Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KULINER JAJANAN TRADISIONAL BALI

“Makanan Tradisional Khas Daerah Karangasem”

Oleh Kelompok :

 NI LUH RENITA ARISTYA DEWI (P07131217004)


 NI MADE ARSASUGIANTARI (P07131217005)
 NI KADEK INTEN PRATIWI A. M (P07131217006)
 NI KETUT DITA SAWITRI (P07131217007)
 LUH PUTU NAIRA PUNNI ANGGITA (P07131217022)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya Makalah tentang “Makanan Tradisional Khas Daerah
Karangasem” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun
dalam rangka memenuhi tugas semester V dalam Mata Kuliah Kuliner Jajanan
Tradisional Bali.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan banyak hambatan yang


penulis hadapi. Namun berkat dukungan, bimbingan dan partisipasi berbagai pihak,
hambatan-hambatan tersebut dapat penulis atasi sedikit demi sedikit. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen pengajar Mata Kuliah Kuliner Jajanan Tradisional Bali yang


memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
2. Seluruh pihak yang turut serta memberikan motivasi dan dukungan bagi
penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan-
kesalahan di dalam penulisan makalah. Akhir kata, dengan selesainya laporan ini,
semoga bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Denpasar, 15 Oktober 2019

Penyusun

ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................
2.1 Pengertian Makanan Tradisional............................................... 3
2.2 Pengertian One Dish Meal........................................................... 3
2.3 Filosofi Makanan Khas Daerah Karangasem........................... 3
2.3.1 Mengguh................................................................................. 4
2.3.2 Pindang Sambel Bali............................................................... 5
2.3.3 Sayur Liklik............................................................................ 6
2.3.4 Ongol-ongol............................................................................ 7
2.3.5 Es Rujak.................................................................................. 8
2.4 Resep Makanan Khas Daerah Karangasem..............................
2.4.1 Resep Mengguh...................................................................... 9
2.4.2 Resep Pindang Sambel Bali.................................................... 10
2.4.3 Resep Sayur Liklik.................................................................. 11
2.4.4 Resep Ongol-ongol................................................................. 11
2.4.5 Resep Es Rujak....................................................................... 12
2.5 Kandungan Gizi dan Biaya Makanan Khas Daerah Karangasem
2.5.1 Kandungan Gizi Mengguh...................................................... 13
2.5.2 Kandungan Gizi Pindang Sambel Bali................................... 14
2.5.3 Kandungan Gizi Sayur Liklik................................................. 14
2.5.4 Kandungan Gizi Ongol-ongol................................................. 15
2.5.5 Kandungan Gizi Es Rujak...................................................... 15
BAB III PENUTUP...............................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki ragam seni dan budaya yang keberadaannya perlu
dikembangkan dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan waktu. Banyak makanan
dari daerah luar Indonesia yang masuk dan kemudian dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Di Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai begitu banyak jenis
makanan, minuman, kudapan dari berbagai bahan dasar yang ada ditiap-tiap
daerah di Indonesia. Makanan khas daerah merupakan aset wisata bagi suatu
daerah dan mempunyai peranan penting sebagai daya tarik wisatawan serta
kekayaan bangsa di bidang kuliner. Bali adalah salah satu Propinsi di Indonesia
yang memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan pariwisatanya.
Bali merupakan kawasan di Indonesia Tengah, berada di sebelah timur
Pulau Jawa, berbatasan dengan provinsi Jawa Timur di bagian barat dan Nusa
Tenggara Barat di bagian timur. Dengan tingkat perkembangan industri
pariwisata yang cukup mengagumkan, tidak mengherankan jika sektor pariwisata
Bali mampu memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Bali juga
memiliki makanan khas yang cukup populer dan banyak dicari oleh wisatawan.
Masakan khas tersebut tetap eksis bahkan mulai dikembangkan sebagai
hidangan di restoran. Cita rasa masakan Bali cenderung gurih dan pedas sehingga
banyak diminati oleh masyarakat. Beberapa makanan khas Bali yaitu: sate lilit,
ayam betutu, sambal tuwung, sambal matah, lawar, jejeruk, serapah daging,
pelecing khas bali, daging atau ayam bumbu Bali. Makanan tradisional Bali
disukai karena memiliki fungsi biologis (untuk kesehatan) dan mengandung nilai
estetika. Di samping itu makanan ini juga memiliki fungsi non biologis, misalnya
rasa ingin tahu, ekonomis, kenikmatan dan sosial (Wahjudi, 2015).
Bali juga memiliki kue tradisional yang tidak kalah menarik pada
keunikan bentuk dan cita rasanya. Kue tradisional khas Bali kebanyakan berupa
kue yang dihidangkan bersama kelapa parut dan kinca atau kuah gula merah dan
memiliki rasa manis. Ada pula beberapa jenis kue yang tidak hanya dijadikan
sebagai santapan, namun juga dijadikan sebagai salah satu syarat dalam
persembahyangan masyarakat Bali. Kue tradisional yang populer antara lain:
klaudan, sirat, kaliadrem, latok, pisang rai, batun bedil, sumping biu, tulud,

1
gambir dan lempog. Kue-kue ini bersifat ringan dan tidak mengenyangkan
seperti makanan utama lainnya, sehingga dapat dikonsumsi kapan dan dimana
saja. Masyarakat tempo dulu mengkonsumsi kue tradisional pada waktu santai di
pagi dan sore hari sebagai teman minum teh atau kopi.
Karangasem merupakan kabupaten yang berada di bagian timur dari
Provinsi Bali yang sering disebut sebagai Bali Timur. Makanan khas, tari-tarian,
hingga keberagaman suku daerah yang hidup berdampingan secara harmonis
dan alamnya yang masih asri menambah potensi yang dimiliki Karangasem
sehingga menarik wisatawan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dikaji antara lain
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan makanan tradisional?
2. Apakah yang dimaksud dengan one dish meal?
3. Apa sajakah makanan khas daerah Karangasem dan filosofi makanan khas
daerah Karangasem?
4. Apa sajakah resep makanan khas daerah Karangasem?
5. Bagaimana analisis kandungan gizi dan biaya makanan khas daerah
Karangasem?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan ini antara lain :
1. Untuk mengetahui makanan tradisional khas daerah Karangasem.
2. Untuk mengetahui resep makanan khas daerah Karangasem.
3. Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam mengolah
masakan khas daerahnya.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini, yaitu mempelajari lebih dalam dan
memberikan informasi tentang makanan khas daerah Karangasem.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Makanan Tradisional
Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan,
spesifik,beraneka macam dan jenis yang mencerminkan potensi alamdaerah
masing-masing. Makanan tidak hanya sebagai sarana untukpemenuhan
kebutuhan gizi seseorang. Makanan juga berguna untukmempertahankan
hubungan antar manusia, simbol identitas suatumasyarakat tertentu, dan dapat
pula dijual dan dipromosikan untuk menunjang pariwisata yang dapat
mendukung pendapatansuatu daerah (Endang, dkk, 2013).
Makanan tradisional Bali adalah masakan tradisi masyarakat Bali dari
pulau Bali. Masakan Bali adalah salah satu masakan yang paling kompleks di
dunia. Menggunakan variasi yang luar biasa dari rempah-rempah, dicampur
dengan sayuran segar, daging dan ikan. Penduduk pulau yang didominasi
beragama Hindu dan tradisi kuliner yang agak berbeda dengan daerah lain di
Indonesia, dengan festival dan perayaan keagamaan termasuk banyak makanan
khusus yang disiapkan sebagai persembahan, serta hidangan lainnya yang
dikonsumsi secara komunal selama perayaan.

2.2 Pengertian One Dish Meal


Makanan sepinggan atau One Dish Meal merupakan hidangan yang
disajikan satu pinggan, yang sudah mengandung beberapa unsur zat gizi yang
berasal dari beberapa jenis bahan makanan, umumnya dimasak langsung dalam
satu wadah. Walaupun disajikan dalam satu piring, kebutuhan akan karbohidrat,
protein dan sayur akan terpenuhi dalam hidangan sepinggan ini.

2.3 Filosofi Makanan Khas Daerah Karangasem


Makanan khas daerah Karangasem yang akan dibahas atara lain sebagai berikut:
1. One dish meal : Mengguh
2. Olahan lauk (hewani) : Pindang Bumbu Bali
3. Olahan sayuran : Sayur Liklik
4. Jajanan : Ongol-ongol
5. Buah/Minuman : Es Rujak

3
2.3.1 Mengguh

Mempesonanya Bali tak akan pernah cukup hanya dengan


menikmati wisata alamnya saja, baik pantai ataupun keindahan
budayanya. Salah satu daerah wisata yang ada di Bali adalah Kabupaten
Karangasem. Salah satu hidangan dari desa Bugbug, Karangasem, yaitu
Mengguh. Mengguh ini terlihat mirip dengan Bubur Mungguh yang
terkenal di Buleleng. Mengguh khas Karangasem ini tidak berbahan
dasar beras tetapi jagung.
Biasanya kuliner khas ini sering ditemukan di daerah sekitaran
Bugbug yang terkenal dengan hasil pertaniannya yang melimpah, salah
satunya jagung. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mengguh
ini tidaklah susah untuk ditemukan di Karangasem dan sudah menjadi
makanan sehari-hari masyarakat Karangasem.
Pembuatan mengguh sangatlah sederhana, hanya merebus jagung
lalu mencampurnya dengan bumbu dan bahan pelengkap. Mengguh ini
memiliki cita rasa yang gurih dan biasanya disuguhkan dalam wadah
mangkok.

4
2.3.2 Pindang Sambel Bali

Pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara kombinasi


perebusan (pemasakan) dan penggaraman. Produk yang dihasilkan
merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang memiliki pengertian "ikan yg
digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering
agar dapat tahan lama". Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di
mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan
pengangkutan untuk dipasarkan.
Pindang memiliki penampakan, citarasa, tekstur, dan keawetan
yang khas dan bervariasi sesuai dengan jenis ikan, kadar garam, dan
lama perebusan. Jenis-jenis ikan yang umum diolah dengan cara
pemindangan adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan layang, selar, japu,
ikan tembang, lemuru, ikan kembung, tuna, cakalang, dan tongkol.
Berbeda dari ikan asin, pengolahan pindang selain menggunakan
garam juga dikombinasikan dengan proses pemanasan sehingga produk
yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk ikan kecil
dipindang dalam keadaan utuh sedangkan ikan besar dipindang dalam
bentuk potongan.
Ikan pindang bumbu bali adalah ikan tongkol yang sudah
dipindang lalu dimasak dengan digoreng. Pada saat menggoreng
dicampurkan dengan bumbu bali yaitu cabai, tomat, jahe, kencur, kunyit,
dan yang paling khas yaitu menggunakan terasi udang, dimasak hingga

5
bumbunya meresap. Pindang ikan bumbu bali biasanya pedas, lauk ini
menjadi lauk yang sangat digemari masyarakat Bali.

2.3.3 Sayur Liklik

Ragam kuliner Bali diyakini memberikan sentuhan rasa yang


berbeda daripada makanan lainnya di bumi nusantara. Bali menjadi
gudangnya wisata kuliner. Salah satunya adalah Jukut Liklik yang
populer di wilayah Timur Bali, yaitu di Kabupaten Karangasem yang
dikenal juga dengan bumi lahar. Beberapa tempat menarik di sini adalah
Candidasa, Amed dan Tulamben. Salah satu desa yang mempopulerkan
sayur ini adalah desa Culik
Bahan sayur tersebut dimatangkan dulu terutama kalau pakai kelor
kemudian airnya dibuang, begitu juga dengan kacang merah
dimatangkan airnya dibiarkan (dipakai) untuk kaldu penyedap, karena
memang serasi. Kemudian siapkan bahan-bahan seperti;
• kelapa muda (pengliklik)
• bawang merah dan putih
• kencur, limau, cabe
• terasi dan garam
Bahan-bahan tersebut diatas diparut termasuk juga kelapa muda,
ditambah sedikit bumbu penyedap (bisa diganti dengan sedikit gula).
Kemudian diaduk semua sampai mendidih sebentar saja, dan akhirnya

6
siap dihidangkan. Sayur/jukut liklik jarang bahkan tidak dijual diwarung-
warung makanan, karena butuh waktu yang lama untuk membuatnya dan
akan dihidangkan selagi panas.

2.3.4 Ongol-ongol

Ongol-Ongol merupakan salah satu kue basah, dibuat dari bahan-


bahan yang tersedia di nusantara. Jajanan ini konon ceritanya berasal dari
peninggalan bala tentara Mongolia. Bangsa ini meninggalkan warisannya
di dalam bentuk kuliner di Indonesia. Kue ongol-ongol merupakan kue
berbahan dasar sagu yang disukai olehsemua kalangan masyarakat baik
tua maupun muda, bahan makanan ini dapatdijadikan sebagai makanan
sampingan bagi orang tua (lanjut usia), karena kue inimemiliki tesktur
yang lunak, sehingga memudahkan para orang tua (lanjut usia) untuk
memakannya.
Jajanan ini memiliki bentuk yang berbeda-beda. Ada yang dibuat
bulat-bulat seperti onde-onde, ada juga yang dibuat segi panjang.
Taburan kelapa yang diparut di atas ongol-ongol tersebut membuatnya
semakin enak. Saat ini, ongol-ongol bisa juga ditaburi dengan keju atau
semacamnya. Kue tradisional ini memiliki tekstur yang kenyal dan
lembut. Jika digigit, terasa kelembutannya sehingga sangat mudah untuk
dikonsumsi.

7
2.3.5 Es Rujak

Untuk sejarah dan asal rujak manis itu sendiri sebenarnya sebelum
diketahui secara pasti. Makanan ini sudah dikenal sejak jaman nenek
moyang di tanah Jawa. Pada tradisi Jawa terdapat semacam ritual
selamatan tujuh bulanan untuk wanita yang sedang hamil. Ritual tersebut
diadakan pada saat usia kehamilan genap tujuh bulan yang biasanya
disajikan berbagai jenis makanan. Salah satunya adalah adanya rujak
manis. berdasarkan kepercayaan, ketika sajian rujak manis tersebut
memiliki rasa yang segar dan manis maka anak yang dikandung akan
lahir berjenis kelamin perempuan. Tapi, saat rujak yang dijadikan
ternyata memiliki rasa yang sepat dan pedas maka anaknya akan lahir
laki-laki. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata salah satu sajian
makanan dalam ritual Jawa tersebut semakin banyak diminati orang.
Bahkan, ketika seorang wanita hamil muda, banyak dari mereka yang
menyukai mengkonsumsi rujak manis yang menyegarkan. Perpaduan
rasa manis, pedas, asam, dan segar dari buah-buahan membuat banyak
orang menyukai salah satu kuliner tradisional tersebut.
Selain mengetahui bagaimana asal rujak manis, ternyata kuliner ini
juga kaya akan manfaat bagi kesehatan. Dengan beraneka buah-buahan
yang digunakan dalam sajian rujak manis, tentu kuliner ini juga memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Masing-masing buah yang
digunakan untuk membuat rujak memiliki kandungan vitamin dan
mineral yang sangat bagus untuk kesehatan. Beberapa jenis buah
memang terasa kurang nikmat saat dimakan langsung seperti kedondong
yang begitu asam. Menyajikan kedondong dalam sajian rujak manis akan
membuatnya terasa lebih nikmat. Inilah mengapa banyak orang

8
menyukai kuliner rujak manis karena selain murah ternyata memang
kaya akan manfaat.

2.4 Resep Makanan Khas Daerah Karangasem


2.4.1 Resep Mengguh
Bahan :
a) Jagung serut 100 g
b) Bayam 25 g
c) Ayam 100 g
d) Garam secukupnya
e) Gula pasir secukupnya
f) Daun salam 1 lembar
Bumbu :
a) Cabe rawit 2 bh
b) Cabe merah besar 1 bh
c) Bawang merah 5 siung
d) Bawang putih 2 siung
e) Kencur 1 ruas
f) Jahe 1 ruas
g) Lengkuas 1 ruas
h) Kunyit secukupnya
Pelengkap :
a) Kripik usus 2 bks
b) Bawang goreng 1 bks
Cara membuat :
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Rebus jagung serut dengan air secukupnya hingga matang.
c) Masukkan bumbu yang telah dihaluskan, aduk-aduk. Kemudian
masukkan ayam yang telah dibersihkan dan dipotong-potong
sesuai selera.
d) Tambahkan garam, daun salam, dan sedikit gula pasir. Kemudian
tes rasa. Lalu masukkan sayur bayam. Masak hingga matang.
e) Matikan api. Jangan dibiarkan sampai overcook.

9
f) Tuang ke dalam mangkok dan tambahkan bahan pelengkap sesuai
selera.
g) Sajikan selagi hangat.

2.4.2 Resep Pindang Sambel Bali


Bahan :
2 ekor ikan pindang tongkol
Bumbu halus :
a) 7 btr bawang merah
b) 3 siung bawang putih
c) 2 bh cabe merah besar
d) 4 bh cabe rawit merah
e) 1 sdm ketumbar butiran
f) 1/2 sdm merica butiran
g) 1 ruas jari jahe
h) 2 ruas jari kunyit
i) 1 ruas jari kencur
j) 1 btng serai, ambil pthnya, iris" tipis
k) Seujung sdt asam jawa
l) Seujung sdt terasi
m) 1 sdm gula pasir
n) 1,5 sdm garam
o) 1 bh tomat merah
Cara membuat :
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Bersihkan ikan pindang, buang tulang, kotoran dan kepalanya.
Goreng setengah matang, lalu sisihkan
c) Ulek bumbu halus sampai kasar saja, lalu tumis sampai harum,
tuang air sedikit saja
d) Masak hingga air menyusut dan koreksi rasa.
e) Angkat dan sajikan hangat

10
2.4.3 Resep Sayur Liklik
Bahan :
a) 50 g Daun kelor
b) Kelapa parut secukupnya
c) Bawang merah 2 siung
d) Bawang putih 1 siung
e) Terasi secukupnya
f) Jahe secukupnya
g) 1 lembar Daun salam
h) Garam secukupnya
Cara membuat :
a) Rajang (potong kecil) ketimun sesuai selera.
b) Pisahkan daun kelor dari tangkainya, lalu cuci, dan rebus daun kelor
sebentar.
c) Kemudian rendam daun kelor dalam air dingin, lalu diremas dan
diperas hingga airnya habis.
d) Semua bumbu diparut kecuali terasi dan daun salam. Bumbu yang
diparut, diaduk dengan terasi dan garam.
e) Masukkan bumbu beserta daun salam, kemudian direbus hingga
mendidih.
f) Setelah itu masukkan daun kelor. Angkat setelah mendidih.

2.4.4 Resep Ongol-ongol


Bahan :
a) 200 g Gula Merah
b) 50 g Gula Pasir
c) 50 g Tepung sagu
d) 200 g Tepung tapioka (pati singkong)
e) Kelapa parut.
f) 30 ml santan kental
g) Daun pandan
h) 1/2 tsp garam
i)

11
Cara membuat :
a) Siapkan alat dan bahan
b) Larutkan gula merah dengan api kecil. Tambahkan gula pasir dan
daun pandan. Setelah mendidih dan gula larut, sisihkan.
c) Selanjutnya campur tepung tapioka, tepung ketan, garam, santan,
dan air. Aduk-aduk hingga tercampur rata.
d) Kemudian saring larutan gula dan larutan tepung. Campur tepung
dan gula, lalu aduk-aduk.
e) Selanjutkan siapkan panci dan panaskan larutan tersebut. Aduk-
aduk hingga mengental. Gunakan api kecil.
f) Setelah mengental, tuang adonan ke loyang/wadah, lalu kukus
hingga matang. Kemudian tunggu hingga ongol-ongol dingin, lalu
dipotong-potong sesuai selera.
g) Selagi menunggu ongol-ongolnya dingin, kukus parutan kelapa.
h) Sajikan ongol-ongol dengan dibaluri parutan kelapa.

2.4.5 Resep Es Rujak


Bahan :
a) Timun mini 100 gram
b) 300 ml air panas
c) 50 gram gula merah
d) Cabai rawit hijau 3 buah
e) Cabai merah 1 buah
f) ½ cm kencur
g) ¼ sdt garam
h) ½ sdt air asam jawa

Cara membuat :
a) Rajang (potong kecil) ketimun sesuai selera.
b) Haluskan cabai, kencur, gula merah, garam, dan air asam.
c) Tuangi air panas, aduk rata.
d) Koreksi rasa hingga pas pedas manisnya.
e) Masukkan ketimun, diamkan di kulkas hingga dingin sebelum
disajikan.

12
2.5 Analisis Kandungan Gizi dan Biaya Makanan Khas Karangasem
2.5.1 Kandungan Gizi Mengguh

Nilai Gizi Harga


Bahan Jumlah
URT Energi Prot Lemak KH
Makanan gr
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Bahan utama :
100 - Rp 2,000
Jagung serut 307 7,9 3,4 63,6
Bayam 50 - 9 0,9 0,125 1,63 Rp 1,000
Ayam 100 - 302 18,2 25 0 Rp 5,000
Garam - Sckp 0 0 0 0 Rp 500
Gula pasir - Sckp 0 0 0 0 Rp 500
Daun salam - 1 lbr 0 0 0 0 Rp 100
Bumbu :
- 2 bh
Cabe rawit 0 0 0 0 Rp 500
Cabe besar - 1 bh 0 0 0 0 Rp 1,000
Bw merah - 5 sg 0 0 0 0 Rp 1,000
Bw putih - 2 sg 0 0 0 0 Rp 500
Kencur - 1 ruas 0 0 0 0 Rp 500
Jahe - 1 ruas 0 0 0 0 Rp 500
Lengkuas - 1 ruas 0 0 0 0 Rp 500
Kunyit - sckp 0 0 0 0 Rp 500
Pelengkap
- 2 bks
Kripik usus 0 0 0 0 Rp 2,000
Bawang goreng - 1 bks 0 0 0 0 Rp 1,000

Jumlah/2 porsi 618 27 28,5 65,2 Rp 17.000

Nilai gizi/porsi 309 13,5 14,3 32,6 Rp 8.500

2.5.2 Kandungan Gizi Pindang Sambel Bali

Nilai Gizi Harga


Jumla
Bahan Makanan URT Energi Prot Lemak KH
h gr
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Ikan segar 100 113 17 4,5 0 Rp 2.000
Tomat masak 25 5 0,25 0,075 1,05 Rp 500

13
Minyak kelapa 20 174 0,2 19,6 0 Rp 500
Bawang merah 10 - - - - Rp 150
Bawang putih 5 - - - - Rp 250
Cabai merah besar 5 - - - - Rp 350
Cabai rawit merah 10 - - - - Rp 150
kecil
Jahe 3 - - - - Rp 250
Daun sereh 10 - - - - Rp 150
Kencur 3
Rp 150
- - - -
Terasi 5 - - - - Rp 150
Kunyit 3 - - - - Rp 150

Jumlah/4 porsi 292 17,45 24,175 1,05 Rp 5,000

Nilai gizi/porsi 73 4,4 6 0,3 Rp 1,250

2.5.3 Kandungan Gizi Sayur Liklik

Nilai Gizi Harga


Bahan Jumlah
URT Energi Prot Lemak KH
Makanan gr
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Daun kelor 50 - 29.5 2.4 0.5 5.5 Rp 1,000
Kelapa parut 10 - 6.8 0.1 0.09 1.4 Rp 500
Bawang merah - 2 siung 3.9 0.15 0.03 0.02 Rp 500
Bawang putih - 1 siung 4.75 0.225 0.01 1.155 Rp 500
Terasi - 1 sdt - - - - Rp 500
Jahe - 1 ruas - - - - Rp 500
Daun salam - 1 lbr - - - - Rp 500
Garam sckp sckp - - - - Rp 500

Jumlah/porsi 196 0,7 1,7 50,2 Rp 4.500

2.5.4 Kandungan Gizi Ongol-ongol

Nilai Gizi Harga


Bahan Jumlah
URT Energi Prot Lemak KH
Makanan gr
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Gula merah 200 - 736 0 0 190 Rp 6,000
Gula pasir 50 8 bh 182 0 0 47 Rp 500
Tepung tapioka 200 1 bh 724 1 0.6 173.8 Rp 2,600
Tepung sagu 50 5 bh 182 3.5 0.25 40 Rp 525
Garam sckp sckp - - - - Rp 100
Santan kara - 30 mL 6.8 0.1 0.09 190 Rp 1,000
Kelapa parut 10 - 6.8 0.1 0.09 1.4 Rp 500

14
Jumlah/12porsi 1928 5.86 11.23 453.88 Rp 12,000

Nilai gizi/porsi 160,7 0,5 0,9 37,8 Rp 1,000

2.5.5 Kandungan Gizi Es Rujak

Nilai Gizi Harga


Bahan Jumlah
URT Energi Prot Lemak KH
Makanan gr
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Ketimun 100 - 12 0,7 1,7 2,7 Rp 1,000
Gula aren 50 - 184 0 0 47,5 Rp 500
Cabai rawit - 1 bh - - - - Rp 500
Cabai merah - 1 bh - - - - Rp 500
Kencur - 1 ruas - - - - Rp 500
Garam sckp sckp - - - - Rp 500
Asam jawa sckp sckp - - - - Rp 500

Jumlah/porsi 196 0,7 1,7 50,2 Rp 4.000

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cita rasa masakan Bali cenderung gurih dan pedas sehingga banyak
diminati oleh masyarakat. Beberapa makanan khas Bali yaitu: sate lilit, ayam
betutu, sambal tuwung, sambal matah, lawar, jejeruk, serapah daging, pelecing
khas bali, daging atau ayam bumbu Bali. Makanan tradisional Bali disukai
karena memiliki fungsi biologis (untuk kesehatan) dan mengandung nilai
estetika.
Bali meliputi 8 daerah tingkat dua dan satu kota, yang masing-masing
mempunyai makanan tradisional khas untuk dapat ditawarkan. Kabupaten
Karangasem merupakan kabupaten yang berada di bagian timur dari Provinsi
Bali yang sering disebut sebagai Bali Timur. Beberapa makanan khas daerah
tersebut yaitu: nasi sela, sate lilit, pindang dengan macam-macam olahan, bek
toktok, sambel tempe goreng, sate bumbu kuning, dan sebagainya. Makanan-
makanan ini perlu kita lestarikan dan kenalkan ke wisatawan mancanegara. Hal
ini bisa dilakukan dengan memodifikasinya atau mengkreasikannya dengan
bahan-bahan makanan lain.

16
DAFTAR PUSTAKA
Endang Nurhayati, dkk. 2013. Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa serta
Alternatif Pengembangannya. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai