1
Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
Kualitas baik
Harga pantas
Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap
bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan- peralatan
penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan
terencana.
Ada enam manfaat yang dapat dipetik dari adanya kegiatan pemeliharaan
(maintenance) yaitu :
1. Perbaikan terus menerus
2. Meningkatkan kapasitas
3. Mengurangi persediaan
2
4. Biaya operasi lebih rendah
5. Produktivitas lebih tinggi
6. Meningkatkan kualitas
PEMBAHASAN
A. Urgensi Strategi Pemeliharaan dan keterandalan
Pemeliharaan akan menyebabkan keterandalan, keterandalan akan
menciptakan efisiensi dan efisiensi akan menciptakan produktivitas. Sementara itu
sebaliknya buruknya manajemen pemeliharaan akan menyebabkan kerusakan.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin
produksi yaitu:
1. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
2. Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung
dalam pengoperasian mesin produksi
3. Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
4. Kondisi mesin atau peralatan yang sudah haus akibat gesekan, dan
5. Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beropersi.
Kerusakan yang diakibatkan oleh beberapa hal diatas akan menyebabkan paling
tidak 7 hal yaitu:
1) Inefisiensi operasi
2) Reputasi yang buruk
3) Rendahnya kemampulabaan ( profitability)
4) Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain
5) Produk menjadi tidak berkualitas
6) Karyawan menjadi tidak puas
7) Keuntungan menjadi semakin rendah
B. Performansi Pemeliharaan
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada 2 unsur
yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu:
Keterlibatan karyawan dan
Prosedur pemeliharaan
Oleh karena itu, untuk mengukur seberapa sukses manajemen
pemeliharaan,maka terlebih dahulu diukur kemampuan karyawan dan seberapa
baik prosedur yang ditempuh.
Sejauh mana keterlibatan karyawan dalam melakukan manajemen
pemeliharaan, menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Faktor karyawan dalam
3
hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian
yang dimilikinya, kopensasi yang diterimanya sebagai faktor penguat motivasi
dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian
dan kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat
menempuh beberapa hal yaitu :
Pertukaran informasi
Para karyawan digiring untuk melakukan pertukaran informasi melalui
penciptaan iklim yang kondusif.
Misalnya : adanya tim (group) yang memungkinkan para anggotanya
untuk melakukan pertukaran informasi, atau adanya bank data atau bank
prosedur, yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala
jenis mesin dalam sistem manufaktur.
Pelatihan Keahlian
Para karyawan perlu dilatih agar mempunyai keahlian tertentu. Bagi
karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan, perusahaan
dapat mengirimkan ketempat-tempat pelatihan atau training center yang
menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih ditempatnya bekerja
oleh seseorang yang ahli dibidangnya.
4
4. Ukuran Pabrik (Plant type); Pabrik yang besar lebih banyak memerlukan
tenaga maintenance daripada pabrik yang kecil. Keadaan ini sesungguhnya
tidak mempengaruhi banyak kepada segi organisasi. Akan tetapi pada
pelaksanaannya akan membutuhkan pengawasan dan pertanggung
jawaban yang berbeda dimana pada tingkat yang lebih kecil maka akan
lebih kecil pula tingkat pertanggung jawabannya.
5. Tenaga Kerja, Training dan kehandalannya; Hal ini perlu mendapat
perhatian dalam membuat membuat suatu organisasi maintenance karena
ada pengaruhnya terhadap beban pengawasan dan fasilitas untuk training.
Di daerah dimana tenaga kerja yang andal sangat langka diperoleh maka
pengawas dan fasilitas training yang baik harus mudah didapat.
6. Ruang Lingkup bagi Maintenance; Dalam suatu bagian maintenance yang
diserahi tanggung jawab hanya untuk memelilhara mesin saja, maka beban
organisasinya tidak seberat suatu bagian maintenance dengan tanggung
jawab yang meliputi bidang kerja lain.
7. Jenis Perusahaan; Setiap perusahaan mempunyai kepentingan yang
berbeda atas pelayanan maintenance yang baik. Pada
perusahaanperusahaan angkutan umum, lebih banyak dituntut dari
segikeamanan agar alat transportasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga bagian maintenance merupakan bagian yang sangat penting.
5
Pemeliharaan perbaikan dilakukan setelah suatu mesin produksi
mengalami kerusakan pada saat mesin sedang beroperasi. Biasanya kerusakan ini
terjadi akibat tidak diimplementasikannya preventive maintance menurut
programnya.
Dimana :
R = Keterandalan sistem
R1 = Keterandalan komponen 1
R2 = Keterandalan komponen 2
Rn = Keterandalan komponen n
Jika ada 100 komponen dan masing-masing komponen memilki
keterandalan individual sebesar 95%, maka keterandalan sistem adalah 0,60%,
yang diperoleh dari (95%). Artinya, sistem akan berjalan lancar dengan peluang
0,60% dari operasi mesin. Dengan kata lain, ada 99,40% peluang sistem itu gagal.
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang sesuatu yang berfungsi
dalam waktu yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering
dilakukan adalah Failure Rate (FR) dengan Rumus :
6
FR(N) = Jumlah unit yang rusak
Jumlah unit-jam waktu operasi
MTBF = 1 / FR (N)
Contoh :
20 sistem AC yang dirancang untuk digunakan oleh astronot di NASA,
diuji tingkat kerusakannya dengan menggunakan 1000 jam operasi.
Ternyata 2 dari 20 sistem tersebut gagal dalm pengujian, satu rusak setelah
200 jam dan sisanya rusak setelah 600 jam pengujian. Hitunglah:
1. Tingkat kerusakan dalam persen- FR (%), dan dalam unit FR (N)
2. Waktu rata-rata kerusakan (MTBF)
Jawab :
FR(%) = Jumlah unit yang rusak X 100% = 2 X 100% = 10%
Jumlah unit yang diuji 20
7
Karena waktu rata-rata antar kerusakan (Mean Time Between Failure,
MTBF), dirumuskan sebagai kebalikan dari FR, maka :
Peluang Peluang
Komponen komponen
Pertama + kedua * = P(R)
Bekerja bekerja
E. Keputusan Pemeliharaan
1.Biaya Pemeliharaan
Yang harus diperhatikan dari biaya-biaya yang terjadi adalah biaya
pemeliharaan, baik biaya pemeliharaan pencegahan, maupun biaya pemeliharaan
perbaikan.
Pengelolaan biaya pemeliharaan akan memberikan alternatif pilihan bagi
seorang manajer pemeliharaan dalam mengambil keputusan yaitu :
8
1. Perlukah dilakukan pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan perbaikan
? Analisa biaya dalam hal ini harus cermat dan hati-hati. Adapun hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah :
a. Berapa besar biaya pemeliharaan yang ditimbulkan akibat tidak adanya
pemeliharaan pencegahan. Apabila perbaikan perperiodelebih besar
tanpa adanya pemeliharaan pencegahan, maka pemeliharaan
pencegahan merupakan solusi terpilih untuk dilaksanakan.
b. Berapa besar biaya pemeliharaan dan perbaikan dilakukan terhadap
suatu mesin atau peralatan dengan harga peralatan atau mesin tersebut.
2. Perlukah dilakukan penggantian, atau hanya perbaikan saja?
Analisa biaya yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Biaya yang diperlukan untuk perbaikan dibandingkan dengan harga
mesin atau peralatan baru di pasar
b. Biaya penggantian mesin baru
Bagi seorang manajer pemeliharaan, fungsi kontrolnya terhadap
penggunaan anggaran sangat penting. Untuk itu perlu dihindari adanya
pemborosan. Ia juga diminta untuk melakukan pengawasan terhadap biaya-biaya
rutin yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan.
2.Siapa yang Melakukan Pemeliharaan
Tingkat kemampuan SDM pada bagian pemeliharaan sangat menetukan
dalam keberhasilan mempertahankan keterandalan mesin. Tingkat kemampuan
para operator pada bagian pengolahan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam pengoperasikan mesin dan peralatan. Oleh karena itu, operator
harus selalu ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan atau kursus. Operator
yang berkualitas memiliki keahlian bagaimana mengoperasikan dan menjaga
mesin atau peralatan tersebut. Ia juga bertanggung jawab pada kondisi peralatan.
Aspek yang penting setelah itu adalah, apakah pelaksanaan pemeliharaan
dilakukan secara Sentralisasi, atau desentralisasi. Departemen Pemeliharaan yang
tersentralisasi akan mengerjakan seluruh pemeliharaan (baik menjegah maupun
perbaikan). Sementara itu, departemen pemeliharaan yang desentralisasi akan
berguna jika peralatan berbeda digunakan pada area yang berbeda di perusahaan.
Apakah pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh pihak sendiri atau
dikontrakkan kepada pihak luar. Pemeliharaan kontrak biasanya ditempuh jika
pemeliharaannya memerlukan keahlian.
9
F.Teknik Lain Untuk Membangun Kebijakan
Pemeliharaan
1. Simulasi
Memberikan kemampuan seseorang untuk mengevaluasi akibat dari
kebijakan pemeliharaan yang berbeda-beda.
Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan dan karakteristik
dari sistem nyata. Cara meniru bagian dari sistem manajemen operasional melalui
pembuatan model matematik yang diusahakan untuk sedekat mungkin dengan
realita dan model tersebut, kemudian digunakan untuk memperkirakan efek-efek
berbagai tindakan.
Bagi seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi, dibuat
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menetukan masalah
2) Memperkenalkan variabel penting yang disertai dengan masalah
3) Membuat model angka
4) Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
5) Melakukan percobaan
6) Mempertimbangkan hasil ( memodifikasi model atau mengubah input
data)
7) Memutuskan arah tindakan yang akan diambil
Menurut Heizer (1999), ada beberapa keuntungan penggunaan model
simulasi :
1) Simulasi relatif berterus terang dan flexibel
2) Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas
dan kompleks.
3) Komplikasi dunia nyata dapat tercakup, yang tidak tercakup dalam
kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional.
4) Pemanfaatan waktu dimungkinkan dalam simulasi melalui penggunaan
simulasi komputer.
5) Simulasi memungkinkan tipe pertanyaan “bagaimana-bila” para manajer
ingin mengetahui sebelumnya pilihan apa saja yang akan paling menarik.
6) Simulasi tidak mempengaruhi sistem dunia nyata
7) Dengan adanya simulasi, dapat dipelajari efek interaktif dari komponen
atau variabel individual untuk menentukan mana yang penting.
10
2. Sistem Pakar
Dapat digunakan oleh staf untuk menolong melakukan diagnosa kesalahan
pada mesin dan peralatan
Menurut Oxman didalam Marimin (2002), Sistem pakar adalah perangkat
lunak komputer yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari
unsur suatu makalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya
membutuhkan kemampuan seorang ahli.
Pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar terdiri dari kaidah-kaidah
(rules) atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur dari suatu
gugus persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi kondisi yang
diikuti oleh akibat dari prasyarat tersebut.
Tujuan perancangan sistem pakar adalah untuk mempermudah kerja,atau
bahkan mengganti tenaga ahli, penggabungan ilmu dan pengalaman dari beberapa
tenaga ahli, training tenaga ahli baru, penyediaan keahlian yang diperlukan oleh
suatu proyek yang tidak ada atau tidak mampu membayar tenaga ahli.
Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah, apalagi untuk mereka yang mempunyai keahlian yang
berbeda. Untuk itulah sistem pakar dirancang dengan fungsi menyimpan dan
menggunakan ilmu serta pengalaman dari satu atau beberapa tenaga ahli
11
1. Merupakan instruksi dasar tindakan yang harus dilakukan -Menunjukkan
metode kerja, alat-alat apa yang dibutuhkan atau alat uji apa yang harus
digunakan.
2. Dapat dianggap sebagai standar kerja, sehingga siapapun yang melakukan
mempunyai cara yang sama, sekaligus mempengaruhi keselamatan kerja.
12
atau setelah digunakan produksi. Pemeliharaan ini dapat dilakukan oleh
operator dari peralatan produksi tersebut dengan memberikan petunjuk-
petunjuk pemeliharaan terlebih dahulu kepada para operator tersebut.
2. Jadwal pemeliharaan jangka sedang, adalah pemeliharaan peralatan
produksi bulanan yang disusun dari jadwal pemeliharaan tahunan yang
dalam penyusunannya harus disesuaikan dengan jadwal produksi pada
bulan yang bersangkutan sehingga tidak terjadi bentrokan.
3. Jadwal pemeliharaan jangka panjang, adalah pemeliharaan yang mencakup
pemeliharaan total atau sering dikenal dengan Overhaul. Pemeliharaan
jangkan panjang ini memerlukan persiapan yang matang dalam satu tahun
ke depan dengan melihat riwayat mesin pada tiap bulannya. Hal yang
perlu diperhatikan adalah waktu pelaksanaan overhaul tersebut karena
tentunya peralatan produksi tidak dapat berproduksi sama sekali pada saat
itu sehingga diperlukan kecepatan, ketepatan dalam pelaksanaan Overhaul.
Dalam hal ini kebijakan dari besarnya nilai prosentasenya yang ditentukan oleh
pihak perusahaan dimana diharapkan nilai prosentase yang ditetapkan adalah ideal
dan menyesuaikan dengan karakteristik serta jenis perusahaan yang menerapkan.
13