Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
“ ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM ’’

OLEH :

NAMA : SALSABILAH LUTFIAH


STAMBUK : 15020190242
KELAS : C9C10
KELOMPOK : 4 ( EMPAT )
ASISTEN : MUSDALIFAH SAMRA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2O2O
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan biomolekul yang paling melimpah di bumi.
Setiap tahun tumbuhan menkonversi lebih dari 100 milyar ton CO2 dan H2O
menjadi selulosa dan produk tumbuhan lainnya. Karbohidrat tertentu (gula dan
pati) menjadi bahan makanan pokok di hampir seluruh penjuru dunia dan
karbohidrat teroksidasi adalah pembentuk energi utama pada lintasan
metabolisme kebanyakan sel nonfotosintetik.
Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa yang unsur - unsurnya
terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dengan perbandingan
empiris unsur-unsurnya (CH2O)n. Senyawa karbohidrat dibagi dalam tiga
golongan utama yang terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.
• Monosakarida : terdiri dari 1 unit monosakarida (glukosa, fruktosa,
galaktosa)
• Disakarida : terdiri atas 2 unit monosakarida, terbentuk dari
kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu),
laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati)
• Oligosakarida : terdiri dari 3 – 10 unit monosakarida, merupakan
gabungan beberapa unit
monosakarida. Dapat berbentuk disakarida, trisakarida, dsb.
• Polisakarida : terdiri atas lebih dari 10 unit monosakarida. Misalnya
pati (amilum), selulosa, dan glikogen.
Amilum (pati) merupakan karbohidrat yang merupakan campuran dari
dua macam stuktur polisakarida yang berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan
amilopektin (8380%). Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang
berasal dari tanaman, sebagai hasil fotosintesis, yang disimpan dalam bagian
tertentu tanaman sebagai cadangan. Sifatnya yang inert dan dapat
tercampurkan dengan sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari
amilum sebagai eksipien. Pada praktikum kali ini kita akan mengisolasi dan
mengindentifikasi amilim yang terdapat pada kentang.

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

1.2 Maksud Praktikum

• Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara mengisolasi amilum


dari kentang
• Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung rendamen
amilum solani
• Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara mengidentifikasi amilum
solani dengan pereaksi iod
1.3 Tujuan Praktikum
• Untuk mengetahui dan memahami cara mengisolasi amilum dari kentang
• Untuk mengetahui dan memahami cara menghitung rendamen amilum solani
• Untuk mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi amilum solani
dengan pereaksi iod

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Karbohidrat memegang peranan peranan penting dalam alam
karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan.
Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa.
Kita dapat mmengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan
sehari hari, baik sebagai pembangun struktur maupun yang berperan
fungsional dalam proses metabolism. Amilum, pati, selulosa, glikogen,
gula, atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa
karbohidrat yang penting dalam kehidupan makhluk hidup (Almatsier,
2010).
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang
Berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (83-80%).
Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari
tanaman, sebagai hasil fotosintesis,yang disimpan dalam bagian tertentu
tanaman sebagai cadangan makanan. (Priyanta, dkk, 2011).
Amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi dapat dibagi
menjadi 2 yaitu amilum alami dan amilum modifikasi. Amilum alami (native
starch) adalah amilum yang dihasilkan dari sumber umbi-umbian dan
belum mengalami perubahan sifat fisika dan kimia atau diolah secara
fisika- kimia. Jika amilum alami digunakan sebagai eksipien dalam tablet
maka terdapat dua kekurangan yang berpengaruh terhadap sifat fisik
granul yaitu mempunyai daya alir dan kompaktibilitas yang kurang baik.
(Pramesti, dkk, 2015).
Pati (amilum) adalah polisakarida alami dengan bobot
molekul tinggi yang terdiri dari unit-unit glukosa. Umumnya pati
mengandung dua tipe polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin.
Amilosa bersifat tidak larut dalam air dingin tetapi menyerap sejumlah
besar air dan mengembang. Amilopektin memiliki daya ikat yang baik,
yang bias memperlambat disolusi zat aktif. (Sudarmadji, 2010).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan


sisanya amilopektin.
• Amilosa : terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan
ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka
• Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan
sebagian ikatan 1,6- glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik
menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih
besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit
glukosa. (Poedjiadi, A. 2009).

2.2 Uraian Bahan

1. Amilum ( FI III : 93 )
Nama resmi : AMYLUM
Nama lain : Amilum
Rumus molekul : C6H20O10
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang berupa
gumpalan- gumpalan kecil, tidak berbau, tidak
berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam


Etanol (95%) P
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2. Aquadest ( FI III : 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Tidak berwarna; tidak berbau
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

3. Etanol (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Alkohol ; Etanol
Rumus molekul : C2H6OH

Berat molekul : 46,068 g/mol


Rumus struktur : CH3 – CH2 – OH
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P, dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Larutan Baku HCl 0,1 N (Ditjen POM, 2014; 156, 1689)
Nama resmi : Asam Klorida
Nama lain : Hydrochloric Acid
Berat molekul : 36,46 gr/mol
Rumus molekul : HCl
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau merang-sang
jika diencerkan dengan dua bagian volume air asap
hilang; bobot jenis lebih kurang 1,18.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Murni pereaksi
Kelarutan : Larut dalam air bercampur penuh

5. Iodum (Ditjen POM, 1979. Hal. 316)


Nama resmi : IODUM
Rumus molekul : I2 Berat
molekul : 126,91
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 99,5%
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.
6. Natrium Hidroksida 0,1 N (Ditjen POM, 1979; 412)
Nama resmi : Natrii Hydroxydum
Nama lain : Natrium Hidroksida
Berat molekul : 40,00 gr/mol Rumus
molekul : NaOH
Pemerian : Bentuk batang, massa hablur atau keping, keras,
rapuh dan menunjukkan susunan hablur putih,
mudah meleleh, sangat alkalis, dan korosif.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Murni pereaksi
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol

2.1 Prosedur kerja (Anonim, 2020)


1. Isolasi amilum dari kentang
1) Cuci kentang dengan air mengalir hingga bersih.
2) Kupas kulit kentang dan potong-potong kecil.
3) Timbang kentang sebanyak 500 gram.
4) Masukkan ke dalam blender, tambahkan 500 ml akuades,
haluskan.
5) Saring menggunakan kain saring putih, tampung filtrat
(supernatan).
6) Diamkan selama semalam (24 jam) hingga terbentuk 2 fase.
7) Lakukan dekantasi untuk membuang fase cairan.
8) Tambahkan kembali akuades secukupnya, aduk, lalu diamkan
selama beberapa jam hingga terbentuk lagi 2 fase.
9) Lakukan dekantasi kembali. Dekantasi terakhir dengan 100 ml
etanol 96%, saring menggunakan kertas saring yang telah
ditara.
10) Keringkan pada oven suhu 70OC hingga benar-benar kering.
11) Timbang pati yang diperoleh.

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

12) Hitung % rendamennya.

2. Identifikasi amilum dengan pereaksi Lugol/iodin


1) Timbang 1 gram amilum (hasil isolasi).
2) Tambahkan 100 ml aquades.
3) Didihkan hingga amilum larut, terbentuk larutan bening (1%).

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: Baskom,
blender , bunsen, corong, gegep kayu, gelas kimia, kain saring , kertas
saring, oven, pipet tetes, pisau, rak tabung, tabung reaksi, talenan,
timbangan.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun Bahan bahan yang digunakan adalah: Akuades,
Etanol 96%, HCl 0,1 N, Kentang, NaOH 0,1 N, Pereaksi Lugol/Larutan
Iodin (KI3) 0,01 N.
3.3 Cara Kerja
1. Isolasi amilum dari kentang
Cuci kentang dengan air mengalir hingga bersih. Kupas kulit
kentang dan potong-potong kecil. Timbang kentang sebanyak 500
gram. Masukkan ke dalam blender, tambahkan 500 ml akuades,
haluskan. Saring menggunakan kain saring putih, tampung filtrat
(supernatan). Diamkan selama semalam (24 jam) hingga terbentuk 2
fase. Lakukan dekantasi untuk membuang fase cairan. Tambahkan
kembali akuades secukupnya, aduk, lalu diamkan selama beberapa jam
hingga terbentuk lagi 2 fase. Lakukan dekantasi kembali. Dekantasi
terakhir dengan 100 ml etanol 96%, saring menggunakan kertas saring

yang telah ditara. Keringkan pada oven suhu 70OC hingga benar-benar
kering. Timbang pati yang diperoleh. Hitung % rendamennya. Identifikasi
amilum dengan pereaksi Lugol/iodin.
2. Identifikasi amilum dengan pereaksi lugol/iodin
Timbang 1 gram amilum (hasil isolasi). Tambahkan 100 ml
akuades. Didihkan hingga amilum larut, terbentuk larutan bening ( 1% ).

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Isolasi amilum dari kentang
No. Data Hasil
1 Berat kentang 500 gram
0,547 gram
2 Berat kertas saring
0,547 g + 5,193 g = 5,74 gram
3 Berat kertas saring + amilum
5,74 g – 0,547 g = 5,193 gram
4 Berat amilum (poin 3 – poin 2)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛
5 Rumus % rendamen % 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

5,193 𝑔𝑟𝑎𝑚
% 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100 %
6 Hasil %rendamen 500 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1,0386 %

b. Identifikasi amilum kentang dengan pereaksi Lugol/iodine

Pembanding Pembanding
Perlakuan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Pembanding
(tabung 5) (tabung 6)
(tabung 4)

Larutan 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5 ml 5ml
amilum (1%)

HCl 0,1 N - 2 tetes - - 2 tetes -

NaOH 0,1 N - - 2 tetes - - 2 tetes

Pengamatan Berwarna Berwarna Berwarna Berwarna Berwarna Berwarna


putih keruh putih keruh
warna putih keruh putih keruh putih keruh putih keruh

Pereaksi 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes


Lugol

Pengamatan Biru tua Biru tua Biru Biru tua Biru tua Biru
warna

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

Pemanasan Panaskan Panaskan - Panaskan panaskan -


pada bunsen

Pengamatan Bening Bening Bening Bening Bening Bening


warna

Biarkan Dinginkan Dinginkan - Dinginkan Dinginkan -


dingin

Pengamatan Biru tua Bening Berwarna Biru tua Bening Berwarna


warna putih keruh putih keruh

4.2 Pembahasan
AmIlum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
AmIlum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer
dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α
1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri
atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik
dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan
terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan
bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena
terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Pada tabel A untuk isolasi amilum dari kentang diketahui berat kentang
500 g, berat kertas saring 0,547 gram, dan berat kertas saring + amilum 5,74
gram. Kemudian dicari berat amilumnya dengan rumus berat amilum (poin 3 –
poin 2) sehingga didapatkan berat amilum sebesar 5,193 gram. Setelah itu
dicari % Rendamennya dengan cara berat amilum dibagi dengan berat kentang
sehingga didapatkan % rendamen yaitu 1,0386 %
Pada tabel B untuk Identifikasi amilum kentang dengan pereaksi
lugol/iodin. Ke-6 tabung diisi dengan larutan amilum 1%. Kemudian pada
tabung 1 suasana netral diberikan pereksi lugol sebanyak 1 tetes setelah itu
diamati perubahan warnanya dan terjadi perubahan warna dari (berwarna

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

putih keruh berubah menjadi biru tua), hal ini menandakan terjadi reaksi
antara amilum dengan iodin sehingga memberikan warna biru tua pada
larutan, kemudian dipanaskan pada bunsen dan dilihat perubahan warnanya
(berubah menjadi bening) disebabkan karena ikatan semu antara iodin dan
amilum mudah putus dengan kecepatan, setelah itu dinginkan warna pun
kembali menjadi biru tua karena ikatan semu pada larutan kembali terbentuk.
Pada tabung 2 suasana asam diberikan HCl 0,1 N sebanyak 2 tetes
dan pereaksi lugol 1 tetes setelah itu diamati perubahan warnanya dari
(berwarna putih keruh berubah menjadi biru tua), hal ini menandakan terjadi
reaksi antara amilum dengan iodin sehingga memberikan warna biru tua pada
larutan, kemudian dipanaskan pada bunsen dan dilihat perubahan warnanya
(berubah menjadi bening) disebabkan karena ikatan semu antara iodin dan
amilum mudah putus dengan kecepatan, setelah itu dinginkan warnanya pun
tetap menjadi bening karena ikatan semu antara iodin dan amilum sudah
terputus.
Pada tabung 3 diberikan NaOH 0,1 N sebanyak 2 tetes dan pereaksi
lugol 1 tetes setelah itu diamati perubahan warnanya dan terjadi perubahan
warna dari (berwarna putih keruh berubah menjadi bening) hal ini diakibatkan
amilum tidak dapat bereaksi dengan iodin melainkan bereaksi dengan NaOH
dan membentuk hipoidida (NaI dan NaOI), sehngga menghalangi reaksi
antara amilum dengan iodin.
Pada tabung 4 yang digunakan sebagai pembanding diberikan pereksi
lugol sebanyak 1 tetes setelah itu diamati perubahan warnanya dan terjadi
perubahan warna dari (berwarna putih keruh berubah menjadi biru tua), hal ini
menandakan terjadi reaksi antara amilum dengan iodin sehingga memberikan
warna biru tua pada larutan, kemudian dipanaskan pada api bunsen dan
dilihat perubahan warnanya (berubah menjadi bening) disebabkan karena
ikatan semu antara iodin dan amilum mudah putus dengan kecepatan, setelah
itu dinginkan warna pun kembali menjadi biru tua karena ikatan semu pada
larutan kembali terbentuk.
Pada tabung 5 yang digunakan sebagai pembanding diberikan HCl 0,1
N sebanyak 2 tetes dan pereaksi lugol 1 tetes setelah itu diamati perubahan
warnanya dari (berwarna putih keruh berubah menjadi biru tua), hal ini

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

menandakan terjadi reaksi antara amilum dengan iodin sehingga memberikan


warna biru tua pada larutan, kemudian dipanaskan pada bunsen dan dilihat
perubahan warnanya (berubah menjadi bening) disebabkan karena ikatan
semu antara iodin dan amilum mudah putus dengan kecepatan, setelah itu
dinginkan warnanya pun tetap menjadi bening karena ikatan semu antara
iodin dan amilum sudah terputus.
Pada tabung 6 diberikan NaOH 0,1 N sebanyak 2 tetes dan pereaksi
lugol 1 tetes setelah itu diamati perubahan warnanya dan terjadi perubahan
warna dari (berwarna putih keruh berubah menjadi bening) hal ini diakibatkan
amilum tidak dapat bereaksi dengan iodin melainkan bereaksi dengan NaOH
dan membentuk hipoidida (NaI dan NaOI), sehngga menghalangi reaksi
antara amilum dengan iodin.

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa untuk isolasi
amilum dari kentang didapat nilai % rendamen yaitu 1,0386 %. Sedangkan
untuk Identifikasi amilum kentang dengan pereaksi lugol/iodin dalam
suasana asam dan netral terjadi perubahan warna larutan menjadi biru
akibat terjadi reaksi antara amilum dengan iodin sedangkan untuk suasana
basa warna berubah menjadi bening diakibatkan amilum tidak dapat
bereaksi dengan iodin melainkan bereaksi dengan NaOH dan membentuk
hipoidida (NaI dan NaOI), sehingga menghalangi reaksi antara amilum
dengan iodin.
5.2 Saran
Saran kami dari praktikum kali ini adalah kita harus lebih teliti lagi dalam
melakukan suatu praktikum baik itu dalam cara mentitrasi, menimbang dan
mereaksikan dan lain sebagainya. Karena kesalahan sedikit saja yang
dilakukan dapat berpengaruh pada hasil akhir praktikum.

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AMILUM

DAFTAR PUSTAKA

Priyanta, R. B. S., Cokorda, I. S. A,. I G.N. Jemmy, dan Anton, P., 2011, Sifat Fisik
Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis dengan
Lactobacilus acidophilus Pada Berbagai Waktu Fermentasi.

Pramesti, H. A., Kusoro, S., dan Edy, C., Analisis Rasio Kadar Amilosa/Amilopektin
dalam Amilum dari Beberapa Jenis Umbi, Indonesia Journal of Chemical
Science Vol. 4(1).

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Sudarmadji, Slamet dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.


Liberty. Yogyakarta.

Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. (2009) Dasar-dasar Biokimia Edisi Revisi Jakarta :


UI-Press.

SALSABILAH LUTFIAH MUSDALIFAH SAMRA


15020190242

Anda mungkin juga menyukai