Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN BAKTERI E.

COLI DALAM SAMPEL AIR LIMBAH


MENGGUNAKAN METODE MPN

A. TUJUAN
Mengetahui adanya bakteri E. Coli dalam air dengan menggunakan media LB dan BGLB
sebagai media pertumbuhan bakteri, serta untuk menghitung nilai MPN coliform dalam air
dengan menggunakan media MPN.
B. LANDASAN TEORI
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah.Namun
,ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi
oleh berbagai faktor. Oleh karena itu sumber daya ini harus dilindungi agar tetap dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.Pemanfaatan air untuk
berbagai kepentingan harus dilaksanakan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.(Sutrisno, 2004)
Pencemaran air oleh virus, bakteri pathogen dan parasit lainnya ataupun oleh zat kimia,
dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat
pengolahan ke konsumen. Dibeberapa Negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia,
sungai, danaum kolam dank anal sering digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk
mandi, mencuci pakaian, untuk pembuangan limbah kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi
tercemar berat oleh virus, bakteri pathogen serta parasit lainnya (Dwidjoseputro, 2005).
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak
penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi
sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa serta
schistosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak
terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit, seperti : Vibrio colera, Salmonella spp, Shigella
spp, Coliform, Escherichia coli, dan lain-lain (Devi Nuraini, 2005)

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin tingginya
tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun
limbah industri. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko
kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan.
Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam air E. Coli yaitu mikroba
penyebab gejala diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah.
Bakteri Coliform adalah bakteri indikatpr keberadaan bakteri patogen lain. Lebih
tepatnya bakteri Coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pence,aran bakteri patogen
penentuan coliform frecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positip dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu mendeteksi coliform jauh
lebih murah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogen lain. Contoh bakteri
coliform adalah Eschericha coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikr kandungan coliform, artinya kualotas air semakin baik.
E. Coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat
membahayakan kesehatan. Walaupun E. Coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran
pencernaan, tepi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu dapat menyebabkan
gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga air yang akan
digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius
(Suriaman,2008).
Metode APM atau MPN sering dipakai untuk menghitung jumlah populasi bakteri E.coli
dalam air limbah, karena kemampuannya dalam melakukan fermentasi dalam substrat media cair
lactose Broth. Metabolitnya berupa gas karbon dioksida yang akan terperangkap dalam tabung
Durham yang sengaja dimasukan dalam tabung reaksinya dengan posisi terbalik. Uji kualitatif
koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu (1) Uji penduga (presumptive test), (2) Uji
penguat (confirmed test) dan Uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji
kuantitatif koliform menggunakan metode MPN (Widyanti dan Ristianti, 2004).
a. Uji penduga (presumptive test)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform


berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan

gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung
dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam
tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan
menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan
dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif,
maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24
jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah
tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung
dengan melihat tabel MPN (Widyanti dan Ristianti, 2004).
b. Uji Penegas (confirmative test)

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan/penegasan. Ada 2 cara untuk
melakukan uji ini yaitu (Ali Tamyis, 2008) :
1. Uji dapat dilakukan seperti pada uji pendugaan, hanya di dalam media perlu

ditambahkan zat warna hijau berlian (media BGLB). Kepada medium ini kemudian
dinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang menghasilkan gas.
Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan gram positif dan menggiatkan
pertumbuhan bakteri golongan kolon. Untuk membedakan bakteri golongan coli dari
bakteri golongan coli fecal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan
dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada pada suhu 370C (untuk golongan coli)
dan satu seri diinkubasi pada suhu 440C (untuk golongan coli fecal). Bakteri
golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 44 0C, sedangkan golongan
koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 440C.
2. Menginokulasikan air yang menghasilkan gas ke dalam cawan petri berisi medium
yang mengandung laktose dan eosin biru metilen atau laktose dan eosin biru metilen.
Jika dalam 24 jam tumbuh koloni-koloni yang berinti dan mengkilap seperti logam
maka tes ini positif.
c. Uji Pelengkap (completed test)

Uji kelengkapan ini kadang-kadang tidak dilakukan. Uji dilakukan dengan alasan
demi kesempurnaan hasil percobaan. Pada uji ini diambil inokulum dari suatu kolon pada

cawan petri (uji konfirmasi cara 2). Inokulum dimasukkan ke dalam medium cair yang
mengandung laktose dan dari inokulum tersebut dibuat gesekan pada agar-agar miring.
Jika kemudian timbul gas dalam cairan laktose, lagipula pada agar-agar miring ditemukan
basil-basil gram negatif yang berupa spora maka tes dinyatakan positif. Uji kelengkapan
ini kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform: berbentuk batang, Gram negatif,
tidak-berspora. Jika pada uji penduga tidak menunjukkan adanya Coliform maka tidak
perlu dilakukan uji pelengkap. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah
perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colonyforming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan
jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram.
Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air
tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap gramnya. Makin
kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum.
Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Ali Tamyis, 2008).

C. ALAT DAN BAHAN


Peralatan untuk uji kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode MPN adalah Rak tabung
reaksi, tabung durham, tabung reaksi, pipet volum 10 ml, jarum ose loop, Bunsen dan korek api.
Sedangkan untuk bahannya adalah Media BGLB, Media Lactose Broth, air limbah.
D. CARA KERJA
1. Pembuatan media BGLB (Brilliant Green Bile Lactose Broth)
Pembuatan media BGLB dilakukan dengan menimbang 40 gram BGLB kemudian
dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml selanjutnya dimasukkan dalam tabung
besar yang sudah berisi tabung durham kemudian di autoclave dengan suhu 121C 1 atm
2.

selama15 menit.
Pembuatan media LB (Lactose Broth) pekat dan encer
Pembuatan media LB pekat dilakukan dengan menimbang 26 gram LB sementara LB
encer dilakukan dengan menimbang 13gram LB. Kemudian masing-masing dilarutkan
dalam 1000 ml aquadest selanjutnya ditambahkan phenol red 0.2% sebanyak 10 ml dan

NaOH 10% sebanyak 2 ml untuk LB pekat dan 1 ml untuk LB encer. Kemudian


masukkan dalam tabung kecil yang sudah berisi tabung durham yang selanjutnya di
masukkan dalam autoclave dengan suhu 121C 1 atm selama 15 menit.
3. Uji kuantitatif bakteri Escherichia coli dalam sampel air bersih dan air minum
Pada penelitian ini dilakukan uji coliform menggunakan tabung seri ganda 3-3-3
(3 double lactose broth, 3-3 single lactose broth) dengan pengenceran. Pada uji ini
digunakan ragam 5 ragam 3 x 10 ml, 3 x 1 ml, 3 x 0.1 ml dan pengenceran 3 x 0.1 ml, 3 x
0.1 ml, 3 x 0.1 ml karena mengambil spesimen yang sudah diolah atau angka kumannya
diperkirakan rendah.
Menyiapkan media steril yaitu untuk media Lactose Broth double strength dan
single strength dan Brilliant Green Lactose Broth, diisi media 10 ml tiap tabung lengkap
dengan tabung durham posisi terbalik. Pemeriksaan coliform meliputi tahap:
a. Uji Pendugaan
Sederetan tabung berisi media LB standar, 3-3-3 masing-masing didisi sampel 10
ml, 1 ml, 0.1 ml dan 3-3-3 untuk pengenceran 10 -1, 10-2 dan 10-3 masing-masing diisi
sampel 0,1 ml. Pengisian dilakukan seaseptis mungkin dengan mendekatan dengan api.
Semua tabung di masukkan dalam inkubator pada suhu 370 C dan ditunggu 1 x 24 jam.
Hasil fermentasi positif jika terjadi fermentasi laktosa oleh kuman coli sampel, sehingga
terbentuk gas yang dapat dilihat berupa rongga kosong pada bagian atas ta bung durham
terbalik yang ada dalam media LB. Pembacaan hasil positif dibaca dari belakang diambil
3 deret.
b. Uji Penegasan
Mengisi jarum ose pada tiap-tiap tabung tes pendugaan yang positif, kemudian
memindahkannya ke dalam media BGLB untuk pemeriksaan total Coliform.
Menginkubasi media BGLB yang sudah ditanami tersebut pada suhu 35oC selama 24
jam. Mencatat jumlah tabung yang menunjukkan tes penegasan positif. Menentukan nilai
MPN Coliform berdasarkan tabel MPN yang terdapat pada lampiran.
E. HASIL PENGAMATAN
Table 1. Hasil Tes Presumtif dan Konfirmatif Air Limbah

No.

331

coliform
331

MPN
colifecal
331

2.

P 100 x
331

46.000
331

46.000
331

460.000
322

460.000

3.

P 1000 x
322

4.

P 100 x
321

210.000
321
150.000

5.

P 100 x
331

Sampel
1.

Presumtif test

P 100 x

331

Identifikasi
E.coli

E.coli

310
4300

Lain- lain

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan dalam analisis bakteri coli adalah
metode MPN dimana jenis pemeriksaannya meliputi pemeriksaan kuantitatif. Pemeriksaan
kuantitatif bertujuan untuk menentukan atau mendeteksi bakteri coli dalam air. Pemeriksaan
kuantitatif terdiri dari tiga tahap uji, yaitu uji penduga, uji penegas, dan uji pelengkap.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum
menggunakan Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang aerobic
dan anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan tidak membentuk spora.
Coliform memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan gas CO2 dalam waktu
inkubasi selama 48 jam dan diletakkan pada suhu 37C.
Uji yang dilakukan pada metode ini ialah uji penduga dan uji penegasan. Uji penduga
dilakukan dengan menginkubasi air sampel yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi medium Lactose Broth dan tabung Durham, hasil yang diperoleh yakni pada tabung reaksi
terbentuk gelembung pada tabung durham yang mengindikasikan adanya Coliform pada sampel
air limbah. Pada uji penduga digunakan medium fermentasi kaldu laktosa (lactose broth) yang
berisi tabung Durham karena E.coli dapat terurai menjadi asam organik dari fermentasi laktosa.

Penggunaan tabung Durham di sini bertujuan untuk menduga adanya bakteri coli dalam suatu
sampel air.
Uji selanjutnya ialah uji penguat, uji ini dilakukan pada medium BGLB (Brilliant Green
Lactose Broth). Larutan sampel pada tabung reaksi yang telah diinkubasi selama 48 jam pada
suhu 37C diambil dengan jarum ose dengan cara dicelupkan lalu dioleskan ke dalam medium
BGLB , uji positif dapat dilihat dari terbentuknya warna hijau metalik atau tidak. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa pada uji penguat hasil yang diperoleh positif karena terbentuk
warna hijau metalik pada BGLB. BGLB berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan flora
mikroba yang tidak diharapkan. Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau
metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni koliform
yang bereaksi dengan BGLB. Eschercia coli merupakan bakteri fermentasi, seringkali
menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan
menghasilkan koloni berwarna merah muda.
Sesuai hasil pengamatan, pada uji penegasan didapat hasil MPN coliform colifecal 3 3
1 pengenceran 100 x dengan nilai 46000/100 ml pada sampel 1, hasil MPN coliform colifecal
3 3 1 pengenceran 1000 x dengan nilai 460000/100 ml pada sampel 2, hasil MPN coliform
3 2 2 pengenceran 100 x dengan nilai 21000/100 ml pada sampel 3, hasil MPN coliform 3
2 1 pengenceran 100 x dengan nilai 150000/100 ml pada sampel 4, hasil MPN colifecal 3 1
0 pengenceran 100 x dengan nilai 4300/100 ml pada sampel 5,. dari hasil pengamatan di atas
dapat diketahui bahwa air tersebut tidak dapat dikonsumsi, karena menurut standar kesehatan,
kualitas air yang bagus untuk dikonsumsi ialah air yang mengandung maksimal 10/100 ml air
koloni bakteri patogen atau lebih baik lagi jika tidak terdapat bakteri patogen.

G. KESIMPULAN
Sesuai hasil pengamatan, dapat diketahui jumlah bakteri patogen untuk spesies Coliform
banyak terdapat di air limbah. Spesies bakteri Eschercia coli banyak ditemukan pada air limbah

karena seperti yang kita ketahui air limbah merupakan salah satu tempat berbagai macam
pembuangan seperti pembuangan sampah, pembuangan limbah, termasuk pembuangan feses.
Metode MPN adalah metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan
medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau
5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statisitik.
H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2008

dalam

Anonim.

2010.

Diakses

di:

http://deethebiokidz.blogspot.com/2010/12/uji-sifat-biokimia.html Diakses tanggal :


10 Febuari 2015
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta
Nuraini, Devi. 2005. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit Industri
Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
Suriman, Edi dan

Juwita 2008. Penelitian Mikrobiologi Pangan Uji Kualitas Air.

Jurusan Biologi, Falkutas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.
Sutrisno, T.C., 2004, Teknologi Penyedian Air Bersih , edisi baru, Rineka Cipta, Surabaya
Widianti dan Ristianti, 2004, Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum
Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas P-MIPA IKIP
Negeri Singaraja

Anda mungkin juga menyukai