Disusun oleh:
Achmad wahyu sa’bana
NIM:2020061014100
KELAS: B
PRODI TEKNIK SIPIL S1
ANGKATAN 2020
DASTAR ISI………………………………………………………………………….……..!
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..!!
1.1Latar Belakang………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………..1
1.3 Manfaat………………………………………………………………….……………1
BAB II pembahasan……………………………………………………….………….2
2.1 GARIS DAN ARSIRAN……………………………………………………………2
2.2.Ukuran Pada Gambar Kerja……………………………………….…………2
1. Menarik Garis ukur dan Garis Bantu………………………………..2
2.Menetapkan Jarak antara Garis Ukur……………………………….2
3.Penulisan Angka Ukuran…………………………………………………..2
2.3 ARSIRAN……………………………………………………………………………..3
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………4
!!
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gambar Teknikmuncul sebagai bahasa gambar yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh kalangan ahli teknik. Ini dikarenakan apabila ahli teknik
menggunakan bahasa lisan untuk menyampaikan idenya, maka akan mengalami
kesulitan dalam mendeskripsikan ide tersebut. Sebagai contoh ketika memesan sebuah
komponen poros bertingkat, ahli teknik pemesan harus menjelaskan bentuk poros,
ukuran poros, kehalusan permukaan, bahan yang dipakai, penggunaannya dan cara
pengerjaan yang dikehendaki. Untuk menjelaskan detil-detil pekerjaan tersebut
diperlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dibuatlah Gambar Teknik sebagai
alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik. Dengan kata lain Gambar Teknik
dapat juga disebut sebagai bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa, Gambar Teknik harus
dapat meneruskan keterangan-keterangan secara objektif dan tepat. Keterangan-
keterangan atau informasi tersebut harus lengkap dan jelas supaya ide atau gagasan ahli
teknik dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca gambar.
Untuk membaca dan memahami Gambar Teknik dengan baik, harus mengetahui
aturan-aturan dalam Gambar Teknik. Aturan-aturan dalam Gambar Teknik bermacam-
macam, salah satunya adalah aturan tentang gambar proyeksi. Proyeksi adalah suatu
cara untuk menyatakan wujud suatu benda dalam bentuk gambar. “Gambar proyeksi
adalah gambar dari suatu benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-
garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar atau bidang gambar”
1
BAB II
pembahasan
2.1 GARIS DAN ARSIRAN
A. Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing
mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya harus
sesuai dengan maksud dan tujuannya. Ada lima jenis garis gambar, yaitu:
1. Garis Gambar: Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar
2. Garis Bayangan: Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis
biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak
langsung oleh mata.
Garis Hati: Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2 garis
biasa. Garis ini misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang
digambar.
3. Garis Ukuran: Berupa garis tipis dengan ketebalan 1 / 2 dari tebal garis biasa. Garis
ini digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang. Garis ukuran
terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk
batas ukuran dibuat terpisah dari garis batas benda, dengan demikian maka tidak
mengacaukan pembaca gambar. Sedang garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung
pangkalnya diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk batas ukuran. Semua
gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus digaris
dengan garis potong ini.
4. Garis Potong: Garis ini berupa garis “strip, titik,titik,strip” dengan ketebalan1/2 tebal
garis biasa.
Jenis garis menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu: garis tebal, garis sedang dan
garis tipis. Ketiga jenis tebal garis ini menurut standar ISO memiliki perbandingan 1: 0,7 ;
0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, dan dipilih dari deretan tebal berikut:
0, 18; 0, 25; 0, 35; 0, 5; 0, 7; 1; 1 4; dan 2 mm. Karena kesukaran-kesukaran yang ada pada
cara reproduksi tertentu, tebal 0, 18 sebaiknya jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis
adalah 0, 5 atau 0, 7.
*Garis lurus tebal
Garis ini dibuat lurus, tebal dan tegas. Fungsi dari garis ini sendiri adalah sebagai garis
benda terlihat. Garis ini diberikan ketika ada perbedaan penampang bidang pada
sebuah benda yang jelas terlihat dari sebuah pandangan tanpa tertutup apapun.
2
Jika kertas gambar diputar ke kiri, akan menghasilkan angka ukuran yang terbalik.
Ukuran (c) pada gambar di atas adalah penulisan angka ukuran yang terbalik.
a) Klasifikasi Pencatuman Ukuran
Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacammacam, fungsi, kualitas,
6
atau pengerjaan yang khusus. Oleh karena itu pencatuman ukuran diklasifikasikan
menjadi:
- Pengukuran dengan dimensi fungsional
- Pengukuran dengan dirnensi nonfungsional
- Pengukuran dengan dimensi tambahan
- Pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan
- Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus
- Pengukuran dengan kesimetrian
2.3. ARSIRAN
Arsiran adalah suatu garis-garis tipis yag terdapat pada gambar potongan
penampang suatu benda. Dengan garis-garis arsiran ini dibuat untuk memperjelas
bagian-bagian dalam darisuatu gambar irisan benda, sehingga mudah dipahami. Ada
beberapa ketentuan dalammembuat arsiran pada pandangan potongan suatu benda,
yaitu:
1. Pandangan tidak diarsir,
2. garis-garis arsir harus membentuk sudut 45° dengan garis batas benda atau sumbu
utama
3. Untuk bidang yang luas arsiran dapat dibuat hanya disekitar batas baris benda
4. jarak garis arsir disesuaikan dengan luas bidang arsiran, tidak boleh terlalu jarang
dan tidak boleh terlalu rapat, jarak harus sma agar keliatan rapi
Sudut arsiran yang dibuat adalah 450 terhadap garis sumbu utamanya, atau 450
terhadap garis batas gambar, sedangkan ketebalan arsiran digunakan garis tipis dengan
perbandingan ketebalan. sebagai berikut (lihat tabel dibawa ini).
Dari tabel di atas kita dapat menentukan ketebalan garis arsiran yang disesuaikan
7
dengan garis gambarnya. Jika garis tepi/gambar mempunyai ketebalan 0,5 mm
makagaris-garis arsirnya dibuat setebal 0,25 mm. Sudut dan ketebalan garis arsiran
dapat dilihat pada gambar berikut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing
mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Oleh karena itu kesimpulannya harus
sesuai dengan maksud dan tujuannya yaitu:
Garis Gambar: Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar
Garis Bayangan: Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal
garis biasa. Garis ini digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang
tidak tampak langsung oleh mata
Garis Hati: Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2
garis biasa. Garis ini misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu
benda yang Digambar
Fungsi dari garis ini sendiri adalah untuk menunjukkan perubahan pada benda,
seperti perubahan posisi dan perubahan bentuk
Garis lurus tebal Garis ini diberikan ketika ada perbedaan penampang bidang
pada sebuah benda yang jelas terlihat dari sebuah pandangan tanpa tertutup
apapun.
3.2 saran
Memahami suatu garis dan arsiran
arsiran ini dibuat untuk memperjelas bagian-bagian dalam dari suatu gambar
irisan benda, sehingga mudah dipahami. Ada beberapa ketentuan dalam
membuat arsiran pada pandangan potongan suatu benda
9
DAFTAR PUSTAKA
CV. JAYA presisi engineering. Garis dan arsiran.jakarta
jayapresisiengineering.wordpress.com
https://ngertiaja.com/teknik-arsir/