Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GAMBAR TEKNIK

PROYEKSI PICTORIAL, ORTOGONAL DAN PANDANGAN

Dosen Mata Kuliah:


Raharjo, M.Pd

OLEH KELOMPOK II

1. Hendra Kurniawanto (22112001400065) 8. M. Rian Antoni (22112001400051)


2. Ignasius Yoseph L (22112001400066) 9. Oktavianus Joa (22112001400072)
3. Jefri Kuing (22112001400067) 10. Ria Novha Dyanti (22112001400073)
4. Julian Setiawan (22112001400068) 11. Ruliansyah (22112001400074)
5. Lucky Tegar R (22112001400069) 12. Sargius Sahrul (22112001400075)
6. Metodius Irung (22112001400070) 13. Syandi Saputra (22112001400076)
7. M. Rafiq Nurrohman (22112001400071) 14. Yosep rendy W. R. L (22112001400077)

INSTUTUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI


KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI VOKASIONAL TEKNOLOGI OTOMOTIF
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1


BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 2
A. Latar Belakang .................................................................................... 2
B. Tujuan ................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................. 4
A. Pengertian Gambar Proyeksi ............................................................... 4
B. Proyeksi Piktorial..................................................................................4
1. Proyeksi Isometri........................................................................... 5
2. Proyeksi Dimetri ........................................................................ .6
3. Proyeksi Trimetri .......................................... ............................... 7
4. Proyeksi Miring ............................................................................. 8
5. Gambar Proyeksi ............................................................................9
C. Proyeksi Orthogonal............................................................................ 10
1. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik ............................................. 13
2. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis ............................................ 14
3. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang ......................................... 14
4. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda .......................................... 15
D. Proyeksi Pandangan ............................................................................ 15
1. Proyeksi Eropa .............................................................................. 15
2. Proyeksi Amerika .......................................................................... 16
3. Pemilihan pandangan depan .......................................................... 17
4. Perbandingan antara Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika ........ 17
5. Simbol Proyeksi ............................................................................ 18
BAB III. PENUTUP ...................................................................................... 19
A.  Kesimpulan ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambar Proyeksi adalah gambar bayangan atau konstruksi suatu benda yang
mana dapat kita ketahui tentang kejelasan suatu objek secara matematis. Dalam
menggambar proyeksi dituntut keterampilan menggunakan alat-alat seperti mistar,
jangka, pinsil, rapido/trek-pen, dan alat-alat matematis lainnya. Di samping itu, juga
harus mampu menarik garis secara terukur seperti ketebalan garis, kerataan garis dan
sambungan garis.
Untuk bisa membaca gambar, maka terlebih dahulu anda harus memahami
informasi yang terdapat pada gambar tersebut. Untuk bisa memahami informasi dari
sebuah gambar, antara designer (perancang gambar), drafter (juru gambar) dan
operator (pengguna gambar) harus mempunyai konsep yang sama sehingga informasi
gambar yang dimaksudkan tidak terjadi salah pengertian di antara ketiga orang
tersebut.
Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol, ukuran dan
skala gambar yang telah distandarkan. Cara yang lain dapat dilakukan untuk bisa
membaca gambar adalah dengan memahami jenis proyeksi dari gambar tersebut.
Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan
menurut garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar.
Proyeksi juga berfungsi untuk menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang
diperlukan.

B. Tujuan

Memahami gambar proyeksi dan memenuhi tugas dari Bapak Zainur Rofiq
agar dapat menjalani mata kuliah gambar teknik dengan baik.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Gambar Proyeksi
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang,
benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi
piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua
dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya

B. Proyeksi Piktorial
Proyeksi Piktorial adalah suatu cara menampilkan gambar secara tiga dimensi
dalam suatu bidang gambar (dua dimensi) dalam pandangan tunggal. Gambar
piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk
gambar piktorial. Ada beberapa macam proyeksi piktorial, antara lain adalah:
 Proyeksi isometri
 Proyeksi dimetri
 Proyeksi trimetri
 Proyeksi miring
 Gambar perspektif

Proyeksi isometri sampai miring merupakan proyeksi paralelogram, yaitu


bahwa garis-garis sejajar pada gambar akan tetap merupakan garis sejajar dan tidak
akan pernah bertemu pada suatu titik. Sedangkan yang no 5 garis-garis sejajar pada
gambar perspektif akan bertemu pada suatu titik yang disebut titik lenyap atau titik
hilang.

Selain dua hal tersebut si atas, dalam gambar teknik, dikenal juga proyeksi
aksonometri. Dalam proyeksi aksonometri, sebuah obyek digambar secara tiga
dimensi dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang sudah diatur
4
dan ditetapkan sebelumnya. Gambar aksonometri biasanya dipergunakan untuk lebih
menjelaskan detil-detil struktur maupun arsitektur gambar perencanaan sebuah
bangunan. Yang termasuk gambar proyeksi aksonometri adalah proyeksi isometri,
proyeksi dimetri dan proyeksi trimetri.

1. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang
garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara
menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang
mengalami skala perpendekan.
Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat
dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar
paling jelas.
Sebagai contoh diambil sebuah kubus seperti pada Gambar 5.5.
Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal bendanya berdiri tegak lurus
pada bidang vertikal, atau bidang proyeksi. Sudut antara bidang bawah kubus dan
bidang horizontal menjadi 35o16'. Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang
proyeksi P proyeksinya akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus. Dalam
gambar proyeksi ini sisi-sisi AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama panjang, dan
saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o. Proyeksi demikian
disebut proyeksi isometri. Ketiga garis lurus AB, AD dan AE adalah sumbu-
sumbu isometri. Panjang masing-masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi
sebenarnya. Panjang garis-garis dapat diukur pada sumbu-sumbu ini dengan skala
yang sama.

Gambar II.1

5
2. Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada
gambar dimetri tidak kelihatan lagi.Proyeksi pada Gambar 5.6. di mana skala
perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut
proyeksi dimetri.

Gambar II.2

3. Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu-sumbu
tersebut. Sudut proyeksi trimetri adalah 20 derajat untuk alfa dan 30 derajat untuk
beta atau 10 derajat untuk alfa dan 20 derajat untuk beta.
Proyeksi pada Gambar 5.7. di mana skala perpendekan dari tiga sisi
dan tiga sudut tidak sama, disebut proyeksi trimetri.

Gambar II.3
Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi
aksonometri yang khas terdapat pada tabel berikut.

6
4. Proyeksi Miring
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis
proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan dengan bidang
kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya.
Jika kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut
proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek
disebut dengan proyeksi miring cabinet. Gambar oblique biasanya dimulai dengan
3 basis sumbu yaitu 0 derajat, 45 derajat dan 90 derajat.
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-
garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan oleh
cara proyeksi ini disebut gambar proyeksi miring. Pada proyeksi ini bendanya
dapat diletakkan sesukanya, tetapi biasanya permukaan depan dari benda
diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Dengan demikian bentuk
permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada gambar
proyeksi ortogonal.
Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya 30°, 45° atau 60°
terhadap sumbu horizontal. Sudut-sudut ini disesuaikan dengan segi tiga yang
dipakai mempunyai sudut-sudut 30°, 45° dan 60°. Dalamnya dapat ditentukan
sembarang, seperti tampak pada Gambar 5.15.

Jika panjang ke dalam sama dengan panjang sebenarnya, gambar demikian


disebut gambar Cavalier. Pada proyeksi ini skala yang sama dapat dipergunakan
pada sumbu-sumbu yang lain.

7
Gambar II.4
Oleh karena itu sering kali dipergunakan skala perpendekan pada
sumbu ke dalam, misalnya 3/4, 1/2, atau 1/3. Skala perpendekan 1/2 memberikan
gambar yang tidak berobah, dan penggambarannya agak mudah. Gambar
demikian disebut gambar Cabinet. Gambar Cabinet dengan sudut 45° banyak
dipakai di beberapa negara.

5. Gambar Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk
menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-
garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu atau beberapa titik. Titik
tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk pada bidang
proyeksi disebut dengan gambar perspektif.
Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang
vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk
bayangan dari benda tadi (Gambar 5.17). Bayangan ini disebut gambar perspektif.
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda
yang dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur.
Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain.
Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak
menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik
mesin.

Gambar II.5 Proyeksi prespektif.


Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di
satu titik dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar

8
perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik
(perspektif sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan
jumlah titik hilang yang dipakai

Proy
Gambar II.6

C. Proyeksi orthogonal
Proyeksi Orthognal adalah gambar proyeksi suatu obyek yang bidang
proyeksinya tegak lurus terhadap proyektor. Yang dimaksud proyektor adalah garis-
garis yang memproyeksikan obyek terhadap bidang proyeksi.

Gambar II.7 Proyeksi Orthogonal

9
Pada Proyeksi Orthogonal di atas dapat dilihat bahwa ABCD adalah bidang
proyeksi, a – a1 adalah garis proyektor, dan bidang ABCD tegak lurus terhadap garis
a – a1.

Dengan demikian, pada proyeksi orthogonal, gambar proyeksi mempunyai


ukuran yang sama persis dengan obyek yang diproyeksikan, karena tidak ada
perubahan ukuran maupun bentuk.

Proyeksi Orthogonal (Gambar pandangan majemuk) benda ditampilkan dalam


dua dimensi dengan beberapa pandangan. Oleh sebab ituproyeksi ortogonal sering
disebut dengan proyeksi pan-dangan majemuk (multiview projection).

Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang


lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian
bendanya diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi,
terutama sekali bidang yang penting diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi
vertikal.

Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap dari


benda hanya dengan satu proyeksi saja. Oleh karena itu diambil beberapa bidang
proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan
bidang bantu di mana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara ortogonal pada
tiap-tiap bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang
dua dimensi. Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut dapatlah
diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud. Cara penggambaran demikian
disebut proyeksi ortogonal yang diperlihatkan pada Gambar II.8

Gambar II.8. Proyeksi ortogonal.

Antara benda dan titik penglihatan di tak terhingga diletakkan sebuah bidang
tembus pandang sejajar dengan bidang yang akan digambar. Pada Gambar II.8 bidang

10
tembus pandang diambil vertikal. Apa yang dilihat pada bidang tembus pandang ini
merupakan gambar proyeksi dari benda tersebut. Jika benda tersebut dilihat dari
depan, maka gambar pada bidang tembus pandang ini disebut pandangan depan.

Dengan cara demikian benda tadi dapat diproyeksikan pada bidang proyeksi
horizontal, pada bidang proyeksi vertikal sebelah kiri atau kanan, dan masingmasing
gambar disebut pandangan atas, pandangan kiri atau kanan (Gambar 5.20).

Gambar II.9. Proyeksi ortogonal.

Tiga, empat atau lebih gambar demikian digabungkan dalam satu kertas
gambar, dan terdapatlah suatu susunan gambar yang memberikan gambaran jelas dari
benda yang dimaksud.

1. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

11
Gambar II.10

2. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis


Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

Gambar II.11

3. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

    

Gambar II.12

4. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

Keterangan Gambar

12
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah : bidang proyeksi
Panah dibawah : proyeksi

Gambar II.13

D. Proyeksi Pandangan (Eropa dan


Amerika)
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan
proyeksi yang digunakan untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga
dimensi terhadap bidang dua dimensi.

1. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing
pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini
merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.

Gambar II.14
  Keterangan :
P.A     = Pandangan Atas
P.Ki    = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

13
2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga
proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III.
Proyekasi Amerika merupakan proyeksi
yang letak bidangnya sama dengan arah
pandangannya.

       

Gambar II.15
 Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki     = Pandangan Kiri
P.Ka    = Pandangan Kanan
P.Ba    = Pandangan Bawah
P.Be    = Pandangan Belakang

3. Pemilihan pandangan depan


Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam
gambar adalah sangat penting. Karena pandangan depan dapat langsung
memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya dan jumlah pandangan
depan juga ditentukan oleh pandangan depan tersebut. Pandangan depan tidak
selalu berarti bagian depan dari benda itu sendiri. Pandangan depan adalah bagian
benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau
fungsinya.

4. Perbandingan antara Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika


Keuntungan Proyeksi Amerika
Negara Amerika Serikat dan Jepang telah menentukan untuk memakai
proyeksi Amerika. Hal ini didasarkan pada keuntungan dari cara ini dibanding
dengan proyeksi Eropa, keuntungan-keuntungannya sebagai berikut:

14
 Dari gambar, bentuk benda dapat langsung dibayangkan. Dengan
pandangan depan sebagai patokan dan bendanya muncul seperti
aslinya.
 gambarnya mudah dibaca, karena hubungan anatara gambar yang satu
dengan yang lain dekat. Tidak saja mudah dibaca, tetapi jarang terjadi
salah pengertian.Cukup mudah lagi (terutama) pada benda-benda yang
panjang, susunan pandangan depan dan pandangan samping mudah
sekali dibaca.
 pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan, oleh karena itu
mudah untuk memberi ukuran-ukurannya. Tidak mungkin terjadi salah
pembacaan ukuran. Bagi teknisi (operator mesin) lebih sederhana.
 dengan proyeksi Amerika mudah memberi pandangan tambahan atau
pandangan setempat.

5. Simbol Proyeksi
Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu
diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditepkan bahwa
cara kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO,
gambar sebaiknya digambar menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal
dengan proyeksi sudut pertama).
Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan
menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan
disisi kanan bawah kertas gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah
sebuah kerucut terpancung.

         

Simbol Proyeksi Eropa Simbol Proyeksi Amerika

Gambar II.16

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proyeksi Piktorial
 Proyeksi piktorial terbagi menjadi 4 macam, yaitu isometri, dimetri,
miring, dan perspektif.
 Proyeksi piktorial hanya digunakan pada gambar tiga dimensi untuk
diproyeksikan pada bidang dua dimensi.
2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal merupakan proyeksi suatu titik, garis, bidang, dan
benda terhadap suatu bidang dengan garis proyektor yang tegak lurus terhadap
bidang proyekstornya.
3. Proyeksi Eropa
 Proyeksi Eropa hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga
dimensi agar memberikan informasi lebih detail
 Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Eropa terbalik dengan
arah pandangannya.
4. Proyeksi Amerika
 Proyeksi Amerika hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga
dimensi agar memberikan informasi lebih detail.
 Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Amerika sama dengan
arah pandangannya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Sato, Takeshi. 2013. Menggambar mesin menurut standar ISO. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka

Mulyanto, Tri. 2016. Menggambar Teknik Industri. Scribd.id: File Pdf

https://gurupujaz.wordpress.com/2016/01/24/proyeksi-gambar/

https://tgbsmkn2.wordpress.com/2015/03/23/gambar-proyeksi-bagian-2/

https://www.scribd.com/doc/283134379/Tugas-Mata-Kuliah-Gambar-Teknik-proyeksi-
ORTOGONAL-PIKTORIAL

17

Anda mungkin juga menyukai