OLEH : KELOMPOK 5
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah tentang senyawa Alkil Halida ini dengan baik. Kami telah
berusaha yang terbaik untuk menyusun makalah ini. Dan kami berterima kasih untuk semua
pihak yang turut membantu dan berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami adalah semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah
pengetahuan semua orang tentang senyawa alkil halida beserta manfaatnya. Terlepas dari
semua itu kami masih banyak kekurangan, baik dari tata bahasa maupun susunan kalimat.
Oleh karena itu kami menerima dengan baik apabila ada saran dan kritik dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk semua orang
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
PENDAHULUAN
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya diganti
dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon potensil digantikan dengan halogen,
bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti. Senyawa
terfluorinasi sempurna yang dikenal sebagai fluorokarbon, cukup menarik karena
kestabilannya pada suhu tinggi. Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak
terjadi dalam organisme air laut daripada organisme air tawar. Halometana sederhana seperti
CHCl3, CCl4, CBr4, CH3I, dan CH3Cl adalah unsur pokok alga Hawai Aspagopsi
taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida yang diisolasi dari organisme laut yang
memperlihatkan aktivitas biologis yang menarik. Sebagai contoh adalah plocamen B, suatu
turunan triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah Plocamium violaceum, berpotensi
seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya melawan larva nyamuk.
` Perlu dicatat bahwa halogen adalah atom-atom berelektrogenatif tinggi dan hanya
kekurangan satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Oleh itu halogen dapat
membentuk ikatan kovalen tunggal atau ionik yang stabil. Ikatan antara gugus metil dengan
fluor, klor, brom, dan ioda terbentuk oleh tumpang tindih orbital sp3 dari karbon dengan
orbital sp3 dari fluor, klor, brom, dan X menurun dari metil fluorida ke metil iodida. Hal
iniiod. Kekuatan ikatan C mencerminkan prinsip umum bahwa tumpang tindih orbital-
orbital lebih efisien antara orbital-orbital yang mempunyai bilangan kuantum utama yang
sama, dan efisiensinya menurun dengan meningkatnya perbedaan bilangan kuantum utama.
Perlu pula dicatat bahwa halogen adalah lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga
ikatan C-X bersifat polar di mana karbon mengemban muatan posisif partial (δ+ ) dan
halogen muatan negatif partial (δ-). Dengan demikian kerapatan elektron pada halogen lebih
tinggi daripada karbon.
1. Apa saja sifat fisika dan kimia dari senyawa alkil halida?
2. Bagaimana tata nama senyawa alkil halida?
3. Bagaimana reaksi kimia senyawa alkil halida?
4. Apa manfaat senyawa alkil halida?
5. Bagaimana cara analisa senyawa alkil halida?
1.3 Tujuan
pembuatan makalah ini adalah agar kami lebih mengetahui tentang senyawa alkil
halida. Selain itu makalah ini memberikan informasi lebih kepada para pembaca pengetahuan
tentang senyawa alkil halida ini.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan yaitu kami mengetahui apa itu senyawa alkil halida,
bagaimana tata penamaan senyawa alkil halida, reaksi kimia beserta sifat fisik dan kimia
senyawa alkil halida serta berbagai manfaat dari senyawa alkil halida ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya diganti
dengan halogen. Alkil halida memiliki sifat fisik dan kimia. Kebanyakan alkil halida adalah
cair; bromida, iodida, dan polihalida umumnya mempunyai kerapatan >1. Alkil halida tidak
larut dalam air, tetapi dapat saling melarutkan dengan hidrokarbon cair. Alkil halida memiliki
beberapa sifat fisik dan kimia, seperti berikut ini.
IUPAC
Suatu alkil halida diberi nama dengan suatu awalan halo-, diikuti alkana.
TRIVIAL
Gugus alkil disebut lebih dahulu baru dikuti nama halidanya.
R – X + MOH → R – OH + MX
Contoh :
3) Alkil halida bereaksi dengan logam natrium akan menghasilkan alkana. Reaksi ini
disebut Sintesis Wart.
Jika larutan alkil dalam eter kering dikocok dengan serbuk magnesium, maka akan
terjadi pereaksi Grignard.
Contoh :
2.4 Manfaat Alkil Halida Pada Makhluk Hidup dan Bidang Kesehatan
Alkil halida memiliki beberapa manfaat pada makhluk hidup, contohnya seperti
Polietilen tetrafluorida (teflon) yang berfungsi untuk pelapis alat masak. Kemudian di bidang
kesehatan alkil halida juga memiliki beberapa manfaat. Seperti natrium diklofenak untuk obat
antiinflamasi dan tiroksin sebagai hormon pertumbuhan. Sejumlah besar obat-obatan
mengandung halogen, terutama fluor. Diperkirakan seperlima dari obat-obatan mengandung
fluor, termasuk beberapa obat yang paling banyak digunakan. Contohnya termasuk 5-
fluorouracil, fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), ciprofloxacin (Cipro), mefloquine.
Selain itu senyawa alkil halida juga mempunyai kegunaan lain seperti :
1. Sebagai pelarut nonpolar seperti CCl4, CHCl3, C2H3Cl3.
2. Sebagai obat bius seperti CHCl3 (Kloroform).
3. Sebagai anestesi local seperti C2H5Cl (kloroetana
4. Sebagai gas pendingin pada AC, lemari es, dll seperti dikloro difluoro metana (Freon)
5. Sebagai zat fumigant seperti CH3Cl
6. Sebagai insektisida pertanian seperti C3H5Br2Cl dan DDT.
7. Sebagai aditif pada bensin yang menggunakan TEL, Pb(C2H5)4 seperti C2H4Br2.
Adapun reaksi – reaksi bersaingan, bila ion hidroksida atau alkoksida bereaksi
dengan alkil halida, maka dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi substitusi
maupun basa dalam reaksi eliminasi. Tipe reaksi yang terjadi bergantung pada
berbagai faktor, salah satu faktornya adalah struktur alkil halida. Metil dan alkil halida
primer cenderung menghasilkan produk substitusi. Pada kondisi yang setara, alkil
halida tersier terutama menghasilkan produk eliminasi. sedangkan alkil halida
sekunder bersifat di antaranya. Maka dari itu, karena dapat terjadi lebih dari satu
reaksi substitusi dan eliminasi maka disebut reaksi bersaingan.
2. Reaksi Sn2 dan Sn1
Reaksi SN2 merupakan reaksi substitusi nukleofilik orde dua yang
berlangsung secara serempak (1 tahap). Oleh karena itu, laju reaksinya dipengaruhi
oleh konsentrasi substrat dan pereaksi (nukleofil). Berbeda dengan reaksi Sn1, reaksi
Sn2 menyukai substrat yang memiliki rintangan sterik yang rendah, seperti alkil
halida primer dan metil halida. Karena tidak melibatkan karbokation, nukleofil pada
reaksi Sn2 pada umumnya adalah nukleofil yang kuat.
Sedangkan reaksi Sn1 merupakan reaksi substitusi nukleofilik orde satu yang
secara umum terdiri dari 2 tahap reaksi, yakni tahap pertama adalah tahap pelepasan
gugus pergi, dan tahap kedua adalah penyerangan nukleofil. Tahap pertama
merupakan tahap lambat dan tahap kedua adalah tahap cepat, sehingga tahap penentu
laju ada pada tahap pertama. Oleh karena itu, kecepatan reaksi hanya dipengaruhi
konsentrasi substrat. Karena melibatkan karbokation, reaksi Sn1 hanya terjadi pada
substrat yang dapat membentuk karbokation yang stabil, seperti alkil halida tersier
dan reaksi ini rentan terhadap penataan ulang karbokation.
3. Reaksi E1 dan E2
Reaksi E1 merupakan reaksi eliminasi orde satu. Secara tahapan reaksi, reaksi
ini mirip dengan reaksi SN1 yang terdiri dari dua tahap reaksi, dimana tahap pertama
adalah pelepasan gugus pergi (pembentukan karbokation) dan tahap kedua adalah
reaksi deprotonasi. Sama dengan reaksi SN1, tahap penentu laju adalah tahap pertama
(reaksi pembentukan karbokation). Biasa terjadi pada substrat yang dapat membentuk
karbokation yang stabil, sehingga reaksi ini bersaing dengan reaksi SN1. Reaksi E1
umumnya menyukai suhu yang lebih tinggi ketimbang reaksi SN1.
Solomons, T. W. Graham., & Fryhle, C. B. 2011. Organic Chemistry. 10th ed., International
student version. Hoboken, N.J.: John Wiley & Sons.
Wade, L. G., & Simek, J. W. 2017.Organic chemistry. Harlow, Essex: Pearson Education
Limited.