Anda di halaman 1dari 25

Materi Kuliah:

AKUNTANSI BIAYA II

Oleh:

Dr. Anita Erari, SE, M.Sc.,Agr.

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
JANUARI 2020

1
VOLUME-BASED COST SYSTEM
AND STRATEGIC COST ANALYSIS
(Sistem biaya berdasarkan kegiatan
dan Analisis biaya strategis)

Kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan

Kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan (activity-based


costing/ABC) disebut juga kalkulasi biaya berdasarkan transaction
(transaction-based costing) bertujuan memperbaiki keakuratan biaya produk
dan jasa, dengan mengakui bahwa beberapa biaya lebih tepat dibebankan atas
dasar nonvolume.

Penggerak berdasarkan volume atau berdasarkan unit (Volume-


based or unit-based drivers) adalah pengukuran alokasi yang didasarkan atas
atribut produk, seperti jam tenaga kerja, jam mesin dan biaya bahan.

Beberapa alokasi membutuhkan dasar yang tidak berkaitan dengan


unit (nonvolume), sebab volume tidak menimbulkan semua biaya overhead.
Sebaliknya, kompleksitas dan keragaman proses manufaktur adalah
penggeraknya.

Tingkatan penggerak biaya

ABC mengklasifikasikan biaya sebagaimana biaya itu bervariasi menurut


kegiatan unit, batch, produk, teknologi, pelanggan dan fasilitas.

 Kegiatan tingkat unit (Unit-level activities) terjadi setiap kali pekerja


memproduksi suatu unit

 Kegiatan tingkat batch (batch-level activities) terjadi setiap kali pekerja


memproduksi satu batch.

Penggerak untuk kegiatan tingkat unit dan batch. Mesin yang dipakai,
jumlah pemasukan dan jam tenaga kerja langsung biasanya merupakan
penggerak biaya untuk kegiatan tingkat unit. Contoh Kegiatan tingkat
batch adalah pembuatan papan rangkaian elektronik dimana pelanggan
telah menentukan jumlah dan ukuran lobang diatas papan itu. Jumlah set-
up mesin, jam set-up, jumlah pesanan pembelian dan jam penanganan
bahan adalah contoh tambahan penggerak ABC pada tingkat batch.

2
 Kegiatan pendukung produk (product-sustaining activities)
memungkinkan pembuatan dan penjualan produk, seperti memperbaiki
kerusakan rancangan produk, periklanan suatu lini produk tertentu, dll.
Jumlah komponen atau unsur, jam pemesanan, jumlah berapa kali
pemesanan dan banyaknya suku cadang adalah penggerak untuk kegiatan
tingkat produk.

 Kegiatan pendukung teknologi (technology-sustaining activities)


memungkinkan teknologi untuk membuat produk, seperti pemeliharaan
mesin.

 Kegiatan pendukung pelanggan (customer-sustaining activities)


melayani pelanggan dan calon pelanggan, seperti penyerahan produk.

 Kegiatan pendukung fasilitas (facility-sustaining activities)


memungkinkan produksi atau penyerahan jasa, seperti pembayaran sewa.

Selanjutnya, ABC membebankan biaya kegiatan ke produk, baik yang


menggunakan penggerak berdasarkan volume maupun nonvolume. ABC
menyadari bahwa kegiatan yang berbeda menyebabkan biaya bervariasi
terhadap keragaman dan kompleksitas produk.

Misalnya, jika total biaya work cell (sel kerja artinya pusat kerja
berorientasi produk yang mencakup mesin dan alat yang diperlukan untuk
memproduksi sekelompok suku cadang secara efisien) menambah nilai produk,
akuntan harus mengakumulasikan biaya tersebut pada tingkat work cell.

Kegiatan bernilai tambah vs kegiatan tidak bernilai tambah


ABC membantu memfokuskan pada kegiatan berbiaya tinggi dengan
mengidentifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap kegiatan. Proses ini
mendorong manajer mengidentifikasikan kegiatan bernilai tambah (value-
added activities) dan mengeliminasi kegiatan tidak bernilai tambah
(nonvalue-added activities).
Benchmarking adalah suatu proses membandingkan kegiatan
dengan praktek terbaik tingkat dunia. Tujuannya adalah untuk membandingkan
kekuatan dan kelemahan produk, proses atau jasa dengan yang terbaik di
tingkat dunia, selanjutnya dapat meniru ide yang dapat ditransfer.
Benchmarking adalah alat untuk meningkatkan berkesinambungan karena
setelah mengidentifikasi kegiatan dengan praktek terbaik, akan dijadikan target
yang akan dicapai.

3
Membandingkan kalkulasi biaya ABC dan Tradisional
Keragaman produk (product diversity) terjadi jika produk itu memerlukan
suatu kegiatan dan masukan dalam proporsi yang berbeda.
Keragaman volume (volume diversity) atau keragaman ukuran batch (batch-
size diversity) terjadi jika terdapat perbedaan jumlah unit yang
diproduksi oleh lini produk.
Keragaman bahan (material diversity) terjadi apabila terdapat produk yang
memerlukan beberapa input dengan tingkat unit tidak proporsional.
Produk ini mungkin memerlukan pemrosesan mesin lebih lama.
Contoh:
 Keragaman produk
A B
Unit yang diproduksi 10 10
Perpindahan bahan per unit 3 7
Jam TKL per unit 435 435
Biaya penanganan bahan yang dianggarkan - $ 43.500
C D
Unit yang diproduksi 400 400
Perubahan rancang tehnik yang
diperlukan per lini produk 10 3
Biaya per unit perubahan rancang
teknik yang diperlukan $ 500 $ 500
Jam mesin per unit 2 2

Diminta:
1. Hitunglah biaya penanganan bahan per unit untuk produk A dan B
(Konvensional & ABC)
2. Berapa besar biaya perubahan rancang teknik per unit untuk
produk C dan D (konvensional & ABC)

 Keragaman Volume
E F
Unit yang diproduksi 1.000 100
Jam set-up mesin per lini produk 5 5
Jam mesin per unit 2 2
Total by yg berkaitan dgn set-up mesin dianggarkan $ 8.800

Diminta: Berapa biaya set-up mesin per unit untuk produk E & F
(konvensional & ABC)?

4
 Proses alokasi dua-tahap
Satu departemen produksi memerlukan 84.000 JM yang dianggarkan
dengan anggaran biaya overhead dan hasil tarif pembebanan sbb:
Penyusutan mesin & pemeliharaan mesin $ 840.000
Biaya penerimaan Pesanan 418.600
Biaya rancang tehnik 360.000
Biaya set-up mesin 37.400
Biaya inspeksi 192.000
$ 1.848.000
Perusahaan memproduksi dan menjuaal tiga macam produk:
X Y Z Total
Unit yg diprod. & dijual 28.000 18.000 6.000
By BL per unit $ 20 $ 15 $ 13
By TKL per unit $ 12 $ 14 $ 10
JM yg dibutuhkan per unit 1,5 2 1 84.000
Jumlah per lini produk:
Penerimaan pesanan 16 40 200 256
Pesanan produksi 14 12 19 45
Pelaksanaan produksi 4 8 22 34
Pemeriksanaan(inspeksi) 8 4 20 32

Diminta:
Hitunglah biaya produk per unit untuk produk X, Y dan Z (konvensional
dan ABC) !

ABC menyediakan informasi dan manajemen berdasarkan kegiatan


(activity based management=ABM) dan menggunakan informasi tersebut
dalam berbagai rancangan analisis untuk menghasilkan perbaikan secara terus-
menerus. ABC menyebabkan pengurangan biaya dalam kegiatan pemasaran
dan administrasi serta memperbaiki kalkulasi biaya produk.

Perencanaan Strategis

Untuk memperoleh manfaat optimal dari manajemen berdasarkan


kegiatan (activity-based management) manajer harus menyusun rencana
strategis (strategic plans) yang menetapkan tujuan jangka panjang organisasi
dan sarana untuk mencapainya. Analisis perencanaan strategis termasuk
analisis biaya strategis.

5
Analisis biaya strategis (strategic cost analysis) menggunakan data
biaya dalam mengembangkan strategi terbaik dengan memperhatikan
kemungkinan penempatan posisi produk baru dipasaran dan penetrasi yang
potensial. Analisis biaya strategis meliputi:

 Analisis rangkaian nilai (value chain analysis)


Rangkaian nilai (value chain) adalah mata rantai dari serangkaian kegiatan
yang menciptakan nilai mulai dari perolehan sumber daya BB sampai
produk atau jasa siap pakai diproduksi. Kegiatan ini meliputi operasi
manufaktur, pemasaran, pelayanan dan pengembangan teknologi. Tujuan
analisis nilai adalah menentukan dimana manajer dapat menurunkan biaya
mulai dari perancangan sampai distribusi dalam segmen mata rantai
perusahaan.
 Analisis penggerak biaya
 Analisis keunggulan bersaing

6
TEORI KENDALA
(Theory of Constraint/TOC)
Kendala atau mata rantai terlemah adalah segala sesuatu yang membatasi
kinerja.
 Mengidentifikasi dan mengeksploitasi kendala
Misalnya perusahaan memiliki 3 (tiga) mesin yang berbeda untuk
memproduksi TV dan komputer. Setiap mesin mempunyai 400 menit yang
tersedia untuk pemrosesan setiap hari. Permintaan pasar adalah 50 TV dan
28 komputer setiap hari.
Identifikasi kendala
Mesin TV Komputer Total menit yg Persentase
dibutuhkan terpakai
Mesin pemotong 120 160 280 70%
Mesin perakit 200 280 480 120%
M. penyelesaian 210 110 320 80%
Masalahnya ada pada penggunaan mesin perakit.
 Throughput
Throughput adalah ukuran dimana suatu sistem menghasilkan uang melalui
penjualan. Dengan menggunakan throughput sebagai ukuran kinerja,
manajer mencoba mengurangi persediaan dan meningkatkan ukuran
throughput dengan mengatasi tingkat persediaan yang tinggi.
 Bauran produk yang optimun
Satu-satunya cara mengeksploitasi kendala mesin perakitan adalah
menentukan bauran produk yang optimum.
Pengeksploitasi kendala:
Pendekatan teori kendala
Keterangan TV Komputer
Harga jual per unit $ 1.200 $ 1.840
Biaya bahan baku per unit 500 1.000
Throughput $ 700 $ 840
Kendala waktu (mnt M. perak. per produk) 4 10
Throughput per mesin kendala $ 175 $ 84
Pendekatan TOC menunjukkan TV lebih disukai
Pendekatan tradisional
Keterangan TV Komputer
Harga jual per unit $ 1.200 $ 1.840
Biaya bahan baku per unit 500 1.000
Throughput $ 700 $ 840
Menit TKL per produk 100 100
Throughput per menit TK $ 7,00 $ 8,40
Pendekatan tradisional menunjukkan komputer lebih disukai
Perbandingan laba:

7
 Pendekatan TOC
Penjualan TV (50 x $ 1.200) $ 60.000
Penjualan komputer (20 x $ 1.840) 36.800 (+)
Total Penjualan $ 96.800
Biaya bahan TV (50 x $ 500) $ 25.000
By bahan komputer (20 x $ 1.000) 20.000
Total Biaya Produksi 45.000 (-)
Throughput $ 51.800
Beban Pemasaran 10.000 (-)
Laba $ 41.800
 Pendekatan Tradisional
Penjualan TV (30 x $ 1.200) $ 36.000
Penjualan komputer (28 x $ 1.840) 51.520 (+)
Total Penjualan $ 87.520
Biaya bahan TV (30 x $ 500) $ 15.000
By bahan komputer (28 x $ 1.000) 28.000
Total Biaya Produksi 43.000 (-)
Total Throughput 44.520
Beban Pemasaran 10.000 (-)
Laba Bersih $ 34.520
Kalkulasi biaya siklus-hidup produk (product life-cycle costing)
Kalkulasi biaya siklus-hidup produk merujuk pada akumulasi biaya untuk
kegiatan yang terjadi sepanjang keseluruhan siklus hidup produk.
Biaya siklus hidup produk

95%
85%
66% Fokus
akuntansi biaya
tradisional

Perencanaan Perancangan Persiapan Produksi Pemasaran


produk, dan
Dan produksi
perancangan dukungan
konsep Prototype pemasaran

Tahap siklus hidup produk:


1. Pengenalan (Introduction)
2. Pertumbuhan (Growth)
3. Jatuh tempo (Maturity)
4. Penurunan (decline)

8
Memperpanjang siklus hidup produk:
1. Perencanaan (planning) menentukan tujuan, konsep dan spesifikasi
utama produk untuk kinerja dan perancangan; membuat skedul
perancangan produk; kegiatan produksi dan pemasaran; menetapkan
biaya target (target cost adalah nilai bagi pelanggan akhir dikurangi
margin sepanjang mata rantai nilai); harga jual dan volume.
2. Perancangan (design) – mengklasifikasikan bidang fungsional dari
produk baru menurut kegunaan dan nilai serta menentukan biaya target
bidang fungsional produk baru dan merancang konsep dasar produk
menurut biaya target.
3. Persiapan produksi (production preparation)- merancang proses
produksi menurut biaya target; menyiapkan rincian estimasi biaya untuk
menentukan apakah persiapan produksi dicapai dalam biaya target.

9
KALKULASI BIAYA PESANAN

Kalkulasi biaya pesanan, proses dan operasi

 Kalkulasi biaya pesanan (Job order costing) yaitu biaya dibebankan ke masing-
masing pekerjaan yang dapat berupa pesanan atau kontrak yang dilakukan untuk
memenuhi specifikasi pelanggan.

 Kalkulasi biaya proses (process costing) yaitu mengakumulasi biaya setiap


departemen selama periode tertentu serta mengalokasikan biaya-biaya tersebut ke
seluruh produk yang dibuat selama periode tersebut.

 Kalkulasi biaya operasi (operation costing) atau sistem kalkulasi biaya


campuran/hybrid (hybridcosting system) yaitu kalkulasi biaya barang yang
memerlukan bahan langsung yang berbeda tetapi pemrosesannya serupa (metode
produksi, teknik atau langkah-langkah produksi adalah rutin).

Akuntansi untuk bahan dalam sistem biaya pesanan

Daftar permintaan bahan (material/stores requisition) adalah dokumen sumber


utama yang menginformasi departemen akuntansi bahwa bahan telah dikeluarkan.

Pengeluaran bahan langsung:


Persediaan BDP Rp. xxxx
Persediaan BL Rp. xxxx

Pengeluaran bahan tidak langsung:


Pengendali OP – BTL Rp. xxxx
Persediaan PP Rp. Xxxx

Slip kredit bahan (material credit slips):


Persediaan BL Rp. xxxx
Persediaan BDP Rp. xxxx
Akuntansi Tenaga kerja
Berbagai sistem tenaga kerja:

 Upah (wages) menunjukkan pembayaran tarif berdasarkan jam atau satuan kerja
yang mewakili biaya variabel.

 Gaji (salaries) menguraikan pembayaran tetap secara periodik, seperti mingguan


atau bulanan.
Persediaan BDP Rp. xxxx
Hutang pajak (pph.21) Rp. xxxx
Hutang gaji Rp. xxxx

 Pajak gaji dipungut secara langsung dari perusahaan.

 Biaya yang terkait dengan tenaga kerja: pajak gaji, bonus, tunjangan hari
libur/cuti, seragam bebas, asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, dsb.

10
Catatan pembukuan waktu: mencatat waktu hari, hari kerja khusus, total jam per hari
dan minggu, skit, ketidakhadiran, cuti, dsb. Semua harus dicatat dan dilaporkan
sebagai koreksi perhitungan pembayaran.

 Kartu waktu (time card) atau kartu jam (clock card) menyediakan bukti bagi
pegawai yang sedang bekerja dilokasi.

 Tiket waktu kerja (job time ticket) menunjukkan waktu yang dihabiskan setiap
pegawai dalam melakukan pekerjaan selama satu hari kerja.

 Tiket waktu kerja harian (daily job time ticket) mengikh-tisarkan seluruh
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pekerja.

Aplikasi overhead Pabrik


Pembebanan OP:
Persediaan BDP Rp. xxxx
Pengendali OP Rp. xxxx

Kartu biaya pesanan


Kartu biaya pesanan (job cost sheet) adalah dokumen dasar dalam kalkulasi biaya
pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk setiap pekerjaan (job). Kartu ini
menunjukkan BL, TKL dan OP yang dibebankan.
Setelah diproses dan ditransfer ke barang jadi:
Persediaan barang jadi Rp. xxxx
BDP Rp. xxxx

Ikhtisar ayat jurnal pokok dalam kalkulasi biaya pesanan

Transaksi Jurnal D K
Pemb. BL & BTL Persediaan BL
Persediaan perlengk. pabrik
Hutang usaha/kas
Pengeluaran BL & BTL Persediaan BDP
Persediaan BL
Persediaan perl. Pabrik
Biaya tenaga kerja pabrik yang Persediaan BDP
dikeluarkan Pengendali OP – TKTL
Hutang gaji/kas
Gaji bagian pemasaran dan Pengendali beban pemasaran
administrasi Pengendali beban administrasi
Hutang gaji
Penyusutan pabrik Pengendali OP – beban penys.
Ak. penys. Bangunan
Ak. penys. Mesin & peral.
Penyusutan bagian Pema-saran Pengendali beban pemasaran

11
& administrasi Pengendali beban administrasi
Ak. penys. Mesin & peral.
Asuransi Pabrik Pengendali OP – beban asuran
Asuransi dibayar dimuka

Pajak gaji dan kekayaan Pengendali OP – beban pajak


Hutang pajak
Beban pabrik rupa-rupa Pengendali OP – beban p. rupa
Kas
Overhead pabrik yang Persediaan BDP
dibebankan Pengendali OP
Memindahkan ke barang jadi Persediaan Barang jadi
Penjualan yang dilakukan Persediaan BDP
Piutang usaha
Penjualan
Harga pokok penjualan (HPP)
OP yang ditetapkan terlalu Persediaan barang jadi
rendah HPP
Pengendali OP
Buatlah buku besar tambahan pabrik – Arus biaya

Kalkulasi biaya pesanan untuk organisasi jasa


Organisasi jasa seperti reparasi, penjahit dan jasa profesional seperti jasa medis,
hukum, dokter hewan, akuntansi dan konsultasi.

Dua perbedaan utama kalkulasi biaya pesanan untuk perusahaan manufaktur dan
organisasi jasa adalah:
1. Dalam organisasi jasa bahan langsung seringkali tidak signifikan, karena telah
tercakup dalam overhead, sehingga tidak diperlukan akun tersendiri.
2. Tenaga kerja jasa dan biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja biasanya
lebih besar dari biaya lainnya. Sebagai akibatnya, tarif overhead organisasi jasa
didasarkan pada tenaga kerja.

Soal latihan

12
PT. Eliona berusaha dalam bisnis percetakan dan proses produksinya
dilaksanakan berdasarkan pesanan. Pada awal bulan Januari 200X, persediaan
BDP adalah sbb:
Keterangan Pesanan Pesanan Pesanan Total
101 102 103
Biaya bahan baku langsung Rp. 150.000 Rp. 125.000 Rp. 115.000 Rp.365.000
Biaya TKL 130.000 100.000 75.000 330.000
Biaya OP dibebankan 65.000 50.000 37.500 152.500

Dalam bulan Januari, perusahaan melakukan transaksi sbb:


1. Pemakaian bahan baku langsung dan bahan untuk menyelesaikan BDP dan
untuk pengolahan pesanan 104 yang baru diretima adalah sbb:
Pesanan 101 Rp. 50.000
Pesanan 102 40.000
Pesanan 103 20.000
Pesanan 104 130.000
2. Menurut kartu jam kerja, jumlah jam kerja yang dikonsumsi untuk
mengerjakan berbagai pesanan yang diproduksi dan beberapa jenis biaya
yang terjadi pada bulan Januari sbb:
Keterangan Jam TKL Upah
langsung
Pesanan 101 175 Rp. 75.000
Pesanan 102 30 30.000
Pesanan 103 55 55.000
Pesanan 104 100 100.000
Total pemakaian bahan penolong (JTKL) Rp. 300.000
Biaya TKTL (JTKL) Rp. 400.000
Biaya tenaga kerja pemasaran Rp. 125.000
Biaya tenaga kerja administrasi & umum Rp. 140.000
3. Tarif pembebanan biaya OP kepada setiap produk ditentukan Rp 500/JTKL
4. Pesanan nomor 101, 102 dan 103 telah selesai diproduksi dan langsung
diserahkan ke pemesan dengan HJ: 101 Rp. 850.000 dan 102 Rp. 750.000
kecuali nomor 103 disimpan di gudang.

Diminta:
a. Catatlah setiap transaksi kedalam jurnal umum.
b. Buatlah arus biaya menggunakan “T“ account dan hitunglah biaya
produksi untuk masing-masing pesanan.
c. Hitunglah besarnya laba/rugi pada bulan januari.

KALKULASI BIAYA PROSES


RATA-RATA TERTIMBANG DAN FIFO

13
Perbedaan antara kalkulasi biaya pesanan, proses dan operasi

Kalkulasi biaya proses (process costing) adalah sistem kalkulasi biaya yang
efektik bagi perusahaan dengan menggunakan produksi perakitan lini
untuk menciptakan arus barang secara kontinu.

Biaya pesanan (job order) dimulai jika ada pesanan dari pelanggan.

Kalkulasi biaya operasi (operation costing) menggunakan metode gabungan,


yaitu dengan beberapa karakteristik yang terdapat pada kalkulasi biaya
proses dan pesanan. Perusahaan menggunakan kalkulasi biaya
operasi ketika mengolah barang yang memiliki beberapa karakteristik
umum ditambah beberapa karakteristik khusus.

Kalkulasi biaya rata-rata tertimbang dan FIFO

Dua metode perhitungan biaya persediaan awal dalam kalkulasi biaya proses:

1. Kalkulasi biaya rata-rata tertimbang (weighted-average costing): merata-


ratakan biaya persediaan (setengah jadi) periode sebelumnya dengan biaya
periode berjalan untuk mendapatkan biaya per unit, sehingga semua unit
yang ditransfer akan memiliki biaya per unit yang sama.

2. Kalkulasi biaya pertama masuk, pertama keluar (first-in, first-out):


memisahkan biaya unit jadi yang terdapat pada persediaan awal dari biaya
unit yang dimulai dan diselesaikan selama periode tertentu.

Perbedaan Unit Ekuivalen


Unit Ekuivalen: Mengkonversi unit persediaan barang dalam proses kedalam
unit jadi ekuivalen (equivalent finished unit) yang disebut
juga ekuivalen produksi (equivalent production) atau
ekuivalen unit penuh (equivalent full units) dan
mendistribusikan biaya menurut dasar tersebut.

UE, kalkulasi = Unit selesai + Persediaan akhir


rata-rata dan ditransfer selesai sebagian x
tertimbang x 100% tingkat penyelesaian
UE, kalkulasi = Unit selesai + Persediaan akhir - Pers.awal
biaya FIFO & ditransfer BDP x tkt Penye- x tingkat
x 100% lesaian penyelesaian

14
UE, kalkulasi = Unit dimulai + Pers. akhir + Pers.awal
biaya FIFO & diselesaikan x tingkat x tkt. Peny. yg
x 100% penyelesaian ditambahkan

Cth: Unit persediaan awal 800 - $ 1.556 (tkt penye. 40%)


Unit diproses dlm periode berjalan 1.200 - $ 6.080,-
Unit selesai & ditransfer keluar 1.800
Unit persediaan akhir 200 (tkt penye. 20%)
Diminta:
Hitunglah UE dan biaya per unit menggunakan kalkulasi rata-rata
tertimbang dan FIFO.

Sumber unit yang ditransfer:


 Persediaan awal
 Produksi berjalan atau disebut unit yang dimulai & diselesaikan (units
started and finished) dalam suatu periode.

Laporan biaya produksi (cost of production report)


1. Skedul kuantitas
2. UE & biaya per unit
3. By yang dipertanggungjawabkan/diperhitungkan
4. Mempertanggungjawabkan biaya

Cth:
Caspary company memiliki satu departemen produksi dan data untuk satu
proses produksi adalah sbb:
- Unit Persediaan awal 600 dengan nilai bahan $2.720 dan TK & BOP $5.000
(tkt penyelesaian: Bahan 100%, sisanya 2/3)
- Unit yang mulai diproses 7.600 dengan nilai bahan $13.680 dan TK & BOP
$30.520
- Unit yang ditransfer keluar 7.200
- Tingkat penyelesaian persediaan akhir: bahan 100%, TK & BOP 1/5.

Diminta: Buatlah laporan biaya produksi Caspary company menggunakan


kalkulasi biaya rata-rata tertimbang dan FIFO.
Laporan biaya Produksi untuk dua Departemen.

15
Contoh: Caspary company memiliki dua departemen produksi dan data untuk
satu proses produksi tiap departemen adalah sbb:
Departemen I:
 Unit persediaan awal 1.000, dengan nilai: Bahan $2.000; TK & OP $960
(semua bahan, TK & OP 1/5)
 Unit yang mulai diproses 9.000 dengan nilai: bahan $19.000; TK & OP
$39.540
 Unit selesai dan ditransfer 8.500
 Persediaan akhir (semua bahan, TK & OP 1/3)
Departemen II:
 Unit persediaan awal 200 dengan nilai: bahan $10; TK & OP $875 (Bahan
1/10; TK & OP 2/5); biaya dari departemen sebelumnya $1.300,-.
 Biaya periode berjalan: Bahan $3.680; TK & OP $74.200,-.
 Unit selesai dan ditransfer 8.100
 Tingkat penyelesaian Persediaan akhir: Bahan 1/6; TK & OP 1/4)

Diminta:
Buatlah laporan biaya produksi Caspary company departemen I dan
departemen II menggunakan kalkulasi biaya rata-rata tertimbang dan FIFO.

Ayat Jurnal pada kalkulasi biaya proses:


 Bahan, TK, OP, Transfer biaya antar departemen dan Transfer unit jadi

Dampak Pabrikasi dan JIT yang fleksibel terhadap kalkulasi biaya proses:
 Arus persediaan tanpa kalkulasi biaya
 Mengabaikan kalkulasi UE dalam JIT

Laporan biaya produksi yang menunjukkan penambahan bahan dan unit


yang hilang

Penambahan bahan:
 Menaikkan biaya per unit
 Menaikkan jumlah per unit

Unit yang hilang:


 Normal
 Abnormal

Rata-rata tertimbang:

16
UE = (selesai & ditransfer x 100%) + (pers. Akhir x tkt. Peny) + (Kehil./Kerusakan
abnormal x tkt peny.) + (Kehil./kerusakan normal x tkt. Penyelesaian)

FIFO:
UE = (selesai & ditransfer x 100%) + (pers. Akhir x tkt peny) + (kehil. Abnormal x
tkt peny.) + (kehil.normal x tkt peny.) – (pers.awal x tkt peny.)

Contoh:
Departemen I - Rabbit Company:
 Tanpa persediaan awal
 Dimulai dan diselesaikan 7.200 unit dengan nilai: bahan $13.280; biaya
konversi $20.100.
 Selesai & ditransfer 6.500 unit, kehilangan normal 200 unit.
 Tingkat penyelesaian persediaan akhir: bahan 1/5; biaya konversi 2/5.

Departemen II:
 Pers.awal 500 unit (bahan 1/5; BK 1/10) dengan nilai: by. Dari departemen
sebelumnya $2.000; bahan $80; biaya konversi $43.
 Penambahan unit ditempatkan ke proses 1.000 unit dengan nilai: bahan
$6.380: biaya konversi $6.865.
 Unit selesai & ditransfer 7.000 unit
 Tingkat penyelesaian pers. Akhir: Bahan ¼; By. Konv ¾.

Diminta:
Buatlah laporan biaya produksi Rabbit company Dept. I dan Dept. II
menggunakan kalkulasi Rata-rata tertimbang.

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA

17
Analisis biaya-volume-laba menentukan volume yang ditargetkan, yaitu volume
yang diperlukan untuk mencapai laba operasi yang
diharapkan.

Titik Impas (breakeven point) adalah volume penjualan yang tidak


menimbulkan laba atau rugi.

Marjin kontribusi (contribution margin/CM) adalah hasil penjualan dikurangi


semua beban variabel untuk produksi, pemasaran dan
administrasi. Jadi CM merupakan hasil penjualan yang
tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan
laba, yang dapat dinyatakan dalam total, per unit dan
persentase.

Rasio marjin kontribusi dikenal sebagai rasio laba volume (profit-volume,


P/V) atau rasio laba marjinal (marginal income).

Marjin Pengaman (margin of safety) adalah kelebihan penjualan aktual atau


yang dianggarkan terhadap volume penjualan impas.

Titik Impas untuk arus kas menunjukkan jumlah arus kas sama dengan nol.

Analisis Sensitivitas (sensitivity analysis) mengkaji pengaruh perubahan nilai


input terhadap hasil akhir. Analisis ini memungkinkan
manajemen menentukan pengaruh perubahan nilai
input terhadap titik impas dan laba.

Soal:

18
1. Perusahaan Skil menjual produk X dengan harga Rp.100/Q, dan biaya
Variabel Rp.40/Q, total biaya tetap Rp.360.000,- (terdiri dari: gaji 150.000; by
sewa 100.000; Asuransi 60.000 dan by penyusutan 50.000), tingkat pajak
48% dan kapasitas produksi 120.000Q.
a. Berapa Marjin kontribusi per unit dan rasio marjin kontribusi?
b. Berapa unit dan nilai penjualan untuk titik impas?
c. Berapa titik impas arus kas?
d. Berapa margin of safety?
e. Gambarkan bagan Impas (breakeven charts)
f. Gambarkan bagan impas yang menunjukkan marjin kontribusi.
g. Jika perusahaan mengharapkan laba Rp.100.000,- berapakah penjualan
(X)?
h. Berapakah penjualan (X) untuk menghasilkan laba setelah pajak (EAT)
Rp.100.000,-
i. Jika biaya tetap meningkat sebesar 50% dan biaya variabel menurun
sebesar 25%, berapakah titik impas?

2. Perusahaan Skil menjual produk A dengan harga Rp.160/Q, biaya variabel


Rp.120/Q,dan produk B dengan harga Rp.200/Q, biaya variabel Rp.120/Q.
Total biaya tetap Rp.1.960.000,- . Perbandingan bauran penjualan 2 : 3.
a. Berapa marjin kontribusi untuk produk A dan produk B serta marjin
kontribusi rata-rata tertimbang?
b. Berapa unit terjual untuk titik impas? Berapa unit produk A dan produk B?
c. Buktikan!

19
MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN MUTU PRODUK DALAM LINGKUNGAN
JIT (Just In Time)

Penerapan Jaminan Mutu:


 Pendekatan Zero defect (Zerodefect approach) mengurangi
ketidakpastian dalam organisasi dengan menggalang koordinasi yang
lebih erat dengan pemasok dan pelanggan.
 Pengendalian skrap (sisa potongan bahan), produk yang cacat dan
produk yang rusak tidak hanya mempengaruhi biaya tetapi juga reputasi
perusahaan.

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan tidak terbatas hanya pada


meminimumkan kerugian yang diakibatkan oleh skrap, kerusakan
atau produk yang cacat. Perusahaan harus menyusun jadwal
pembelian, jika tidak, persediaan akan berlebih pada periode
tertentu dan tidak mencukupi pada periode lainnya (Stockout,
stockout sementara (temporarily out of stock/TOS) dan
pemesanan kembali (back order atau B/O)).

Metode pengendalian bahan


 Pengendalian selektif – analisis ABC
 Sistem pengendalian yang murah – sistem dua peti (two-bin system)

Pengaruh JIT terhadap akuntansi persediaan:


 Prinsip dasar JIT adalah menerima bahan-bahan keperluan produksi
persis pada saat dibutuhkan, maka hubungan jangka panjang dengan
pemasok perlu digalang. JIT memperpendek tenggang waktu (lead time)
produksi dan mengeliminasi persediaan BDP serta persediaan BJ yg tdk
diperlukan krn pengiriman berlangsung terus-menerus.
 Backflush Costing (backflushing) tidak menyediakan akun persediaan
bahan baku dan BDP. Juga akun TK dan OP menjadi biaya konversi.

Material requirements planning/MRP System (sistem perencanaan


permintaan bahan) merupakan sistem yang didasarkan pada kebutuhan nyata,
bukan pada kebutuhan rata-rata. Tujuan MRP adalah mempertahankan tingkat
persediaan serendah mungkin sambil tetap menjaga terjaminnya pasokan bahan
dan komponen yang diperlukan.

20
Economic Order Quantity/EOQ (Kuantitas Pesanan yang Ekonomis)
mengasumsikan permintaan yang stabil dan diketahui secara pasti. EOQ adalah
ukuran pesanan yang meminimumkan jumlah biaya pemesanan (penyiapan,
pemrosesan dan penerimaan bahan) serta biaya penyimpanan persediaan
(asuransi, pajak, kerusakan persediaan, dll).

EOQ menjadi tidak praktis dalam otomasi pabrik dewasa ini, karena:
 Pengabaian stockout dan biaya lainnya
 Diskon untuk partai besar (Pengaruh rabat)
 Pembatasan ukuran pesanan
 Kendala pergudangan

Lead time (tenggang waktu pemesanan) yaitu waktu yang diperlukan sejak
pesanan dilakukan sampai barang yang dipesan diterima.

Safety Stock (persediaan pengaman) untuk menghindarkan terjadinya


stockout.

Reorder Point (titik pemesanan kembali) yaitu jumlah persediaan yaang ada
pada saat pemesanan harus dilakukan.

Metode kalkulasi biaya persediaan:


 Metode persediaan FIFO
 Metode persediaan LIFO
 Metode kalkulasi biaya rata-rata

Contoh:
1. Perusahaan Baba membutuhkan bahan 10.000 unit per tahun untuk
memproduksi 50.000 unit barang jadi per tahun. Biaya pemesanan bahan per
pesanan Rp15.000,-dan biaya penyimpanan bahan per unit Rp75,-.
Penggunaan harian rata-rata 30 unit (Max = 40). Biaya satu kali setup
mesin Rp 500 dan biaya penyimpanan barang jadi per unit Rp50,-
Ditanya:
a. Berapa kuantitas pemesanan yang ekonomis ?
b. Gambarkan grafiknya dan buktikan dalam tabel.
c. Berapa safety stock jika ditentukan dari selisih penggunaan selama
10 hari?
d. Jika diketahui lead time 10 hari, berapakah Reorder Point?
e. Berapa produksi yang optimal, berapa kali produksi dalam setahun
dan berapa hari sekali produksi jika proses produksi dapat
diselesaikan dalam satu hari?

21
2. Industri Tahu Tempe Makmur memiliki data Pembelian dan Pemakaian Bahan
Baku pada bulan Januari 2003 sebagai berikut:

Januari 01 Persediaan awal 200Q @ Rp. 10.000


05 Pembelian 500Q @ Rp. 11.000
10 Pemakaian 400Q
20 Pembelian 600Q @ Rp. 11.500
25 Pembelian 400Q @ Rp. 11.400
30 Pemakaian 800Q

Diminta:
Hitunglah nilai persediaan akhir per 31 Januari 2003,
menggunakan metode FIFO, LIFO dan Rata-rata tertimbang,
secara periodik dan perpektual?

22
KALKULASI BIAYA VARIABEL
(VARIABLE COSTING)

Dua (2) cara kalkulasi biaya produk:


 Kalkulasi biaya absorpsi (absorption Costing)/kalkulasi biaya konvensional
(conventional Costing)/kalkulasi biaya penuh (full costing).
 Kalkulasi biaya variabel atau langsung (variable or direct costing).

Perbedaan kalkulasi biaya full costing dan variable costing:


 Full costing digunakan dengan tujuan untuk pelaporan external sedang
variable costing untuk analisis dan pelaporan internal.
 Perhitungan HPP: Full costing menggunakan biaya produksi tetap dan
variabel sedangkan variabel costing hanya menggunakan biaya produksi
variabel saja.

Contoh:
 Arus biaya
 Harga jual per unit $10, biaya produksi variabel $6/Q. Total biaya produksi
tetap $250.000,- pada kapasitas produksi 125.000 unit per tahun. Biaya
pemasaran tetap $30.000,- dan variabel $30.000.
Pada tahun I: Jumlah produksi 100.000 unit tanpa persediaan awal.
Persediaan akhir 20.000 unit.
Pada tahun II : Jumlah produksi 130.000 unit, persediaan akhir 10.000 unit.
Biaya pemasaran variabel meningkat menjadi $50.000,-.
Data lain sama.
Diminta:
1. Hitunglah HPP menggunakan kalkulasi full costing dan variable
costing.
2. Hitunglah laba/rugi menggunakan kalkulasi full costing dan kalkulasi
variable costing.

23
EVALUASI KINERJA DAN ANALISIS SEGMEN

Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)


Berkaitan dengan penggunaan akuntansi untuk mengevaluasi kinerja.
 Pusat biaya
 Pusat laba
 Pusat investasi

Tingkat Desentralisasi
Perusahaan besar dan terdiversifikasi umumnya dibagi menjadi beberapa
segmen atau divisi. Derajat atau kadar otonomi yang diperoleh segmen ini
berbeda-beda, karena sejumlah perusahaan menetapkan kebijakan yang amat
ketat dan ada yang memberikan fleksibilitas bagi manajer segmen. Tingkat
otonomi ini memperlihatkan seberapa besar tingkatan desentralisasi
perusahaan. Makin otonom suatu segmen, makin terdesentralisasi perusahaan
tersebut secara keseluruhan.

Keunggulan desentralisasi:
1. Membebaskan manajemen pusat dari masalah operasi sehari-hari
2. Memperkecil jarak di antara pengambilan keputusan dan pelaksanaannya.
3. Menghasilkan keputusan yang lebih akurat dan tepat waktu karena manajer
segmen lebih memahami situasi lokal ketimbang manajemen puncak.
4. Menghentikan kegiatan yang tidak menguntungkan secara lebih cepat.
5. Mendorong setiap manajer segmen untuk mencermati pasar bagi produk-
produk divisinya.
6. Mendorong kenerja yang lebih efisien karena desentralisasi memberikan
wewenang yang sebanding dengan tanggungjawab kepada manajer.
Kelemahan desentralisasi:
 Sulitnya mencapai keselarasan tujuan.
 Kurang menekankan kontribusi yang harus diberikan masing-masing segmen
dalam menunjang profitabilitas secara keseluruhan.
 Kurang komunikasi diantara para manajer.

Metode tradisional untuk mengevaluasi kinerja segmen.


Contoh:
Douglas company memiliki 2 (dua) wilayah usaha dan 4 (empat)
wiraniaga. Data setiap wiraniaga untuk tahun 200X adalah sbb:

24
Ket Wilayah Timur Wilayah Barat

Tn. A Tn. B Mr. P Mr. T


Penjualan $175.000 $125.000 $70.000 $130.000
Beban Variabel:
- Produksi 80.000 60.000 25.000 35.000
- Pemasaran 14.500 10.500 23.000 32.000
Beban tetap:
- Segmen 33.500 35.500 18.000 43.000
Aktiva 335.714 324.286 20.000 140.000
investasi
Beban tetap ditingkat pusat (tidak dapat ditelusuri) $20.000,-
Diminta:
1. Hitunglah CM dan marjin segmen untuk Douglas company, wilayah Timur,
wilayah barat dan masing-masing wiraniaga?
2. Berapa besar Rasio CM dan rasio marjin segmen untuk Douglas
company, wilayah timur, wilayah barat dan masing-masing wiraniaga ?
3. Berapa besar Profit margin Douglas company ?
4. Hitunglah ROI segmen untuk setiap wilayah dan wiraniaga ?
5. Hitunglah besarnya laba residu setiap wilayah dan wiraniaga, jika cost of
capital ditetapkan 10% ?

25

Anda mungkin juga menyukai