Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 4

 Gagan Rizwan
 M. Aliep Furqon
 M. Rizaldi Anshori
 Nasrul Hidayat
 Salsa Alya Zahwa
 Septhya Nurul Nissa
 Wahyuni
 Yasmin Adeliana
Tujuan Percobaan
 Dapat melakukan analisa kadar karbohidrat
dalam suatu bagan pangan
Dapat mengetahui kadar karbohidrat dalam
bahan pangan
Prinsip Percobaan
a. Sebelum Inversi :
Gugus aldehid dari gula sederhana dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana
basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan Cu2+ direaksikan
dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3
standar dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat menghilang).
O
Pada TE mek C – H = mek Cu2+total - Cu2+sisa

b. Inversi Lemah :
Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam dan pada suhu 70oC
untuk menghidrolisis disakarida menjadi gula sederhana. Gugus aldehid dari
gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa
menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan Cu2+ direaksikan dengan KI
pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar
dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat menghilang).
O
Pada TE mek C – H = mek Cu2+total - Cu2+sisa
c. Inversi Kuat :
Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam
dan pada suhu 100oC untuk menghidrolisis disakarida dan
polisakarida menjadi gula sederhana. Gugus aldehid dari
gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada
suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian
kelebihan Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2
yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar
dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat
menghilang).
O
Pada TE mek C – H = mek Cu2+total - Cu2+sisa
Dasar Teori
Karbohidrat adalah golongan
senyawa-senyawa yang terdiri
dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O).
Senyawa-senyawa ini dapat
didefinisikan sebagai senyawa-
senyawa polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon.
Karbohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut
ukuran molekul dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a. Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana susunan
molekulnya dan tidak diuraikan lagi. Golongan ini yaitu glukosa dan
fruktosa
b. Disakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida.
Golongan ini yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida, karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul
monosakarida. Golongan ini yaitu patim glikogen dan selulosa

Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari


larutan Luff Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida,
laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida
yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+
Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
• Neraca analitik • Sampel bahan makanan
• Botol timbang
• Pereaksi Luff Schoorl
• Labu ukur 250 mL
• Pipet seukuran 10, 25 mL • H2SO4 4N
• Erlenmeyer 250 mL • Na2S2O3 + 0,1N
• Labu iod 250 mL • Amylum 0,5 %
• Gelas kimia 100, 400 mL
• HCl 25%
• Buret coklat
• Klem & Statif • NaOH 20%
• Botol semprot • KI
• Alat refluks
• Kassa
• Kaki tiga
• Selang
• Adaptor
• Penangas air
Posedur Percobaan
a. Sebelum Inversi
• Timbang 1-2 g sampel, lalu larutkan dalam labu ukur 250 mL.
• Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL, tambahkan 3 butir batu didih.
• Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan dengan api
sedang selama 10 -15 menit dengan sistem refluks, lalu dinginkan.
(pada saat mendinginkan jangan tutup erlenmeyer/ labu dengan
penutup asahnya)
• Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
• Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N dengan menggunakan 1 mL
indikator amylum.
• Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
• Hitung % gula pereduksi.
b. Inversi Lemah
• Timbang 1-2 g sampel, lalu tambahkan 50 mL air dan 10 mL HCl
25%, kemudian panaskan di atas penangas air (70˚C) selama 1 jam.
• Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% terhadap 2-3 tetes
indikator ppt.
• Encerkan larutan hasil inversi ke dalam labu ukur 250 mL.
• Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL, tambahkan 3 butir batu didih.
• Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan dengan api
sedang selama 10-15 menit dengan sistem refluks, lalu dinginkan.
• Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
• Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N dengan menggunakan I mL
indikator amylum.
• Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
• Hitung % gula pereduksi total dan % gula non pereduksi.
c. Inversi kuat
• Timbang 1-2 g sampel, lalu tambahkan 50 mL air dan 10 mL HCl
25%, kemudian panaskan di dalam penangas air (100˚C) selama 3
jam.
• Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% terhadap 2-3 tetes
indikator ppt.
• Encerkan larutan hasil inversi ke dalam labu ukur 250 mL.
• Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL, tambahkan 3 butir batu didih.
• Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan selama 10 menit
dengan sistem refluks, lalu dinginkan.
• Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
• Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N dengan menggunakan 1 mL
indikator amylum.
• Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
• Hitung % gula pereduksi total dan % pati.
Persamaan Reaksi
• Data pengamatan:
• Vtio = (Vblanko – Vtitrasi) x [Na2S2O3]
0,1

• mg GP = diperoleh dari ekstrapolasi dari tabel data

• % GP = x 100 %

• % GnP = (% GPinversi lemah - % GPsebelum inversi) x faktor


sukrosa( 0,95 )

• % Pati = (% GPinversi kuat - % GPinversi lemah) x faktor Poli


Sakarida( 0,9 )
• PEMBAHASAN:
1. penambahan indikator amylum pada titrasi dengan
metode Luff Schoorl dilakukan diakhir karena jika di
awal akan mengakibatkan penggumpalan
2. penambahan amylum pada saat titrasi bisa saja
dilakukan jika sampel yang digunakan mengandung
amylum
3. sampel di didihkan selama 10-15 menit bertujuan
agar proses reduksi berjalan sempurna
4. jika larutan sampel pada labu iod sudah
ditambahkan KI, maka harus segera dititrasi karena jika
tidak, I2 yang terbentuk akan menguap dan akan
sangat mempengaruhi volume titrasi yang berbeda-
beda juga perhitungan tidak kuantitatif
5. penambahan h2so4 berfungsi untuk mempercepat
reaksi antara I- dalam KI dengan Cu2+ dalam pereaksi
Luff Schoorl sehingga reaksi berlangsung sempurna
Contoh soal:
• contoh perhitungan (Buavita)
Sebelum inversi = ml blanko – ml contoh
= 41,3 – 40,8
= 0,5 ml tio
= (0,5 ×0,0533 )/0,1 = 0,267 x 2,4
Kandungan glukosa = 0,6408 mg
fp sebelum = (250 × 250 )/(50 × 5)
= 250
Kadar gula = (0,6408 × 250 ×100 )/5059,3 × 100
= 3,17 mg/ml
Sesudah inversi = ml blanko – ml contoh
= 41,3 – 40,5
= 0,8 ml tio
= (0,8 ×0,0533 )/0,1 = 0,426 x 2,4
Kandungan glukosa = 1,0224 mg
fp sebelum = (250 × 250 ×100 )/(50 × 5 ×5)
= 5000
Kadar gula = (1,0224 × 5000 )/5059,3 × 100
= 101,04 mg/ml
Kadar glukosa = (% gula sesudah inverse – gula sebelum inverse) x 0,95
= (101,04 – 3,17) x 0,95
= 92,97%
= 0,092 gram/100 gram bahan

Anda mungkin juga menyukai