Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita sehingga kita tetap dapat menikmati setiap kehidupan yang kita lalui.
Salawat serta salam senantiasa penulis doakan agar tercurah sepenuhnya kepada tauladan kita
yaitunya Rasulullah Muhammad S.A.W sebagai pembawa berita gembira serta peringatan
kepada manusia agar manusia tidak tersesat dalam menjalani kehidupan yang mereka
lalui.Laporan ini penulis buat sebagai tugas seorang mahasiswa teknik mesin yang telah
menyelesaikan laporan pratikum labor maintenance .
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir.Isnanda.,MT sebagai instruktur yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dan rekan-rekan kerja
selama praktek berlangsung. Dan terima kasih juga kepada teman-teman yang telah bekerja sama
dengan baik sehingga dapat menyelesaikan pratikum refrigerasi & pengkondisian udara dengan
lancar.
Disatu sisi penulis sudah berusaha untuk membuat laporan ini sebaik mungkin, namun
disisi lain mungkin masih banyak kekurangan dan kelemahan dari laporan ini. Karena itu penulis
sangat mengharapkan sekali kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini
dimasa mendatang. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai mana mestinya dan
terimakasih.


Padang,5 juni 2013

Eko Syaputra
100 10 13 073






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
I.2 TUJUAN

BAB II TEORI DASAR

BAB III ALAT YANG DIGUNAKAN
III.1 ALAT

BAB IV SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI

BAB V PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
V.2 SARAN






BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pada saat sekarang ini, persaingan di dunia industry sangatlah ketat.Maka dari itu
mahasiswa harus mempunyai daya cipta yang tinggi sehingga dapat menjadi modal saat terjun ke
dunia kerja nantinya. Praktek kerja bengkel merupakan suatu proses pengaplikasian teori ke
dalam bentuk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Praktek bengkel dapat mengasah dan melatih keterampilan mahasiswa sehingga dapat
menghasilkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas, bermanfaat dan bernilai jula saja
tidaklah cukup, dibutuhkan juga kemampuan menjeleskan pekerjaan tersebut secara lisan hal
inilah yang melatar belakang penulisan laporan ini.

I.2 TUJUAN
A. Mengidentifikasi komponen dan peralatan system refrigersi kompresi uap dan
menjelaskan masing-masing fungsinya.
B. Menyebutkan komponen utama pada system refrigerasi kompresi uap














BAB II
DASAR TEORI

2.1 Mesin Pendingin Ruangan

Pengkondisian udara pada bangunan berukuran sedang dan besar. Kebanyakan
urut pengkondisi udara digunakan untuk kenyamanan (comfort air conditioning), yaitu
untuk menciptakan kondisi udara yang nyaman bagi orang yang berada di dalam suatu
ruangan. Sistem pendingin di musim panas telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi
bangunan besar di seluruh dunia, bahkan di seluruh dunia, bahkan di wilayah yang suhu
musim panasnya tidak terlalu tinggi, bangunan besar perlu didinginkan untuk menyerap
kalor yang dikeluarkan oleh orang, lampu-lampu, dan peralatan listrik lainnya. Di dalam
wilayah beriklim panas, system pendingin menciptakan suasana kerja yang lebih efektif
dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya. Dengan berkembangnya informasi
dan teknologi sekarang ini banyak dijumpai mesin pendingin ruangan dengan
menggunakan hidrokarbon atau MUSIcool yang ramah lingkungan dan tidak merusak
lapisan ozon dibandingkan Refrigeran Sintentik seperti
R-22 (Ref.12 hal.2).




Gambar 2.1 AC Daikin Split





2.2 Prinsip Kerja Pendingin Ruangan










Gambar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Ruangan
Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam compressor
AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser. Di bagian
kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap
menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh
kondenser adalah jumlahan dari energi compressor yang diperlukan dan energi kalor
yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.

Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator. Setelah refrigent lewat condenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase
uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi
ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke
fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan
berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena
tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup
ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.

2.3 Analisa sistem Kompresi Uap
2.3.1 Siklus Kompresi Carnot
Siklus Carnot secara thermodhinamika bersifat reversible secara skema
siklus Carnot Diperlihatkan pada gambar 2,3 berikut ini:







Gambar 2.3 Skema mesin Kalor Carnot. (Ref. 12 hal.17)

Mesin carnot menerima energy kalor pada suhu tinggi merubah sebagian menjadi
kerja dan kemudian mengeluarkan sisanya sebagai kalor pada suhu yang lebih rendah.
Siklus refrigerasi carnot merupakan kebalikan dari siklus mesin carnot. Karena siklus
refrigerasi menyalurkan energy dari suhu rendah menuju suhu yang lebih tinggi siklus
refrigerasi membutuhkan kerja luar untuk mendapatkan kerja. Diagram peralatan,
diagram entalpi suhu dari siklus refrigerasi diperlihatkan pada gambar 2.4 berikut ini:










Gambar 2.4 Daur refigerasi Carnot dan diagram suhu entropi daur refrigerasi
Carnot. [Ref. 12 hal. 179 ]


Tujuan utama sistem refrigerasi Carnot adalah proses 4-1 penyerapan dari sumber
bersuhu rendah. Seluruh proses lainnya siklus tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
enegi bersuhu rendah dapat dikeluarkan kelingkungan yang bersuhu lebih tinggi.

2.3.2 Siklus Kompresi Uap Teoritis
Siklus kompresi uap merupakan sikuls yang terbanyak digunakan dalam sistem
refrigerasi. Didalam siklus ini, uap dikompresikan dan mengalami kondensasi menjadi
wujud cair. Selanjutnya cairan tersebut di uapkan kembali pada temperatur rendah. Uap
yang dikompresikan dapat berada dalam fase uap kering atau sering disebut kompresi
kering dan dalam fase campuran uap-cair atau disebut kompresi basah. Kompresi basah
umumnya dihindari karena bersifat merugikan (dapat merusak katup-katup pada
kompresor).








Gambar 2.5. Daur Refrigerasi dan diagram suhu entropi, enthalpi daur refrigerasi



Berdasarkan gambar 2.
1. Proses kompresi (1-2)

Refrigeran meninggalkan evaporator dalam wujud uap jenuh dengan temperatur
dan tekanan rendah, kemudian oleh kompresor uap tersebut dinaikkan tekanannya
menjadi uap dengan tekanan lebih tinggi ( tekanan kondensor ). Kompresor ini
diperlukan untuk menaikan temperatur refrigeran, sehingga temperatur refrigeran di
dalam kondensor lebih tinggi daripada temperatur lingkungan.Dengan demikian
perpindahan panas dapat terjadi dari refrigerant Ke lingkungan. Proses ini berlangsung
secara isentropik ( adiabatik dan reversible).


2. Proses Kondensasi (2-3)

Setelah proses kompresi,refrigeran berada dalam fase panas lanjut dengan tekanan
dan temperatur tinggi. Untuk mengubah wujudnya menjadi cair, kalor harus dilepaskan
ke lungkungan.Hal ini dilakukan pada penukar kalor yang disebut kondensor. Refrigeran
mengalir melalui kondensor dan pada sisi lain dialirkan fuida pendinging ( udara atau air
) dengan temperatur lebih rendah dari pada temperatur refrigeran. Oleh karena itu kalor
akan berpindah dari refrigeran ke fuida pendingin dan sebagai akibatnya refrigeran
mengalami penurunan temperatur dari kondisi uap panas lanjut menjadi kondisi uap
jenuh. Selanjutnya mengembun menjadi wujudcair, kemudian keluar dari kondensor
dalam wujud cair jenuh ( berlangsung secara reversible dan pada tekanan konstan).


3. Ekspansi (3-4)

Refrigeran dalam wujud cair jenuh mengalir melalui alat ekspansi.Refrigeran
mengalami ekspansi pada entalpi konstan dan berlangsung secara ireversible. Selanjutnya
refrigeran keluar dari alat ekspansi berwujud campuran uap-cair pada tekanan dan
temperatur yang sama dengan temperatur dan tekanan evaporator.

4. Proses Evaporasi(4-1)

Refrigeran dalam fase campuran ( uap-cair) mengalir melalui sebuah penukar
kalor yang disebut evaporator. Pada tekanan evaporator, titik didih refrigeran harus lebih
rendah daripada temperatur lingkungan (media kerja atau media yang didinginkan)
sehingga dapat terjadi perpindahan panas dari media kerja ke refrigeran.Kemudian
refrigeran yang masih berwujud cair Menguap di dalam evaporator dan selanjutnya
refrigerant meninggalkan evaporator dalam fase uap jenuh.Proses ini berlangsung secara
reversible dan pada tekanan yang konstan.

2.3.3 Siklus Kompresi Uap Nyata

Perbedaan penting siklus kompresi nyata dan teoritis
1. Terjadi penurunan tekanan di sepanjang pipa kondensor dan evaporator.
2. Adanya proses sub-cooling cairan yang meninggalkan kondensor sebelum memasuki
alat ekspansi.
3. Pemanasan lanjut uap yang meninggalkan kondensor sebelum kompresor.
4. Terjadi kenaikan entropi pada saat proses kompresi (kompresi tak isentropik)
1. Proses ekspansi berlangsung non adiabatik.

Walaupun siklus aktual tidak sama dengan siklus sistem, tetapi proses ideal dalam
siklus standar sangant bermanfaat dan diperlukan untuk mempermudah analisis siklus
secara teoritik. Pengaruh penyimpangan siklus aktual dari siklus standar pada saat
refrigerasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penurunan tekanan pada evaporator dan kondensor.
Refrigeran ketika melalui pipa evaporator dan kondensor akan mengalami
penurunan tekanan, hal ini disebabkan oleh adanya gesekan yang terjadi antara
refrigeran dan dinding pipa. Sebagai akibatnya maka kerja kompresi akan mengalami
peningkatan. Hal tersebut karena
untuk dapat mengalirkan refrigeran dalam jumlah yang cukup, kondensor harus
mampu menghasilkan tekanan yang lebih tinggi karena adanya rugi-rugi tekan.

b. Sub-cooled
Kondisi ini lebih menjamin bahwa refrigeran yang memasuki alat ekspansi,
seluruhnya dalam fase cair sehingga dapat mencegah penurunan laju massa sebagai
akibat adanya fase uap (dengan massa jenis uang lebih kecil daripada fase cair), yang
mengalir melalui katup ekspansi. Disamping itu kondisi sub-cooled akan dapat
menambah kalor yang lepas dari kondensor dan kalor yang diserap di evaporator.

c. Super Heated
Kondisi ini mengakibatkan efek refrigerasi siklus akan bertambah besar dan
jumlah kalor yang dibuang oleh kondensor juga bertambah besar. Tetapi ditinjau dari segi
daya kompresor, hal ini kurang menguntungkan karena makin besar kondisi super heated
maka daya kompresor menjadi lebih besar.

d. Proses kompresi non-isentropik
Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian kompresor yang saling bergerak relatif
dan juga gesekan yang terjadi antara refrigeran dengan bagian-bagian kompresor,
akanmenyebabkan kenaikan entropi. Sebagai akibatnya proses berlangsung secara
non-isentropik dan daya kompresor menjadi lebih besar.

















BAB III
ALAT YANG DIGUNAKAN

Operasi refrigerasi butuh suatu mesin yang disebut dengan refrigerator. Refrigerator
merupakan kumpulan serangkaian peralatan, seperti:
1. Kompressor.
2. Kondensor.
3 Akumulator.
4. Mesin ekspansi / katup ekspansi.
5. Evaporator.
III.1. Kompressor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigerant dan
mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang diperlukan
untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor. Kompressor ini
digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti:
Motor listrik
Motor bakar
Diesel
Mesin uap
Turbin gas
Pada kompressor, berlaku persamaan neraca energi;



W
kompressor
= H
1
H
2
Karena kompressi, fluida kerja (uap refrigerant) terkompressi menjadi naik entalpinya (H2 > H J,
sehingga dapat dikatakan energi dari sumber digunakan untuk menaikkan entalpi fluida kerja.
III.2. Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan uap
refrigerant dari kompressor agar dapat mengembun menjadi cairan. Pada saat pengembunan ini,
refrigerant mengeluarkan sejumlah kalori (panas pengembunan) yang mana panas ini diterima
oleh media pendingin di dalam kondensor.
III.3. Akumulator
Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigerant yang berasal dari
kondensor. Dengan adanya alat ini akan memudahkan pengaturan stock dari total refrigerant.
III.4. Mesin Ekspansi atau Katup Ekspansi
Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan
refrigerant sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigerant menguap di
evaporator dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan.
III.5. Evaporator
Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan rendah setelah
proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan refrigerant cair ini tentunya
diperlukan sejumlah kalori, yang mana diambil dari media yang akan didinginkan oleh sistem
refrigerasi. Misalnya pada mesin Air Conditioning (AC), media yang didinginkan adalah udara
di dalam ruangan (kamar). Begitu pula pada kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan
dalam kulkas dan segala sesuatu yang berada dalam kulkas. Uap refrigerant yang terbentuk di
evaporator langsung dihisap oleh kompressor, demikian seterusnya mengulangi langkah pertama
tadi sehingga membentuk suatu siklus, yang disebut dengan siklus refrigerasi.








BAB IV
SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI

IV. I. Prinsip/ Esensi Refrigerasi
Agar didapatkan kondisi temperatur selalu berada di bawah temperatur lingkungan, maka
temperatur rendah yang diperoleh tersebut harus dijaga dengan cara menyerap panas yang
dimiliki waduk/ reservoar / ruangan bertemperaturrendah secara kontinu. Untuk itu diperlukan
suatu proses aliran panas yang berasal dari ruangan ini secara kontinu.
Penyerapan panas dilakukan dengan cara penguapan ( evaporasi) refrigerant cair.
Refrigerant ini akan menguap pada evaporator pada tekanan evaporasi, untuk itu refrigerant
harus memiliki titik didih yang rendah. Panas yang diserap uap refrigerant ini dibuang / dilepas
pada ruangan bertemperatur tinggi (kondensor).Uap refrigerant ini secara kontinu dikembalikan
ke keadaan awalnya (refrigerant cair) agar dapat menyerap panas dari ruangan temperatur rendah
lagi. Untuk itu perlu suatu proses siklus, yang disebut dengan situs refrigerasi.
Esensi dari siklus refrigerasi ini adalah pemindahan kalori / panas dari ruangan
temperatur rendah ke ruangan temperatur tinggi. Agar proses pemindahan panas ini terjadi, perlu
adanya kompensasi / pengorbanan energi dari luar / ekstemal energi (menurut Hukum II
Thermodinamika). Energi ekstemal tersebut dipasok oleh kompressor.
Siklus refrigerasi terdiri dari langkah-langkah:
1. Penyerapan panas pada ruangan temperatur rendah, oleh refrigerant cair pada evaporator.
2. Kompressi uap refrigerant pada kompressor.
3. Pembuangan / pelepasan panas pada ruangan temperatur tinggi, oleh refrigerant pada
kondensor.
4. Ekspansi, pengembalian kondisi uap refrigerant seperti semula (refrigerant cair), oleh
mesin atau katup ekspansi.
IV.2. lstilah-lstilah Penting Pada Refrigerasi
1. Situs refrigerasi adalah apabila yang menjadi tujuan adalah pemindahan panas dari
ruangan temperatur rendah.
Contoh : kulkas, AC.
2. Situs pompa kalor adalah apabila yang menjadi tujuan adalah penerimaan panas yang
mana panas tersebut berasal dari ruangan, bertemperatur rendah.
Contoh : Pompa kalor sebagai penghangat ruangan.
3. Efek Refrigerasi (Refrigerating Effect) adalah jumlah panas yang diserap diambil dari
ruangan temperatur rendah.
4. Efek Pemanasan (Heat Effect) adalah jumlah panas yang diterima oleh ruangan temperatur
tinggi.
5. Ton Refrigerasi adalah laju efek refrigerasi pada suatu operasi pabrik refrigerasi (pabrik
es), yang merupakan laju penyerapan panas sebesar 288.000 Btu per hari (24 jam).
1 ton refrigerasi = 288.000 Btu / hari
= 200 Btu / menit
= 50 kkal / menit

IV.3. Tipe- Tipe Siklus Refrigerasi
Ada beberapa tipe dari siklus refrigerasi, antara lain:
1. Siklus refrigerasi carnot.
2. Siklus refrigerasi udara.
3. Siklus kompressi uap, terdiri dari:
a. Dengan mesin ekspansi.
b. Dengan katup ekspansi (konvensional).
III.4. Siklus Refrigerasi Carnot
Merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor carnot. Terdiri dari 2 (dua) proses isothermal dan 2
(dua) proses adiabatis, dan penambahan energi ekstemal ke sistem.










IV.5. Siklus Refrigerasi Udara
Pada siklus ini, udara bertindak sebagai refrigerant, yang menyerap panas pada tekanan
konstan P, di dalam refrigerator. Udara panas keluar refrigerator, dikompressi untuk dibuang
panasnya ke lingkungan melalui cooler pada tekanan konstan P
2
(P
2
> P
1
). Udara keluar cooler
dikembalikan ke keadaan awal oleh mesin ekspansi untuk dapat melakukan langkah awal pada
siklus berikutnya.

Diagram Alir Siklus Refrigenerasi Udara


Siklus terdiri dari langkah langkah :
AB = udara panas dikompressi secara isentropis
BC = Udara panas membuang panasnya pada tekanan konstan P
2
ke
lingkungan
CD = Udara dikembalikan ke keadaan awalnya melalui proses ekspansi
pada mesin ekspansi. Selain terjadi penurunan tekanan dari P
2
ke
P
1
, juga dihasilkan sejumlah energi W
ekspansi
.Energi ekspansi, W
ekspansi
, ini
digunakan untuk sebagian kerja kompressi AB, kekurangan daya kompressi
diperoleh dari W
eksternal
.
DA = Udara dingin menyerap panas dari ruangan rendah (refrigerator).
Misal : m = kecepatan aliran refrigerant udara.
Panas diserap pada ruangan temperatur rendah (refrigerator), Q
2

Q
2
= m C
p
(T
A
-T
D
)
Panas dibuang pada ruangan temperatur tinggi (cooler), Q
1

Q
1
= m Cp (T
B
-T
C
)
Energi ekstemal, W
eksternal
= Q
1
-Q
2

W
eksternal
= [mCp(T
B
-T
C
) mCp (T
A
-T
D
)]
= m Cp [ ( T
B
-T
C
) - ( T
A
- T
D
) ]


Siklus refrigerasi udara ini disebut juga dengan siklus Bell-Coleman, pertama sekali digunakan
sebagai dasar siklus mesin pendingin pada kapal laut yang mengangkut daging beku. Siklus
pendingin ini sudah tidak memadai lagi karena kandungan uap air yang terdapat pada udara akan
membeku selama proses ekspansi, sehingga membentuk batu es dan dapat menyumbat katup
ekspansi.
Contoh Kasus Situs Refrigerasi Udara :
Suatu mesin pendingin menggunakan siklus Bell-Coleman, udara kelua ruang pendingin
(refrigerator) pada tekanan 1 kg/cm
2
, 10C, lalu dikompressi sehingga tekanannya menjadi 5
kg/cm2. Udara terkompressi ini didinginkan pada tekanan tetap sampai temperatur 25C di
dalam cooler.Udara keluar cooler diekspansikan sampai ke tekanan ruang pendingin 1 kg/cm
2
.
Pertanyaan : Nyatakan COP teoritis dan efek refrigerasi / kg udara secara teoritis.
Asumsi : Proses kompressi dan ekspansi berlangsung secara isentropis.
= 1,41 Cp = 0,241 kkal / kg C







T
A
= 10 C = 283K
T
C
= 25 C = 298K
Dari persamaan : (T
C
/T
D
) = (T
B
/T
A
) = (P
2
/P
1
)
(-1)/

= (5/1) (1,41 1)/1,41
(T
B
/T
A
) = 1,597
T
B
= 452 K
Dari persaman : (T
C
/T
D
) = 1,597
T
D
= 187 K
Efek refrigasi /Kg udara = Q
2

Q2 = m Cp (TA TD)
= 1 Kg (0,241)kkal/kg C (283 187) C
Q2 = 23,14 kkal/kg udara
panas dilepas pada cooler/kg udara = Q
1

Q1 = 1kg (0,241) kkal/kg C (452 298) C
= 37,11 kkal/kg udara

IV. 6. Siklus Kompressi Uap
Selama proses siklus, fluida kerja (refrigerant) diuapkan pada refrigerator karena
menyerap panas pada temperatur konstan. Uap yang terbentuk dikompressi sehingga tekanannya
menj adi naik. Uap refrigerant tekanan tinggi ini dialirkan ke kondensor, dengan berkondensasi
panas akan dilepas ke lingkungan temperatur tinggi (kondensor). Langkah siklus disempurnakan
dengan mengembalikan keadaan refrigerant ke keadaan awal melalui langkah ekspansi.
Untuk langkah ekspansi ini, dilakukan dengan 2 (dua) cara:
1. Dengan menggunakan mesin ekspansi.



2. Dengan menggunakan katup ekspansi




Analisa Thermodinamika:
Panas diserap pada mangan temperatur rendah = Q2
Persamaan neraca energi:

Pada refrigerator;
Perubahan energi-energi kinetik, potensial, dan kerja mekanis dapat diabaikan,
maka : H = Q
2


Panas dilepas ke lingkungan temperatur tinggi = Q
1

Dengan cara yang sama, pada kondensor didapat:




Di mana:
H
A
= Entalpi uap refrigerant jenis pada P1.
H
B
= Entalpi uap pada titik B, uap adalah superheated.
= Entalpi uap jenuh pada tekanan kondensor + C
p
( T
sup
-T
sat
).
H
B
= HE + C
p
(T
sup
-T
sat
)
T superheated dihitung dengan:

H
C
= Entalpi cairan jenuh refrigerant pada P
2
.
H
D
= Entalpi pada titik D (uap basah) pada P
1
.
Jika siklus kompressi uap menggunakan katup ekspansi (proses isentropis), maka H
C
= H
D
,
sehingga :

Untuk kapasitas 1 ton refrigerasi:


m = Laju alir refrigerant per jam untuk 1 ton refrigerasi


Contoh Kasus Siklus Kompressi Uap:

Suatu pabrik es memproduksi 250 ton es per hari, dengan menggunakan siklus kompressi
uap, dengan NH3 sebagai refrigerant. Hitung kecepatan sirkulasi dari refrigerant, dan daya yang
dibutuhkan untuk kompressi, jika temperatur evaporator dan kondensor adalah 32F dan 70F.
Uap keluar evaporator adalah jenuh. COP dari pabrik adalah 3, dan efisiensi elektris mekanis =
90 %.
Data:
Entalpi NH3 pada 32F (uapjenuh) = 621 Btu / Ibm
Entalpi NH3 pada 70F (liq. Jenuh) = 120,5 Btu / Ibm
Pembahasan:

T
2
= 32F = 0C
T
1
= 70F = 21C
H
a
= 621 Btu/1bm
H
C
= HD = 120,5 Btu/1bm

Maka
Laju sirkulasi refrigerant = 99,90 1bm/menit
Daya untuk kompressi = 436,55 HP

2. Sutau pabrik mempunyai instalasi pendingin kompressi uap konvensional dengan
kapasitas 10 ton. Mesin pendiongin tersebut menggunakan air sebagai refrigrant.
Temperatur pada evaporator dan konsendor adalah 40 F dan 70F. Uap keluar
evaporator adalah jenuh dan proses kompressi adalah isentropis.
Hitunglah :
a. Cop dan laju sirkulasi refrigerant.
b. Apakah ada perbedaan COP dan laju sirkulasi refrigant denga siklus carnot.

Pembahasan

Kapasitas pabrik = 10 ton
T2 = 40F = C4,4 C
T1 = 70F = 21,1C
Cp = 0,5 Btu/1bm. R
Dari total uap (saturated steam) :
Ha = 1078,6 Btu/ibm
HC = 38,05 Btu/1bm
HD = HC = isentalpi = 38,05 Btu/1bm
HE = 1091,5 Btu/1bm
SA = 2,1585 Btu/1bm. R
SE = 2,0632 Btu/1bm. R

I. Menghitung COP dan m :

Tsat = TE = 70 + 460 = 530R
S
A
= S
B
=
2,1585= 2,0632 + 0,5 1n

HB = HE + Cp (Tsup Tsat)
= 1091,5 + 0,5 (641 530)
= 1147 Btu/1bm

Laju sirkulasi refrigerant, m :

Laju sirkulasi refrigerant tetap sama, yaitu 115,3 1bm/jam








BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN

1. Refrigerasi adalah metode pendinginan ruangan dengan jalan menyerap panas ruangan
dengan ke lingkungan yang tempertaurnya lebih tinggi.
2. Refririgant dengan titik didih rendah digunakan sebagai media pembawa panas tersebut
3. Penyerapan dan pelepasan panas tersebut berlangsung dalam suatu siklus yaitu siklus
refrigerasi.
4. Siklus siklus refrigerasi terdiri dari :
Siklus refregerasi carnot
Siklus refregerasi udara
Siklus refregerasi uap

V.2 SARAN
Dan penyusunan laporan ini terutama dalam perancangan refrigerasi komprei uap,
penyusun menemui beberapa kendala.Sehingga hasil perancangan yang penyusun buat masih
belum sempurna dan masih perlu ada perbaikan-perbaikan supaya dapat berfungsi lebih baik dan
lebih mudah untuk dipahami oleh banyak kalangan terutama oleh mahasiswa yang mempelajari
bidang refrigerasi dan tata udara khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Saran yang ingin penulis sampaikan adalah :
1. Lengkapi peralatan-peralatan pratikum.
2. Dosen pempimbing diharap stanby diwaktu jam pratikum





DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/refrigerasi_dan_penkondisian_udara.
Bett, Rowluism [dan] Saville. Thermodynamics for chemical engineers. London : The Artlone
Press, [s.a]
Daubert. Chemical engineering thermodynamics.Singapore : Mc.Graw Hill, [s.a]
Smith [dan] Van Ness. Introduction to chemical engineering thermodynamics.Singapore : Mc.
Graw Hill, [s,a]

Anda mungkin juga menyukai