DOSEN PEMBIMBING
Ir. Desak Putu Sukraniti, M.Kes
DISUSUN OLEH :
KELAS D-IV B SMT 4
KELOMPOK 4
1. GUSTI AYU PUTU DIAN SURYANDARI P07131217044
2. NI NYOMAN PUTRI MEIYASTINI P07131217056
3. PUTU AYU WIDYA APRILLIASARI P07131217067
4. NI PUTU RIMA APRILIANI P07131217079
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalahkami dapat menyelesaikan makalah “Perkembangan Mutakhir Tentang
Selenium” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPTEK Pangan, Gizi
dan Kesehatan
Kami sangat berharap penyusunan makalah “Perkembangan Mutakhir
Tentang Selenium” ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik
dan saran untuk makalah yang telah kami buat agar lebih baik di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga penyusunan makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah maupun kata-kata yang kurang
berkenan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 4
1.1 Latar belakang……………………………………………………… 4
1.2 Rumusan masalah………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan………………………………………………………………. 5
1.4 Manfaat…………………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………… 6
2.1 Definisi…………………………………………………………….. 6
2.2 Sumber…………………………………………………………….. 6
2.3 Manfaat……………………………………………………………. 7
2.4 Kebutuhan selenium………………………………………………. 8
2.5 Efek kelebihan dan kekurangan selenium………………………… 8
2.6 Perkembangan mutakir…………………………………………… 9
BAB III PENUTUP…………………………………………………… 11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami lebih dalam perkembangan mutakir tentang
selenium, mulai dari definisi, sumber yang terdapat dalam makanan, manfaat, dan
kebutuhan selenium bagi tubuh
2. Mahasiswa dapat memahami bahwa kelebihan dan kekurangan selenium
dapat menghambat proses metabolisme dalam tubuh.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kata Selenium berasal dari Yunani yaitu “selene” yang memiliki arti
“bulan”. Selenium diakui sebagai senyawa mikromineral yang esensial untuk
kesehatan manusia sejak tahun1990. Selenium memiliki peranan penting dalam
perlindungan membran sel dan sintesis suatu enzim
antioksidan glutathioneperoxidase yang berfungsi sebagai antioksidan
pertahanan tubuh dari pengurangan hidrogen peroksida. Beberapa selenoprotein
yang sudah teridentifikasi mempunyai hubungan dengan metabolisme hormon
tiroid, testis, sperma, dan metabolisme otot.
Selenium juga diketahui sebagai zat antioksidan yang membantu
memelihara elstisitas jaringan. Timah membantu melindungi membran sel,
memastikan kebutuhan sel terhadap oksigen tercukupi, mebantu pertumbuhan
normal dan menjaga kesuburan, melindungi dari pengaruh berbahaya seperti
logam berat misalnya raksa, dan memperlancar proses produksi prostaglandins.
Selenium adalah mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita. Mineral ini merupakan bagian penting dari enzim antioksidan yang akan
melindungi sel tubuh kita terhadap efek negatif yang ditimbulkan oleh radikal
bebas. Selenium bekerja sebagai kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam
oksidasi asam lemak dan penghancuran asam amino.
2.2 Sumber
Sumber utama selenium adalah tumbuh-tumbuhan dan makanan
laut. Tanaman pangan merupakan sumber utama selenium. Jumlah selenium
pada setiap makanan sangat bergantung pada kadar selenium dalam tanah
dimana tanaman tersebut tumbuh. Selenium juga dapat ditemukan pada
daging dan seafood. Hewan yang makan biji-bijian atau tumbuhan yang kaya
6
selenium akan menyimpan banyak selenium pada ototnya. Selenium diperoleh
sebagian besar dari biji-bijian, meski demikian daging, ikan dan unggas juga
merupakan penyumbang penting (pennington, dkk,1984). Selenium yang
terkandung dalam biji-bijian merupakan unsur yang berasal
dari selenium yang berasal dari dalam tanah.Adapun beberapa jenis makanan
yang menjadi sumber selenium antara lain:
a. Kedelai (7,3 mg per 100 gram)
Selenium di dalam kacang kedelai memang tidaklah banyak, tapi
kacang ini akan tetap mampu memberikan berbagai manfaat baik bagi
tubuh, khususnya bagi yang vegetarian.
b. Daging Sapi (91,4 mcg per 100 gram)
Mengonsumsi daging sapi asalkan tidak berlebihan atau dengan porsi
cukup dan tepat bakal membantu tubuh mendapatkan nutrisi lainnya,
seperti fosfor, tembaga dan juga zat besi.
c. Ikan Tuna (80,4 mcg per 100 gram)
Kaya akan selenium, ikan tuna juga berkandungan tinggi akan asam
lemak omega-3 yang banyak orang andalkan untuk menambah
kecerdasan otak pada anak serta mencegah penyakit jantung.
d. Ikan Salmon (41,4 mcg per 100 gram)
Ikan salmon merupakan makanan yang kaya akan nutrisi sehingga
mampu mencegah atau bahkan mengatasi berbagai penyakit di dalam
tubuh. Kadar selenium yang tinggi dengan adanya kandungan nutrisi
lain seperti omega-3 dan 6, kalium, fosfor, vitamin B, serta protein.
2.3 Manfaat
Mengonsumsi selenium sesuai dengan kebutuhan harian akan membantu kita
merasakan segala kebaikan selenium. Berikut ini bisa dilihat manfaat atau
fungsi apa saja selenium bagi tubuh manusia.
1. Menjaga Kesehatan dan Fungsi Sistem Kardiovaskular
2. Sebagai Antioksidan
7
3. Mengendalikan Proses Reproduksi
4. Mengendalikan Gejala Lupus
5. Mendukung Produksi Sperma
6. Meningkatkan Kesehatan Otak
7. Sebagai Pencegah Kanker
8. Sebagai Anti Inflamasi
9. Menurunkan Risiko Katarak
10. Meningkatkan Imunitas Tubuh
11. Mencegah Virus dan Infeksi
12. Mengendalikan Suasana Hati
13. Menunda Penuaan Dini
14. Mengurangi Ketombe
15. Mengurangi Risiko Terkena Stroke
8
kebutuhan harian akan selenium bisa dilihat di atas, atau hubungi dokter untuk
melakukan konsultasi supaya lebih yakin lagi. Berikut ini merupakan potensi
gejala yang dialami apabila tubuh kita mengalami selenosis:
Kerusakan saraf.
Diare yang menandakan adanya gangguan pada pencernaan.
Bau mulut atau napas tak sedap.
Tubuh letih dan lesu.
Kuku pecah-pecah.
Rambut rontok.
Kelainan ginjal.
Tubuh gemetar
Kekurangan Selenium
Tubuh kita memerlukan Selenium untuk berfungsinya kelenjar tiroid, Selain
itu ia juga diperlukan untuk melindungi tubuh kita dari kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Rendahnya jumlah selenium dalam tubuh akan
menyebabkan beberapa penyakit seperti penyakit otot dan sendi, rambut tidak
sehat, dan bintik-bintik putih pada kuku. Jika kekurangan selenium dalam
tubuh terus dibiarkan maka akan menyebabkan penyakit hashimoto, yaitu
sebuah penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang tiroid
9
pada tahun 1957. Pada 1970-an, itu ditunjukkan untuk hadir dalam dua set
independen enzim. Hal ini diikuti oleh penemuan selenocysteine di protein.
Selama tahun 1980-an, itu menunjukkan bahwa selenocysteine dikode oleh
kodon TGA. Mekanisme recoding adalah bekerja di luar pertama di bakteri dan
kemudian pada mamalia (lihat elemen SECIS). Pertumbuhan konsumsi selenium
secara historis didorong oleh perkembangan stabil penggunaan baru, termasuk
aplikasi dalam peracikan karet, baja paduan, dan selenium rectifier. Selenium juga
merupakan material penting dalam drum printer laser dan mesin fotokopi.
Pada tahun 1970, selenium dalam rectifier yang sebagian besar telah
digantikan oleh silikon, namun penggunaannya sebagai fotokonduktor di mesin
fotokopi biasa-kertas telah menjadi aplikasi terkemuka. Selama tahun 1980,
aplikasi fotokonduktor menurun (meskipun masih akhir menggunakan-besar)
sebagai mesin fotokopi semakin banyak menggunakan photoconductors organik
yang diproduksi.
Pada waktu saat ini, penggunaan terbesar selenium seluruh dunia dalam
pembuatan gelas, diikuti dengan menggunakan bahan kimia dan pigmen.
menggunakan Electronics, meskipun sejumlah aplikasi terus, terus menurun. Pada
akhir 1990-an, penggunaan selenium (biasanya dengan bismuth) sebagai aditif
untuk kuningan pipa untuk memenuhi standar lingkungan yang tidak-lead
menjadi penting. Saat ini, total produksi dunia selenium terus meningkat
sederhana.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Gaman, P.M. , K.B. Sherrington.1994. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi
dan Mikrobiologi edisi kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress.
http://www.kerjanya.net/faq/5139-selenium.html
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/mineral/selenium
https://www.sehatinstan.com/2017/07/7-akibat-kekurangan-kelebihan-selenium.html
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/mineral/akibat-kekurangan-selenium
http://rekiarjulianahs.blogspot.com/2012/07/ingin-tau-tentang-selenium.html?m=1
12