Pompa jet bekerja berdasarkan efek jet yang terjadi di sekitar nosel dimana jet
disemburkan. Ketika jet disemburkan, di sekitar ujung nosel aliran mempunyai kecepatan
sangat tinggi, akibatnya juga terbentuk daerah bertekanan rendah yang akan menghisap
aliran dari pipa atau saluran sekunder. Kedua aliran (jet dan sekunder) selanjutnya menjadi
satu di daerah campuran. (Lihat cara kerja pompa jet pada movie file yang tersedia.) Hasil
pengujian pompa jet yang dilakukan di Teknik Mesin UNUD menunjukkan pemanfaatan
efek jet ini menghasilkan kapasitas alir 2.5 kali (250%) dibandingkan tanpa jet. Pompa jet
diaplikasikan pada pompa bahan bakar pesawat, pada pendingin reaktor, pompa
pembuangan, pompa untuk kedalaman tinggi, dsb.
. Perhitungan di atas dilakukan sepenuhnya secara teoritis. Hasil pengujian atau
pengukuran yang sebenarnya tidak sama persis dengan hasil di atas, karena kenyataannya
aliran campuran pada pompa jet tersebut sangat kompleks karena terdapat belokan, terjadi
sirkulasi dan ketidakseragaman yang menyebabkan kerugian aliran. Kondisi aliran
sebenarnya secara skematis ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Posisi jet serta rasio
diameter jet terhadap diameter sekunder memegang peranan penting terhadap pola
sirkulasi yang terjadi. Dalam kajian pompa jet yang lebih mendalam anda akan
menemukan koefisien aliran atau konstanta, atau persamaan-persamaan empiris yang
merupakan kontribusi dari hasil pengujian empiris pompa jet dengan desain dan ukuran
tertentu.
Sirkulasi 1
Sirkulasi 2
Aliran Sekunder
Selanjutnya: 0 = {− ρV s A }+ {ρ (V s + dV s )( A + dA }
0 = Vs dA + AdVs
Karena tak ada gesekan gaya permukaan (Fs) hanya dipengaruhi oleh tekanan (ingat
bahwa gesekan terjadi dikarenakan gaya geser atau viskositas).
dp
FS s = pA − ( p + dp)( A + dA) + p + dA = − Adp − 12 dpdA ♥
2
dA
FB s = ρg s d∀ = ρ (− g sin θ ) A + ds → sin θ ds = dz
2
dA
FB s = − ρg A + dz ♦
2
Karena tak ada fluks massa melintas garis alir, fluks momentum menjadi:
r
∫ V s ρ V dA = Vs {− ρVs A }+ (Vs + dVs ){ρ (Vs + dVs )( A + dA }
pa
dp V s2 dp V s2
−
− gdz = V s dV s = d
ρ 2 atau ρ + d 2 + gdz = 0
Hasil integrasi persamaan ini (dan dengan menghilangkan subskrip s):
p V2
+ + gz = kons tan atau
ρ 2
p1 V12 p V2
+ + gz1 = 2 + 2 + gz 2 → memiliki satuan m2/s2
ρ 2 ρ 2
V12 V2
Atau p1 + ρ + ρgz1 = p 2 + ρ 2 + ρgz 2 → memiliki satuan kPa
2 2
p1 ρV12 p ρV 2
Atau + + z1 = 2 + 2 + z 2 → memiliki satuan meter.
meter
ρg 2 g ρg 2 g
Hasil integrasi di atas merupakan bentuk “Persamaan Bernoulli” yang menyatakan
Persamaan Bernoulli”
persamaan energi aliran yang terdiri dari energi tekanan, kecepatan dan elevasi. Satuan
apapun yang dipakai, itu merupakan satuan energi.
energi
Soal. Air mengalir secara stedi melalui nosel horisontal, dibuang ke atmosfer. Pada sisi
inlet diameter nosel D1, dan pada sisi outlet D2. Turunkan persamaan untuk beda tekanan
minimum yang dibutuhkan pada nosel untuk menghasilkan kapasitas aliran tertentu Q.
Hitung tekanan sisi inlet jika D1 = 75 mm, D2 = 25 mm dan Q yang diinginkan 0.2 m3/s.
Solusi. D1 = 75 mm, D2 = 25 mm, p2 = patm
Hitung:
a. p1 (gage) sebagai fungsi Q
b. p1 (gage) jika Q =0.2 m3/s
Persamaan dasar:
p1 V12 p V2
+ + gz1 = 2 + 2 + gz 2 ;
ρ 2 ρ 2
≈ 0, steady state
∂
∂t va∫
0= ρ d∀ + ∫ ρ V dA
pa
Asumsi: Stedi, inkompresibel, tak ada gesekan (frictionless), aliran sepanjang streamline, z1
= z2, aliran seragam pada bagian 1 dan 2.
Berdasarkan persamaan Bernoulli antara titik 1 dan 2:
ρ V
ρ
2
p1 ( gage) = p1 − p atm = p1 − p 2 = (V − V ) = V 2
2
2
1
2
1
2
− 1
2 2 V1
V2 A Q
Berdasar persamaan kontinuitas diperoleh: Q = V1A1 = V2A2 atau = 1 dan V1 =
V1 A2 A1
ρQ 2 A1 D
2 4
πD 2 8 ρQ 2
Selanjutnya: p1 ( gage) = − 1 ; A = ; p1 ( gage) = 2 4 1 − 1
2 A12 A2 4 π D1 D2
Dengan D1 = 75 mm, D2 = 25 mm, dan ρ = 999 kg/m3
p1 ( gage) =
8
π2
x999
kg
x
1
m 3 (0.075) 4 m 4
xQ [
2 4
3 − 1]N .s 2
kg.m
N .s 2
p1 ( gage) = 2.05 x10 9 Q 2
m2
Pada Q = 0.2 m3/s diperoleh p1 (gage) = 820 kPa.
Pemakaian Persamaan Bernoulli
Statika Fluida
Persamaan dalam statika fluida merupakan hal khusus dari persamaan Bernoulli,
dimana kecepatan fluida = nol.
2
p1 + ρ gz1 = p 2 + ρ gz 2 → p1 = p 2
p1 = p0 + ρ g ( z 2 − z1 )
p1 = p0 + ρ gh
1
ρ v1 2 ρ v2 2
1 p 0 + ρ gz1 + = p 0 + ρ gz 2 +
2 2
z2 = 0 ; jika A1 〉〉 A2 ; dan v1 ≈ 0
2 ρ v2 2
p0 + ρ gz = p 0 +
2
v 2 = 2 gh
ρ v12 ρ v2 2
p1 + = p2 +
h 2 2
ρ v1 2
ρ v2 2
A2 ( p1 − p 2 ) + =
A1 2 2
V2
V1
ρ v1 2
ρ v2 2
ρ gh + =
2 2
A1V1
Persamaan kontinuitas A1 V1 = A2 V2 → V2 =
A2
2
ρ v1 2 ρ A1V1
ρ gh + =
2 2 A2
2
AV
2 gh + V1 = 1 1
2
A2
A
2
2 gh = 1 − 1V12
A2
2
2 2 gh 2 gh A2
V1 = = 2
A1 − A2 A1 − A2
2 2 2
2
A2
2 gh
V1 = A2
A1 − A2
2 2
Tabung Pitot
Alat ini dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin atau aliran gas, atau juga
aliran cairan. Misalnya gas mengalir dengan kecepatan V, rapat massa gas ρ. V1
mendekati sama dengan V, dan V2 = 0
Udara
1 2
2
2 ρ 0 gh
v1 =
2
ρ
2 ρ 0 gh
v1 =
ρ
Tentang Persamaan Bernoulli
Dalam persamaan Bernoulli dinyatakan bahwa energi aliran terdiri dari :
energi tekanan (P)
energi kecepatan/kinetik (V)
energi potensial (Z)
Hukum kekekalan energi tetap berlaku dalam persamaan Bernoulli tersebut.
1
Seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya, anda mungkin menemukan ekspresi persamaan
Bernoulli yang berbeda seperti diatas di beberapa buku yang berbeda. Persamaan persamaan
tersebut hanya berbeda cara menyatakannya saja.
Persamaan Bernoulli dengan input energi, output dan losses energi :
P1 v1 2 P2 v 2 2
+ + Z1 + Ein = + + Z 2 + Eout + Eloss
ρ1g 2g ρ 2 g 2g
Ein = misal input energi dari pompa
Eout = misal energi output karena pemasangan turbin
Persamaan Energi
Aplikasi persamaan energi untuk volume kontrol dilakukan dengan mensubstuitusikan N =
E dan η = e ; maka persamaan menjadi :
dE ∂
dt ∂t va∫
= ρ e d∀ + ∫ ρ eV dA
pa
• • dE ∂
dt ∂t va∫
Q− W = = ρ ed∀ + ∫ ρ eV dA
pa
V2
Dimana e = u + +gz
2
Kerja yang dilakukan oleh volume kontrol dikelompo
dikelompokkan dalam 4 klasifikasi:
• • • • •
W = W s + W normal + W shear + W other
→ Kerja poros
Ws adalah kerja poros yang ditransfer melalui permukaan atur dari putaran poros
dalam sistem.
→ Kerja oleh tegangan normal pada permukaan
permukaan atur
Kerja membutuhkan gaya yang digerakkan dalam jarak tertentu. Kerja yang dilakukan
r r
dinyatakan: δW = F ⋅ ds
Untuk mendapatkan laju kerja yang dilakukan oleh gaya:
r r
• δW F ⋅ ds • r r
W = lim = lim atau W = F ⋅ V
∆t → 0 ∆t ∆t
∆t → 0
Laju kerja yang dilakukan terhadap luasan dA permukaan volume kontrol oleh
r r r r
tegangan normal: dF ⋅ V = σ nn dA ⋅ V
Karena kerja melintasi batas volume kontrol adalah negatif (kerja dilakukan terhadap
volume kontrol) :
• r r r r
W normal = − ∫ σ nn dA ⋅ V = ∫ σ nnV ⋅ dA
va va
Tanda negatif harus diberikan karena kerja ini dilakukan terhadap volume kontrol.
Integral ini secara lebih lengkap dinyatakan dalam 3 suku:
• r r r r r r r r
W shear = − ∫ τ ⋅ V dA = − ∫ τ ⋅ V dA − ∫ τ ⋅ V dA − ∫ τ ⋅ V dA
pa A ( shaft ) A ( solidsurface ) A( ports )
Suku pertama sudah diperhitungkan pada bagian sebelumnya (Wshaft). Pada permukaan
r
padat, V = 0, sehingga suku kedua bernilai nol (untuk volume kontrol yang tetap).
Sehingga:
• r r
W shear = − ∫τ ⋅ V dA
A ( ports )
Suku yang terakhir ini dapat dibuat nol dengan memilih permukaan atur yang tepat.
Jika kita memilih sebuah permukaan atur yang memotong melintang sisi tegak lurus
r r r
terhadap aliran, sehinggga dA paralel terhadap V . Karena τ berada dalam bidang dA,
r r
τ tegak lurus terhadap V . Dengan demikian untuk permukaan atur yang tegak lurus
r
V berlaku:
r r •
τ ⋅V = 0 dan W shear = 0
→ Kerja lain-
lain-lain
Energi listrik dapat ditambahkan pada volume kontrol, juga energi elektromagnetik,
misalnya dalam radar atau sinar laser, dapat diserap. Dalam kebanyakan situasi
kontribusi energi ini tidak terjadi, tapi kita bisa mencatatnya dalam formulasi umum.
Dengan seluruh kerja yang telah dievaluasi diperoleh:
• • r r • •
W = W s − ∫ σ nnV ⋅ dA + W shear + W other
pa
• • • • ∂ r r r r
Q − W s − W shear − W other = ∫
∂t pa
e ρ d∀ + ∫ e ρ V ⋅ dA − ∫ σ nn V ⋅ dA
pa pa
• • • • ∂ r r
Q − W s − W shear − W other = ∫
∂t pa
e ρ d∀ + ∫ (e − σ nn υ ) ρ V ⋅ dA
pa
Efek viskos dapat membuat tegangan normal σ nn berbeda dari nilai negatif tekanan
V2
Akhirnya dengan mensubstitusikan e = u + + g z ; kita memperoleh persamaan hukum
2
termodinamika pertama untuk volume kontrol:
• • • • ∂ V2 r r
Q − W s − W shear − W other = ∫
∂t pa
e ρ d ∀ + ∫
pa
( u + p υ +
2
+ gz ) ρ V ⋅ dA
Soal. Udara pada 101 kPa (abs), 21oC, memasuki kompresor dengan kecepatan yang dapat
diabaikan, kemudian dibuang pada tekanan 350 kPa (abs), 38oC, melalui pipa dengan luas
penampang 0.09m2. Laju alir massanya 10 kg/s. Daya input kompresor 450 kW. Tentukan
laju perpindahan panas yang terjadi.
• • V2 r r
Q = W s + ∫ (h + + gz ) ρ V ⋅ dA , selanjutnya
pa
2
≈0
• • V2 V2
Q = W s + h1 + 1 + gz1 {- ρ1V1 A1 } + h 2 + 2 + gz 2 {ρ 2V2 A2 }
2 2
Dari persamaan kontinuitas diperoleh:
•
{- ρ V A } + {ρ V
1 1 1 2 2 A2 } = 0 atau ρ 1V1 A1 = ρ 2V2 A2 = m selanjutnya
• • • V22 ≈0
Q = W s + m (h2 − h1 ) + + g ( z 2 − z1 )
2
Kemudian dengan asumsi bahwa udara bertindak sebagai gas ideal, maka h2 – h1 = Cp (T2-
T1) →
• • • V2
Q = W s + m Cp (T2 − T1 ) + 2
2
•
Contoh-
Contoh-Contoh Soal.
Sebuah tangki 0.5 m3 berisi udara bertekanan. Sebuah katup digunakan untuk
mengeluarkan udara tersebut dengan kecepatan 300 m/s melalui suatu saluran output
dengan luas area 130 mm2. Temperatur udara yang melalui katup tersebut -150C, tekanan
350 kPa(abs). Hitung perubahan densitas udara dalam tangki tersebut.
Data: υ = 0.5 m3
V = 300 m/s
Aout = 130 mm2 = 130x10-6 m2
T = -150 C = 258 K
P = 350 kPa
p
ρ= p = 350x103 Pa
RT
T = 258 K
R = 287 N.m/Kg.K
(Hati hati dalam memilih R, sesuaikan dengan sistem satuan yang
dipergunakan.)
ρ = 4.73 kg/m3
∂ Dalam kasus ini yang ditanyakan adalah
∫ ρ .dv + pA∫ ρ.VdA = 0
∂t VA perubahan densitas terhadap waktu, jadi, ini
adalah persoalan unsteady sehingga suku
∂ pertama persamaan dasar tidak bisa
bisa
ρ ∫ dv + ∫ ρ .VdA = 0 dihilangkan.
∂t VA pA
∂ρ
∀ + ρ 1 A1V1 = 0 → aliran keluar ber tan da +
∂t
∂ρ ρV A 4.73 ⋅ 300 ⋅ 130 ⋅ 10 −6
=− 1 1 1 =−
∂t ∀ 0.5
Kg
= −0.369 m3
s
Jadi setiap detik pelepasan udara mengakibatkan pengurangan jumlah udara dalam tangki
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan densitas sebesar 0.369 kg/m3.
Dalam gambar di bawah ini, sebuah beban 700 N secara sempurna diimbangi oleh jet air
secara steady. Berapa kecepatan jet yang diperlukan untuk mengimbangi beban tersebut?
Data-
Data-data:
W = 700 N W = 700 N
Djet = 5 cm
Ditanya: Vjet = ?
Djet = 5 cm
= 0 (steady)
∂
∑ Fy =
∂t ∫ ρ.V.∂ϑ + ∫ ρ.V.V.∂A
VA PA
∑ F = ∫ ρ.V.V.∂A →
y W = ρ.Vj.Vj.Aj (jet ke arah kiri dan kanan saling meniadakan)
PA
W = ρ.(Vj)2.Aj
W 700
Vj = = = 18.9 m/s
ρ.A j 1000. π4 .0.05 2
Vj = 18.9 m/s
3.6. Soal-Soal
Salah satu bagian dari suatu sistem perpipaan seperti gambar di bawah ini. Luas sisi inlet
dan outlet masing-masing 1 m2, sedangkan luas permukaan bebas yang terbuka terhadap
atmosfer 2 m2. pada suatu saat tertentu V1 = 3 m/s, dan air mengalir keluar 4 m3/s. Hitung
laju perubahan ketinggian air pada permukaan bebas.
1 2
Sebuah bidang pengarah membelokkan jet air seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Jika Djet = 10 cm dan Vjet = 8 m/s, hitunglah gaya F yang dibutuhkan untuk menahan
dorongan akibat jet tersebut!
F
Djet , Vjet
Udara pada kondisi standar memasuki kompresor dengan kecepatan 75 m/s dan
meninggalkan sisi buang pada kecepatan 125 m/s, 200 kPa (abs) dan 345 K. Laju alir massa
udara 1 kg/s. Air pendingin di selubung kompresor membuang panas sebesar 18 kJ/s.
Hitung daya yang dibutuhkan oleh kompresor.
Sebuah pompa horisontal memompa air dengan kapasitas 57 m3/jam. Abaikan losses energi,
berapa daya yang dibutuhkan pompa (kW) untuk mengalirkan air tersebut ? (Petunjuk:
hitung Vin dan Vout dalam m/s; hitung hpompa; Daya pompa P = γ Q hpompa)
@g