Disusun oleh :
KELOMPOK 5 D- IV 2A
1. Anisa Salsabila (P17334119403)
2. Intan Febriyanti (P17334119417)
3. Lilis Yunarni (P17334119423)
4. Siti Nuristiqomah F (P17334119433)
5. Syifa Marsha (P17334119435)
6. Tarisya Azizah R (P17334119436)
7. Wafa Huriyatudz D (P17334119441)
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Pengertian Sulfat...............................................................................................2
B. Jenis-Jenis Uji Biokimia Bakter........................................................................3
C. Pengaruh Sulfat Terhadap Kesehatan dan Lingkungan....................................4
D. Metode Pemeriksaan Sulfat dalam Air (Turbidimetri).....................................4
E. Metode Pengambilan Sampel Uji.....................................................................5
F. Cara Kerja Pemeriksaan Sulfat dalam Air........................................................7
G. Gangguan-Gangguan dalam Pemeriksaan Sulfat dalam Air............................8
H. Perhitungan Sulfat dalam Air............................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, masalah pencemaran lingkungan menjadi salah satu topik yang ramai
dibicarakan. Salah satunya adalah pencemaran air. Hal ini disebabkan karena air
merupakan salah satu kebutuhan esensial bagi makhluk hidup. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dunia, maka kebutuhan akan air pun ikut meningkat.
Oleh karena itu, masih banyak penduduk yang menggunakan sumber air alam untuk
memenuhi kebutuhan airnya. Namun, telah banyak sumber air yang mengalami
pencemaran. Akibatnya, sumber air tersebut menjadi berbahaya untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu bahan pencemar dalam pencemaran air adalah ion
sulfat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sulfat?
2. Bagaimana tinjauan sulfat dalam air?
3. Bagaimana pengaruh sulfat terhadap kesehatan dan lingkungan air?
4. Bagaimana metode dan teknik sampling untuk pemeriksaan sulfat dalam air?
5. Bagaimana metode pemeriksaan sulfat dalam air?
6. Bagaimana gangguan-gangguan yang ada pada pemeriksaan sulfat dalam air?
7. Bagaimana cara kerja pemeriksaan sulfat dalam air?
8. Bagaimana perhitungan sulfat dalam air?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Sulfat?
2. Mengetahui tinjauan sulfat dalam air?
3. Mengetahui pengaruh sulfat terhadap kesehatan dan lingkungan air?
4. Mengetahui metode dan teknik sampling untuk pemeriksaan sulfat dalam air?
5. Mengetahui metode pemeriksaan sulfat dalam air?
6. Mengetahui gangguan-gangguan yang ada pada pemeriksaan sulfat dalam air?
7. Mengetahui cara kerja pemeriksaan sulfat dalam air?
8. Mengetahui perhitungan sulfat dalam air?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sulfat
Sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus SO4 2- yang memiliki
massa molekul 96,06 satuan massa atom. Ion sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang
dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahedral. Ion sulfat bermuatan
negatif dua, dan merupakan basa konjugat dari ion hidrogen sulfat (bisulfat = HSO4 -),
yang merupakan basa konjugat dari asam sulfat, H2SO4.
Sulfat secara luas terdistribusi di alam dan dalam air alam, terutama dalam air limbah
industri. Salah satunya adalah air buangan limbah industri kertas dan pertambangan
yang memiliki kadar sulfat yang tinggi karena oksidasi dari pirit.
Konsentrasi sulfat di dalam air alam umumnya terdapat dalam jumlah yang sangat
besar.
Peningkatan kadar sulfat dapat ditentukan dengan timbulnya bau, rasa tidak enak
dari air serta masalah korosi pada perpipaan. Hal ini diakibatkan oleh reduksi sulfat
menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik sesuai dengan persamaan berikut.
H2SO4 merupakan asam kuat yang selanjutnya akan bereaksi dengan logamlogam yang
merupakan bahan dari pipa yang digunakan sehingga terjadi korosi. Sementara itu,
masalah bau disebabkan karena terbentuknya H2S yang merupakan suatu gas yang
berbau.
Dalam air, ion sulfat dapat berasal dari banyak sumber. Sulfat dapat berasal dari
hasil pencucian mineral utama gips, CaSO4.2H2O. Oksidasi dari mineral-mineral
sulfida yang dipengaruhi oleh mikroorganisme, seperti pirit (FeS) menghasilkan sulfat.
Garam sulfat digunakan dalam pembuatan deterjen dan dalam banyak hasil industri,
seperti pupuk ZA, maka ion sulfat merupakan komponen yang umum dari air buangan.
Air hujan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia mengandung sejumlah besar
2
ion sulfat yang dikenal dengan hujan asam (acid rain). Hal ini disebabkan oleh adanya
pencemaran udara yang cukup berat oleh gas SO2.
Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila dicampur dengan magnesium
atau natrium. Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare.
Sulfat pada boilers menimbulkan endapan (hard scales), demikian juga pada heat
exchangers.
Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas
manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat
biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips
(CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat (CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari
oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri
kertas,tekstil dan industri logam. Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan
rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat terdiri atom
pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat
bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat (bisulfit)
H2SO4- yaitu besi konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil
sulfat yang merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan
ester asam sulfat.
Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami atau alam. Sulfat
adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya bagi
manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal sulfat direkomendasikan
batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi manusia.
Sulfat dikenal sangat larut dalam air kecuali di dalam Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat.
Barium Sulfat sangat berguna dalam proses gravimetri sulfat. Penambahan Barium
Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu
barium sulfat yang menunjukkan adanya anion sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang
menghubungkan mana-mana satu dengan oksi
gen dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan.
Cara untuk mendeteksi kandungan sulfat dalam air dapat dilakukan dengan
mempergunakan alat spektrofotometer (uji kuantitatif). Pengujian dengan
3
spektrofotometer akan mengukur absorban larutan melalui instensitas warna larutan.
Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan harus jernih agar tidak mengganggu
proses pembacaan absorban pada spektrofotometer.
Peningkatan kadar sulfat dapat ditentukan dengan timbulnya bau, rasa tidak enak
dari air serta masalah korosi pada perpipaan. Hal ini diakibatkan oleh reduksi sulfat
menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik sesuai dengan persamaan berikut :
H2SO4 merupakan asam kuat yang selanjutnya akan bereaksi dengan logam-logam
yang merupakan bahan dari pipa yang digunakan sehingga terjadi korosi. Sementara itu,
masalah bau disebabkan karena terbentuknya H2S yang merupakan suatu gas yang
berbau.
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250mg/l.
Menyebabkan laxative apabila kadarnya berupa Magnesium dan Sodiums. Senyawa
sulfat bersifat iritasi pada saluran pencernaan (saluran gastro intestinal), apabila dalam
bentuk campuran Magnesium atau Natrium pada dosis yang tidak sesuai aturan. Sebagai
contoh bentuk Magnesium Sulfat yang biasa ditambahkan ke dalam air minum untuk
membantu pengendapan (penjernihan air) setelah penambahan Klorin.
Ion sulfat dalam air dengan penambahan kristal BaCl2 akan membentuk koloid
tersuspensi (kekeruhan). Semakin tinggi konsentrasi sulfat cairan akan semakin keruh.
Kekeruhan yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm.
4
E. Metode Pengambilan Sampel Uji
5
3. contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada stersuspensi
sisa bahan di dalamnya;
4. mudah dan aman di bawa;
5. kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
d. Volume contoh
Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan
laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan.
e. Pengawetan sampel
Pendinginan (ice box dengan dry ice suhu 4◦C +/- 2◦C, dapat ditutup rapat),
Pengaturan pH, Penambahan bahan kimia, dll bergantung jenis sampel.
f. Prosedur pengambilan sampel air
1. Menyiapkan wadah sampel
2. Membilas wadah sampel dengan air suling
3. Menyiapkan alat pengambil sampel sesuai keadaan sumber air
4. Membilas alat pengambil sampel
5. Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke wadah
sampel sesuai peruntukan analisis
6. Mencatat kondisi lapangan, membuat peta lokasi
7. Menentukan uji parameter lapangan (suhu, pH, DO, kekeruhan, DHL, TDS
yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan.
8. Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan
9. Memberi label pada wadah sampel
10. Melakukan pengawetan sampel sesuai peruntukan uji
11. Mengamankan sampel dan wadah
12. Mencatat nama sumber air, tanggal dan jam pengambilan, keadaan cuaca,
bahan pengawet yang ditambahkan, dan nama petugas.
g. Rekaman data pengambilan sampel
1. Tanggal pengambilan sampel
2. Nama petugas pengambil sampel
3. Acuan metode pengambilan sampel
4. Jenis sampel yang diambil
5. Jumlah sampel yang diambil
6
6. Pengawetan, jika ada
Identifikasi sampel (sketsa lokasi dan titik pengambilan sampel; rincian
kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi interpretasi hasil pengujian; hasil
pengukuran parameter lapangan).
1. Pembuatan Pereaksi
a. Reagen Pengkondisi
50 mL gliserol ditambahh 30 mL HCL pekat,200 mLaquadest,100mL
etil atau isopropanol alcohol 95% dan 100 mL NaCl 75%,dicampur sampai
homogen.
b. Larutan Standar sulfat 1000ppm
1. Keringkan serbuk Na2SO4 anhidrat dalam oven (105°C) Selama 24 jam
2. Dinginkan dalam desikator
3 Timbang dengan teliti 0,1479 g Na2SO4 anhidrat
4. Masukan kedalam labu ukur 100mL,
5.Larutkan dengan sedikit aquades sampai semua Na2So4 Anhidrat larut
6. Encerkan sampai tanda batas volume (1mL = 0,1 mg Sulfat)
c. Larutan Standar Sulfat 100 ppm
1 Pipet 10,0mL larutan standar sulfat
2. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100mL
3. Encerkan dengan aquadest sampai tanda batas Volume
4. Homogenkan
7
1. Pipet masing- masing 10 mL, 20 mL, 30 mL ,40 mL,50 mL Larutan standar
sulfat 100 ppm, masukan ke dalam labu ukur 100 mL
2. Tambahkan ± 50mL aquadest, 5mL reagen pengkondisi campur
3. Tambahkan 200-300 mg Kristal BaCl2 , kocok dengan kecepatan tetap
selama 1 menit tepat
4. Absorpsi dibaca pada sprektrofotometer panjang gelombang 450/420
nm.Ukur kekeruhan pada selang waktu 30 detik selama 4 menit ,karena
kekeruhan maksimum biasanya terjadi setelah 2 menit dan pembacaan masih
tetap sampai 3 hingga 10 menit,maka dianggap pembacaan maksimum
diperoleh dalam waktu 4 menit.
5. Kebenaran kurva kalibrasi standar dicek untuk setiap 3 sampai 4 sampel
yang diketahui
6. Dibuat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi .
4. Pengukuran Sampel
1. Pipet 50 ml sampel air masukan kedalam labu ukur
2. Tambahkan 5 mL reagen pengkondisi , dan 200-300 mg Kristal BaCl 2,
dicampur sampai homogen,kocok dengan kecepatan tetap selama 1 menit
tepat
3. Ukur serapannya dengan sprektofotometer pada panjang gelombang 450/420
nm.
G. Gangguan-Gangguan dalam Pemeriksaan Sulfat dalam Air
Gangguan yang dapat menghambat proses pemeriksaan sulfat :
1. Terjadinya endapan.
Pengukuran spekrofotometri tidak dapat dilakukan jika sulfat berada dalam
bentuk endapan, oleh karena itu ditambahkan gliserol dan etil atau isopropil alkohol
95% dalam reagen kondisi yang bertujuan untuk menstabilkan suspensi koloid
BaSO4 yang terbentuk dan menghasilkan larutan yang menjadi agak kental.
Kekentalan ini akan menjaga suspensi koloid stabil dan merata (menstabilkan
kekeruhan larutan). Sehingga, endapan BaCl2 yang terbentuk akan tetap merata di
seluruh bagian larutan dan tidak mengendap di dasar larutan. Hal itu menyebabkan
kekeruhan pada larutan karena endapan putih BaCl2 dalam larutan tersebut.
Kekeruhan yang terjadi inilah yang menunjukkan adanya partikel-partikel di dalam
8
larutan yang ukurannya lebih besar dari larutan. Partikel tersebut yang kemudian
jika dianalisis menggunakan spektrofotometerUV-Vis dapat menghamburkan
energy radiasi dari sumber sinar.
Y = bx +a
Keterangan:
Y = Nilai Absorban
x = Konsentrasi Larutan (ppm)
a = intersep (intercept)
b = kemiringan (slope)
Misal :
Seorang analis menganalisis Sulfat di dalam sampel menggunakan
spektrofotometri. Seorang analis tersebut membuat std Sulfat dengan konsentrasi
0.1 mg/L; 0.2 mg/L; 0.3 mg/L; 0.4 mg/L; dan 0.5 mg/L dan setelah diukur dengan
9
spektrofotmeter diperoleh absorban secara berurutan 0.112; 0.217; 0.388; 0.434;
0.544. jika hasil pengukuran sampel diperoleh data absorban sebesar 0.332.
berapakah kadar Sulfat di dalam sampel tersebut?
X Y
0,1 mg/L 0,112
0,2 mg/L 0,217
0,3 mg/L 0,388
0,4 mg/L 0.434
0,5 mg/L 0,544 Didapat Rumus :
Y = 1,081x + 0,0147
x = 0,332 – 0,0147
1,081
= 0,2935 mg/L (Konsentrasi Sulfat)
BAB III
KESIMPULAN
10
Sulfat adalah suatu ion dari sulfur yang telah berikatan dengan oksigen. Satu
atom S berikatan dengan 2 atom O, dalam ikatan tersebut masih kekurangan 2 elektron
lagi sehingga dilambangkan SO4² ̄ . Contoh senyawanya H2SO4.
Sulfat terdapat di dalam perairan alam. Hal ini menjadi sangat penting dalam
persediaan air publik, karena jika kandungan sulfat dalam perairan dalam konsentrasi
yang tinggi maka akan menyebabkan gangguan pada manusia yang mengkonsumsinya.
Untuk itu batas kandungan sulfat yang diizinkan adalah 250 mg/l dalam perairan.
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Tinjauan Pustaka Sumber-Sumber Air. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
http://eprints.undip.ac.id/48623/7/BAB_II_acc.pdf
2. Tinjauan Pustaka Sumber-Sumber Air. Diakses tanggal 1 November 2020.
http://eprints.undip.ac.id/48623/7/BAB_II_acc.pdf
3. Modul Amami Pemeriksaan Sulfat dalam Air.
4. Penentuan Sulfat secara Turbidimetri. Diakses tanggal 1 November 2020.
https://www.slideshare.net/kikiworo/penentuan-sulfat-secara-turbidimetri?
from_action-save
12
13
14
15