TEKNOLOGI EMULSI
Oleh :
Nama
(061330401024)
Vinta Mefisa
(061330401028)
Kelas
: 4 KD
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat yang tak terkira jumlah dan hikmah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul Teknologi Emulsidengan baik.
Sholawat serta salam, senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, yang dengan
perantaraan dan perjuangan beliaulah, manusia kini berada diabad penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Makalah ini tidak dapat berselesaikan dengan baik tanpa dukungan
berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Yuniar, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
2.
Orang tua kami yang senantiasa mendoaakan,
mendukung serta memberikan keleluasaan bagi kami untuk berkarya.
3.
Seluruh pihak-pihak yang telah membantu program ini,
semoga menjadi tabungan dihari kemudian kelak.
Tidak ada karya manusia yang benar-benar sempurna, demikian pula
dengan tulisan ini. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BABI PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang....................................................................................................1
1.2.
Rumusan
Masalah..............................................................................................2
1.3.
Tujuan
Penulisan................................................................................................2
1.4.
Manfaat
Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Emulsi.............................................................................................3
2.2. Cara Pembuatan Emulsi..................................................................................13
2.3. Cara Pemurnian Koloid..................................................................................14
2.4. Penerapan Emulsi di Kehidupan dan Dunia
Industri..................................................................................................................16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sistem koloid..........................................................................................5
Gambar 2. Dispersibilitas emulsifier didalam air pada berbagai nilai HLB..........11
Gambar 3. Contoh emulsifier.................................................................................12
Gambar 4. Proses kerja emulsi...............................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau
keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan
campuran cairan polar dan cairan non polar. Salah satu emulsi yang kita kenal
sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu
terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera
contoh emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang
menggunakan pengemulsi gelatin.
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem
emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih
mudah juga untuk mengetahui zat zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk
menstabilkan emulsi selain itu juga dapat diketahui faktor faktor yang
menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi tersebut
juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi.
Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat
cair namun dalam makalah ini kita hanya akan membahas mengenai sistem emulsi
saja diantaranya dari defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori
dan persamaannya dan serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari dan
industri.
1
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut :
1. Agar mengetahui tentang emulsi.
2. Agar mengetahui cara pembuatan emulsi.
3. Agar mengetahui cara pemurnian koloid.
4. Agar mengetahui penerapan emulsi dalam kehidupan sehari hari dan di
dunia Industri.
1.4.
Manfaat Penulisan
Makalah ini ditulis agar memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui tentang emulsi.
2. Dapat mengetahui cara pembuatan emulsi.
3. Dapat mengetahui cara pemurnian koloid.
4. Dapat mengetahui penerapan emulsi dalam kehidupan sehari hari dan di
dunia Industri.
BAB II
ISI
1. DEFINISI EMULSI
Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersinnya berupa fase
cair dengan medium pendispersinya bisa berupa zat padat, cair, ataupun gas.
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak
stabil, butir butir ini bergabung ( koalesen ) dan membentuk dua lapisan yaitu
air dan minyak yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi ( emulgator )
yang merupakan komponen yang paling penting untuk memperoleh emulsi yang
stabil. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting
agar memperoleh emulsi yang stabil. Zat pengemulsi adalah PGA, tragakan,
gelatin, sapo dan lain-lain. Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat
dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang
biasanya merupakan zat seperti putih telur (Anief, 2000).
Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah dituang
hingga krim setengah padat. Umumnya krim minyak dalam air dibuat pada suhu
tinggi, berbentuk cair pada suhu ini, kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan
menjadi padat akibat terjadinya solidifikasi fase internal. Dalam hal ini, tidak
diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap volume fase eksternal
yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat, misalnya krim stearat atau
krim pembersih adalah setengah padat dengan fase internal hanya hanya 15%.
Sifat setengah padat emulsi air dalam minyak, biasanya diakibatkan oleh fase
eksternal setengah padat (Anonim, 1995).
sehingga akan
Gaya tarik menarik yang dikenal gaya Van der walss. Gaya ini
menyebabkan partikel partikel koloid membentuk gumpalan lalu
mengendap
Gaya tolak menolak yang terjadi karena adanya lapisan ganda elektrik
yang muatannya sama saling bertumpukan.
Sedangkan bentuk bentuk ketidak stabilan dari emulsi sendiri ada beberapa
macam yaitu sebagai berikut :
Warna
Bau
Viskositas
pH
Homogenitas fase
Tekstur
Tipe M/A
Tipe A/M
10
Umumnya emulsi akan berbantuk tipe M/A bila nilai HLB emulgator
diantara 9 12 dan emulsi tipe A/M bila nilai HLB emulgator diantara 3
6. Hidrophilic Lipophilic Balance yang disingkat dengan HLB
menggambarkan rasio berat gugus hidrofilik dan lipofililik didalam molekul
emulsifier. Niai HLB suatu emulsifier dapat ditentukan dengan salah satu
metode titrasi, membandingkan struktur kimia molekul, mencari korelasi
dengan nilai tegangan permukaan struktur kimia molekul, mencari korelasi
dengan nilai tegangan permukaan dan tegangan interfasial, koefisien
pengolesan, daya larut zat warna, konstanta dielektrika dan dengan teknik
kromatografi gas cairan.
Gambar 2. dispersibilitas emulsifier didalam air pada berbagai nilai HLB.
Dispersibilitas
Tidak terdispersi
14
36
Sedikit terdispersi
68
8 10
10 13
13 +
11
Gambar 3. Contoh beberapa jenis emulsifier
Nama
Nama Kimia
HLB
IF
GMS
Glycerol monostearater
3.8
5.52
BGMO
Glycerolmonooleat
2.8
5.09
Span 60
Sorbitan monostearate
4.7
5.64
Span 80
Sorbitan monooleat
4.3
5.02
Tween 60
Polyoxyethylene monostresrate
14.9
5.42
Tween 80
Polyoxyethylene monooleleate
15
2.24
Umum
12
Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu:
1. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der
Waals. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul
membentuk agregat dan mengendap.
2. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan
lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan
menstabilkan dispersi koloid.
2. ADA BEBERAPA CARA PEMBUATAN EMULSI
a. Dengan Mortir dan Stampel
Sering digunakan untuk membuat minyak lemak dalam ukuran
kecil
b. Botol
Minyak dengan viskositas rendah dapat dibuat dengan cara
dikocok dalam botol pengocokan dilakukan terputus putus untuk
memberi kesempatan emulgator bekerja.
c. Mixer
Partikel fase dispersi dihaluskan dengan memasukkan kedalam
ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar denagn kecepatan
tinggi.
d. Homogenizer
Dengan melewatkan partikel fase dispersi melewati celah sempit,
sehingga partikel mempunyai ukuran yang sama.
e. Ultrasonik
Hasil pengembangan terakhir dibidang peralatan emulsi adalah
peralatan ultrasonic. Peralatan ini cocok untuk membuat emulsi yang
mempunyai viskositas rendah,tetapi alat ini dapat juga digunakan
untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas tinggi sampai
13
system
magnetostrictive
mekanis,system
oscillator
dan
system
yang
yang
menggunakan
menggunakan
14
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat
terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi
dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal.
Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati
oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikelpartikel kolid seperti sel-sel darah merah.
2. ELEKTODIALISIS
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh
medan listrik. Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua
layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikelpartikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak
menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medan
listrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid. Elektrodialisis
15
4. PENERAPAN DALAM PERISTIWA SEHARI DAN INDUSTRI
a. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Salah satu contoh penerapan emulsi dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan detergen untuk mencuci pakaian, dimana detergen
merupakan suatu emulgator yang akan menstabilkan emulsi minyak
(pada kotoran) dan air. Detergen terdiri dari bagian hidrofobik dan
hidrofilik, minyak akan terikat pada bagian hidrofobik dari detergen
sehingga bagian luar dari minyak akan menjadi hidrofilik secara
keseluruhan, sehingga terbentuk emulsi minyak dan air, dimana
kotoran akan terbawa lebih mudah oleh air.
b. Penerapan dalam bidang industri
16
Mayonaise
- Margarin
- Butter
Mentega
- Coklat
- Sauce
Es krim
- Selai Kacang
Cat
- Sabun padat
Lotion
- Lipstik
Semir
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersinnya berupa fase
cair dengan medium pendispersinya bisa berupa zat padat, cair, ataupun gas.
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Emulsi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria
(emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti
putih telur.
Dengan mengetahui sistem emulsi maka kita akan mengetahui sifat sifat
emulsi, stabil atau tidak stabilnya suatu emulsi serta faktor apa yang membuat
emulsi tidak stabil sehingga kita akan dapat menentukan zat pengemulsi untuk
dapat menstabilkannya.Sebagai contoh detergen yang digunakan untuk mencuci
disini detergen berfungsi sebagai emulgator yang dapat menstabilkan emulsi air
dan minyak sehingga minyak dapat mudah lepas dari pakaian.Selain itu dalam
bidang industri contohnya pembuatan saus salad, saus salad dari asam cuka dan
minyak yang awalnya stabil saat pengocokan namun setelah pengocokan
dihentikan kedua fase akan terpisah lagi sehingga dibutuhkan kuning telur sebagai
emulgator.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.freewebs.com/leosylvi/koloidemulsi.htm
http://blogkita.info/tag/emulsi/
http://ibnuhayyan.wordpress.com/2008/09/10/emulsi/
http://ladytulipe.wordpress.com/2009/01/04/emulsi/
http://nuranimahabbah.wordpress.com/2009/05/16/koloid-suspensi-larutankimia/http:/ teknologi emulsi.html
Anief, 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah Mada University
press, Jogjakarta.
19