NIM : 10502006
Tugas Kimia Lingkungan bidang Biokimia
Food
Micrograms Percent
(g)
DV*
544
780
63
95
35
50
34
50
32
45
32
45
23
35
20
30
17
25
15
20
14
20
12
15
12
15
12
15
10
15
10
15
Selenium yang terdapat dalam tanah dapat larut dalam air tanah, dan air
tanah tersebut masuk dalam sumur sehingga selenium dapat terkandung dalam air
yang kita minum. Menurut data dari United States Environmental Protection
Agency (EPA), kandungan selenium dalam air minum adalah 0.05 ppm.
Selenium dalam tubuh
Berdasarkan paragraf diatas, telah diutarakan bahwa selenium dalam tubuh
antara lain terdapat dalam glutathione peroxidase. Dalam hal ini protein (enzim)
dan selenium membentuk selenoprotein. Selenoprotein tersebut akan mencegah
kerusakan sel dari radikal bebas yang dapat dihasilkan dalam metabolisme
oksigen. Dan apabila radikal bebas tersebut dibiarkan dapat mengakibatkan
kangker dan penyakit pada hati. Selain itu selenoprotein yang terbentuk juga
bermanfaat dalam regulasi fungsi tiroid (bersama dengan deiodinase enzymes),
sebagai kontrol reaksi redoks dalam sel ( thioredoxin reductase) dan juga sistem
kekebalan tubuh.
Bentuk lain selenium dalam tubuh (metabolisme) adalah dalam senyawa
organiknya ataupun senyawa anorganiknya. Contoh senyawa organiknya adalah
CySeSeCy (seleno cistein), SeMet (selenometionin), DMSe (dimetilselenium),
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kita
membutuhkan selenium yang berfungsi dalam metabolisme tubuh. Kebutuhan
tubuh kita atas selenium adalah 50 200 g/hari untuk orang dewasa. Namun
apabila telah melebihi ambang batas dalam tubuh (5g/Kg berat badan) selenium
justru akan bersifat racun bagi tubuh kita. Hingga saat ini belum bisa dipastikan
mekanisme keracunan selenium dalam tubuh, namun pernah diusulkan bahwa
mekanisme yang terjadi adalah pelepasan sulfur dari persenyawaan sulfidanya,
dan hal ini dapat membahayakan protein.
Edi Pramono
10502006