LIPID
DISUSUN
NIM : 70200116030
Kelompok : I (satu)
Asisten
( Nuraini, S.Si )
DAFTAR PUSTAKA
Koolman, Jan dan Klaus-Heinrich Rohm. Alih bahasa, Septelia Inawati Wanandi.
Atlas Berwarna & Teks Biokimia. Jakarta: Hipokrates, 2000.
Setyawan, Fajri Ary. Laporan resmi praktikum biokimia acara III ekstraksi lipid.
Semarang: Universitas Diponegoro, 2016. https://www.academia.edu/
Diakses pada 19 Oktober 2018.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak merupakan bagian dari lipid yang pada suhu ruangan berbentuk
cairan. Minyak banyak ditemukan pada tumbuhan namun juga terdapat pada
biota-biota laut. Minyak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
campuran berbagai makanan olahan seperti kue kering, roti, “cake”, selai
kacang tanah dalam industri minyak goreng sudah sangat berkurang oleh
persaingan bahan minyak berasal dari kelapa sawit dan kelapa, dan bahkan
kacang tanah mengandung minyak tertinggi, hingga 50% atau lebih (Sumarno,
2017). Minyak yang terkandung dalam kacang tanah bukan minyak yang dapat
tidak menggunakan banyak pelarut, dan tidak memakan banyak waktu untuk
menunggu proses ekstraksi berlangsung dan dalam metode ini kadar minyak
yang didapat lebih banyak.Untuk itulah dalam praktikum pengekstrak lipid ini
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lipid
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut
dengan baik dalam zat pelarut organik seperti metanol, aseton, kloroform, dan
1. Lemak
cadangan energi tubuh. Lemak tidak dapat larut dalam air tetapi larut pada
lemak adalah lemak hewani dan minyak tumbuhan seperti minyak kelapa,
sangat penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga
antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator
3
4
payudara, usus terlindung dari benturan atau trauma fisik. Fungsi lemak
menjadi tiga jenis yaitu lemak sederhana, senyawa lemak dan derivat
lemak. Lemak sederhana terdiri atas asam lemak dan gliserida. Lemak
(Irianto, 2014).
jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan
Masyarakat, 2007).
lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Ini berarti asam lemak
seperti halnya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan asam lemak
(kolesterol LDL).
lemak jenuh.
tetap cair pada suhu dingin karena titik lelehnya lebih rendah
ikatan rangkap pada asam lemak. Asam lemak esensial yang terpenting
adalah asam arakidonat, asam linolat, dan asam linoleat. Asam linoleat
2000).
2. Minyak
pada biota-biota laut. Untuk mencari kadar minyak dalam biota biasanya
suatu zat dari campurannya dengan menggunakan zat pelarut yang sesuai.
Dalam hal ini minyak merupakan senyawa non polar maka jenis
B. Kacang Tanah
tahun 1597.
Nama lain kacang tanah adalah kacang una, kacang suuk, kacang jebrol,
kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, dan kacang banggala. Dalam
bahasa inggris kacang tanah disebut peanut sering juga disebut groundnut
(Astawan, 2009).
terdiri dari varietas fastigiata (tipe Valencia) dan varietas vulgaris (tipe
biasanya bunga tidak muncul pada batang utama, 2 sampai 4 biji per
polong dengan polong berparuh, biasanya biji memiliki masa dorman, dan
agak tegak, bunganya sederhana atau majemuk, dan muncul tidak hanya
pada cabang tetapi juga pada batang utama. Umumnya biji tidak
Kadar protein pada kacang tanah mencapai 25 gram per 100 gram
per 100 gram kacang tanah. Kacang tanah kaya akan asam lemak tidak
jenuh yang dapat menurunkan kolesterol darah. Kadar asam lemak tak
jenuh pada kacang tanah mencapai 21%, sedangkan asam lemak jenuhnya
yang berarti telah memenuhi 10% kebutuhan serat pangan setiap hari Dari
konsumsi 100 gram kacang tanah telah terpenuhi 25% kebutuhan vitamin
Minyak yang dikandung pada kacang tanah bukan lemak yang dapat
total plasma sedangkan HDL sering disebut sebagai lemak yang "baik"
C. Ekstraksi
1. Pengertian
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif
sedikit. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam
2. Ekstraksi sokletasi
alam. Cara ini memiliki beberapa kelebihan dibanding yang lain antara
zatnya
larutannya penuh kemudian jatuh kedalam labu alas bulat, maka itu
adalah 1 siklus
(n-heksana)
temperatur larutan.
D. Metode Evaporasi
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tidak mudat menguap dan pelarut yang mudah menguap.
sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair,
kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat padat. Begitu pula,
tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran dalam proses evaporasi
dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga
pengoperasiannya. salah satu sumber panas untuk evaporator berasal dari uap
air yang terbentuk dari boiler steam atau buangan uap proses lain (Abbas,
2012).
penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga
berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya.
Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat. Bila
oven. Maka bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul.
Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik
pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum
menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan
menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap
sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi
(Abbas, 2012).
13
2. Waterbath sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu
3. Ujung rotor “sampel” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
6. Lubang kondensor berfungsi sebagai pintu keluar bagi air dari dalam
kondensor.
pelarut.
penampung bergantung.
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Alat
corong, blender, ember, evaporator, gelas kimia 250 mL, gunting, hot
plate, kondensor, klem, labu alas bulat 500 mL, neraca analitik, pipa F,
2. Bahan
aluminium foil, aquades, batu didih, benang, kacang tanah kupas ±50
gram, es batu, kertas saring, larutan kloroform (CHCl3) sebanyak 200 ml,
dan vaselin.
C. Prosedur Kerja
14
15
2. Labu alas bulat diisi dengan larutan kloroform ± 200 mL dan batu didih.
A. Hasil Pengamatan
2. Analisis Data
a. Diketahui:
b. Ditanyakan:
c. Penyelesaian:
19
17
B. Pembahasan
Kacang tanah terbukti memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi Kadar
minyak kacang tanah mencapai 43 gram per 100 gram kacang tanah. Kacang
tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kolesterol
darah. Kadar asam lemak tak jenuh pada kacang tanah mencapai 21% ,
pelarut yang digunakan relatif sedikit. Pelarut organik dapat menarik senyawa
adalah kloroform (CHCl3) karena lipid bersifat tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non polar dan salah satunya adalah kloroform.
Selain kloroform pelarut lain yang bisa digunakan adalah eter, aseton,
dalam sampel. Sampel dihaluskan agar dapat dimasukkan ke dalam alat dan
selongsong dilakukan agar ampas pada sampelnya tidak ikut kedalam labu
alas bulat ketika diekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah pelarut kloroform
karena lipid bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non polar dan salah satunya adalah kloroform. Posisi sifon harus lebih tinggi
18
dari pada sampelnya karena dikhawatirkan sampel yang berada diposisi atas
tidak terendam oleh pelarut. Penambahan batu didih ke dalam labu alas bulat
yang berisi kloroform berguna untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi
peledakan ke dalam labu alas bulat. Pelarut dipanaskan agar uapnya naik
larutan agar pelarut kloroform menguap dan terpisah dari minyak. Larutan
kadar minyak yang kami dapatkan adalah sebanyak 13,2924 gram dalam
50,0034 gram kacang tanah. Hasil tersebut berbeda dengan teori dari Astawan
gram per 100 gram kacang tanah. Berarti untuk 50 gram kacang tanah
menghasilkan 21,5 gram minyak. Perbedaan kadar minyak yang cukup besar
sirkulasi saja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Kadar minyak dari 50,0034 gram kacang tanah sebanyak 13,2924 gram
B. Saran
19