pemanis sintetis (sakarin) dalam suatu sampel bahan makanan. Sampel yang akan diuji adalah marimas rasa strawberry yang diperkirakan mengandung skarin. Sakarin merupakan pemanis buatan yang sangat manis, sakarin 60 mg setara dengan kurang lebih 30 g sukrosa, sehingga kadarnya dalam makanan atau minuman biasanya sangat kecil. Analisis kualitatif sakarin dapat dilakukan dengan beberapa cara, slah satunya yaitu Uji Jorissen. Dimana pada uji ini prinsipnya adlah sakarin akan memberikan warna violet jika direaksikan dengan NaOH dan FeCl3 yang berlebihan. Tahap pertama yang dilakukan yaitu 100 mg sampel dilarutkan pada 5 ml NaOH dan dipanaskan pada penangsa air untuk memperoleh residu. Residu yang didapat diasamkan dengan menambahkan 2 ml HCl encer 13 %. Fungsi pengasaman tersebut adalah agar sakarin yang terdapat dlam sampel mengalami hidrolisa menjadi Asam- O-Sulfanol Benzoat atau dalam suasan asam menjadi asam ammonium-O-Sulfo Benzoat. Ketika residu dilarutkan dalam HCl diperoleh larutan berwarna coklat muda dan residu larut dalam HCl. Kemudian sampel ditetesi dengan FeCl3 tetes demi tetes. Penambahan FeCl3 adalah untuk mengetahui adanya sakarin dalm sampel yang ditandai dengan terbentuknya warna violet. Tetapi setelah diberi FeCl3 secara berlebih sampel tidak berwarna violaet, tetapi justru dari coklat muda muda berubah warna menjadi coklat kehitaman. Hal ini berarti bahwa uji yang dilakukan adalah negatif, karena tidak terbentuk warna violet. Jadi dalam sampel yang di analisis (marimas) tidak menggunakan pemanis sintetis sakarin.