Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KARBOHIDRAT, METABOLISME DAN PERANANNYA TERHADAP


KERHIDUPAN

Untuk memenuhi tugas semester 3 mata kuliah BIOKIMIA

OLEH
ROBETH FUADY
NIM. 155080300111055

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
MALANG
2016
Kata Pengantar

Alhamdulillah. Puji syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena izin-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia yang berjudul Karbohidrat, metabolisme, dan peranannya
terhadap kehidupan. Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai pengertian
Karbohidrat, klasifikasi Karbohidrat, metabolisme Karbohidrat, serta peran
Karbohidrat terhadap kehidupan dan lain lainnya.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan.

2. Orang Tua yang telah memberikan dukungan dan semangat.

3. Dan teman teman Program Studi Teknologi Hasil Perikanan yang telah
memberikan semangat.

Saya cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang.Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Malang, 23 Desember 2016

1
Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Definisi Karbohidrat...........................................................................................3
2.2 Klasifikasi Karbohidrat......................................................................................4
2.3 Metabolisme Karbohidrat.................................................................................10
2.4 Peran Karbohidrat.............................................................................................22
BAB III PENUTUP..........................................................................................................25
3.1 Kesimpulan......................................................................................................25
3.2 Saran................................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa
karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling
sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian di
atas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun
rumus umum dari karbohidrat adalah:

Cn(H2O)n atau CnH2nOn


Dalam menjalankan aktifitas kehidupan mahluk hidup membutuhkan
energi. Dan energi itu berasal dari makanan. Mahluk hidup yang dapat membuat
makanan sendiri adalah tumbuhan, dengan cara fotosintesis. Tumbuhan sebagai
autotrof dalam fotosintesis menghasilkan beberapa produk yang digunakan
mahluk hidup lain sebagai pembangun energi, salah satu dari produk itu adalah
karbohidrat.

Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama


kalori total yang konsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan,
seperti juga bagi berbagai mikroorganisme. Karbohidrat juga merupakan pusat
metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lainnya yang
menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan
H2O menjadi energi pokok sumber karbon bagi sel non-fotosintetik pada hewan,
tanaman dan dunia mikrobial.

Begitu pentingnya peranan karbohidrat dalam tubuh mahluk hidup, maka


pada makalah ini kita akan mengamati struktur, sifat-sifat, dan funsi dari
karbohidrat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Karbohidrat?

2. Bagaimana metabolisme Karbohidrat?

3. Bagaimana peran metabolisme terhadap kehidupan?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa itu karbohidrat serta klasifikasi Karbohidrat.

2. Untuk mengetahui metabolisme Karabohidrat.

3. Untuk mengetahui apa saja peran karbohidrat terhadap kehidupan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Karbohidrat

Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani , skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi
dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan
materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan
jamur).Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida
menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis.Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida
atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian
dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul
gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida)
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa
(C6H10O5)n.
Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai
hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama
lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya

3
gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan
gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai
suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu
polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid da 5 gugus hidroksil
(OH).
Molekul karbohidrat tersusun atas unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H),
dan Oksogen (O). Unsur-unsur tersebut bergabung dalam suatu ikatan kimia
dengan rumus umum Cm(H2O)n. Jumlah m dan n berbeda tergantung jenis
karbohidrat yang disusunnya.
Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka
pendek (gula merupakan sumber energi). Fungsi sekunder dari karbohidrat adalah
sebagai cadangan energi jangka menengah (pati untuk tumbuhan dan glikogen
untuk hewan dan manusia). Fungsi lainnya adalah sebagai komponen struktural
sel.

2.2 Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari


rantai karbon, lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia. Berdasarkan
jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan utama
yaitu:

1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)

2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)

3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)

4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)

Berdasarkan lokasi gugus C=O , monosakarida digolongkan menjadi 2


yaitu:

1. Aldosa (berupa aldehid)

2. Ketosa (berupa keton)

4
Gambar. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil

Gambar. Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C

Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan


menjadi:

5
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)

2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)

3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)

4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)

5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)

6. Oktosa (tersusun atas 3 atom C)

Contoh pertama di atas (sebelah kiri) menunjukkan sebuah monosakarida


triosa (memiliki 3 atom C), aldosa (berstruktur aldehid/-COH) sehingga
dinamakan gula aldotriosa. Sedangkan contoh kedua (sebelah kanan)
menunjukkan sebuah monosakarida heksosa (memiliki 6 atom C), ketosa
(berstruktur keton/R-CO-R) sehingga dinamakan gula ketoheksosa.

Gambar. Contoh Monosakarida

6
Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi menjadi beberapa
golongan Stereokimia adalah studi mengenai susunan spasial dari molekul. Salah
satu bagian dari stereokimia adalah stereoisomer. Stereoisomer mengandung
pengertian:

1. memiliki kesamaan order dan jenis ikatan

2. memiliki perbedaan susunan spasial

3. memiliki perbedaan properti (sifat).

Enantiomer merupakan pasangan dari stereoisomer. Dalam hal ini terdapat


aturan yaitu:

1. Diberi awalan D dan L

2. Keduanya merupakan gambar cermin yang tak mungkin saling


tumpang tindih

Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok yaitu monosakarida, disakarida,


dan polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida ialah gula ringkas dan merupakan unit yang paling


kecil (yang tidak dapat dipecahkan oleh hidrolisis asid kepada unit yang
lebih kecil). Monosakarida terdiri atas 3-6 atom C. Beberapa molekul
monosakarida mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Monosakarida yang
penting dalam fisiologi ialah D-glukosa, D-galaktosa, D-fruktosa, D-ribosa,
dan D-deoksiribosa. Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom
karbon yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa) dan gugus
aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung,
menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.
Monosakarida mempunyai rumus kimia (CH2O)n dimana n=3 atau
lebih. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan
aldehida, maka monosakarida ini disebut aldosa. Dan bila gugusnya

7
merupakan turunan keton maka monosakarida tersebut disebut ketosa.
Monosakarida aldosa yang paling sederhana adalah gliseraldehida.
Sedangkan monosakarida ketosa yang paling sederhana adalah
dihidroksiaseton. Kedua monosakarida sederhana tersebut masing-masing
mempunyai tiga atom karbon (triosa). Monosakarida lain mempunyai empat
atom karbon (tetrosa), lima atom karbon (pentosa), dan enam atom karbon
(heksosa). Heksosa, zat manis dan berbentuk kristalin, adalah salah satu
monosakarida terpenting. Beberapa contoh heksosa sehari-hari adalah gula
tebu, gula gandum, gula susu, pati, dan selulosa. Pentosa umum adalah
ribosa yaitu salah satu unit penyusun mononukleotida asam nukleat.

Sifat-sifat monosakarida adalah:


1. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
2. Larutannya bersifat optis aktif.
3. Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut
putaran disebut mutarrotasi.
4. Contoh larutan alfaglukosa yang baru dibuat mempunyai putaran
jenis + 113` akhirnya tetap pada + 52,7`.
5. Umumnya disakarida memperlihatkan mutarrotasi, tetapi
polisakarida tidak.
6. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula
pereduksi.
7. Kebanyakan tidak berwarna, padat kristalin (manis).

Monosakarida dengan rumus umum C6H12O6, terdiri atas unit


glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa disebut juga gula darah. Galaktosa
banyak terdapat dalam susu dan yogurth Fruktosa banyak ditemukan dalam
buah-buahan dan madu.

Disakarida

Disakarida adalah senyawa yang terbentuk dari dua molekul


monosakarida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi dua molekul monosakarida.
Disakarida terdiri atas unit sukrosa, maltosa, laktosa dan
selobiosa.Keempat disakarida ini mempunyai rumus molekul sama
(C12H22O11) tetapi struktur molekulnya berbeda. Disakarida disusun oleh

8
dua unit gula, seperti sukrosa disusun oleh glukosa dan fruktosa, maltoda
dibangun oleh dua unit glukosa, dan laktosa dibangun oleh glukosa dan
galaktosa.
Disakarida-disakarida penting yaitu:

1. Sukrosa

Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari
tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula
pada turnbuhan lain, rnisalnya dalarn buah nanas dan dalam wortel.
Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa
dan fruktosa. Sukrosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon
nomor 1 pada glukosa dengan karbon nomor 2 pada fruktosa.

2. Laktosa

Laktosa merupakan hidrat utama dalam air susu hewan. Laktosa bila
dihidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu
laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi
antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4
pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai
gugus OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat
mereduksi dan merotasi.

3. Maltosa

Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molckul


glukosa. Maltosa terbentuk melalui ikatan glikosida antara atom
karbon nomor 1 dari glukosa satu dengan atom karbon nomor 4 dari
glukosa yang lain. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor
I dan atom karbon -nomor 4, oleh karenanya maltosa masih
mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian masih
mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam
proses, hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.

Polisakarida

9
Polisakarida merupakan kelas karbohidrat yang mempunyai lebih
daripada delapan unit monosakarida. Pada umumnya polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan
oligosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja
disebut homopolisakarida (contohnya kanji, glikogen dan selulusa),
sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida
(contohnya heparin).
Rumus kimia polisakarida adalahn (C6H10O5)n. Molekul ini dapat
digolongkan menjadi polisakarida struktural seperti selulosa, asam
hialuronat, dan sebagainya. Dan polisakarida nutrien seperti amilum (pada
tumbuhan dan bakteri), glikogen (hewan), dan paramilum (jenis protozoa).
Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga
lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah
amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa. Amilum Polisakarida ini terdapat
banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam
bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-
bijian.
Polisakarida adalah senyawa dalam mana molekul-molekul
mengandung banyak satuan monosakarida yang disatukan dengan ikatan
gukosida. Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam sistem kehidupan
sebagai bahan bangunan, bahan makanan dan sebagai zat spesifik.
Polisakarida bahan bangunan misalnya selulosa yang memberikan kekuatan
pada kayu dan dahan bagi tumbuhan, dan kitin, komponen struktur kerangka
luar serangga. Polisakarida makanan yang lazim adalah pati (starch pada
padi dan kentang) dan glikogen pada hewan. Sedangkan polisakarida zat
spesifik adalah heparin, satu polisakarida yang mencegah koagulasi darah.

2.3 Metabolisme Karbohidrat

10
Pada bagian-bagian terdahulu Anda telah mempelajari berbagai macam
karbohidrat, antara lain monosakarida, disakarida, oligosakarida serta
polisakarida. Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk
monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP).
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah
massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk
glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua
bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan
bakar metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan
bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain
dengan fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam
bentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid
kompleks tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein
serta proteoglikan.

11
Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap
adalah METABOLISME INTERMEDIAT. Jadi metabolisme intermediat
mencakup suatu bidang luas yang berupaya memahami bukan saja lintasan
metabolik yang dialami oleh masing-masing molekul, tetapi juga interelasi dan
mekanisme yang mengatur arus metabolit melewati lintasan tersebut.
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:

1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)

Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk


struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis
protein.

12
2. Lintasan katabolik (pemecahan)

Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi


bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen
pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.

3. Lintasan amfibolik (persimpangan)

Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung
antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan
ini adalah siklus asam sitrat.

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong


sebagai katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat,
siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis. Secara
ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis


(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.

2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.


Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam


sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita


maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi
polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati
dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus
dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka
panjang.

13
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi,
maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa
mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai
dengan siklus asam sitrat.

6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga
habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein
harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein
harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.

Gambar. Beberapa jalur metabolisme Karbohidrat

Glikolisis

Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme


ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi:

1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)

2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)

14
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk
asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam
sitrat (Siklus Krebs). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama
metabolisme fruktosa dan galaktosa.

Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat


adalah:

Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O

Gambar. Lintasan detail glikolisis

15
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut
(pada setiap tahap, lihat dan hubungkan dengan Gambar Lintasan detail
metabolisme karbohidrat):

1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi


glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau
glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhans
pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP
bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi
tinggi pada ATP digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P)
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar
berupa kalor, sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap
irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produk
reaksi glukosa 6-fosfat.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan


enzim fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi
aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada anomer -glukosa 6-
fosfat.

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan


bantuan enzim fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan
enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa diinduksi, sehingga
berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis
tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP
sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.(-1P).

4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu


gliserahdehid 3- fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase).

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton


fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini
mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa isomerase.

16
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat
menjadi 1,3- bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa
isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi
menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3- fosfat.

7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui


pembentukan ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis,
sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3
bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP
dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-
fosfogliserat.

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir


oleh enzim fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat
(difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam reaksi ini.

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan


bantuan enzim enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta
pendistribusian kembali energi di dalam molekul, menaikkan
valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. Enolase
dihambat oleh fluoride, suatu unsure yang dapat digunakan jika
glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa
darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg2+ atau
Mn2+.

10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim
piruvat kinase sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang
terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi spontan menjadi
keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam
jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah
irreversible.

17
11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi
NADH melalui pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi
akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.

Oksidasi piruvat

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi


Asetil-KoA, yang terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh
berbagai enzim yang berbeda yang bekerja secara berurutan di dalam suatu
kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran interna mitokondria.
Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat dehidrogenase
dan analog dengan kompleks -keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Krebs.
Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan
sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat
adalah sebagai berikut:

1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat


didekarboksilasi menjadi derivate hidroksietil tiamin difosfat
terikat enzim oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.

2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid


teroksidasi, suatu kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase
untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP lepas.

3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah


menjadi asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid
tereduksi.

18
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh
flavoprotein, yang mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil
dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein tereduksi ini dioksidasi oleh
NAD+, yang akhirnya memindahkan ekuivalen pereduksi kepada
rantai respirasi.

Siklus asam sitrat

Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat
merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan
katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen
yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar
energi yang tersedia dari bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil
ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-CO~KoA, asetat aktif), suatu ester
koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama
untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa,
asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau
intermediat yang ada dalam siklus tersebut.

19
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk
ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil
kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. nsur ekuivalen pereduksi ini kemudian
memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses
fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan
oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.

20
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria,
baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran
interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen
pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam
membran interna mitokondria.

Glikogenesis

Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa


(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk
dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas,
misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita
memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang
ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan
glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di
dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama
terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan
tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya
simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang bercabang.

Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan


mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen
hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar
untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara
waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati
terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.

21
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi


yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini
dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi


dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu
sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)


untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.

4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase


inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi

5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk


ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk
memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk
pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

6. Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk


membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase.
Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul
glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang
melebihi jumlah molekul glikogenin.

7. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan


penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu

22
glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari
rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang
berdekatan untuk membentuk rangkaian 16 sehingga membuat
titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan
tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan
pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal
yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.

Glikogenolisis

Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini
dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan
glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini
spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu
glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit
trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang
16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus
cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang
tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak


tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.

23
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses
pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid
maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein
dijelaskan sebagai berikut:

1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam


lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil
KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.

2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke


dalam siklus Krebs.

2.4 Peran Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan


sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah.
Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil
tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Beberapa
peran karbodisrat dalam kehidupan antara lain:

1. Sumber Energi

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.


Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh
dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu
gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di
dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang
yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi
gemuk.

24
2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan


disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa
adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi
nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;
maltosa 0,4; laktosa 0,2.

3. Penghemat Protein

Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan


digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat
makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.

4. Pengatur Metabolisme Lemak

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,


sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,
aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan
menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat
merugikan tubuh.

5. Membantu Pengeluaran Feses

Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur


peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltik usus. Serat makanan mencegah
kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis,
kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner
yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam
susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam

25
saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

- Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon,


hidrogen, dan oksigen. Contohnya glikosa (C6h12O6), sukrosa
(C12H22O11), selulosa ( C6H10O5).

- Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan


polisakarida.

- Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi bagi


kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.

3.2 Saran

Setelah mengetahui materi karbohidrat diharapkan kita dapat menerapkan


dalam kehidupan kita, terutama dalam fungsi dan peranannya

27

Anda mungkin juga menyukai