Anda di halaman 1dari 16

Pengujian RTU

REFRIGRANT TRAINING UNIT

1. Tujuan
a. Untuk melihat dengan jelas semua jalannya proses-proses thermidinamis
suatu mesin pendingin.
b. Menunjukan hubungan antara tekanan dengan temperatur, titik didih,
enthalpy, kondensasi, evaporasi, kompresi, ekspansi, dan suatu system
refrigrasi.
c. Untuk mengetahui siklus refrigrasi dalam macam penggunaan katup
ekspansi.
d. Mengatur laju pendinginan, sehingga diketahui kerja kompressor.
e. Untuk mengetahui penggunaan accumulator, receiver dan pengatur
berbagai katup manual.

2. Teori
a. Proses penguapan membutuhkan sejumlah kalor, yang mana udara
tersebut diambil dari udara mengalir melalui pipa dan sirip evaporator, kal
yang mana menyebabkan turunnya pendingin.
b. Pada proses kondensasi ada sejumlah udara pendingin pada pipa dan sirip
kondensor. Proses ini terjadi pada tekanan dan temperatur yang cukup
tinggi.
c. Proses penurunan tekanan yang lebih rendah terjadi pada katup ekspansi
dimana refrigrant dalam keadaan cair bertekanan tinggi diekspansi
sedemikian rupa sehingga refrigerant setelah melaluikatup ekspansi akan
bertekanan rendahsesuai dengan dievaporator, katip ekspansi diatur
berdasarkan tinggi cairan pada kondensor.

1
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

d. Rumus yang dipergunakan


Qe = me . Cp . T
Dimana :
Me = massa refrigran yang melalui evaporator
Cp = kalor jenis R-12 ( J/kg C )
T = t1ref – t0ref
t1ref = temperatur refrigerant dalam kondensor
t0ref = temperatur refrigerant evaporator dan kondensor
ta = temperatur ruangan.
T1u = temperatur udara masuk pada evaporator dan kondensor.
T0u = temperatur udara keluar pada evaporator dan komdensor.
Qe = perpindahan kalor evaporator
Qc = perpindahan kalor kondensor
Qc = mc . Cp . T
Hukum Thermodinamika I
W = Qe + Qc
Kerja kompressor
 1
 
  P0  
W  P1.Vs    1

 1
 1 
P


Dimana W = kerja spesifik


Pi = tekanan masuk kompresor
Po = tekanan keluar kompresor

2
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

Perhitungan temperatur rata-rata logaritma


Untuk kondensor

tk 
Trefin  tu   Trefout  ta 
 Trefin  tu 
ln  
 Trefout  ta 

tc 
Tu  Trefin   ta  Trefout 
 Trefin  tu 
ln  
 Ta  Trefout 
koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk evaporator dan kondensor
mref .cp.T
U
A.T
Dimana untuk kondensor T = (ti-to)
T = tc
Untuk evaporator T = (to-ti)
T = te

Skematik Refrigerant Trraining Unit:

3
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

Keterangan gambar
TSC = Thermo Stat Swicctch Control
CTF = Capilary Tube Valve
AXV = Thermal Expantion Valve
Pg =Pressure Gauge
Tin = Temperature input
To = Temperature output
FMB = Flow Sight Glass
EV = Expantion Flot Valve
RCB = Reicever Control Bypass
RCV = Reicever Control Valve
HP 1 = High Pressure First
HP 2 = High Pressure Second
HP 3 = High Pressure Third
HP 4 = High Pressure Fourt
ACB = Accumulator Control Bypass
ACI = Accumulator Control In
ACO = Accumulator Control Out

3. Uraian dan Data Dari Unit


a. Kompresor
Kompresor adalah bagian yang paling penting dari suatu proses refrigrasi,
tidak hanya melakukan kompresi yang masuk pada tekanan gas yang tinggi tapi
juga menimbulkan tekanan rendah yang masuk ke kompresor atau bekerja
membuat perbedaan tekanan. Sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu
bagian ke bagian dari system. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi
tekanan tinggi dan tekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat mengalir
melalui alat pengatur bahan pendingin ke evaporator.
Kompresor pada system refrigrasi gunanya untuk:
1. Menurunkan tekanan didalam evaporator, sehingga bahan pendingin cair
di evaporator dapat menguap pada suhu yang lebih banyak dari ruang
didekat evaporator.

4
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

2. Menghisap bahan pendingin gas dari evaporator dengan evaporator dengan


suhu rendah dan tekanan rendah lalu memampatkan gas tersebut sehingga
menjadi gas suhu tinggi dan tekanan tinggi. Kenudian mengalirkan ke
kondensor, sehingga gas tersebut dapat memberikan kalornya terhadap zat
yang mendinginkan, maka didalamn kondensor terjadi pengembunan.
System refrigerasi ini memakai kompresor hermatik, dimana motor dan
kompresor menjadi satu kesatuan. Kelebihan kompresor hermatik :
1. Tidak memakai seal pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran
bahan pendingan.
2. Bentuk kecil, kompak dan harganya lebih murah.
3. Tidak memakai tenaga penggerak dari luar, suara lebih tenang, getarannya
kecil.
b. Kondensor
Kondensor gunanya untuk membuang kalor yang mengubah wujud bahan
pendinginnya dari gas menjadi cair, dan juga suatu alat untuk membuat
kondensasi bahan pendingin didalam dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari
evaporator dan panas yang ditambahkan oleh kompresor dan alat pengtur bahan
pendingin. Jadi pada sisi tekanan dari system.
Unit tersebut memakai udara yang didinginkan kondensor dengan
mamakai fan motor yang dapat meniupkan udara kearah kondensor dalam jumlah
yang lebih besar, sehingga kapasitas kondensor bertambah, bentuk kondensor ini
disebut Air Coole Condensor, serta dengan memakai system pipa dengan sirip-
sirip (tube and fin condensor) sebagai pendingin dengan luas permukaan untuk
terjadinya perpindahan kalor yang baik.
Kondensor ini juga dilengkapi dengan alat pengukuran temperatur
(thermometer) dan tekanan (pressure gauge).
Data-data : Prose aliran refrigerant dalam pipa kondensor
adalah single series refrigerant circuit.
Diameter luar pipa : 60 mm
Diameter dalam pipa : 65 mm
Panjang pipa : 432 mm
Luas permukaan perpindahan kalor : 2,83 . 10-5 m2

5
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

c. Evaporator
Mempinyai konstuksi sama dengan kondensor, yang mana fungsinya
kebalikan dari kondensor, tidak untuk membuang kalor kepada udara sekitarnya
tetapi untuk mengambil udara sekitarnya. Evaporator tempatnya diantara katup
ekspansi dan kompresor, jadi pada sisi tekanan rendah dari system.
Evaporator merupakan ruangan atau tempat bahan pendingin cair
menguap, bahan pendingin gas ditampung di akunulator lalu mengalir ke
kompresor, evaporator memberi kalor kepada bahan pendingin cair sebagai kalor
laten penguapan, sehingga bahan pendingin menguap. Berdasarkan prinsip
kerjanya evaporator di unit ini memakai evaporator kering (Dry or Direct
Expantion Evaporator).

d. Katub Ekspansi
Didalam percobaan ini memakai tiga percobaan :
1. AXV (Automatic Expantion Valve)
2. TXV (Thermal Expantion Valve)
3. CTV (Capilary Tube Valve)

 AXV : disebut juga katup ekspansi tekanan konstan yang mana dapat
mempertahankan tekanan evaporator konstan pada beban evaporatoryang
berubah-ubah. Katub ekspansi ini dapat mengatur jumlah refrigerant yang
masuk kedalam evaporator dalam batas yang sam dengan kapasitas hisap
kompresor. Selain system sedang bekerja, katub tersebut dapat
mempertahankan tekanan evaporator dan tekanan saluran hisap tetal
konstan, sehingga bahan kompresor juga menjadi konstan. Jadi katub
tersebut akan membuat kapasitas yang konstan pada beban berubah-ubah,
katup hanya bekerja dipengaruhi oleh tekanan refrigerant di evaporator 0,7
bar, dengan kapasitas katup tersebut direncanakan untuk temperatur 5
derajat dan temperatur cairan masuk ke evaporator 40 0C.
 TXV : Katub ekspansi tersebut dapat mengatur jumlah refrigerant yang
mengalir ke evaporator sesuai dengan beban evaporator dan
mempertahankan effesiensi evaporator yang max pada setiap keadaan

6
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

beban evaporator yang berubah-ubah, serta dapat memperthahankan gas


panas lanjut yang konstan yang tidak mengatur tekanan dengan temperatur
dalam evaporator, tetapi jumlah refrigerant yang mengalir masuk ke
evaporator, selain dikontrol oleh tekanan rendah dalam evaporator juga
dalam temperatur dan tekanan akhir evaporator. Katup ini mempunyai
batas temperatur evaporator yang besar dan superheat yang mudah disetel.
Waktu kompresor yang sedang bekerjamenghisap refrigerant dari
evaporator, maka tekanan evaporator menjadi rendah, waktu kompresor
berhenti tekanan evaporator menjadi tinggi dan lubang saluran refrigerant
tertutup rapat. Katup ekspansi telah diatur oleh pabrik dengan super heat
5-7 0C dengan tekanan kerja max pada temperatur tinggi 3,4 bar dan
tekanan temperatur rendah 0,82 bar.
 CTV : Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang
sangat kecil, panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah
bahan pendinhin yang mengalir ke evaporator. Gunanya untuk
menurunkan tekanan bahan cair yang mengalir merlalui dan
membangkitkan tekanan bahan pendingin di kompresor.

e. Saklar Pemutus Tekanan


1. HPC (High Pressure Control)
Saklar pemutus tekanan merupakan alat kontrol tekanan dan berfungsi
sebagai alat kontrol keamanan untuk tekanan keluar kompresor yang terlalu tinggi
alat ini dapat melindungi system dari tekanan yang terlalu tinggi dengan
memutuskan rangkaian listrik, sehingga kompresor berhenti.
Saklar pemutus tekanan dilengkapi dengan tombol reset akan bekerja
kembali secara automatik apabila tekanannya telah turun sampai mencapai
differensial yang telah ditentukan.
` Pada umumnya saklar pemutus tekanan tinggi diatur agar membuka pada
tekanan 20 % diatas tekanan keluar kompresor, R-12 adalah 10.34-11.17 bar.
Saklar pemutus tekanan tinggi mempunyai batas pengaturan (range) atau dapat

7
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

diatur untuk dapat membuka adalah 8-17 bar atau differensial yang dapat diatur
adalah 3 bar sedangkan batas max adalah 23,5 bar.
2. LPC (low Pressure Control)
Saklar pemutus tekanan dapat mencegah terjadinya pembekuan pada
evaporator, juga dapat mencegah udara dan uap air masuk kedalam sistem apabila
terjadi kebocoran pada sisi tekanan rendah. Saklar ini pipanya harus dihubungkan
dengan saluran hisap kompresor.
Saklar pemutus tekanan rendah mempunyai batas pengaturan tekanan atau
dapat untuk menutup : 300 mgHg-4 bar dan differensial tekanan rendah : 0,7-2,5
bar.
3. TSC (Thermostat Switch Control)
Suatu alat mengontrol temperatur atau mempertahankan temperatur
konstan, alat ini dilengkapi pula dengan pipa kapiler yang tediri dari tiga bagian:
a. Bulb (tabung sensor thermal)
b. Pipa kapiler (penghubung)
c. Below dan saklar listrik (penggerak mekanik)
Jadi tepatnya TSC ini adalah suatu alat yang menunjukkan keadaan
temperatur pada saat ini yang mengatur temperatur udara dalamruangan pada
batas temperatur tertentu dengan membuka dan menutup kontak listrik.
4. Accumulator
Berguna untuk sementara menampung bahan pendingin cair dan bahan
pendingin gas dan cair, karena yang masuk ke kompresor haru berupa gas, karena
sifatnya compressible.
5. FMB (Flow Meter Bulb)
Suatu alat indikator untuk menunjukkan berupa banyak refrigerant cair
yang mengalir ke dalam evaporator (0-150 kg/menit)
6. Reciver
Fungsinya sama dengan accumulator, yang mana untuk memisahkan
dangan bahan pendingin gas dan bahan pelumas kompresor agar tidak tercampur
sebelum masuk ke evaporator, karena akan menghambat jalannya proses
pendinginan didalam evaporator.

8
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

4. Refrigerant 12 cc 2 F2
Pemakaian (-40 s/d 100C), dengan titik didih 29,8 0C pada 1 atm, tekanan
penguapan 0,8 bar pada 15 0C dan tekanan kondensi 6,5 bar pada 300C. Kalor
laten uap 167 kj/kg pada titik didih.
Bahan pendingin R-12 sangat aman, tidak korosi, tidak beracun, tidak
dapat terbakar atau meledak dalam bentuk gas maupun cair, juga bila bercampur
dengan udara R-12 tidak berwarna, bahkan transparan, tidak berbau dan tidak ada
rasanya pada konsentrasi dibawah 20% dari volume.
Simbol-simbol yang digunakan :
Me = massa refrigran yang melalui evaporator
Cp = kalor jenis R-12 ( J/kg C )
T = t1ref – t0ref
tiref = temperatur refrigerant dalam kondensor
toref = temperatur refrigerant evaporator dan kondensor
ta = temperatur ruangan.
Tiu = temperatur udara masuk pada evaporator dan kondensor.
Tou = temperatur udara keluar pada evaporator dan komdensor.
Qe = perpindahan kalor evaporator
Qc = perpindahan kalor kondensor
Pe = tekanan yang masuk evaporator (bar)
Pc = tekanan yang keluar dari kompresor (bar)
Pa = tekanan didalam ruangan (bar)
Pi = tekanan yang masuk kompresor (bar)
Pa = tekanan yang keluar kompresor (bar)
Tik = temperatur yang masuk kompresor
Tok = temperatur yang keluar kompresor

5. Petunjuk Umum Menjalankan Unit


a. Pasang termometerdi evaporator, kondensor dan kompresor baik itu
temperatur masuk, keluar maupun udara luar.
b. Periksa katup-katup yang tersedia, buka katup.

9
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

c. Buka katup FMB, serta buka salah satu ekspansi yang akan dipergunakan,
yaitu CTV,AXV dan TXV.
d. Set tsc yang akan dipergunakan dalam percobaan.
e. Periksa sambungan kabel arus daya serta transmomator, karena unit
tersebut memakai tegangan 110 volt.
f. Jalankan arus listrik, set tegangan 220 ditransmomator, jalankan arus panel
unit RTU, serta jalankan fan di evaporator dan kondensor, lalu jalankan
kompresor selama 10 menit.
g. Selama unit berjalan, periksa alat pengukur, tekanan, ISG, FMG dan lihat
siklus refrigerant yang mengalir melalui evaporator dan kondensor.
h. Setelah unit berjalan dengan baik, ukur set semua alat ukur set yang
diinginkan dalam percobaan tersebut.
i. Periksa dan ukur tegangan arus yang mengalir dengan memakai tank
ampere meter.

Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut :


Jenis percobaan
No.
Pengujian 1 2 3 4
1 T1 (⁰C) 31 32 32 32
2 T2 (⁰C) 35 35 35 35
3 T3 (⁰C) 31 32 32 35
4 T4 (⁰C) -5 -10 -5 -4
5 P1 (Psi) 15 26 34 46
6 P2 (Psi) 170 175 175 180
7 P3 (Psi) 155 157 160 170
8 P4 (Psi) 15 29 38 54
9 A (Ampere) 5 5 5 5,2
10 I (Volt) 210 210 210 210

Dari table didapatkan besarnya enthalphi (h) dan entrophi sebagai berikut :
h1 = 105,87 kj/kg T3 = S3 = S4
kj
h2 = 113,06 /kg T4 = Sf = Sg
h3 = 40,28 kj/kg S3 = S4 = 0,2119 kj/kg
hf = 13,32 kj/kg Sf = 0,0307 kj/kgok
hg = 106,29 kj/kg Sg = 0,2268 kj/kg

10
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

S4  S f
x =
 S f  Sg

0,2119  0,0307
=
 0,0307  0,2268
= 0,92

Sehingga nilai h4 adalah :


h4 = ( 1 - x ) hf + xhg
h4 = ( 1 - 0,92 ) 13,32 + 0,92.106,29
kj
h4 = 75,468 /kg

Daya Motor Yang Dibutuhkan :


Nm =V.I
= 200 . 5
=1000 W
=1 kW

Daya Kompresor Yang Dibutuhkan :

 c = Efisiensi mekanik kompresor putaran rendah dan sedang


’c = Efisiensi mekanik kompresor putaran tinggi

Perbandingan Kompresi
Dengan melihat perbandingan kompresi maka didapatkan :
c = 0,83
m = 0,71
Sehingga :
Nk = Nm x m x c

11
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

Nk = 1 x 0,71 x 0,83
Nk = 0,5893

Kerja kompresor actual, Wka :


Wka = h2 – h1
Wka = 113,06 – 105,87
Wka = 7,19

Laju Aliran Massa Refrigran, mref :


Nk
mref =
Wka
0,5893
mref =
7,19
mref = 0,081

Efisiensi Total, t :
Wka
t =
Nk

7,19
t =
0,5893
t = 12,2 %

Laju Pelepasan Pada Kondensor, Qk :


Qk = mref ( h2 – h3 )
Qk = 0,081 ( 113,06 – 40,28 )
Qk = 5,895 kW

Laju Pelepasan Pada Evaporator, Qe :


Qe = mref ( h1 – h4 )
Qe =0,081 ( 105,87 – 75,468 )
Qe =2,462 Kw

12
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

Coefisiency Of Performance, COPhp :


Qk
COPhp =
Nk
5,895
COPhp =
0,5893
COPhp = 10,003

Coefisiency Of Performance, COPref :


Qe
COPref =
Nk
2,462
COPref =
0,5893
COPref = 4,177

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk table :


Tabel 1. Tekanan dan Entrophy

NO P1 P2 P3 P4 h1 h2 h3 h4
(psi) (psi) (psi) (psi) (kj/kg) (kj/kg) (kj/kg) (kj/kg)
1 15 170 155 15 105,87 113,06 40,28 75,468
2 26 175 157 29 106,92 113,06 40,28 98,852
3 34 175 160 38 107,73 113,12 42,32 101,209
4 46 180 170 54 108,13 113,16 41,65 97,529

Tabel 2. Kerja kompresor


No Wka mref Qk Qe COPref COPhp
1 7,19 0,081 5,895 2,462 4,177 10,003
2 6,14 0,094 6,84 0,758 1,304 11,772
3 5,39 0,103 7,29 0,671 1,203 13,07
4 5,03 0,105 7,508 1,113 2,088 14,086

13
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

Tabel 3. Perbandingan kompresi dan efisiensi

No. P2/P1 m c t
(%) (%) (%)
1 6,6 0,71 0,83 12,2
2 5 0,70 0,83 10,5
3 4,1 0,68 0,82 9,6
4 3,76 0,65 0,82 9,4

Grafik perbandingan kompresi Efesiensi kompresi dari kompresor


1,0

0,8

0,6

0,4
2 4 6 8 10
Perbandingan Kompresi

 c = Efisiensi mekanik kompresor putaran rendah dan sedang


’c = Efisiensi mekanik kompresor putaran tinggi

14
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

1,0

0,8

0,6

0,4

2 4 6 8 10
Perbandingan Kompresi

PENJABARAN

Berdasarkan data yang didapat dari praktikum seperti pada table dan grafik diatas
maka dapat disimpulkan :
1. Perubahan P1 tidak mempengaruhi perubahan T2 dan T3

2. Semakin besar P1 maka semakin besar pula P2

3. Perubahan P1 mempengaruhi perubahan T1.

Semakin besar P1 semakin besar pula P4 nya sedangkan T4 semakin kecil.

15
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)
Pengujian RTU

LAMPIRAN:
 FOTO KOPI DATA PRAKTIKUM
 FOTO KOPI KARTU PRAKTIKUM

16
laporan Praktikum Prestasi Mesin (SUDARWANTO/41310120011)

Anda mungkin juga menyukai