Asisten Pembimbing :
Fahri Humaidi
NRP. 02111740000063
ABSTRAK
Dengan asumsi :
1. Ẇshaft , Ẇshear , Ẇother = 0
2. Steady Flow
3. Incompressible Flow
4. Uniform Flow and Properties at each Section
∂Q
5. {(u2 − u1 ) − }=0
dm
̅. dA
0 = ∫ ρV ̅ + ∫ ρV
̅. dA
̅
cs1 cs2
̅. dA
0 = − ∫ ρV ̅ + ∫ ρV
̅. dA
̅
A1 A2
̅. dA
Dimana : ∫A ρV ̅ = |ρVA| = ṁ
Maka : 0 = −ρ1 V1 A1 + ρ2 V2 A2
ṁ = ρ1 V1 A1 = ρ2 V2 A2
Selain itu, laju perpindahan panas dapat dituliskan sebagai berikut:
∂Q dm ∂Q dm ∂Q
Q̇ = = = ṁ
dt dm dm dt dm
Maka persamaannya menjadi :
V1 2 V2 2 ∂Q
0 = ṁ [(p1 v1 + + gz1 )] − ṁ [(p2 v2 + + gz2 )] + ṁ {(u2 − u1 ) − }
2 2 dm
Atau :
V1 2 V2 2 ∂Q
p1 v1 + + gz1 = p2 v2 + + gz2 + ((u2 − u1 ) − )
2 2 dm
Dimana :
1. (u2 − u1 ) : perubahan energi dalam akibat gesekan,
kJ/kg
∂Q
2. − dm : perpindahan panas per satuan massa, kJ/kg
∂Q
3. (u2 − u1 ) − dm = 0 : losses energy dari section 1-2, kJ/kg
CV
2
Streamline
1
Flow
2(p0 − p)
V=√
ρ
Gambar 2.2 Tekanan Statis dan Dinamis
2.3 EGL dan HGL
Energy grade line atau EGL menggambarkan total energi mekanik
yang dimiliki oleh sistem. Hydraulic grade line atau HGL
menggambarkan energi potensial yang dimiliki oleh sistem. Selisih dari
keduanya disebut dengan velocity head.
V2
, dan elevation head besarnya adalah (gz). Adapun aplikasi head adalah
2
pada EGL dan HGL. Dimana EGL adalah kurva energi yang
menggambarkan besarnya total head. Dan HGL adalah kurva energi yang
menggambarkan besarnya total head dikurangi dengan velocity head.
Persamaan Bernoullinya adalah sebagai berikut :
p V2
( + + gz) = konstan
ρ 2
1
Lalu dikalikan dengan 𝑔 menjadi :
p V2
( + + z) = C
ρg 2
p
Dimana : = head akibat statis lokal
ρg
V2
= head akibat tekanan dinamis lokal
2
Stem
To manometer
or pressure gage
Small holes
To manometer or
pressure gage
Total
Flow A head
tube
P Po
Gambar 2.8 Total Head Tube dengan Wall Pressure Tap
2.4.5 Pitot Static Tube
Fungsinya sama dengan total head tube dengan wall pressure tap.
Digunakan bersama dengan manometer.
Flow
B
C
Stagnation
Point
P
Po
2Pv
Vd = √
ρ
2Pv
VD = √
ρ
2∆P
Vm =
√ d 4
ρ {1 − (D) }
3 7
2 9
1
10
13
11
12
START
A B
A B
Persiapan :
Bukaan inlet fan/blower diatur menjadi half open, lalu panjang pitot static
tube yang di luar venturimeter (L0) 60 mm diukur
Head total (ht), Head statis (hs), Head velocity (hv), dan perbedaan
tekanan pada manometer diukur
Tekanan hulu (h1), tekanan hilir (h2), dan perbedaan tekanan pada
manometer diukur
Bukaan instalasi diatur menjadi fully open, lalu parameter yang telah
ditetapkan diukur
n=n+1
n = 12
END
BAB IV
PEMBAHASAN
Start
Ls = Lp – Lo
Pv = K1 . hv
Pv > 0
2𝑃𝑣
Vd = ට 𝜌
2𝑃𝑣
VD = ට 𝜌
A
B
A
B
𝜋
Qd = 4 d2 Vd
𝜋
QD = 4 d2 Vd
∆𝑃 = K2 ∆ℎ
∆𝑃
>0
2∆𝑃
Vm = √ 𝑑 4
𝜌 {1−( ) }
𝐷
𝜋
Qm = Cv . Cc . 4 d2 Vm
d Vm
Red =
𝑣
Q𝐷 D
ReD = 𝐷2
(𝜋 )𝑣
4
A
A
Hasil perhitungan :
Ls, Pv, Vd, VD, Qd, QD, ΔP,
Vm, Qm, Re-d, Re-D, EGL,
HGL
END
2 x 310
Vd = ට 1,181
Vd = 22,91242 m/s
D. Kecepatan Udara pada Inlet Venturi (VD, m/s)
2Pv
VD = ට
ρ
2 x 310
VD = ට 1,181
VD = 22,91242 m/s
E. Laju Aliran pada Vd (Qd, m3/s)
π
Qd = 4 d2 Vd
π
Qd = 4 (0,03)2 (22,91242)
Qd = 0,016188 m3 ⁄s
F. Laju Aliran pada VD (QD, m3/s)
π
QD = 4 d2 VD
π
QD = 4 (0,05)2 (22,91242)
QD = 0,044966 m3 ⁄s
4.3.2 Contoh Perhitungan Berdasarkan pada Hasil Pengukuran Venturi
A. Percobaan Tekanan Hulu (h1) dan Tekanan Hilir Sepanjang
Venturi (∆P, N/m)
∆P = K 2 . ∆h
∆P = ρg∆h
∆P = 10 N⁄m2 ⁄mmH2 O . 28mmH2 O
∆P = 280 N⁄m2
B. Kecepatan Udara pada Leher Venturi (Vm,m/s)
2∆P
Vm = √ d 4
ρ {1−( ) }
D
2x280
Vm = √ 0,03 4
1,181 {1−( ) }
0,05
Vm = 29,589 m/s
C. Laju Aliran pada Vm (Qm, m3/s)
π
Qm = Cv . Cc . 4 d2 Vm
π
Qm = (1,07) x (0,987) x x (0,03)2 x 29,589
4
Qm = 0,0221 m3 ⁄s
D. Bilangan Reynold pada Leher Venturimeter (Red)
d Vm
Red = v
(0,03) x (29,589)
Red = 0,00001564
Red = 56757,25
E. Bilangan Reynold pada Inlet Ventrui (ReD)
QD D
ReD = D2
(π )v
4
0,05595 x 0,05
ReD = 0,052
(π ) 0,00001564
4
ReD = 91147,32413
F. EGL
EGL = Total Head = ht = 12 mm
G. HGL
HGL = Static Head = hs = −36 mm
4.4 Analisa Grafik
Berikut ini merupakan analisa dari grafik yang didapat dari praktikum
ini :
4.4.1 Grafik ht, hs, hv Fungsi Ls untuk Bukaan Fully Open
Gambar 4.1 Grafik ht, hs, dan hv terhadap Fungsi Ls pada Keadaan
Fully Open
Grafik ht, hs, dan hv terhadap fungsi Ls pada keadaan fully open
didapat dengan mengalikan data hs, dan hv yang didapat dengan -1.
Berdasarkan Gambar 4.1 didapatkan grafik ht, hs, dan hv terhadap fungsi
Ls pada keadaan fully open. Grafik ht mengalami trendline yang konstan
dengan range 12 hingga 13 mmH2O. Grafik hs memiliki bentuk kurva
yang melengkung turun dan naik dengan trendline yang menurun
dengan titik minimum berada pada Ls = 214 mm yaitu hs = -36
mmH2O. Grafik hv memiliki bentuk kurva yang melengkung naik dan
turun dengan trendline yang meningkat dengan titik maksimum berada
pada Ls = 214 mm yaitu hv = 48 mmH2O.
Berdasarkan perhitungan, hubungan antara energi akibat statis,
energi akibat tekanan dinamis, dan energi total sesuai dengan rumus
P
ht = hs + hv. Perumusan energi akibat tekanan total yaitu h𝑡 = ρg +
V² P
+ z. Perumusan energi akibat tekanan statis yaitu h𝑠 = ρg + z.
2g
V²
Perumusan energi tekanan dinamis h𝑣 = 2g. Energy Grade Line (EGL)
30
20
ht
10
hs
0
322 304 286 268 250 232 214 196 178 160 142 124 hv
-10
-20
-30
Gambar 4.2 Grafik ht, hs, hv terhadap Fungsi Ls pada Keadaan Half
Open
Berdasarkan Gambar 4.2, didapatkan grafik ht, hs, dan hv
terhadap fungsi Ls pada kadaan half open. Grafik ht mengalami
trendline yang konstan dengan range 9 mmH2O. Grafik hs memiliki
bentuk kurva yang melengkung naik dan turun dengan trendline yang
menurun dengan titik minimum berada pada Ls = 214 mm yaitu hs = -
36 mmH2O. Grafik hv memiliki bentuk kurva yang melengkung turun
dan naik dengan trendline yang meningkat dengan titik maksimum
berada pada Ls = 214 mm yaitu hv = 48 mmH2O.
Berdasarkan perhitungan, hubungan antara energi akibat statis,
energi akibat tekanan dinamis, dan energi total sesuai dengan rumus
P
ht = hs + hv . Perumusan energi akibat tekanan total yaitu h𝑡 = ρg +
V² P
+ z. Perumusan energi akibat tekanan statis yaitu h𝑠 = ρg + z.
2g
V²
Perumusan energi tekanan dinamis h𝑣 = 2g. Energy Grade Line (EGL)
Gambar 4.3 Grafik h1, ∆h, h2 terhadap Fungsi Ls pada Keadaan Fully
Open
Pada venturi terdapat h1 dan h2, dimana h1 adalah tekanan hulu
dan h2 adalah hilir.sedangkan perbedaan tekanan (Δh) adalah h1 – h2.
Dari hasil ini didapatkan bahwa tekanan di dalam venturi dipengaruhi
oleh kecepatan aliran fluida. Hal ini dapat dibuktikan dari persamaan
𝑉12 −𝑉22
Bernoulli dimana Δp = ρ ( ), dimana Δp berbanding lurus
2
dengan ρ dan v. Grafik aktual di atas berbeda dengan grafik secara teori.
Secara teori grafik seharusnya tetap lurus sempurna, namun pada
keadaan aktual grafik mengalami fluktuasi. Saat memasuki leher terjadi
pengecilan penampang yang mengakibatkan kecepatan aliran
meningkat namun tekanan semakin mengecil. penambahan kecepatan
ini akan menurunkan nilai h2. Semakin besar luas penampang, semakin
besar pula tekanan akibat kecepatan aliran yang rendah. Pada saat aliran
berada pada inlet venturi, kecepatan aliran rendah namun tekanannya
besar. Kemudian saat aliran melalui bagian leher venturi yang
mengalami pengecilan penampang kecepatannya meningkat dan
tekanannnya turun. Hal tersebut menyebabkan nilai h1 lebih besar dari
h2.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan terhadap grafik,
maka data didapat pada praktikum bisa dikatakan sesuai dengan teori.
Hal ini bisa dilihat dengan nilai h1 yang lebih besar dari nilai h2.
4.4.4 Grafik h1, h2, ∆h Fungsi Ls untuk Bukaan Half Open
30
20
h1
10
h2
0
delta h
322 304 286 268 250 232 214 196 178 160 142 124
-10
-20
-30
Gambar 4.4 Grafik h1, ∆h, h2 terhadap Fungsi Ls pada Keadaan Half
Open
Pada gambar 4.4 diatas didapatkan grafik fungsi h1, h2, dan ∆h.
Dimana ketiga komponen ini didapatkan saat keadaan half open. Dari
grafik h2 dapat dilihat nilai trendline yang terjadi pada grafik cenderung
konstan, nilai trendline pada minimum berada pada nilai -22 mmH20
dan nilai maksimum berada pada nilai -21 mmH20. Dari grafik h1
didapati nilai trendline yang cenderung konstan, dengan nilai trendline
pada minimum berada pada nilai 6 mmH20 dan nilai maksimum berada
pada nilai 7 mmH20. Pada grafik ∆h didapati nilai trendline maksimum
pada bernilai 29 mmH20 dan minimum bernilai 26 mmH20.
Dari hasil ini didapatkan hubungan bahwa tekanan statis
ditambah tekanan dinamis adalah tekanan total sesuai dengan rumus
P V²
ht = hs + hv. Rumus tekanan total yaitu ht = ρg + 2g + z, dimana
-30
-40
Axis Title
Gambar 4.5 Grafik EGL dan HGL terhadap Fungsi Ls pada Aliran
Fully Open
𝑃
Secara perumusan persamaan HGL yaitu HGL = 𝜌𝑔 + z. Nilai
0
-5 0 100 200 300 400 EGL Terhadap Ls
-10 HGL Terhadap Ls
-15
-20
-25
Axis Title
Gambar 4.6 Grafik EGL dan HGL terhadap Fungsi Ls pada Aliran
Half Open
Berdasarkan Gambar 4.6 didapatkan grafik EGL dan HGL
terhadap fungsi Ls pada aliran half open. Nilai EGL sama dengan nilai
ht dan nilai HGL sama dengan nilai hs. Grafik EGL mengalami trendline
yang konstan dengan nilai 9 mmH2O. Grafik HGL memiliki kurva yang
naik dan turun dengan trendline yang menurun dan nilai minimum
berada pada Ls = 214 mm yaitu HGL = -22 mmH2O.
P P
Berdasarkan teori, HGL = + z sedangkan EGL = +
ρg ρg
V2
+ z. Dari praktikum, nilai EGL disesuaikan dengan nilai ht dan
2g
nilai HGL disesuaikan dengan nilai hs. Ketika sebelum memasuki leher
venturi, luas penampang besar, kecepatan fluida masih rendah, dan
fluida memiliki tekanan tinggi. Ketika mengalami pengecilan
penampang, kecepatan fluida meningkat , maka tekanan menurun
sehingga nilai HGL mengalami penurunan ketika memasuki leher
venturi dan meningkat kembali ketika keluar leher venturi karena
kecepatan fluida menurun dan tekanan fluida meingkat. Sedangkan
nilai EGL dipengaruhi tekanan, kecepatan, dan ketinggian. Namun,
pada percobaan ini tidak ada perbedaan ketinggian sepanjang aliran
fluida sehingga ketinggian dianggap tidak mempengaruhi nilai EGL.
Ketika fluida melewati inlet, fluida memiliki kecepatan yang rendah
namun memiliki tekanan yang tinggi. Namun ketika memasuki leher
venturi, fluida mengalami kenaikan kecepatan akibat pengecilan luas
penampang dan mengalami penurunan tekanan. Berdasarkan hukum
bernoulli, besarnya total nilai kecepatan dan tekanan pada kedua titik
sama, sehinggia nilai EGL selalu konstan.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan terhadap grafik
maka data yang didapat pada praktikum bisa dikatakan sesuai dengan
teori. Hal ini bisa dilihat dari nilai EGL yang konstan dan grafiknya
berada di atas nilai HGL.
4.4.7 Grafik EGL dan HGL Fungsi Ls untuk Bukaan Half dan Fully
Open
Gambar 4.7 Grafik EGL dan HGL terhadap Fungsi Ls pada Aliran
Fully dan Half Open
Berdasarkan Gambar 4.7 didapatkan grafik EGL dan HGL
terhadap fungsi Ls pada aliran fully dan half open. Besar EGL sama
dengan besar ht dan besar HGL sama dengan besar hs. Pada fully open,
grafik EGL mengalami trendline yang konstan pada 12-13 mmH2O dan
grafik HGL memiliki kurva yang turun dan naik dengan trendline yang
menurun dan nilai minimum berada pada Ls = 214 mm yaitu dengan
nilai HGL = -36 mmH2O. Pada half open, grafik EGL mengalami
trendline yang konstan pada 9 mmH2O dan grafik HGL memiliki kurva
yang turun dan naik dengan trendline yang meurun dan nilai minimum
berada pada Ls = 214 mm yaitu dengan nilai HGL = -22 mmH2O.
Berdasarkan teori, nilai HGL pada aliran fully open seharusnya
lebih besar dari nilai HGL pada aliran half open, hal ini disebabkan
karena adanya debit aliran yang lebih besar sehingga massa fluida yang
masuk juga lebih besar yang mengakibatkan tekanan yang masuk lebih
besar yang berdampak pada head statis (hs) yang dimiliki pada aliran
fully open lebih besar daripada aliran half open. Dengan kondisi hv
yang konstan dikarenakan besar luas penampang keluar dan kecepatan
keluar tidak berubah, mengakibatkan ht pada fully open juga memiliki
nilai yang lebih besar daripada half open. Yang mana akan berdampak
pada nilai EGL yang lebih besar pula. Yangmana telah kita ketahui nilai
ht = hs + hv.
Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan nilai dari EGL dan HGL fully open lebih besar daripada
EGL dan HGL half open. Namun pada titik ke-5 hingga titik ke-10
HGL bukaan half open memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding titik
HGL bukaan fully open. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
percobaan belum sesuai dengan teori yang ada.
BAB V
KESIMPULAN