Video
Sifat-sifat fisika fluida
Pengaruh beberapa sifat fisika fluida pada pengoperasian pompa;
1. Density: berpengaruh pada daya yg dibutuhkan tapi tidak
berpengaruh pada head.
2. Compressibility: Hanya berpengaruh sedikit saat aliran
unsteady, disertai water hammer. Perlu dilengkapi air vessels.
3. Thermal expansibility: hanya pada cairan panas, tidak
berpengaruh secara serius pada pengoperasian pompa
4. Viscosity: Berpengaruh pada kehilangan energi aliran melalui
pompa dan mengurangi head, secara simultan meningkatkan
daya penggerak pompa.
5. Solubility of gas in liquids: Bahaya, khususnya pada suction
pipe, bisa menurunkan efisiensi pompa atau bahkan bisa
menghentikan aliran liquid di dlm suction pipe
6. Vaporization of liquids: Tekanan uap (p jenuh) cairan naik jika
temperatur naik. Perhatikan NPSH untuk menghindari kavitasi.
Konversi energi aliran fluida
Teori Bernoulli untuk aliran cairan ideal:
• Energi partikel aliran fluida pada sebuah medan gravitasi =
Ep + Etek + Ekin
• Head = Energi total per satuan massa (dlm satuan tinggi)
P v2
H = z+ + (m )
g 2 g
z : Tinggi Ep (potensial head) P : tinggi E (pressure head)
tek
2
v : Tinggi E (velocity head) g
kin
2g P1 v12 P2 v22
z1 + + = z2 + + Cairan ideal
g 2 g g 2 g
P1 v12 P2 v22
z1 + + = z2 + + + h f Cairan riil
g 2 g g 2 g
Tinggi referensi, z=0
Liquid di dalam wadah yang berputar
z • Gaya sentrifugal elemen massa :
m 2
r
Persamaan kesetimbangan gaya
ϴ
P • Sumbu z (vertikal):
P+dP r
(P + dP )ds cos − Pds cos − m g = 0
Atau: dPds cos = m g (1)
ω
• Sumbu radial: ( P + dP )ds sin − Pds sin − m 2 r = 0
g 2g
( )
P2 − P1 2 2 2 u22 − u12
= r2 − r1 =
2 g
Sirkulasi Kecepatan Mengelilingi Sirkuit
Tertutup
• Sirkulasi kecepatan
Vs = S (v x dx + v y dy + v z dz )
S B
ds • Dlm koordinat silinder
A P
V
= S (vr dr + v rd + v z dz )
• Jika partikel liquid bergerak pada
z keliling suatu lingkaran dgn jari2 R,
dan kecepatan sudut konsran ω:
vr = 0 ; v z = 0 ; v = R
ϴR r
ω = S v rd = S Rrd
= R2R = 2R 2
Sirkulasi Kecepatan di dlm Impeller
• Sirkulasi kecepatan = R2R = 2R 2
• Dari segitiga kecepatan, didapat: cu = R
• Internal circilation: 1 = 2r1cu1
Asumsi:
1. Dua dimensi: arah radial dan tangential
2. Laluan impeller selalu dipenuhi oleh aliran fluida (no
void spaces)
3. Garis arus mempunyai bentuk yang similar dengan
bentuk sudu2 (number of blades are infinite)
4. Fluida fasa tunggal dan incompressible
5. Profil kecepatan simetris.
N = M = Q(r2cu 2 − r1cu1 )
N = Q(u2cu 2 − u1cu1 ) N = Q(u2c2 cos 2 − u1c1 cos 1 ) (2)
Teori Pembentukan Head di Impeller
c u
Karena: 1 1 cos 1 =
1 2
2
c(
1 + u1
2
− w1
2
)
(
1 2 2
− c2u2 cos 2 = w2 − c2 − u22
2
)
c22 − c12 u22 − u12 w12 − w22
N = gQ + + (3)
2 g 2 g 2 g
r1 1 Luas=A
a c = r 2
r
Perhatikan elemen massa liquid:
• Percepatan sentripetal: ac = r
2
r2
• Percepatan linier : a
• Elemen massa : dm = Ads
Kesetimbangan gaya (+ untuk searah aliran):
(
• Gaya percepatan : K1 = Ads r2 sin − a )
K1+K2=0
• Gaya tekanan : K 2 = PA − ( P + dP ) A = −dPA
Potential head dan dynamic head
( )
Ads r sin − a = dPA
2 ( )
ds r2 sin − a = dP
a=
dw dw ds dw
= = w
ds r 2 dr dw
− w = dP
dt ds dt ds ds ds
sin =
dr
ds
(
dP = r2 dr − wdw )
2 2 2 2
• Aliran dari (1) ke (2) dP = r dr − wdw
1 1 1
2 r22 2 r1 w2
2 2
w12
P2 − P1 = − −
−
2 2 2 2
(1)
(3)
(2)
Hubungan Hth∞ , Hth dan H
• Hriil = H: Head dgn jumlah sudu terbatas, (4)
ada ketebalan, ada turbulensi aliran di
dalam impeller, dgn memperhatikan
gesekan (4)
H th = H th (1 + C p )
Cp : Pfleiderer’s correction
r22
Cp =
zM st
Mst: moment static pada garis arus sumbu
A1-A2
r2 : jari-jari luar impeller
z : jumlah sudu
Ψ: koefisien yg tergantung tipe impeller
Hubungan Hth∞ , Hth dan H
Atau : H th = kH th
1
1
H th = (u2cu 2 − u1cu1 ) H th = (u2cu 2 )
g g
cu 2 = u2 − wu 2
cos 1 = 0 ; cu1 = 0
u2
H th = (u2 − wu 2 )
g
Memilih sudut sudu keluar β2
u2cu 2 u22
H th = =
g g
c22 − c12 c22 − cm2 1 u22
H dyn = = =
2g 2g 2g
H th = H dyn + H P
1
H dyn = H P = H th
2
(sudu Rittinger)
Memilih sudut sudu keluar β2
(c). Sudu dgn 2 90o
Pilih β2 sedmikian rupa shg cu 2 = 2u2
2u22
H dyn =
g
H P = H th − H dyn
2u22 2u22
= − =0
g g
Memilih sudut sudu keluar β2
c22 − c12 u22 − u12 w12 − w22
H th = + + Atau : H th = H dyn + H P
2 g 2 g 2 g
Karakteristik Pompa (Teoritis)
u2
H th = H E = (u2 − wu 2 )
g
Debit : Q = cm 2 A2 Q = wu 2 tg 2 A2
A2 = d 2b2
Q=0
• HE max jika: wu 2 = 0 cu 2 = u2
2 = 0
2 = 90o
• Q max jika: wu 2 = max c2 cos 2 = 0
HE = 0
BAB 2
KARAKTERISTIK POMPA
Karakteristik Pompa (Teoritis)
HE 2 90o , H E = f (Q )
u22 u 2
2 = 90o , H E = 2
g g
2 90o , H E = f (Q )
Q
Karakteristik Pompa (Teoritis)
Hydraulic losses
Friction losses
Leakage/
Recirculation losses
Actual Head, H
Flow rate, Q
Karakteristik Pompa (pengujian)
▪ Karakteristik pompa
(H=head, N=daya pompa,
η=efisiensi fungsi debit Q)
untuk bermacam-macam
harga putaran bisa
Arus: diperoleh dengan
Tegangan:
pengujian di
laboratorium.
▪ Gb di samping adalah
contoh experimental
setup.
▪ Prosedur eksperimental:
(1). Pilih putaran kerja
pompa (n1)
Karakteristik Pompa (pengujian)
(2). Variasikan debit Q dgn
mengatur bukaan katup,
mulai dari Qmax s/d 0.
Harga Q dibaca dari
flowmeter (venturi)
Arus:
Tegangan: (3). Untuk setiap Q, ukur:
o Head pompa,
H = (Pout – Pin) / g
o Daya motor,
N = T.ω
(4). Efisiensi, η = ρ.g.Q.H/N
18
2
16 n = 1530 RPM
y = -130514x + 273.53x + 17.664
1 2
R = 0.999
14
Pump Head (m)
12
n = 1352 RPM
y = -109848x2 + 75.198x + 14.49
2R2 = 0.9972
10
y = -123314x2 + 197.32x + 10.708
n = 1165 RPM
3 R2 = 0.9945
8
2
y = -37652x - 285.26x + 8.3396
6
n = 992,8 RPM
4 R2 = 0.9714
900.2 RPM
4 992.8 RPM
2
n = 990,2 RPM
y = -54121x - 192.77x + 7.0513
5 R2 = 0.9559
1165 RPM
2 1352 RPM
1530 RPM
0
1.5E-03 2.5E-03 3.5E-03 4.5E-03 5.5E-03 6.5E-03 7.5E-03 8.5E-03
Flow Rate (m^3/s)
Karakteristik Pompa (pengujian), contoh
Pump Efficiency vs. Flow Rate
0.8
y = -9353.1x2 + 165.91x - 0.0087
n = 1530 RPM
1 R2 = 0.9985
0.7
0.6
2
n = 990,2 RPM
y = -19075x + 183.32x + 0.0023
5 2
R = 0.9955
Pump Efficiency
0.5
2
y = -9886.8x + 151.87x - 0.0003
n = 1352 RPM
2 R2 = 0.9989
0.4
y = -15032x2 + 166.37x - 0.0027
n = 1165 RPM
3 R2 = 0.9987
2
0.3 ny 4= -15468x
= 992,8
2 RPM
+ 165.33x + 0.0014
R = 0.9976 900.2 RPM
992.8 RPM
0.2 1165 RPM
1352 RPM
1530 RPM
0.1
0.0
0.0E+00 1.0E-03 2.0E-03 3.0E-03 4.0E-03 5.0E-03 6.0E-03 7.0E-03 8.0E-03
Flow Rate (m^3/s)
Karakteristik Pompa (pengujian), contoh
Pump Power to Fluid vs. Flow Rate
1000 2
ny1==-1E+07x
15302
+ 214130x - 15.3
RPM
R = 0.9978
900
800
y = -1E+07x2 + 168878x - 8.0432
n = 1352 RPM
2R2 = 0.9984
700
Pump Power (Watts)
600
y = -8E+06x2 + 126678x - 4.5836
n = 1165 RPM
3R2 = 0.9983
500
400
y = -5E+06x2 + 85850x - 0.3415
n = 992,8 RPM
4R2 = 0.999
300
900.2 RPM
200 992.8 RPM
y = -5E+06x2 + 73781x - 0.2309
n = 990,2 RPM
5 R2 = 0.999
1165 RPM
100 1352 RPM
1530 RPM
0
0.0E+00 1.0E-03 2.0E-03 3.0E-03 4.0E-03 5.0E-03 6.0E-03 7.0E-03 8.0E-03
Flow Rate (m^3/s)
Karakteristik Pompa
(hasil pengujian),
contoh
Koreksi
harga
viskositas
www.themegallery.com
BAB 3
+ (z + H s + hq ) =
P2 v22
+
(0) g 2 g
z P3 v32
+ + ( z + hs + hd ) + h2−3
referensi
g 2 g
Teori Pembentukan Head di Instalasi
P3 = Pdr ; P2 = Pd
(3) v2 = vd ; v3 = vdr
h2−3 = hd
2
Pdr vdr
H2 = + + ( z + hs + hd ) + hd
g 2 g
Hp=H2 – H1
Pd
Pdr vdr
2
(2) HP = + + ( z + hs + hd ) + hd −
(1) Ps g 2 g
Psr vsr
2
+ + z − hs
(0) g 2 g
z Pdr − Psr vdr
2
− vsr
2
HP = + + H z + (hs + hd )
referensi g 2g
Teori Pembentukan Head di Instalasi
Dalam hal Suction Reservoir (sr) dan Discharge
(3) Reservoir (dr) adalah reservoir yg besar →
vsr = 0 ; vdr = 0
Pdr − Psr
HP = + H z + htot
g
Hz : tinggi statis total (static head)
Pd
(2) ∆Htot : tinggi rugi2 total (losses head)
Hp : tinggi manometrik pompa (manometric
(1) Ps
head)
(0)
z
referensi
Teori Pembentukan Head di Instalasi
(0)
z
referensi
Teori Pembentukan Head di Instalasi
• Karakteristik sistem
diubah melalui
pengaturan throttle
• Kurva yg kiri
menunjukkan
throttling pompa nq
rendah dan kurva di
kanan menunjukkan
throttling pompa nq
tinggi.
• Titik operasi
dipindahkan dari a ke
b dalam kedua kasus
Bypass valve Regulation
Katup bypass mengarahkan sebagian
aliran kembali ke jalur hisap dan dengan
demikian mengurangi aliran ke dalam
sistem
• Karakteristik sistem
diubah melalui regulasi
bypass.
• Di sebelah kiri,
konsekuensi dari
pompa nq rendah
ditampilkan dan di
sebelah kanan,
konsekuensi dari
pompa nq tinggi
ditampilkan.
• Titik operasi
dipindahkan dari a ke b
dalam kedua kasus.
Speed Control
(0) v s2
• Ps/ρg harus relatif 2g
dijaga agar
selalu > dari Hs H ms
tinggi Patm
tekanan uap g hs
jenuh liquid.
• Bila < bisa
Ps
terjadi
(0) g
“kavitasi”. absolud
BAB 4
• Rendahnya tekanan
disebabkan adanya : head
loss di suction nozzle,
percepatan aliran karena
penyempitan penampang
dan ketebalan sudu.
Net Positive Suction Head (NPSH)
• Penurunan tekanan tsb disebut required NPSH (NPSHreq )
• Harga NPSHreq diperoleh dari pabrik pompa.
• Untuk sebuah pompa tertentu, NPSHreq berubah sesuai
kapasitas dan putarannya
Net Positive Suction Head (NPSH)
• Supaya pompa bekerja tanpa kavitasi, NPSHav > NPSHreq
H (1) NPSHav
Hs (2) NPSHreq dari pengujian pabrik
hv pompa
(1) Σ∆hs
• Supaya tdk terjadi kavitasi,
(2’) (A) pompa harus bekerja pada
(2)
zona sebelah kiri (A)
Q • Catatan:
Patm
H s max = − H (*) − hs − hv
g
Kavitasi
• Cavitation (cavus = vacous, empty, hollow) : artinya
pembentukan gelembung berisi uap di dalam lingkungan liquid
• Kavitasi pada mesin hidrolik:
o Jika tekanan liquid di beberapa tempat di dalam pompa
turun < dari tekanan uap jenuh pada temperatur cairan,
akan mulai terbentuk gelembung2 kecil.
o gelembung uap tersebut terbawa ke daerah yg tekanannya
tinggi, gelembung tersebut akan terkondensasi secara cepat
(t<0,003 dt) yg diikuti oleh pukulan liquid (water hammer)
yg menyebabkan pitting pada material.
• Bila kavitasi betul 2 terjadi, akan timbul getaran pada pompa,
diteruskan ke fondasi, disertai noise
Tempat2 yg terkena Kavitasi
o Pompa sentrifugal (radial flow):
• Kavitasi terjadi tdk hanya
pd sudu2 tapi juga di
bidang (a)=shrouds.
• Pd bagian (b) adalah
daerah tekanan rendah
akibat adanya percepatan
aliran
o Pompa aliran diagonal dan aksial:
2
1
Faktor Kavitasi