Anda di halaman 1dari 9

RESUME

ANALISIS HARGA POKOK DAN PROYEKSI LABA


RUGI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Budgeting
Dosen Pengampu:
YULIA MARIS HERDIANTI, SE., ME

Disusun oleh
Kelompok 06:
1. Dewi Maria Ulfa (12402173661)
2. Raka Anggun Prasetya (12402173673)
3. Rinda Dwi Kristanti (12402173677)
4. Dinda Urim Naviva (12402173688)

ES VI – O
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2020
PEMBAHASAN
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DAN PROYEKSI
LABA RUGI

A. Harga Pokok Produksi (Product Coasting)


Ada 2 kelompok biaya: biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya
produksi ialah biaya yang keluar untuk mengelola bahan baku jadi bahan
produk, sedang biaya non produksi ialah biaya yang keluar selain dari biaya
produksi semisal biya yang keluar dari kegiatan pemasaran.1
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang digunakan untuk
memproduksi barang/jasa selama periode yang bersangkutan.2
Penentuan biaya (kos) untuk menetukan unsur-unsur biaya
dipengaruhi oleh dua pendekatan yaitu: (1) Full Costing ialah penentuan
biaya yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya
produksi. (2) Variable Costing ialah penentuan biaya yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel ke dalam biaya produksi.
Unsur-unsur biaya yang digunakan untuk menaksir biaya produksi:3
Taksiran Biaya Bahan Mentah Xxx
Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung Xxx
Taksiran Biaya Overhead Pabrik xxx +
Taksiran Biaya Produksi Xxx

Harga/biaya produksi dapat deketahui apabila sudah dihitung:4


1. Volume produksi masing barang.
2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang.
3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang.
4. Biaya overhead pabrik untuk masing-masing bagian produksi dan jasa.
5. Satuan kegiatan antara bagian produksi dan jasa.
6. Angka standar pada masing-masing bagian.
1
Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggraini, Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan
Pengendalian Laba, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), hal. 246
2
Kuswadi, Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam, (Jakarta: PT Gramedia,
2006), hal. 49
3
Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggraini, Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan
Pengendalian Laba, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), hal. 247
4
Ibid, hal. 247

1
Harga pokok produksi sangat penting untuk jangka waktu tertentu
bagi manajemen untuk:5
1. Menetukan harga pokok jual produk
Dalam menetapkan harga jual sebuah produk biaya produksi per unit
barang yang wajib di pertimbangkan selain informasi biaya dan non biaya.
2. Memantau realisasi biaya produksi
Info ini berguna sebagai pemantau proses produksi apakah dalam proses
produksi menggunakan biaya yang telah diperhitungkan sebelumnya.
3. Menghitung laba rugi perusahaan
info ini berguna dalam kegiatan produksi dan pemasaran apakah mampu
menghasilkan laba bruto atau menghasilkan rugi bruto.
4. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
yang ada di neraca
Majanemen membuat laporan keuangan berupa nera dan laba rugi.

B. Proyeksi Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi merupakan hasil dari proses akuntansi. Laporan ini
menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Penyusunan anggaran laba rugi bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pihak manajemen mengenai laba atau rugi
yang akan ditanggung oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.6
Secara umum laporan laba rugi disajikan dalam bnetuk:7
Penjualan xxx
Harga Pokok Produksi xxx +
Laba Kotor xxx
Biaya Operasi:
Biaya Administrasi umum & keuangan xxx
Biaya pemasaran xxx +
Total Biaya Operasi xxx -

5
Ibid, hal, 247-248
6
Catur Sasongko dan Safira Rumondang Parulian, Anggaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2018),
hal. 96
7
Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggraini, Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan
Pengendalian Laba, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), hal. 248

2
Laba Usaha Operasi (EBIT) xxx
Biaya Bunga (Interest) xxx -
Laba Sebelum Pajak (EBT) xxx
Pajak (tax) xxx -
Laba Bersih (EAT) xxx

Contoh Kasus 3: Harga Pokok Produk Dan Laporan Laba Rugi


Perusahaan ”SADINO GROUP” bermaksud membuat laporan laba rugi
untuk Tahun 2011. Data-data yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk
peyusunan anggaran Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan di departemen produksi Tahun
2011 sebesar:
Departemen Kegiatan Jumlah BOP
Proses 1 Processing Rp 22.500.000,-
Proses 2 Finishing Rp 13.300.000,-
Jasa X Listrik Rp 11.000.000,-
Jasa Y Gudang Rp 3.200.000,-

b. Rencana penggunaan jasa dari departemeen jasa adalah:


Departemen Departemen Pemakai Jasa
Proses 1 Proses 2 Jasa X Jasa Y
Pemberi Jasa
Jasa X 50% 35% - 15%
Jasa Y 30% 50% 20% -

c. Tingkat kegiatan
Tingkat kegiatan di departemen 1 adalah sebesar 10 jam dengan komposisi
50% untuk menyelesaikan produk A dan 50% untuk produk B. Sedangkan
Tingkat kegiatan di departemen proses 2 adalah sebesar 5 jam dengan
komposisi 60% untuk menyelesaikan produk A dan 40% untuk produk B.
d. Unit Produk dan harga jual produk
Produk A diproduksi sebanyak 2.000 unit dengan harga jual Rp. 70.000/unit,
dan produk B diproduksi sebanyak 1.000 unit drngan harga jual Rp
50.000/unit.
e. Biaya Produksi lain per jenis produk
Janis Biaya Produk A Produk B

3
Bahan Mentah Langsung Rp 10.000.000 Rp 7.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 15.000.000 Rp 3.000.000

f. Biaya Usaha
Biaya Pemasaran Rp 12.500.000,-
Biaya Administrasi Keuangan Rp 7.500.000,-

Berdasarkan data tersebut, diminta:


1. Menghitung BOP neto masing-masing departemen jasa
2. Menghitung BOP yang dianggarkan untuk masing-masing
departemen produksi
3. Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen produksi
4. Menghitung satuan kegiatan untuk masing-masing produksi dan per
produk
5. Menghitung BOP per produk
6. Menghitung HPP per produk
7. Menyusun Laporan Laba Rugi, jika diasumsikan semua unit
produksi laku terjual, dengan beban bunga pada periode tersebut
sebesar Rp 5.000.000 dan pajak ditentukan sebesar 30%

Penyelesaian Kasus
1. Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa
Diketahui:
X =11.000 .000+20 %Y
Y =3.200.000+15 %X
X =11.000 .000+20 %Y
X =11.000 .000+20 % ( 3.200 .000+15 %X )
X =11.000 .000+640.000+0,03 X
X −0,03 X=11.640 .000
X =12.000 .000
Y =3.200.000+15 %X
Y =3.200.000+15 % ( 12.000.000 )
Y =5.000 .000

4
Keterangan Mula-mula Tambahan (+) Kurangi (-) BOP Neto
Listrik (X) 11.000.000 1.000.000 1.800.000 10.200.000
Gudang (Y) 3.200.000 1.800.000 1.000.000 4.000.000
Jumlah 14.200.000

2. Menghitung BOP yang dianggarkan untuk masing-masing departemen


produksi
Keterangan Proses 1 Proses 2
BOP langsung 22.500.000 13.300.000
Alokasi BOP tidak langsung
Jasa X 6.000.000 4.200.000
Jasa Y 1.500.000 2.500.000
BOP Tidak Langsung 7.500.000 6.700.000
Total BOP dianggarkan 30.000.000 20.000.000

Keterangan:
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
a. Jasa X (departemen listrik)
BOP departemen jasa X sebanyak Rp10.200.000 seluruhnya dialokasikan
ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen proses 1 = 50/85 x Rp10.200.000 = Rp 6.000.000
Departemen proses 2 = 35/85 x Rp10.200.000 = Rp 4.200.000
Total = Rp10.200.000
b. Jasa Y (departemen gudang)
BOP departemen jasa Y sebanyak 4.000.000 seluruhnya dialokasikan ke
masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen proses 1 = 30/80 x Rp4.000.000 = Rp 1.500.000
Departemen proses 2 = 50/80 x Rp4.000.000 = Rp 2.500.000
Total = Rp 4.000.000

3. Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen produksi


Keterangan Proses 1 Proses 2
BOP dianggarkan (Rp) 30.000.000 20.000.000
Satuan Kegiatan (Jam) 15.000 8.000
Tarif BOP (Rp/Jam) 2.000 2.500

5
4. Menghitung Satuan Kegiatan untuk masing-masing departemen produksi dan
per produk
JKL/Unit Satuan
Keterangan Unit Produksi
(Jam/Unit) Kegiatan (jam)
Departemen Proses 1
Produk A 2.000 10 x 50% = 5 10.000
Produk B 1.000 10 x 50% = 5 5.000
Total 15.000
Departemen Proses 2
Produk A 2.000 5 x 60% = 3 6.000
Produk B 1.000 5 x 60% = 3 2.000
Total 8.000

5. Menghitung BOP per Produk


BOP
Tarif BOP Satuan
Keterangan Dianggarkan
(Rp/Jam) Kegiatan (Jam)
(Rp)
Departemen Proses 1
Produk A 2.000 10.000 20.000.000
Produk B 1.000 5.000 10.000.000
Total 30.000.000
Departemen Proses 2
Produk A 2.000 6.000 15.000.000
Produk B 1.000 2.000 5.000.000
Total 20.000.000

6. Menghitung HPP per Produk


Keterangan Produk A Produk B
Biaya Bahan Mentah Langsung 10.000.000 7.000.000
Biaya TK Langsung 15.000.000 3.000.000
Biaya Overhead Pabrik:
Departemen Proses 1 20.000.000 10.000.000
Departemen Proses 2 15.000.000 5.000.000
Total BOP dianggarkan 35.000.000 15.000.000
Harga Pokok Produksi (Rp) 60.000.000 25.000.000
Unit Produksi (Unit) 2.000 1.000
HPP/Unit (Rp/Unit) 30.000 25.000

7. Proyeksi Laporan Laba Rugi Tahun 2A11


Keterangan Produk A Produk B Total
Penerimaan Penjualan 140.000.000 50.000.000 190.000.000

6
Harga Pokok Penjualan 60.000.000 25.000.000 85.000.000
Laba Kotor 80.000.000 25.000.000 105.000.000
Biaya Usaha:
Biaya Pemasaran 12.500.000
Biaya Adm. Keuangan 7.500.000
Total Biaya Usaha 20.000.000
Laba Usaha (EBIT) 85.000.000
Bunga (I) 5.000.000
Laba Sebelum Pajak (EBT) 80.000.000
Pajak (30%) 27.000.000
EAT 53.000.000

7
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini. 2017. Anggaran Bisnis Analisis,


Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam. Jakarta:
PT Gramedia.
Sasongko, Catur dan Safira Rumondang Parulian. 2018. Anggaran. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai