Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan ancaman paling serius pada
kehidupan dan keselamatan manusia. Penyakit kardiovaskuler saat ini
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. Survey
kesehatan rumah tangga yang dilakukan secara berkala oleh
DepartemenKesehatan menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memb
erikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun
1993dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun 1998.
Salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi adalah infark
miokard akut (IMA). Sebagian besar kematian pada infark miokard akut terjadi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah muncul gejala. Setiap
tahun 1.500.000 orang mengalami infark miokard yang mengakibatkan
540.000 kematian 2/3 dari semua kematian kardiovaskuler dihubungkan
dengan arteriosclerosis dan ½ kematian terjadi dalam 2 jam dari gejala awitan
dan sebelum dirawat di Rumah Sakit .
Miokard infar disebabkan oleh iskemik yang lama akibat ketidak
seimbangan antara suplay O2 dengan kebutuhan. Iskemik yang lama ini
menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapatdiperbaiki lagi
sehinggamenyebabkan kematian otot. Banyak faktor yang dapat berkontrib
usi terhadap ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplay O2, penyebab
paling sering adalah trombosis pada arteri koroner.
Berdasarkan hasil penelitian Dewood dan teman-temannya bahwa 87%
pasien yang mengalami onset gejala miokard infark dalam 4 jam I,
sudahterbentuk sumbatan thrombus dan insiden sumbatan oleh thrombus dapat
menurun sampai dengan 655 dalam 12-24 jam jika mendapat penanganan yang
tepat.
Untuk menurunkan angka kematian akibat ini, kesadaran masyarakatdalam
mengenali gejala-gejala infark miokard akut dan kesigapan untuk segera

1
membawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat perlu ditingkatkan. Selain
itu petugas kesehatan juga dituntut untuk terlatih menangani penderitasesuai
dengan strategi penatalaksanaan yang baik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengangangguan
system kardiovaskuler.
2. Tujuan Khusus
Dapat melakukan pengkajian, mendiagnosa, merencanakan dan
mengimplementasikan rencana asuhan yang sudah dibuat serta
dapatmelakukan evaluasi pada pasien dengan coronary arteri disease
(CAD).

3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat membantu dalam pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan Pada Penyakit Jantung Koroner.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan
tentang Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Jantung Koroner.
c. Bagi Penulis
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya Asuhan Keperawatan Pada
Penyakit Jantung Koroner.

2
BAB II
LANDASAN MATERI

A. Definisi Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya
kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan
darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung(Yenrina,
Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit
jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh
darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran
darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina,
Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya
kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan
darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung
(Kartohoesodo, 1982).
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang
terletak rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah
kiri stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009, 441).

B. Etiologi Penyakit Jantung Koroner


Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makan
makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk
dalam peredarah darah dan di serap tubuh maka lemak harus diubah oleh
enzim lipase menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai
oleh endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan
tunika intima dan akhirnya ke tunika media (Elizabeth J. Corwin, 2009, 477).

3
1. Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal:
a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi
penyempitan terhadap akan memungkinkan berkembangnya koleteral
yang cukup sebagai pengganti.
b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis
arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
2. Salah satu penyakit jantung akibat insufiensi aliran darah koroner yaitu,
Angina pectoris dan infark miokardium.
a. Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan
terjadi sebagai respon, terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-
sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke
punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Elizabeth J .corwin,
2009, 492). Adapun jenis-jenis angina:
1) Angina stabil, disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner
yang arterosklerotik tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan
alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan
jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik
tangga.
2) Angina prinzmental, terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja
jantung pada kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat
atau tidur. Pada angina prinzmental terjadi spasme arteri koroner
yang menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang
tempat spasme berkaitan dengan arterosklerosis.
3) Angina tak stabil, adalah kombinasi angina stabil dengan angina
prinzmental; dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit
arteri koroer. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban
kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis
koroner, yang ditandi oleh trombus yang tumbuh dan mudah
mengalami spasme.

4
b. Infark miokardium
Terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan
kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke
seluruh miokardium yang di perdarahi oleh pembuluh tersebut. Infark
miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di arteri
menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau
jika suatu ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan
oksigen tidak dapat terpenuhi.
Penyakit jantung coroner (PJK) ternyata bukan ditimbulkan oleh satu
penyebab saja. Hasil penyelidikan
medis mengungkapkan bahwa ada serangkaian keadaan yang
memungkinkan Anda terkena PJK, dan inilah yang dinamakan
factor risiko.
Faktor – Faktor yang Menambah Risiko Terkena PJK
Dapat Diubah Tidak Dapat Diubah
a. Merokok a. Faktor genetika, misalnya
b. Kolesterol tinggi tingkat kolesterol tinggi
c. Tekanan darah tinggi karena keturunan.
d. Diabetes b. Masalah gender: lebih
e. Kegemukan banyak pria terkena PJK
f. Stress daripada wanita
g. Kurang berolahraga c. Usia

C. Tanda dan Gejala


Berikut ini gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung koroner:
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian
atas, ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri
tidak tertahankan lagi.

5
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya
lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis
berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang
hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
2. Perasaan terbakar pada bagian dada
3. Sesak nafas
4. Sesak di bagian dada
5. Perasaan mual
6. Sering pusing
7. Mati rasa pada bagian dada
8. Detak jantung tidak teratur dan sering kali cepat
Jika seseorang mengalami angina, gejala di atas akan sering muncul
di saat anda melakukan aktifitas fisik seperti olahraga. Karena tubuh pada
saat itu memerlukan banyak pasokan darah dan jantung pun menuntut arteri
untuk memasok lebih banyak darah, namun karena plak atau timbunan
kolesterol di dalam arteri dan pembuluh darah yang menyempit maka
jantung tidak dapat memompa darah dengan banyak. Jika hal tersebut tidak
segera ditangani akan membuat pembekuan darah di dalam arteri sehingga
menjadi serangan jantung.

6
D. Komplikasi
1. Nyeri dada (angina)
2. Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah (gagal jantung)
3. Irama denyut jantung yang tak normal
4. Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan infark
myocardium(kematian otot jantung) karena persediaan darah tidak cukup
5. Angina pectoris yang tidak stabil,syok dan aritmia
6. Gagal jantung kongestif
7. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)
8. Diabetes

E. Pencegahan
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah mengidap diabetes dan kendalikan kadar glukosa darah
bila mengidap diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Olahraga secara teratur
6. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
7. Kurangi dampak stress dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan secara teratur

F. Penatalaksanaan Diet
Pengertian diet adalah aturan makanan khusus untuk kesehatan dan
biasanya dilakukan atas petunjuk dokter atau konsultan.Diet juga bisa
diartikan sebagai penatalaksanaan gizi. Tujuan penatalaksanaan gizi adalah
untuk menurunkan risiko PJK pada orang dewasa dengan kadar LDL
kolesterol tinggi dengan:
1. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 130mg/dl pada individu
dengan PJK definitif atau dua fktor risiko tinggi kolesterol LDL.

7
2. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 160mg/dl pada individu
yang tidak mempunyai PJK definitif ataupun dua faktor risiko PJK selain
tingkat risiko tinggi kolesterol LDL.
3. Penurunan pemasukan lemak jenuh dan kolesterol, bersamaan dengan
penurunan berat badan jika individu terebut mempunyai kelebihan berat,
adalah cara untuk mencapai tujuan ini. Walaupun pemantauan kadar
kolesterol pada anak-anak juga diperlukan tetapi tujuan khusus bagi
mereka belum lagi dipublikasikan.
Penatalaksanaan diet pada penderita PJK diawali dengan pengenalan
terhadap kebutuhan untuk perubahan permanen dan gaya hidup untuk
mengurangi resiko. Kemudian kurangi konsumsi lemak dan kolesterol,
tingkatkan pemasukan tinggi serat dan upayakan untuk menurunkan
trigliserida. Setelah semuanya terkontrol dan tercapainya berat badan ideal,
lakukan olahraga secara teratur.
Tujuan pemberian diet yaitu memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan pekerjaan jantung, menurunkan BB bila penderita terlalu
gemuk, mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air, menurunkan kadar
kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl dan kadar kolesterol total di bawah 200
mg/dl, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan
kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan
menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
Terapi gizi bagi pasien-pasien gagal jantung kongestif (decompensasi
jantung) harus berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit :
1. Pemantauan status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada
hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak
mengandung kalium seperti kacang hijau atau suplemen kalium.
2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari
(konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi
cairansehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada
decompensasi jantung ). Diet rendah natrium merupakan kontraindikasi

8
pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis yang menggangu
fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.
3. Penyesuain pembatasan cairan dilakukan menurut:
a. Respons pasien terhadap pengobatan
b. Kepatuhan terhadap pembatasan natrium
c. Intensitas / prorestifitas penyakit

Pasien gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label


pada kemasan makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang
tersembunyi dlam bentuk bahan-bahan aditif/pengawet makanan. Daftar
makanan yang tinggi natrium dan kalium dapat ditemukan masing-masing
dalam tabel 3-14 dan 3-15. Obat-obatan juga dapat mengandung natrium
dalam jumlah yang berarti (barbiturat, antibiotik, alkalires lambung, dll) dan
dengan demikian pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang
kandungan natrium dalam obat-obatan yang digunakan .
Nutrisi preventif untuk mencegah penyakit koroner/kardiovaskuler, kita
perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Mempertahankan kadar kolestrol total <200 mg/dL rasio kolesterol total:
HDL kolesterol <4,5 LDL-kolesterol <100 mg/dL (bila pasien pernah
mengalami serangan jantung koroner atau menderita penyakit diabetes)
2. Mempertahankan IMT agar kurang dari 23 dan lingkaran perut kurang dari
80cm (pada wanita) serta kurang dari 90cm (pada laki-laki) jika hal ini di
mungkinkan
3. Mengurangi asupan lemak penuh hingga kurang dari 5% dari total kalori
atau gunakan hanya 2-3 sendok makan minyak (khususnya minyak nabati
yang mengandung asam lemak tak-jenuh) per hari. Hindari makanan yang
banyak mengandung lemak jenuh seperti tercantum dalam tabel 3-2. Cara
memasak yang baik untuk mengurangi asupan lemak ini adalah merebus,
mengukus, menanak, menumis, memanggang, membakar dan memepes.

9
4. Tingkatkan asupan lemak tak-jenuh tunggal (MUFA), seperti minyak
zaitun, minyak kanola, minyak kacang dan alpukat, hingga sekitar 20%
dari total kalori per hari.
5. Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan laut
dan minyak tak jenuh-ganda (PUFA) dalam jumlah sekitar 10% dari total
kalori per hari. Dalam penelitian diet jantung di Lyon (Lyon Diet Heart
Study), Prancis, terhadap 600 orang responden dengan riwayat serangan
jantung koroner ternyata diet mediteranian yang terdiri atas menu sayuran,
buah, sereal utuh, ikan dan minyak zaitun atau kanola sebagai sumber
ternyata menghasilkan angka insidensi serangan jantung ulang yang lebih
kecil bila di bandingkan dengan kelompok sama yang makan biasa
(Lorgeril M.et al,1999). Jika kadar trigliserida tinggi, kurang konsumsi
hidratarang sederhana seperti gula pasir, gula aren,madu,dan makanan
manis lainnya. Perbanyak konsumsi hidratarang kompleks seperti sayuran,
buah, dan sereal/bijian yang utuh serta makanan berserat lainnya (agar-
agar, kolang-kaling, selasih, rumput laut, cincau). Jika kadar homosistein
dalam darah tinggi, diet yang dapat di lakukan untuk menurunkannya
adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan nabati yang kaya akan
asam folat dan vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian atau
kacang-kacangan yang utuh.
6. Tingkatkan asupan serat pangan hingga 35 gram/hari dengan konsumsi
jenis-jenis makanan
7. Makan makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti
vitamin E, vitamin C dan beta-karoten yang akan mengurangi kadar LDL
teroksidasi. LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit
seperti makrofag dari pada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini
lebih bertahan dalam serum.
8. Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU vitamin E per
hari.
9. Lakukan olahraga aerobic selama 30 menit per hari.

10
Nutrisi Kuratif, terapi nutrisi harus di tujukan kepada hal-hal berikut ini:
1. Lakukan penimbangan berat badan dengan memperhatikan lingkaran
perut.
2. Kurangi asupan kolesterol hingga <300 mg/dL. Pada pasien diabetes
dengan dislipidemia, asupan kolesterolnya harus dikurangi hingga di
bawah 200 mg/ hari.
3. Kurangi asupan total lemak hingga kurang-lebih 20% dari total kalori.
4. Kurangi asupan lemak jenuh hingga di bawah 5% dari total kalori.
5. Tingkatkan asupan serat, khususnya serat larut,hingga 25-35 gram per
hari untuk mengikat kolesterol yang di hasilkan oleh tubuh sendiri
dalam bentuk garam empedu sehingga kolesterol ini tidak di serap
kembali oleh usus.
6. Tingkatkan konsumsi ikan,khususnya ikan laut yang kaya akan asam
lemak omega-3, paling tidak 2-3 kali seminggu.
7. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam
kampung dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu
(kedelai mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat
menurunkan kadar LDL kolesterol.)
8. Terapi diet dan olahraga harus di coba terlebih dahulu sebelum
menggunakan obat-obat penurun kolesterol.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus Semu
1. Kasus
Seorang pria lanjut usia bernama Tn. M datang ke UGD pada tanggal 20
Mei 2016 dengan keluhan dada nyeri di sebelah kiri sejak sejak 3 hari yang
lalu disertai sesak nafas, mual, wajah pucat, badan panas dan terasa lemah,
tidak selera makan, sakit kepala dan nafsu makan berkurang.
2. Pengkajian
a. Biodata
Nama : Tn. M
Umur : 49 tahun
Tempat/tanggal lahir : Wonorejo, 12 Desember 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukawangi no. 4 Rt. 5, Samarinda
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pedagang
Diagnosa Medis : PJK
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama: Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus
punggung sejak ± 3 hari yang lalu dan sesak nafas. Nyeri bertambah
bila melakukan aktivitas fisik dan berkurang bila sedang istirahat.
2) Riwayat penyakit sekarang: Selama 3 bulan klien merasakan sesak
kemudian berobat ke dokter umum, dan mulai satu hari kemarin sesak
bertambah berat, terus menerus mulai pagi siang dan malam, sesak
sedikit berkurang bila pasien duduk malam hari sulit tidur kadang
nyeri dada tidak menjalar, karena keluhan tidak berkurang bahkan
bertambah berat klien dibawa ke RS Dr. Soepomo, Samarinda dan
masuk ruangan Cardiology.

12
3) Riwayat penyakit dahulu: Pasien menderita penyakit tekanan darah
tinggi, sesak nafas (sakit jantung) sejak tahun 2005 dan tidak kontrol
secara teratur. Pasien pernah MRS dengan keluhan yang sama bulan
November tahun 2005 di RSUD Kartini Samarinda dan kadang klien
(2x) kontrol ke Klinik Dr. Sudirman Samarinda. Klien tidak pernah
menderita penyakit kencing manis, TBC, atau penyakit menular dan
menahun yang lain.
4) Riwayat penyakit keluarga: Menurut klien dan keluarga dari pihak
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hypertensi, penyakit
DM ataupun penyakit menular lain seperti TBC yang menyebabkan
harus MRS di Rumah Sakit. Penyakit yang pernah diderita hanyalah
batuk, pilek dan panas biasa dan berobat ke dokter atau membeli obat
kemudian sembuh.

c. Data Pemeriksaan Antropometri


Suhu Tubuh : 37 º C
Denyut Nadi : 110 kali/menit
Tensi/TD : 170/130 mmHg
Respirasi : 30 kali/menit
TB/BB : 168 cm / 90 kg
Lingkar Lengan : 40 cm
Lingkar Perut : 95 cm

d. Data Pemeriksaan Fisik


1) Sistem Pernapasan
Dispneu saat melakukan kegiatan atau beristirahat, RR
meningkat, kedalaman dangkal dan berkeringat dingin
2) Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada disebelah kiri seperti tertusuk benda-benda tajam,
terasa berat, hilang timbul dan menjalar dari bahu sampai tangan.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal

13
atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara
jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika
ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris
yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau menglami
penurunan (tachy atau bradi cardia). Irama jnatung mungkin ireguler
atau juga normal. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka,
crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
3) System Neurologi
Nyeri kepala yang hebat
4) System Perkemihan
Susah buang air kemih
5) System Pencernaan
Perut kembung, penurunan peristaltic usus
6) System Integument
Warna kulit pucat baik di bibir dan di kuku.
7) System Muskuloskeletal
Kelelahan saat beraktifitas ringan.
8) Pemeriksaan Thorak
a) Pulmonum
(1) Inspeksi: bentuk thorak simetris, bersih, tampak adanya
tarikan intercostae yang berlebihan, pernafasan dan irama
cepat dan dangkal, tidak tampak adanya bekas luka.
(2) Palpasi: Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
gerak nafas cepat dan dangkal, tidak ada pernafasan tertinggal.
(3) Perkusi: Paru sonor kanan dan kiri, pembesaran paru tidak ada
(4) Auskultasi: Suara ronkhi pada paru kanan dan kiri basal
bawah paru wheezing tidak ada pada kedua paru.
b) Abdoment
(1) Inspeksi: Simetris, bersih, tidak didapatkan adanya benjolan
atau bekas luka, supel, perut datar dan tidak membuncit.

14
(2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
abnormal
(3) Perkusi: Suara tympani perut
(4) Auscultasi: Peristaltik usus lemah, bising usus lemah (9 – 10
x/menit)
c) Ekstremitas
(1) Atas: Lengkap, jari tangan lengkap, akral hangat, tidak ada
cacat,simetris gerakan maksimal, tangan kiri terpasang infus
RL, kekuatan otot baik, agak anemia pada jari kaki, turgor
kulit baik
(2) Bawah: Lengkap, jari tangan lengkap, bersih tidak ada bekas
luka, simetris, movement maksimal, tidak ada luka, tidak ada
nyeri, kekuatan baik, tidak ditemukan adanya oedem.
9) Pemeriksaan integumen/kulit dan kuku, Tidak ada kelainan pada kulit
10) Pemeriksaan Status Mental
Kesadaran composmentisGCS: E4 V5 M6

e. Data Pemeriksaan Biokimia


1) Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal
dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam,
memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari

15
2) Pemerikasaan EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase
awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini
terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan
adanya nekrosis.
3) Elektrolit
Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya
penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo
atau hiperkalemia.

f. Data Pemeriksaan Diet


1) Sarapan: nasi pecel (tempe, tahu, ayam, telur, kacang panjang, tauge,
sambal kacang, bakwan, rempeyek), teh manis. Selingan: bolu pecak
2) Makan siang: coto Makassar, soto ayam, es teh. Selingan: pisang keju,
keripik singkong, dan pentol bakar
3) Makan malam: sate ayam, bakso, gulai kambing. Selingan: martabak
telor, dan martabak manis
g. Interverensi Gizi
(1)Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan
jantung
(2)Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
(3) Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.

Penderita penyakit jantung koroner harus menerapkan diet seimbang,


dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi dalam jumlah
dan kualitas sesuai kebutuhan tubuh untuk hidup sehat, seperti:
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta menghindari
makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol

h. Pengaturan diet pada PJK


(1) Menghindari makanan yang tinggi kolesterol atau lemak yaitu dengan
membatasi konsumsi daging yang berlemak seperti babi, domba,
corned, sosis, kuning telur, udang, kerang, jerohan, jantung, otak,
hati, ginjal, susu penuh, keju, dan es krim. Dan bahan makanan yang

16
mengandung lemak jenuh seperti kelapa, minyak kelapa, minyak
kelapa sawit, mentega, permen coklat, santan kental, dan margarin.
(2) Batasi penggunaan garam/ natrium bila ada tekanan darah tinggi
(hipertensi), selain dalam bentuk garam dapur (NaCl), natrium
banyak terdapat dalam makanan yang diawetkan. Untuk itu, harus
dihindari mengonsumsi makanan yang telah diawetkan.
(3) Bagi yang terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai sumber
hidrat arang dikurangi. Contoh sumber hidrat arang: beras, roti, mie,
kentang, bihun, biskuit, tepung-tepungan, gula, dan sebagainya.
(4) Ubahlah kebiasaan memasak dengan cara menggoreng gunakan cara
lain seperti merebus, mengetim, memepes, memanggang, membakar
atau menumis.
(5) Hindari sayuran yang mengandung gas: kool, lobak, nangka muda
dan sawi.
(6) Semua buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian, alpukat
diberikan dalam jumlah terbatas.
(7) Makanan yang sebaiknya dipilih yang mudah dicerna dan tidak
merangsang.
(8) Dianjurkan untuk tidak minum kopi, atau alkohol.

3. Diagnosa Keperawatan yang Mengarah Pada Masalah Gizi


Diagnosa keperawatan secara umum:
1. Riwayat nyeri dada sebelah kiri
2. Gangguan rasa aman : Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
3. Perubahan elektrokardiografi (EKG)
4. Curah jantung menurun b.d Perubahan kontraktilitas miokardial
atau perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi
jantung, perubahan struktural. (mis: kelainan katup, aneurisma
ventrikel)
5. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan
perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload
atau peningkatan SVR, miocardial infark.
6. LDH (Lactic DeHidrokinase): meningkat relative lambat, mencapai
puncak dalam 24-48 jam, bisa tetap abnormal 1-3 minggu.
7. GOT (Glutamin Oxalo Transaminase): meningkat setelah 12 jam
dan mencapai puncak setelah 24-36 jam kembali normal pada hari
ke 3 atau ke 5

17
4. Rencana Keperawatan (Diet) Sesuai Diagnosa Keperawatan
Diet Penyakit Jantung
1. Prinsip atau Syarat Diet
a. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal.
b. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB.
c. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10%
berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
d. Kolesterol rendah.
e. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
f. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi dan edema.
g. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
h. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
i. Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
j. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan
dalam porsi kecil.

2. Bahan Makanan/Minuman Yang Diperbolehkan


Zat Gizi
Sumber Beras ditim/dibubur, kentang direbus.
Energi Tepung beras, tepung terigu, tepung maizena,
pudding gula dan sirup.
Minyak dan margarine tanpa garam untuk menumis.
Santan encer
Sumber zat Daging sapi atau daging kerbau.
pembangun Ikan direbus/dikukus/ditim/dipanggang.
Telur didadar, telur mata sapi direbus dan dicampur
dalam makanan atau minuman.
Susu.

18
Tahu, tempe, oncom direbus/dikukus/dipanggang.
Kacang hijau, kacang merah direbus.
Sumber zat Sayur yang mudah dicerna: bayam, kangkung,
pengatur kacang panjang, buncis muda, oyong muda, labu
siam, labu kuning, labu air, ketimun, tauge.
Buah: papaya, avokad, jeruk, mangga, pisang dan
sawo atau buah lain dalam bentuk dimasak dengan
menghilangkan biji dan kulit, seperti jambu biji dan
nanas

3. Bahan Makanan/Minuman Tidak Diperbolehkan


Zat Gizi
Sumber Roti, biscuit, 0dan kue yang oleh dengan garam
energi dapur atau soda.
Nasi goreng, beras ketan, mi, jagung, singkong, talas.
Minyak untuk menggoreng, mentega, santan kental.
Sumber zat Otak, ginjal, lidah, abon, ikan asin, ikan kaleng, ikan
pembangun pindang, kornet, ebi, telur asin, telur pindang, keju.
Daging berlemak, ikan yang memiliki banyak duri:
ikan bandeng, ikan mujair, ikan mas, ikan selar.
Keju, kacang tanah, semua lauk pauk digoreng.
Sumber zat Sayuran yang diawetkan dengan garam dapur :
pengatur sayuran dalam kaleng dan asinan.
Sayuran mentah, sayuran yang menimbulkan gas :
kol, lobak, sawi, sayuran tinggi serat : daun singkong,
daun kelor, daun katuk, genjer, kapri.
Buah yang diawetkan dengan diawetkan dengan
garam dapur dan ikatan natrium.
Buah berkadar serat tinggi dan atau menimbulkan
gas: durian, kedondong dan nangka.

19
Bumbu Garam dapur, soda kue (backing powder), vetsin
Bumbu yang mengandung garam dpur: kecap, kaldu
blok, tauco, saus tomat, petis, dan bumbu yang
merangsang: cabai
Minuman Cokelat dan minuman yang mengandung gas: air
soda, minuman berkarbonasi.

4. Menu makanan diet penyakit jantung


Contoh menu makanan diet penyakit jantung:
a. Sarapan: nasi tim, ikan pindang, orak-arik wortel, the manis encer.
Selingan jus papaya
b. Makan siang: nasi tim, daging bumbu tomat, oseng-oseng tempe, sayur
bening bayam, buah: jeruk manis.
Selingan: selada dan papaya
c. Makan malam: nasi tim, ayam panggang, pepes tahu, cah sayuran,
buah pisang ambon.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan
karena kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab utamanya
adalah aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan
fibrin, gangguan fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ke miokard.

20
Asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa dan intervensi
pada pemenuhan nutrisi pasien penyakit jantung koroner berisi kasus pasien
penyakit jantug koroner dengan pemenuhan nutrisinya, implementasi
kemudian dilanjutkan dengan evaluasi.

B. Saran
Setelah mempelajari tentang penyakit jantung koroner (PJK), diharapkan
agar para pembaca lebih peduli lagi dalam menjaga kesehatan tepatnya
dalam mengatur pola makan dan gaya hidup agar dapat terhindar dari
penyakit ini.
Dalam makalah ini tertera asuhan keperawatan, dari suatu kasus narasi
fiktif dibuat pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan yang detil
mengenai pokok bahasan dalam makalah ini. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa/ calon perawat mengetahui bagaimana cara melaksanakan askep
yang berkaitan dengan PJK, dan dapat mengimplementasikan di lapangan
dengan baik demi terciptanya perawat yang profesional dan tercapainya
tujuan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijayanthi, L. dr., (2011), Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, E.2,


Penerbit Buku Kedokteran EGc, Jakarta
Barbara, E, (2010), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Pusat Pendidikan tenaga Kesehatan Kesehatan Departemen Kesehatan,
(1999), Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

21
Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

/storage/emulated/0/android/data/cn.wps.moffice_eng/.cache/kingsoftoffic
e/file/download/4e59ea25-64eb-4065-837f-255fa27dbf53/ncp-penyakit-
jantung.pdf

/storage/emultde/0/android/storage/mo/uc1a438196b708ac95988418b51e5
e8c2/f/52887_pedoman_tatalaksana_syndrome_koroner_akut_2015.pdf

/storage/emulated/0/download/askep-pjk.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai