0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
93 tayangan2 halaman
Siklus karbon di laut melibatkan pertukaran karbon antara atmosfer dan laut melalui proses upwelling dan downwelling. Karbon di laut terutama berbentuk ion bikarbonat. pH laut dipengaruhi oleh konsentrasi karbon dioksida dan reaksi karbonat, serta berperan mengontrol laju reaksi kimia di perairan.
Siklus karbon di laut melibatkan pertukaran karbon antara atmosfer dan laut melalui proses upwelling dan downwelling. Karbon di laut terutama berbentuk ion bikarbonat. pH laut dipengaruhi oleh konsentrasi karbon dioksida dan reaksi karbonat, serta berperan mengontrol laju reaksi kimia di perairan.
Siklus karbon di laut melibatkan pertukaran karbon antara atmosfer dan laut melalui proses upwelling dan downwelling. Karbon di laut terutama berbentuk ion bikarbonat. pH laut dipengaruhi oleh konsentrasi karbon dioksida dan reaksi karbonat, serta berperan mengontrol laju reaksi kimia di perairan.
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon- hidrogen. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk: CO2 + H2O ⇌ H2CO3 Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH. H2CO3 ⇌ H+ + HCO3-
Sistem karbonat merupakan Kesetimbangan asam basa mempengaruhi sistem karbonat di
perairan. Dimana derajat keasaman (pH) merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan kesetimbangan asam dan basa. Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur – unsur kimia. Fungsi dari pH ini sangat penting sebagai paraneter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju keeptan reaksi beberapa bahan di dalam air. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu: 1) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2 2) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat 3) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan. Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida (CO2) dan senyawa bersifat asam. Perairan umum dengan aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup didalamnya akan membentuk reaksi berantai karbonat – karbonat sebagai berikut: CO2 + H2O è H2CO3 è H+ + HCO3 è 2H+ + CO32- Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H+ yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada peristiwa fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, sehingga menyebabkan pH air naik. Pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air lainnya akan mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis sehingga mengakibatkan pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam hari. Untuk nilai pHnya sendiri yaitu saat netral pH = 7, saat keadaan basa pH > 7 dan saat asam pH < 7. Pertukaran karbon menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk: CO2 + H2O ⇌ H2CO3 Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH: H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−