Anda di halaman 1dari 9

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

MODUL PERTEMUAN KE 2

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)


MATERI KULIAH: Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor. POKOK BAHASAN:

VEKTOR
2.1 DEFINISI VEKTOR Skalar adalah besaran yang tidak mempunyai arah, misalnya waktu, volume, energi, massa, densilitas, kerja. Penambahan skalar dilakukan dengan metode aljabar misalnya, 2 detik + 5 detik = 7 detik; 10 kg + 5 kg = 15 kg. Vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya gaya, perpindahan, kecepatan, impuls. Sebuah vektor dapat digambarkan dengan anak panah, dan anak panah ini disebut dengan vektor. Sebuah vektor dengan besar dan arah tertentu (Gambar 2-1). Titik A menyatakan arah, panjang 4 satuan menyatakan besar serta garis yang melalui AB menyatakan garis kerja vektor.

A
Gambar 2-1. Vektor AB

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Simbol vektor dinyatakan dengan huruf cetak tebal atau dengan A , a ,

AB dan besarnya dengan A, a, AB atau A , a , AB .


Vektor Bebas adalah sebuah vektor yang dapat dipindahkan ke mana saja dalam ruang, asalkan besar dan arahnya tetap. Vektor Satuan adalah sebuah vektor yang besarnya satu satuan vektor.

Vektor satuan pada sumbu X, Y, dan Z dinyatakan dengan vektor satuan i , j ,


k atau a x , a y , a z .
Suatu vektor A bisa di tulis dengan :

A = A eA Disini e A adalah vektor satuan dari vektor A .


Vektor Negatif P adalah vektor - P yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Vektor Resultan adalah jumlah terkecil vektor yang menggantikan sistem vektor yang bersangkutan .

2.2

KOMPONEN VEKTOR Vektor Dalam Ruang Vektor A dalam ruang dinyatakan dengan

A = A x + A y + A z = Ax i + Ay j + Az k
dan besarnya

A=

Ax + Ay + Az

j A x , A y , A z dan i , , k masing masing adalah komponen


vektor dan vektor satuan pada sumbu x, y, dan z.

disini

A x = Ax i
j A y = Ay
A z = Az k

besarnya

Ax = A cos
Ay

= A cos

Az = A cos

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Arah vector A terhadap sumbu x, y, dan z positif adalah

Ay Ax Az Cos = A , Cos = A , Cos = A


Vektor Dalam Bidang Dalam bidang sumbu Z tidak ada maka vector A adalah :

A = A x + A y = Ax i + Ay j
besarnya :

A=
Komponen vektornya :

Ax + A y

A x = Ax i
j A y = Ay

besarnya :

Ax = A cos
Ay

= A cos = A sin

Arahnya terhadap sumbu x dan y :

Ay Ax Cos = A , dan Cos = A

Gambar 2.2. Vektor A dalam Ruang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Gambar 2.3. Vektor A dalam Bidang


2.3 PENJUMLAHAN VEKTOR Dalam ilmu hitung (aritmetika) dan ilmu aljabar kita berhadapan dengan bilangan semata mata. Dalam ilmu analisa vektor, yang merupakan salah satu cabang ilmu matematika murni, begitu pulalah halnya: sebuah vektor dianggap semata mata sebagai sebuah anak panah atau sepotong garis lurus yang berarah tanpa mempunyai arti fisis sama sekali. Tetapi, sama seperti hukum hukum ilmu hitung dan ilmu aljabar dapat menjelaskan operasi operasi tertentu yang dapat dilakukan dengan beberapa besaran fisika, hukum hukum aljabar vektor dapat pula menjelaskan beberapa (tidak semua) aspek besaran besaran fisika lainnya. (a) Metode Grafik Untuk menjumlahkan vektor A dengan vektor B , tariklah B sedemikian rupa sehingga ekornya berada pada kepala A jumlah vector A dan B adalah vektor R yang menghubungkan ekor A dan kepala B dan besar serta arahnya dapat di ukur (Gambar 2-4).

Gambar 2.4. Penjumlahan 2 Vektor A dan B


Dengan cara yang sama dilakukan bila lebih dari 2 vektor dijumlahkan. Vektor Resultan R adalah vektor yang ditarik dari ekor vektor pertama ke kepala vektor terakhir. (Gambar 2.5).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Gambar 2.5. Penjumlahan Vektor R = A + B + C + D


(b) Metode Jajaran Genjang Vector Resultan R = A + B dapat di hitung dengan :

(1) Membuat titik tangkap vektor A dan B (2) Membuat jajaran genjang dengan vektor A dan B sebagai sisi sisinya. (3) Menarik diagonal dari titik tangkap vektor A dan B .
Vektor R = A + B adalah vektor diagonal jajaran genjang tersebut (Gambar 2.6).

Gambar 2.6. Vektor R = A + B dengan metoda jajaran genjang.

Bila

= ( A , B ) = sudut antara vector A dan B maka : R=A + B=

A 2 + B 2 2 A B cos 180

Arah vektor R terhadap vektor B adalah ( R , B ) disini :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

A R sin (180 ) = sin R , B

(c) Metode Komponen Menjumlahkan dua atau lebih vektor A , B , C , ...... sekaligus dengan metoda komponen dilakukan sebagai berikut. (1) Uraikan semua vektor ke dalam komponen dalam arah x, y, dan z.

(2) Jumlahkan komponen komponen dalam arah x, y, dan z bersama


sama yang memberikan Rx, Ry, Rz. Artinya, besarnya Rx, Ry, dan Rz diberikan oleh : Rx = Ax + Bx + Cx + ........ Ry = Ay + By + Cy + ........ Rz = Az + Bz + Cz + .........

(3) Hitung besar dan arah Resultan R dari komponennya R x , R y , dan R z


Besar vektor Resultan R dinyatakan dengan :

R=

2 2 2 R x + R y + RZ

Dan arahnya terhadap sumbu x, y, dan z adalah :

Ry Rx Rz Cos = R , Cos = R , Cos = R


Contoh :

1.

Carilah

jumlah

dua

vektor

gaya

berikut

dengan

cara

parallelogram : 30 pon pada 30

dan 20 pon pada 140 (satu pon gaya

adalah gaya sedemikian hingga benda dengan massa 1 kg mempunyai berat 2,21 pon di bumi. Satu pon adalah sama dengan gaya 4,45 newton; ( 4,45 N )). Kedua vektor gaya diperlihatkan pada gambar 2-10 (a). Kita bentuk paralelogram dengan kedua gaya itu sebagai sisinya, lihat gambar 2-10 (b).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Resultannya,

R , adalah diagonal paralelogram. Dengan pengukuran

ditemukan R adalah 3 pon pada 72.

Gambar 2-10
2. Empat vektor sebidang bekerja pada sebuah benda dan berpotongan di titik O. Lihat Gambar 2-11 (a). Carilah resultan gaya secara grafik. [ Pada Gambar 2-11, satuan gaya N adalah Newton. Benda dengan massa 1 kg beratnya 9,8 N di bumi : Gaya 1 N adalah sama dengan gaya 0,225 pon ].

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Gambar 2-11
Dari titik keempat vektor ditarik seperti tampak pada Gambar 2-11(b). Ekor vektor yang satu diimpitkan dengan ujung vektor sebelumnya. Maka anak panah yang dapat ditarik dari titik ke titik ujung vektor terakhir adalah vektor resultan. Dengan mengingat skala gambar didapatkan dari gambar 2-11 (b) bahwa R = 119 N. Dengan mistar busur sudut didapatkan 37. Maka R membentuk sudut = 180 - 37 = 143 dengan sumbu x positif. Resultan gaya-gaya itu adalah 119 N pada sudut 143.

3.

Lima gaya sebidang bekerja pada sesuatu obyek. Lihat Gambar 2

- 13. Tentukan resultan kelima gaya itu.

Gambar 2-13 a) Tentukan komponen x dan y setiap gaya sebagai berikut :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Gaya 19 N 15 N 16 N 11 N 22 N

Komponen x 19 15 cos 600 = 7.5 - 16 cos 45 = - 11.3 - 11 cos 30 = - 9.5 0

Komponen y 0 15 sin 600 = 13 16 sin 45 = 11.3 - 11 sin 30 = - 5.5 -22.0

Perhatikan tanda + dan pada komponen komponen diatas.

b)

Komponen vektor R adalah Rx = Fx dan Ry = Fy berarti

jumlah semua komponen gaya adalah arah x. Dengan demikian Rx = 19,0 + 7,5 11,3 9,5 + 0 = + 5,7 N Ry = 0 + 13,0 + 11,3 5,5 22,0 = -3,2 N c) Besarnya gaya resultan :
2 2 R x + R y = 6.5 N

R=

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T FISIKA DASAR

Anda mungkin juga menyukai