pengeras Dampak penggunaan pemutih, pematang tepung, dan pengeras bagi kesehatan Pengertian Pemutih dan Pematang Tepung
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988
tentang Bahan Tambahan Pangan : Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Warna tepung gandum bisa berubah menjadi kekuning-kuningan dan tidak elastis mempengaruhi pengembangan adonan roti Penambahan bahan pemutih dan pematang tepung diharapkan dapat mempercepat pematangan dan untuk mendorong pengembangan oleh yeast dan untuk mencegah kerusakan roti selama penyimpanan. Mekanisme Reaksi Pemutih dan Pematang Tepung
Pemutih dan pematang tepung bersifat oksidator
Proses pemutihan akibat oksidasi senyawa karotenoid perubahan ikatan rangkap menjadi berkurang. Proses pengembangan roti: Oksidasi gugus sulfihidril ikatan bisulfida (S - S) terbentuk polimer protein panjang dan membentuk lapisan lapisan menahan terbentuknya gelembung roti mengembang. Proses oksidasi tepung Gas klorin + nitrosil klorida asam hidroklorida pH turun memperbaiki mutu pemanggangan Oksidator berfungsi sebagai pematang dan pmatang adonan, oksidator yang biasa digunakan diantaranya: Potasium bromat, Potasium iodat, Kalsium iodat, Kalsiukm perroksida, Vitamin C Bahan lain yang sering digunakan untuk memperbaiki sifat adonan: Kalsium stearil-2-laktilkat memudahkan pengadukan adonan Gom hidrokoloid (CMC), gom kacang lokus dan metil selulosa meningkatkan kemampuan mengikat air Pengertian Pengeras Pengeras merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya pangan. Bahan tambahan pangan pengeras ditambahkan ke dalam bahan pangan pada saat proses pengolahan dimaksudkan agar bahan pangan menjadi lebih keras atau mencegah terjadinya pelunakan pada bahan pangan tersebut. Dimana proses pengolahan pemanasan atau pembekuan pada bahan pangan terutama buah- buahan dan sayur-sayuran dapat menyebabkan pelembekan atau pelunakan pada jaringan sel tanaman tersebut. Hal ini disebabkan karena kemantapan jaringan tanaman tergantung dari keutuhan sel dan ikatan molekular antar penyusun-penyusun dinding sel yaitu pektin. Sehingga untuk mempertahankan kemantapan atau kekerasan jaringan sel tanaman maka dapat dilakukan dengan penambahan bahan tambahan pangan pengeras seperti garam- garam kalsium atau garam-garam aluminium. Mekanisme Reaksi Pengeras
• Perlakuan panas terhadap jaringan tanaman biasanya menyebabkan
pelembekan • Kemantapan jaringan tergantung keutuhan sel dan ikatan molekuler atar penyusun-penyusun dinding sel • Senyawa-senyawa pektin sangat berkaitan dengan keutuhan struktur ikatan-ikatan melintang antara gugus-gugus karbokislnya dengan kation polivalen. • Senyawa-senyawa pektin merupakan polimer dari asam D- galakturonat yang dihubungkan dengan ikatan β-(1-4)-glukosida • Asam galaktosa merupakan turunan dari glukosa • Ada 3 kelompok senyawa pektin, yaitu asam pekat, asam pektinat, dan protopektin. Sifat kimia pemutih, pematang tepung, dan pengeras
1. Pemutih dan pematang
Beberapa bahan pemutih dan pematangan tepung yang diizinkan untuk pangan pada Tabel 7 berikut ini : Asam Askorbat (Vitamin C) Karakteristik : Berbentuk kristal stabil di udara, dan akan meningkat dengan kenaikan pH larutan Berwarna putih Mudah larut dalam air, etil alkohol, dan gliserol Tidak berbau Mencair pada suhu 190-192oC Asam askorbat merupakan suatu reduktor kuat karena mempunyai struktur enediol yang mudah teroksidasi menjadi bentuk keto atau dehidro atau bentuk teroksidasi Aseton Peroksida Karakteristik: Berwujud cair Bersifat oksidator Larut dalam air dan alkohoh Tidak larut dalam pelarut organik (petroleum eter, kloroform, dll) Azodikarbonafrida (C2H4N4O2 BM= 116,08) Karakteristik: Berbentuk kristal merah oranye Titik leleh 225oC Mudah terbakar Larut dalam air panas Tak larut dalam air dingin
Kalsium Steroil-2-laktilat, Natrium Stearil Fumarat, dan Natrium
Stroil-2-laktilat Karakteristik: Berbentuk kristal atau granul Larut dalam air dan alkohol Tidak larut dalam pelarut organik (petroleum eter, benzen, n-hexane, dll) Dapat dihidrolisis L-Sistein (Hidroklorida) (C6 H12N2O4S2 BM= 240,30) Merupakan asam amino nonesensial berbentuk L-Sistein yang disebut gelucysteine dengan karakteristik: Berbentuk tablet heksagonal dalam pelarut air Larut dalam air dan tidak larut dalam alkohol Cepat larut dalam larutan yang berada pada pH 2, atau pH di atas 8 2. Pengeras Beberapa bahan pengeras yang diizinkan untuk pangan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini : Alumunium amonium sulfat Rumus molekul: AlH4NO8S2 atau AlNH4(SO4)2 BM: 237,14 Bentuk: powder (bubuk tepung) Warna: putih kelarutan: kelarutan 1 gram dalam 20 ml air dingin, 1,5 ml air panas, tak larut dalam alkohol
Aluminium kalium sulfat
Rumus molekul: AlKO8S2 atau KAl(SO4) BM:258,20 Sifat: anhidrous Bentuk: powder Warna: putih Kelarutan: 1 gram larut dalam 20 ml air dingin atau 1 ml air panas, umumnya tak larut dalamalkohol. Dampak Penggunaan Pengeras, Pemutih, dan Pematangan Tepung Terhadap Kesehatan Bahan Pemutih dan Pematangan Tepung 1. Asam Askorbat Menurut Garewal dan Diplock, penggunaan asam askorbat dalam bahan pangan tidak memiliki pengaruh buruk terhadap tubuh apabila di konsumsi. Klasifikasi asam askorbat berdasarkan bentuknya dibedaka menjadai 2 bagian, yakni: Bentuk tereduksi (asam askorbat) Bentuk teroksidasi (asam dehidroaskorbat) Bila asam dehidroaskorbat teroksidasi lebih lanjut akan berubah menjadi asam diketoglutarat yang tidak aktif 2. Peran Vitamin C Peranan vitamin C bagi tubuh diantararnya: Mencegah sakit dan pendarahan gusi Pendarahan jaringan-jaringan Pencegahan anemia Membantu perkembangan struktur tulang Sedangkan peranan fungsionalnya adalah sebagai kofaktor untuk hiroksilase protokolagen, yakni suatu enzim yang bertanggungjawab unutk hidroksialse residu prolil dan lisis dalam rantai peptida protein jaringan pengikat.
3. Kalsium Steroil-2-laktilat, Natrium Steroil Dumarat, Dan Natrium-2-laktilat
Merupakan garam-garam organik yang akan terurai menjadi ion-ionnya seperti Ca2+ dan Na+ didalam tubuh. Adapun fungsi dari masing-masing ion ini yakni: Ion Ca2+, berperan dalam pembentukan jaringan tulang. Namun, apabila kalsium yang masuk dalam jumlah berlebih dapat berubah fungsi menjadi senyawa toksik yang dapat menyebabkan giperkalsemia dalam darah. Hal in terjadi apabila tubuh mengalami kelainan klinik seperti heiperparatiroidisme, keravunan vitami D, sarkoides, dan kanker. Ion Na+, berperan sebagai kation di luar sel dalam cairan jaringan yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan asam basa dan mengatur tekanan osmosis jaringan. Natrium juggga dapat berperan aktif dalam impuls saraf dan absorbsi gula serta asam amino dari saluran pernapasan 4. L-Sistein Merupakan asam amino nonesensial yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh. Sistein dapat disintesis berdasarkan dua cara, yakni: Mereaksikan metil ester hidroklorida dengan benzilethiomethil serta sodiophtalimidomalonis ester Hidrolisis keratin dari rambut melalui jalur tirosin Difisiensi dari L-Sintein bagi tubuh dapat menyebabkan penyakit seborrhe, kerapuhan kuku atau jaringan tanduk (keratin), dan alpecia. Bahan Pengeras Bahan tambahan pangan kelompok pengeras merupakan bahan kimia anorganik berupa garam, yang dikalsifikasikan menjadi: Garam-garam aluminium (aluminium amonium slufat, aluminium kalium sulfat, aluminium natrium sulfat, dan aluminium sulfat (anhidrat)) Dampak penggunaan bahan tambahan garam ini terhadap tubuh bergantung pada ion aluminium. Dimana apabila aluminium dikonsumsi secara berlebih dapat menyebabkan efek toksik pada susunan syaraf (alzhaimer) Garam –garam kalsium (kalsium glikonat, kalsium karbonat, kalsium klorida, kalsium laktat, kalsium sitrat, kalsium sulfat, monokalsium fosfat) Penggunaan garam kalsium sebagai bahan pengeras dalam pangan memberikan dampak positif terhadap tubuh, karena dapat terurai menjadi ion Ca2+ yang diperlukan tubuh, serta anion nya akan diserap oleh usus dan dapat masuk ke dalam darah. Perlu di ingat bahwa, anion yang dihasilkan tidak termasuk kedalam golongan bahan kimia berbahaya dan beracun, sehingga aman untuk di konsumsi. Fungsi Kalisum Adapun fungsi kalsium di dalam cairan tubuh dan sel tulang adalah sebagai pengatur aktivitas seluler seperti fungsi syaraf dan otot, kerja hormon, penjedalamd darah, motilitas seluler, dan sebagainya. Akan tetapi difisiensi kalsium dapat menyebabkan gangguan syaraf dan otot. Gejala lainnya adalah hipoparatiroidisme atau insufisiensi ginjal. Bila kadar kalsium dalam darah turun di bawah normal, kalsium di dalam tulang akan dimobilisasi sehingga pembentukan tulang baru akan terhambat. Apabila terjadi banes pada anak-anak akan mengakibatkan penyakit yang disebut rickets, sedangkanpada orang dewasa disebut oremalacia.