh pihak ketiga, karena kita menempatkan
nilai-nilai moral yang benar dan luhur di atas kesejahteraan pribadi. Mungkin saya
akan dianggap melanggar kewajiban ketaatan dengan sangat merugikan
kepentingan perusahaan dan melanggar perintah atasan. Namun hal yang saya
lakukan ini saya lakukan agar PT Kontruksi ABC tidak mengalami kerugian yang
besar karena proyek pembangunan tersebut.
Dari sudut pandang etika jelas bertentangan dengan kewajiban ketaatan. Kalau
memang diperbolehkan whistle blowing dapat dipandang sebagai pengecualian
dalam bidang kewajiban ketaatan. Dasarnya adalah kewajiban lain yang lebih
mendesak. Jadi, kadang-kadang mungkin ada kewajiban untuk melaporkan suatu
kesalahan demi kepentingan orang banyak. Meskipun sulit sekali untuk
memastikan kapan situasi seperti itu secara obyektif terealisasi. Pada
kenyataannya hati nurani si pelapor harus memutuskan hal itu, setelah
mempertimbangkan semua faktor terkait.

2.2.2 Kasus kedua diambil dari buku Etika Bisnis karangan Sutrisna Dewi :

DONALD WOHLGEMUTH DAN GOODRICH

Pada tahun 1960-an Donald wohlgemuth adalah insinyur amerika yang bekerja pada
perusahaan Goodrich di ohio, perusahaan yang memproduksi bahan karet, ia bekerja
pada unit pembuatan pakaian astronot untuk proyek antariksa dari pemerintah
Amerika.ia tidak puas dengan gajinya serta kondisi kerja dan karena itu mulai
berunding dengan perusahaan internasional Latex, pesaing Goodrich, tentang gaji dan
fasilitas, jika masuk kerja disana. Internasional Latex pun mempunyai program
pembuatan pakaian astronot untuk pemerintah.Kepada Goodrich, Wohlgemuth
menyampaikan keputusannya untuk pindah bekerja ke internasional Latex.Pimpinan
Goodrich tidak setuju dan mengajukan masalah kerja ini kepengadilan. Mereka yakin
hakim akan melarang wohlgemuth berpindah ke internasional Latex. Ternyata
pengadilan memutuskan bahwa Goodrich tidak bisa melarang wohlgemuth pindah

7
bekerja ke perusahaan lain, tetapi sekaligus melarang wohlgemuth untuk membuka
informasi rahasia dari usaha lamanya.

Pertanyaan:
a. Mengapa Goodrich ingin mempertahankan agar wohlgemuth tidak pindah ke
internasional Latex?
b. Mengapa Goodrich mempunyai keyakinan bahwa hakim juga akan memutuskan
melarang Wohlgemuth pindah ke internasional Latex?
c. Sebutkan beberapa alasan kuat yang mendukung keputusan pengadilan bahwa
Goodrich tidak bisa melarang wohlgemuth pindah bekerja ke perusahaan lain!
d. Apa yang harus dilakukan wohlgemuth untuk meyakinkan bahwa ia tidak akan
membuka informasi rahasia Goodrich?
Jawaban:
a. Goodrich ingin mempertahankan agar Wohlgemuth tidak pindah ke Internasional
Latex adalah Karena Wohlgemuth tersebut ingin pindah bekerja ke pesaing
Goodrich yaitu ke internasional Latex. Dimana perusahaan Goodrich tersebut
adalah perusahaan yang memproduksi bahan karet, Donald Wohlgemuth tersebut
bekerja pada unit pembuatan pakaian astronot, dan jika wohlgemuth masuk kerja
disana perusahaan internasional Latexpun yang dimana perusahaan tersebut
adalah pesaing dari perusahaan Goodrich mempunyai program pembuatan pakaian
astronot untuk pemerintah.
b. Goodrich mempunyai keyakinan bahwa hakim juga akan memutuskan melarang
wohlgemuth pindah ke internasional Latex adalah karena:
1. Goodrich yakin bahwa Goodrich telah memberikan gaji dan kondisi kerja yang
layak.
2. Sebelumnya memulai bekerja di perusahaan Goodrich, Donald wohlgemuth
biasanya mentandatangani kontrak pekerjaan di perusahaan Goodrich sehingga
harus menyelesaikan kontrak tersebut sesuai perjanjian yang berlaku.
3. Atau bisa saja perusahaan Goodrich telah melakukan tindakan penyuapan
kepada hakim.
c. Alasan kuat yang mendukung keputusan pengadilan bahwa Goodrich tidak bisa
melarang wohlgemuth pindah bekerja ke perusahan lain adalah karena di
perusahaan Goodrich, wohlgemuth merasa tidak puas dengan gajinya serta kondisi
kerjanya, karena setiap individu berhak menuntuk hak dan kewajibannya sebagai
pegawai bila merasa tidak sebanding dengan kinerja yang dia lakukan di
perusahaan tersebut.

8
d. Yang harus dilakukan Wohlgemuth untuk meyakinkan bahwa ia tidak akan
membuka informasi rahasia Goodrich adalah dengan melakukan perjanjian
terlebih dahulu dengan perusahaan Goodrich dan meyakinkan kembali kepada
pihak perusahaan Goodrich dengan melakukan perundingan dan berkomunikasi
dengan baik terhadap perusahaan Goodrich. Karena sebaiknya dalam bekerja kita
tidak berhak membuka rahasia terhadap perusahaan lain apalagi perusahaan
pesaingnya karena itu dapat meningkatkan konflik dan kerjasama diantara
perusahaan. Dan seharusnya dalam membangun perusahaan kita harus bersaing
dengan sehat dan baik tanpa mengungkit keburukan dari perusahaan pesaing demi
memperoleh nama baik dan keuntungan.

2.2.3 Kasus ketiga diambil dari buku Etika Bisnis karangan Manuel G. Velasques :

THE GAP

Pada hari Senin, tanggal 24 Juli 1995, Stanley Raggio, wakil direktur senior untuk
sumber dan logistik internasional The Gap,Inc., membaca The New York Times dan
menemukan artikel tentang Gap. Di sana, dalam cerita oleh Bob Herbert, dia melihat
atasannya, Donald G.Fisher, dihukum karena melakukan praktek sourcing yang
menjadi tanggung jawabnya (Stan Raggio). Ratusan ribu pegawai muda (umumnya
perempuan) di Amerika Tengah dengan pengahasilan yang sangat minim dan hidup
dalam kemiskinan merupakan anugerah mutlak bagi para eksekutif perusahaan
seperti Donald G.Fisher, pimpinan eksekutif Gap dan Banana Republic, yang hidup
mewah dengan penghasilan lebih dari $2 juta tahun lalu. Judith Viera, seorang gadis
18 tahun, bekerja di pabrik maquiladora di El Salvador yang membuat pakaian untuk
Gap dan perusahaan-perusahaan lain. Dia memperoleh upah 56 sen per jam.

Gap didirikan tahun 1969 saat Donald Fisher dan istrinya Doris, membuka sebuah
toko pakaian kecil dekat San Francisco State University.Menjelang tahun 1971,
mereka sudah memiliki enam toko Gap.Toko-toko pakaian seperti Gap membeli
produk dari pabrik-pabrik Amerika dan seluruh dunia. Sekitar 20.000 kontraktor
Amerika, yang sebagian besar mempekerjakan 5 sampai 50 pegawai, mensuplai
produk pakaian untuk perusahaan-perusahaan seperti Gap. Industri pakaian di
Amerika mengalami tekanan berat dari produk impor karena industri ini padat karya
dan ketentuan upah tenaga kerja di negara-negara sedang berkembang sangat rendah,
yang dalam hal ini sangat memberatkan upah dan kondisi kerja di Amerika.

9
Diperkirakan bahwa di Cina, upah dalam industri pakaian seper dua puluh upah di
Amerika. Satu penelitian dilakukan tahun 1989 oleh General Accounting Office
menemukan bahwa dua per tiga dari 7000 toko pakaian New York adalah sweatshop.
Pemeriksaan yang dilakukan Departemen Tenaga Kerja di California Selatan
menemukan bahwa 93 persen toko yang diperiksa terbukti melakukan pelanggaran
peraturan kesehatan dan keselamatan kerja.Gap menjalin kontrak dengan lebih dari
500 produsen di seluruh dunia yang membuat pakaian-pakaian private-label menurut
spesifikasi Gap.Gap membeli sekitar 30 persen produknya dari produsen Amerika
dan 70 persen lainnya dibeli dari perusahaan-perusahaan di 46 negara.Gap
menerapkan serangkaian Prinsip dan Pedoman sourcing. Pedoman ini memberikan
standar-standar yang harus dipenuhi, yaitu : tidak melakukan diskriminasi dalam
bentuk apa pun, tidak menggunakan tenaga kerja paksa atau para narapidana, tidak
mempekerjakan anak-anak di bawah 14 tahun, memberikan lingkungan yang aman,
memberikan upah minimum atau menurut standar industri lokal, memenuhi semua
peraturan lingkungan dan standar-standar lingkungan yang lebih ketat dari Gap, tidak
mengancam atau menghukum pegawai saat mereka berusaha mengatur atau
melakukan tawar menawar secara kolektif, dan menjungjung tinggi semua hukum
dan peraturan setempat. Untuk menjamin bahwa semua kriteria tersebut terpenuhi,
Gap mengirim Gap Field Representative untuk melaksanakan wawancara dengan
calon pemasok Gap sebelum penandatanganan hubungan bisnis.

Di antara para pemasok Gap, salah satunya berada di El Salvador dan dioperasikan
oleh Mandarin Internasional, sebuah perusahaan Taiwan yang mengoperasikan
pabrik asembli di seluruh dunia. Sejumlah masalah muncul di pabrik Mandarin, yang
terletak di salah satu zona perdagangan bebas, awal Februari, dan langsung
ditanggapi dengan menutup pabrik keesokan harinya.Selanjutnya, komisi darurat
dibentuk dan melakukan pertemuan, perusahaan menyetujui untuk mengakhiri
masalah tersebut, mengakui serikat pekerja, dan menerima peraturan ketenagakerjaan
El Salvador.Namun, beberapa hari kemudian Mandarin memecat lebih dari 150
pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja dan pendukungnya.

National Labor Relation Committee, sebuah koalisi yang terdiri dari 25 serikat
pekerja berencana melakukan kampaye nasional awal musim semi tahun 1995 untuk
memprotes kondisi kerja yang dialami para pekerja pabrik pakaian di Karibia dan
Amerika Tengah. Mereka memutuskan untuk membentuk serikat pekerja di

10
Mandarin, nilai upah yang sangat minim di wilayah tersebut, serta kondisi kerja di
pabrik. Selama musim panas tahun 1995, Natinal Labor Committee berencana
membawa dua pekerja maquiladora-Judith Viera, seorang pegawai berusia 18 tahun
di Mandarin, dan Claudia Molina, bekas pegawai di Orion Apparel, sebuah
maquiladora milik perusahaan Korea di Choloma, Honduras, mengunjungi 20 kota
untuk mengkritik Gap dan perusahaan-perusahaan lain dalam konferensi pers, dan
melakukan pertemuan publik. Saat konferensi pers, kedua perempuan ini bersama
perwakilan dari National Labor Committee menuduh Gap menutup-nutupi situasi
yang terjadi di Mandarin.; mereka secara detail menjelaskan jam kerja yang panjang
dengan upah hanya 56 sen per jam, tentang tindak kekerasan terhadap para
pendukung serikat pekerja, pelecehan seksual dari atasan, tidak adanya fasilitas air
bersih untuk minum, tidak diizinkan menggunakan kamar kecil, dan dipaksa
menyapu halaman pabrik di bawah sengatan matahari sebagai hukuman. Para pejabat
serikat pekerja menuntut Gap melakukan investigasi bersama, dengan National
Labor Relation Committee, atas situasi di Mandarin, menekan Mandarin untuk
memekerjakan kembali para karyawan yang telah dipecat, dan menuntut dilakukan
pengawasan dari pihak ketiga untuk memastikan bahwa pedoman Gap telah
dilaksanakan.

Pertanyaan :

1. Tindakan apa yang Anda rekomendasikan pada Stanley Raggio? Apakah Gap
harus menyerah pada tuntutan serikat pekerja untuk melakukan investigasi
bersama, dengan National Labor Relation Committee, atas situasi di Mandarin,
menekan Mandarin untuk memekerjakan kembali para pegawainya yang telah
dipecat, dan menuntut dilakukan pengawasan dari pihak ketiga untuk
memastikan bahwa pedoman Gap telah dilaksanakan ?
2. Apakah perusahaan-perusahaan seperti Gap perlu berusaha agar para
pemasoknya memberikan gaji lebih besar dibandingkan standar industri setempat
jika nilai tersebut tidak memadai? Apakah mereka harus membayar gaji yang
sama untuk para pekerja di negara Dunia Ketiga dengan gaji pekerja Amerika?
Apakah mereka perlu memberikan jaminan kesehatan yang sama seperti yang
diberikan di Amerika? Tingkat keselamatan kerja yang sama ?
3. Apakah perusahaan seperti Gap secara moral bertanggung jawab atas cara
pemasoknya memperlakukan para pekerja mereka ? Jelaskan jawaban Anda.

11
Jawaban :
1. Tindakan yang direkomendasikan kepada Stanley Raggio adalah menurut kami,
Stanley Raggio mempunyai tanggung jawab untuk menanggulangi hal tersebut.
Tindakan yang menurut kelompok kami rekomendasikan pada Stanley Raggio
adalah melakukan investigasi bersama dengan National Labor Relation
Committee atas situasi di Mandarin, karena dengan melakukan investigasi
bersama dengan National Labor Relation Committee menunjukkan bahwa dalam
hal ini tidak ada yang perlu ditutup-tutupi atau bermaksud melindungi
perusahaan, walaupun tuduhan yang dilontarkan oleh kedua pekerja tersebut
secara jelas menyatakan bahwa perusahaan Gap telah melakukan pelanggaran
tentang ketenagakerjaan sehingga apabila memang benar ditemukan kasus yang
menguatkan adanya pelanggaran tentang ketenagakerjaan seperti jam kerja yang
panjang dengan upah hanya 56 sen per jam, tentang tindak kekerasan terhadap
para pendukung para serikat pekerja, pelecehan seksual dari atasan, tidak adanya
fasilitas air bersih untuk minum, tidak diijinkan menggunakan kamar kecil dan
dipaksa menyapu halaman pabrik dibawah sengatan matahari sebagai hukuman.
Pihak Gap mau tidak mau harus siap menanggung segala kemungkinan teburuk
atas operasi perusahaan yang dilakukan tersebut, karena hukum yang sama juga
menyebutkan bahwa para pegawai / pekerja juga memiliki hak untuk
berpartisipasi (melalui serikat pekerja) dalam keputusan menutup perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk menuntaskan kasus tersebut dan memberikan kejelasan
atas situasi di Mandarin agar pedoman dari Gap bisa dipastikan sudah terlaksana
dan para pekerja yang diberhentikan bisa bekerja kembali dan memperoleh hak-
hak sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam pedoman Gap tersebut.

2. Pembayaran Gaji, Pemberian Jaminan Kesehatan serta Keselamatan Kerja, bila


dikaitkan dengan teori gaji dengan faktor pertimbangan biaya hidup lokal dimana
gaji yang diberikan haruslah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga pekerja
(dengan mempertimbangkan apakah wilayah tersebut umumnya dihuni pekerja
yang miliki satu atau dua penghasilan sekalipun nilai gaji tersebut diatas gaji
minimum). Secara umum, semakin tinggi keuntungan perusahaan, semakin besar
gaji yang bisa di bayarkan pada pekerja, semakin kecil keuntungannya, semakin
kecil pula yang bisa diberikan. Perusahaan yang sudah terkenal seperti Gap

12
harusnya tidak terlalu menekan pemasok untuk menghasilkan keuntungan yang
terlalu berlebihan. Tentunya harus disesuaikan dengan standar industri setempat
apakah standar yang dilakukan tersebut telah memadai atau tidak untuk
dilaksanakan sesuai standar perusahaan Gap tersebut. Menurut kami mereka
tidak harus membayar gaji yang sama untuk para pekerja dinegara Dunia Ketiga
dengan gaji pekerja Amerika, karena dalam hal ini harus mempertimbangkan
situasi dimana perusahaan berada, posisi permintaan dan penawaran tenaga kerja
dan biaya hidup pekerja tersebut. Namun jika struktur gaji dalam suatu
organisasi ingin dianggap adil maka para pekerja yang melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang kurang lebih sama haruslah diberi gaji yang sebanding. Untuk
masalah gaji tentunya harus disesuaikan dengan kondisi negara atau daerah
setempat dan bisa mencukupi kebutuhan pegawai dan melalui proses yang adil
sesuai dengan produktifitasnya. Jika produktifitasnya bagus, maka mereka layak
untuk mendapatkan gaji yang sepantasnya mereka terima. Mengenai pemberian
jaminan kesehatan dan tingkat keselamatan kerja perlu diberikan yang sama
seperti yang diberikan di Amerika, karena pada dasarnya keselamatan dan
kesehatan pekerja tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan ekonomis, bahkan
perusahaan perlu (secara individual ataupun bersama perusahaan lain)
mengumpulkan informasi tentang bahaya kesehatan yang terdapat dalam suatu
pekerjaan dan menyebarkan informasi tersebut keseluruh pekerja untuk
menjamin pekerja terhadap bahaya yang diketahui. Perusahaan perlu
memberikan program asuransi kesehatan yang sesuai. Dan mengenai kecelakaan
kerja yang sering terjadi selain itu tentunya terkadang dalam melakukan
pekerjaan bisa saja mempengaruhi kesehatan pegawai jika tenaganya terlalu
dipaksakan dan terkuras karena harus memenuhi pesanan.

3. Gap Secara Moral Bertanggung Jawab atas Cara Pemasoknya Memperlakukan


Para Pekerja. Secara moral tentu saja Gap harus bertanggungjawab karena
sebagai perusahaan yang mempekerjakan pemasok tersebut di bawah labelnya
tentunya perusahaan Gap mengetahui pasti perusahaan yang sudah diajaknya
bekerja sama apakah perusahaan tersebut sudah melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan. Lagi pula Gap sudah mengeluarkan
pedoman mengenai tata cara ketenagakerjaan diantara lain tidak melakukan

13
diskriminasi dalam bentuk apa pun, tidak menggunakan tenaga kerja paksa atau
para narapidana, tidak mempekerjakan anak-anak di bawah 14 tahun,
memberikan lingkungan yang aman, memberikan upah minimum atau menurut
standar industry lokal, memenuhi semua peraturan lingkungan dan standar-
standar lingkungan yang lebih ketat dari Gap, tidak mengancam atau
menghukum pegawai saat mereka berusaha mengatur atau melakukan tawar
menawar secara kolektif, dan menjungjung tinggi semua hukum dan peraturan
setempat. Jika pemasok melanggarnya tentu ada sanksi yang harus menunjukkan
simpatinya jika terjadi perlakuan yang tidak sesuai atau tidak manusiawi oleh
pemasok terhadap pegawainya. Dalam kasus ini kami menyebutkan sebagai
diskriminasi pekerja. Karena perusahaan dalam operasinya tidak akan terhindar
dari tindakan diskriminasi khususnya dalam hal membeda-bedakan pekerja, baik
pekerja yang ingin membentuk serikat pekerja maupun yang tidak bergabung.
Selain itu diskriminasi terhadap gaji yang diberikan juga marak terjadi, salah
satunya dari kasus ini adalah penetapan oleh pemerintah yang menerapkan enam
zona perdagangan bebas, dimana disebutkan perusahaan-perusahaan asing yang
beroperasi dalam zona perdangan bebas diberikan gaji lebih baik dibandingkan
perusahaan diluar zona perdagangan bebas. Yang menjadi masalah di sini adalah
pemasok Mandarin yang salah satunya termasuk bagian dari enam zona
perdagangan bebas justru tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan
pemerintah El Salvador, sehingga Gap pun dalam hal ini terkena imbasnya harus
mepertanggungjawabkan secara moral tindakan diskriminasi itu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
3.1.1 Organisasi rasional merupakan organisasi sebagai kumpulan
hierarkis sejumlah individu yang saling berhubungan satu sama lain dan juga
berhubungan dengan organisasi melalui jalur perjanjian kontraktual.

14
Dimana terdapat kewajiban pegawai terhadap
perusahaannya dan kewajiban perusahaan terhadap
pegawainya.
Organisasi politik didasarkan pada mode kekuasaan.Elemen-elemen politik
organisasi terdiri dari jaringan hubungan kekuasaan, koalisi, dan jalur-jalur
komunikasi informal dimana individu berusaha mencapai tujuan pribadi dan
berusaha agar orang lain membantunya untuk mencapai tujuan tersebut
melalui penggunaan kekuasaan.
Organisasi yang penuh perhatian merupakan memberikan perhatian pada
individu-individu yang merupakan bagian organisasi dan berinteraksi dengan
organisasi. Organisasi bisnis yang mendukung hubungan perhatian semacam
ini akan menunjukkan kinerja ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan
organisasi yang membatasi diri hanya pada hubungan kontraktual dan
kekuasaan seperti dalam organisasi rasional dan politik.

3.1.2 Dari kasus-kasus di atas dapat kami simpulkan bahwa :

- Berdasarkan kasus Perintah Atasan dapat disimpulkan bahwa kita harus


memilih milih perintah dari atasan kita. Apabila yang diperintahkan oleh
atasan kita menurut kita salah sebaiknya kita tidak melakukan perintah
tersebut, sedangkan sebaliknya apabila perintah yang diperintahkan oleh
atasan kita menurut kita benar, sebaiknya kita menjalankan perintah
tersebut dengan benar benar, agar atasan kita merasa senang telah
meminta bantuan ke kita. Jadi kasus Perintah Atasan tersebut masuk
dalam sub bab Organisasi Rasional, tentang Kewajiban Pegawai terhadap
Perusahaan.

- Berdasarkan kasus Donald Wohlgemuth dan Goodrich dimana seorang


pegawai yang tidak puas dengan gaji dan kondisi kerja di perusahaan
Goodrich dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus
memberikan gaji dan kondisi kerja yang layak terhadap pegawainya. Agar
pegawai merasa betah dan nyaman untuk bekerja di sebuah perusahaan.
Dan sebagai pegawai kita harus menjaga rahasia perusahaan , meskipun
kita berpindah pekerjaan kita tetap harus menjaga rahasia perusahaan lama
kita. Jadi kasus Donald Wohlgemuth dan Goodrich tersebut masuk ke

15
dalam sub bab Organisasi Rasional, tentang Kewajiban Perusahaan
terhadap Pegawai.

- Berdasarkan kasus The Gap dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini tidak
boleh menutup nutupi situasi keburukan sebuah perusahaandengan maksud
melindungi perusahaan. Dalam pembayaran gaji pegawai seharusnya
disesuaikan dengan kondisi negara atau daerah setempat dan bisa
mencukupi kebutuhan pegawai dan melalui proses yang adil sesuai dengan
produktifitasnya. Dan begitu pula mengenai keselamatan dan kesehatan
pekerja tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan ekonomis.Selain itu,
perusahaan harus bertanggung jawab secara moral terhadap permasalahan
yang terjadi. Dalam kasus The Gap ini termasuk dalam sub bab
Organisasi Rasional, tentang Kewajiban Perusahaan terhadap Pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2011. Etika Bisnis; Konsep Dasar Implementasi & Kasus.Denpasar :
Udayana University Press
Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis; Konsep dan Kasus, Edisi 5.Yogyakarta : Penerbit
Andi

16
17

Anda mungkin juga menyukai