Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat


Rahmat dan Ridho-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum
pengujian mesin pendingin. Pembuatan laporan ini dibuat sebagai salah satu
syarat persentasi modul PM-01. Adapun tujuan dilakukan pelaksanaan ini adalah
untuk menambah wawasan, serta mempelajari aplikasi materi yang telah dipelajari
dari mata kuliah di teknik mesin.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam
bentuk tulisan, isi, informasi, maupun dalam bentuk penyajiannya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari dan asisten sekaligus
pembimbing praktikum prestasi mesin dan pembuatan laporan ini untuk
mendukung agar laporan yang penulis buat dapat lebih baik lagi dikemudian hari.
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
melimpahkan berkah dan anugerah-Nya kepada semua pihak dan membalas
semua amal ibadahnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak yang memerlukan.

Bandung, 05 November 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Tujuan Praktikum

BAB II TEORI DASAR

II.1 Dasar-Dasar Termodinamika

II.2 Sifat-Sifat Zat Murni

II.3 SIstem Satu Senyawa

II.3.1 Fase Campuran

II.3.2 Fase Superheated

II.3.3 Fase Compresesd Liquid

II.4 Properti Dari Termodinamika

II.4.1 Tekanan

II.4.2 Tekanan Absolute

II.4.3 Temperatur

II.4.4.Energi Dalam

II.4.5 Volume spesifik

II.4.6 Entalpi

II.4 7 Entropi

II.4.8 Kalor Laten

II.4.9 Kalor Sensibel

II.5 Hukum Termodinamika

II.5.1 Hukum Termodinamika I

ii
II.5.2 Hukum Termodinamika II

II.6 Psychometric dan Properti Udara

II.6.1 SIfat-Sifat Udara Basah

II.8 Mesin Refrigerasi

II.9 Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

II.9.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

II.10 Mesin Pendingin Siklus Absorbsi

II.10.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Absorbsi

II.11 Mesin Pendingin Siklus Jet Uap

II.11.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Jet Uap

II.12 Mesin Pendingin Siklus Udara

II.12.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Udara

II.13 Mesin Pendingin Siklus Vorteks

II. 13.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Vorteks

II.14 Kompresor

II.15 Kondensor

II.16 Evaporator

II.17 Katup Ekspansi

II.18 Refrigerant

II.18.1 Klasifikasi Refrigerant

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

III.1 Instalasi Pengujian

III.2 Rumus-Rumus yang Digunakan

III.3 Prosedur Pengujian

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Data Pengamatan

IV.2 Pengolahan Data

IV.3 Tabel Pengolahan Data

iii
IV.4 Grafik

BAB V ANALISA DAN KESIMPULAN

V.1 Analisa

V.2 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

2.2 Sifat-sifat Zat Murni

2.3 Sistem Satu Senyawa

2.3.1 Persamaan Entropi

2.6 Komposisi Udara Kering

2.8 Mesin Refrigerasi

2.9 Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

2.9.1 Prinsip Kerja Siklus Kompresi Uap

2.9.2 Pernyataan Proses Mesin

2.10.1 Siklus Absorbsi

2.11 Mesin Pendingin Siklus Jet Uap

2.12 Mesin Pendingin Siklus Vorteks

2.14 Kondensor Tabung dan Horizontal

2.16 Katup Ekspansi Manual

v
DAFTAR TABEL

2.4.8 Tabel Panas Laten

2.6 Tabel Komposisi Udara Kering

2.17 Tabel Karakteristik Refrigeran

vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Tegangan fan evaporator Vs Tekanan P-1
Grafik 4. 2 Tegangan fan evaporator Vs Tekanan P-2
Grafik 4. 3 Tegangan fan evaporator Vs Tekanan P-3
Grafik 4. 4 Tegangan fan evaporator Vs Tekanan P-4
Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-1
Grafik 4. 6 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-2
Grafik 4. 7 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-3
Grafik 4. 8 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-4
Grafik 4. 9 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-A
Grafik 4. 10 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-B
Grafik 4. 11 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-C
Grafik 4. 12 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-D
Grafik 4. 13 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik rata-rata kondensor
Grafik 4. 14 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik rata-rata evaporator
Grafik 4. 15 Tegangan fan evaporator Vs Daya motor
Grafik 4. 16 Tegangan fan evaporator Vs Daya Kompresor
Grafik 4. 17 Tegangan fan evaporator Vs Laju aliran massa refrigerant
Grafik 4. 18 Tegangan fan evaporator Vs Laju aliran massa evaporator
Grafik 4. 19 Tegangan fan evaporator Vs Laju aliran massa kondensor
Grafik 4. 20 Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor kondensor
Grafik 4. 21 Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor evaporator
Grafik 4. 22 Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor kondensor setelah udara
melewati kondensor
Grafik 4. 23 Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor kondensor setelah udara
melewati evaporator
Grafik 4. 24 Tegangan fan evaporator Vs COP
Grafik 4. 25 Tegangan fan evaporator Vs Pf
Grafik 4. 26 Tegangan fan evaporator Vs Daya refrigerasi

vii
Grafik 4. 27 Tegangan fan evaporator Vs Dampak refrigerasi
Grafik 4. 28 Tegangan fan evaporator Vs Rasio kompresi
Grafik 4. 29 Tegangan fan evaporator Vs Bypass faktor
Grafik 4. 30 Tegangan fan evaporator Vs Faktor sentuh

viii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Siklus pendingin kompresi uap merupakan system yang banyak digunakan
dalam system refrigrasi, pada sistem ini terjadi proses kompresi, pengembunan, ekspansi
dan penguapan Kompresi mengisap uap refrigerant dari sisi keluar evaporator ini,
tekanan diusahakan tetap rendah agar refrigerant senantiasa berada dalam fasa gas dan
bertemperatur rendah. Didalam kompresor uap refrigerant ditekan sehingga tekanan dan
temperature tinggi untuk menghindarkan terjadinya kondensasi dengan membuang
energy kelingkungan. Energi yang diperlukan untuk proses komporesi diberikana oloh
motor listrik atau penggerak mula lainnya. Jadi dalam proses kompresi energy diberikan
kepada uap refrigerant. Pada waktu uap refrigerant diisap masuk kedalam kompresor
temperature masih tetap rendah akan tetapi ketika selama proses kompresi berlangsung
temperature dan tekanannya naik.

Setelah mengalami proses komopresi, uap refrigerant berkerja (fluida kerja )


mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi pada akhirnya kompresi dapat dengan mudah dengan
mendinginkannya melalui fluida cair dan udara. Dengan kata lain uap refrigerant
memberikan panasnya kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding
kondensor. Jadi dikarena air pendingin atau udara pendingin menyerap panas dari
refrigerant maka temperaturnya menjadi tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama
refrigerant mengalami perubahan dari fasa uap ke fasa cair tekanan dan temperature
konstan.

Untuk menurunkan tekanan refrigaran cair dari kondensor kita gunakan katup
expansi atau pipa kapiler, alat tersebut dirancang untuk suatu penurunan tekanan tertentu.
Melalui katup expansi refrigerant mengalami evaporasi yaitu proses penguapan cairan
refrigerant pada tekanan dan temperature rendah, proses ini terjadi pada evaporator.
Seelama proses evaporasi refrigerant memerlukan atau mengambil bentuk energy panas
dari lingkungan atau sekelilingnya sehingga temperature sekeliling turun dan terjadi prose
pendinginan.

1
Untuk memahami proses – proses yang terjadi pada mesin pendingin kompresi
uap, diperlukan pembahasan siklus termodinamika yang digunakan. Pembahasan diawali
dengan daur carnot yang merupakan daur ideal hingga daur kompresi uap nyata.

I.2 Tujuan Praktikum

1. Memahami mesin refrigerasi khususnya mesin pendingin Siklus Kompresi Uap.


Mengetahui prosedur pengujian mesin pendingin Siklus Kompresi Uap,
2. Mengetahui alat ukur yang dipergunakan dalam pengujian mesin pendingin
Siklus Kompresi Uap

2
Gambar

3
4
BAB II
TEORI DASAR
II.1 Dasar-Dasar Termodinamika
II.2 Sifat-Sifat Zat Murni
II.3 SIstem Satu Senyawa
II.3.1 Fase Campuran
II.3.2 Fase Superheated
II.3.3 Fase Compresesd Liquid
II.4 Properti Dari Termodinamika
II.4.1 Tekanan
II.4.2 Tekanan Absolute
II.4.3 Temperatur
II.4.4.Energi Dalam
II.4.5 Volume spesifik
II.4.6 Entalpi
II.4 7 Entropi
II.4.8 Kalor Laten
II.4.9 Kalor Sensibel
II.5 Hukum Termodinamika
II.5.1 Hukum Termodinamika I
II.5.2 Hukum Termodinamika II
II.6 Psychometric dan Properti Udara
II.6.1 SIfat-Sifat Udara Basah
II.6.1.1 Temperatur Bola Kering (Dry Bulb Temperature)
II.6.1.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb Temperature)
II.6.1.3 Kelembaban Spesifik (Spesifik Humidity)
II.6.1.4 Kelembaban Relatif (Relatif Humidity)
II.8 Mesin Refrigerasi
II.9 Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
II.9.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
II.10 Mesin Pendingin Siklus Absorbsi
II.10.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Absorbsi
II.11 Mesin Pendingin Siklus Jet Uap
II.11.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Jet Uap
II.12 Mesin Pendingin Siklus Udara
II.12.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Udara
II.13 Mesin Pendingin Siklus Vorteks
II. 13.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Vorteks
II.14 Kompresor

5
II.15 Kondensor
II.16 Evaporator
II.17 Katup Ekspansi
II.18 Refrigerant
II.18.1 Klasifikasi Refrigerant

BAB III
PELAKSANAAN PENGUJIAN

III.1 Instalasi Pengujian


III.1.1 Skema Peralatan Sistem pengujian
III.2 Rumus-Rumus yang Digunakan
III.3 Prosedur Pengujian

BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Data Pengamatan
IV.2 Pengolahan Data
IV.3 Tabel Pengolahan Data
IV.4 Grafik

Tegangan Vs P-1
250

200

150
6
Tegangan

100

50
Tegangan Vs P-2
250

200

150
Tegangan

100

50

0
223.5 224 224.5 225 225.5
Tekanan

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Tekanan P-2

Tegangan Vs P-3
250

200

150
Tegangan

100

50

0
212 214 216 218 220 222 224 226 228
Tekanan

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Tekanan P-3

Tegangan Vs P-4
250

200

150 7
Tegangan

100

50
Tegangan Vs h-1
250

200

150
Tegangan

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Enthalpy

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-1

Tegangan Vs h-2

250

200

150
Tegangan

100

50

0
142 142.5 143 143.5 144 144.5 145 145.5
Enthalpy

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-2

Tegangan Vs h-3
250

200

150 8
Tegangan

100

50
Tegangan Vs h-4
250

200

150
Tegangan

100

50

0
24 24.5 25 25.5 26 26.5 27 27.5
Enthalpy

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Enthalpy h-4

Tegangan Vs V-A
250

200

150
Tegangan

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Volume spesifik

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-A

Tegangan Vs V-B
250

200

150 9
Tegangan

100

50
Tegangan Vs V-C
250

200

150
Tegangan

100

50

0
0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95
Volume spesifik

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-C

Tegangan Vs V-D
250

200

150
Tegangan

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Volume spesifik

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik V-D

Tegangan Vs Vrata-rata kondensor


250

200

150
10
Tegangan

100

50
Tegangan Vs Vrata-rata evaporator
250

200

150
Tegangan

100

50

0
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Volume spesifik rata-rata

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Volume spesifik rata-rata


evaporator

Tegangan Vs Daya motor


250

200

150
Tegangan

100

50

0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
Wmotor

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Daya motor

Tegangan Vs Daya kompresor


250

200

150 11
Tegangan

100

50
Tegangan Vs Laju aliran massa refrigeran

250

200

150
Tegangan

100

50

0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6
Mref

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Laju aliran massa


refrigerant

Tegangan Vs Laju aliran massa udara evaporator

250

200

150
Tegangan

100

50

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Mud evap

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Laju aliran massa


evaporator

Tegangan Vs Laju aliran massa udara kondensor

250

200
12
150
Tegangan

100

50
Tegangan Vs Laju aliran massa refrigeran

250

200

150
Tegangan

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Mref

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Laju aliran massa


refrigerant

Tegangan Vs Laju pelepasan kalor kondensor

250

200

150
Tegangan

100

50

0
50 100 150 200 250 300
Qkond

Grafik 4. 5Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor


kondensor

Tegangan Vs Laju pelepasan kalor evaporator

250

200
13
Tegangan

150

100

50
Tegangan Vs Laju pelepasan kalor kondensor setelah udara melewati
kondensor

250

200

150
Tegangan

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30
Qkond

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor


kondensor setelah udara melewati kondensor

Tegangan Vs Laju pelepasan kalor evaporator setelah udara melewati


evaporator

250

200
Tegangan

150

100

50

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Qkond

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Laju pelepasan kalor


kondensor setelah udara melewati kondensor

Tegangan Vs COP

250

200
14
150
Tegangan

100

50
Tegangan Vs Pf

250

200

150
Tegangan

100

50

0
3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4
Pf

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Pf

Tegangan Vs Daya refrigerasi

250

200

150
Tegangan

100

50

0
0.28 0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.4 0.42
Wref

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Daya refrigerasi

Tegangan Vs Dampak refrigerasi

250

200

15
150
Tegangan

100

50
Tegangan Vs Rasio kompresi

250

200

150
Tegangan

100

50

0
8.2 8.4 8.6 8.8 9 9.2 9.4
Phi

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Rasio kompresi

Tegangan Vs Faktor simpangan

250

200

150
Tegangan

100

50

0
0.98 0.98 0.98 0.98 0.99 0.99 0.99 0.99

Bf

Grafik 4. 5 Tegangan fan evaporator Vs Bypass faktor

Tegangan Vs Faktor sentuh

250

200

16
150
Tegangan

100

50
17
BAB V
ANALISA DAN KESIMPULAN
V.1 Analisa
V.2 Kesimpulan

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim asisten. 2015. Panduan praktikum prestasi mesin. Itenas: Bandung.


2. http://rawicaksana.blogspot.co.id/2012/05/karakteristik-sifat-sistem.html
3. http://ilmupembangkitlistrik.blogspot.co.id/2012/09/termodinamika-sifat-cairan-
uap.html
4. http://ipa-gampang.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-tekanan.html
5. http://ilmukimiateknik.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-tekanan.html
6. http://pendfisikaunsri.blogspot.co.id/2010/03/temperatur.html
7. http://freedom-borneo.blogspot.co.id/2010/04/termodinamika.html
8. http://irianpoo.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-kalor.html
9. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalor_laten
10. http://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai