OLEH :
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Poltekkes Kemenkes Mataram
Disusun Oleh :
Mahasiswa PKL SPMI Sarjana Terapan Gizi dan Dietetik
1. Lale Dwi Ayu Yuliana (P07131118062)
2. Rizka Yuniarti (P07131118039)
3. Rusi Asmini (P07131118040)
Menyetujui,
1. Partiyah, AMG ( )
NIP. 197002011996032003
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas ra
hmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Laporan
Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) di RSUD Praya Lombok
Tengah dengan baik dan tepat waktu.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II METODE PELAKSANAAN........................................................................3
A. Bahan Pengamatan.....................................................................................3
B. Waktu Pelaksaan.........................................................................................3
C. Prosedur Kerja.............................................................................................3
BAB III URAIAN TIM HACCP...............................................................................6
BAB IV DESKRIPSI PRODUK..............................................................................7
BAB V IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHAN..............................8
A. Analisis Bahaya Pada Bahan......................................................................8
B. Analisis Bahaya Pada Proses...................................................................14
BAB VI BAHAN ALUR PROSES........................................................................26
BAB VII PENENTUAN TITIK KENDALI KRITIS (CCP).......................................26
A. Menentukan Titik Kendali Kritis Bahan Baku............................................27
B. Menetapkan Titik Kendali Kritis Proses.....................................................28
C. Menetapkan Batas Limit (Prinsip 3)...........................................................32
BAB VIII MATRIK PENERAPAN HACCP...........................................................33
A. Menetapkan Sistem Pemantauan-Menetapkan Dokumentasi (Prinsip 4-7)
Tabel Haccp Plan.............................................................................................33
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................39
A. Kesimpulan................................................................................................39
B. Saran.........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................40
LAMPIRAN...........................................................................................................41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) di Indonesia merupakan
salah satu komponen sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan menyediakan
makanan yang sesuai bagi orang sakit yang dapat menunjang
penyembuhan penyakitnya. Faktor makanan akan menjadi hal yang
sangat penting untuk diperhatikan karena hal tersebut menjadi salah
satu komponen penting dalam rantai penyembuhan pasien. Makanan
yang diberikan harus memenuhi unsur gizi dan juga keamanannya,
dalam arti harus bebas dari komponen-komponen yang dapat
menyebabkan penyakit (Depkes,2013).
1
karena itu, untuk mencegah hal tersebut diperlukan proses HAACP
dari penerimaan bahan baku hingga pendistribusian.
Perkedel tahu merupakan salah satu menu lauk nabati yang ada
di RSUD Praya Lombok Tengah. Tahu termasuk bahan pangan yang
mudah mengalami kerusakan sehingga dapat digolongkan ke dalam
highly perishable food. Sehingga perlu dilakukan penerapan HACCP
mulai dari penerimaan bahan sampai dengan pendistribusian.
Komposisi tahu yang banyak mengandung protein dan air
menyebabkan tahu menjadi media yang cocok untuk pertumbuhan
mikroba. Proses penyimpanan dengan suhu yang tepat dapat
menghambat pertumbuhan mikroba dan mencegah kerusakan bahan
pangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan identifikasi dalam upaya evaluasi dan
mengendalikan bahaya yang signifikan untuk keamanan pangan
dengan penerapan Hazard Analysis Critical Control Points
(HACCP) khususnya pada produk Perkedel Tahu.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan identifikasi bahaya serta cara pencegahan pada
pengolahan menu Perkedel Tahu di Rumah Sakit Umum
Daerah Praya.
b. Menetapkan analisa resiko bahaya.
c. Menyusun bahan alur proses HACCP pada menu Perkedel
Tahu di Rumah Sakit Umum Daerah Praya..
d. Menetapkan Critical Control Point (CCP) pada menu Perkedel
Tahu di Rumah Sakit Umum Daerah Praya.
e. Menyusun matriks penerapan HACCP pada menu Perkedel
Tahu di Rumah Sakit Umum Daerah Praya.
2
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Bahan Pengamatan
Perkedel Tahu
B. Waktu Pelaksaan
Penerapan HACCP pada Perkedel tahu dilakukan pada 27
November 2021.
C. Prosedur Kerja
1. Membentuk Tim HACCP
2. Membuat Deskripsi Produk
3. Identifikasi Rencana Penggunaan
4. Penyusunan Diagram Alir
5. Verifikasi Alur Dilapangan
6. Melakukan Analisis Bahaya
Analisis bahaya adalah prinsip pertama dalam HACCP yang
dimaksudkan untuk menjawab hal-hal berikut :
a. Apakah ada bahaya, baik biologi, kimia, maupun fisik, yang
mungkin terjadi selama tahap proses pangan dari sejak
datangnya bahan baku sampai dengan produk akhir, atau
penggudangan atau distribusi atau bahkan sampai dengan
berada di meja konsumen.
b. Harus diketahui pula darimana bahaya itu berasal, apakah dari
pemasok (supplier) atau terjadi ketika sudah berada di unit
pengolahan.
c. Kemudian dapat dirancang suatu tindakan pengendalian yang
dianggap dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan
bahaya tersebut.
d. Bahaya yang sudah di identifikasi kemudian ditimbang untuk
diketahui risikonya.
7. Menentukan CCP
Critical Control Point (CCP) atau titik kendali kritis (TKK)
didefinisikan sebagai suatu titik atau prosedur dalam tahap-tahap
pengolahan pangan yang dapat menghasilkan produk yang
membahayakan kesekayan manusia jika tidak dikendalikan
3
dengan tepat. CCP dapat berupa tahap proses, formulasi atau
bahan baku yang mengandung bahaya yang tidak dapat
dikendalikan pada tahap-tahap pengolahan yang ada
8. Menetapkan Batas Kritis
Batas kritis atau Critical Limit (CL) adalah satu atau lebih
batas parameter yang harus dipenuhi untuk tiap CCP. Batas
tersebut memisahkan antara apa yang dianggap aman dengan
yang tidak aman berdasarkan bahaya mikrobiologi, kimia, dan
fisik. Karena batas kritis ini kan dipantau secara real-team. maka
batas harus dipilih berdasarka suatu kriteria yang dapat diukur
atau diobservasi denga mudah dan cepat
9. Menetapkan System Pemantauan
Pemantauan atau monitoring adalah seperangkat
pengamatan terjadwal yang diimplementasikan pada CCP untuk
menjamin bahwa batas kritisnya terpenuhi. Dalam rencana
HACCP, CL dari suatu CCP adalah apa yang dipantau. Siapa
yang ditugaskan untuk memantau adalah petugas yang memiliki
keterampilan untuk melakukan pemantauan dan juga ditugaskan
di area yang sama debngan tahap proses yang dipantau. Kapan
atau seberapa sering pemantauan dilakukan harus didasarkan
pada analisis kebutuhan berdasarkan pengalaman atau statistika
10. Menetapkan Tindakan Koreksi
Apabila pada saat monitoring ditemukan bahwa Cl tidak
terpenuhi maka perlu direncanakan suatu tindakan koreksi untuk
memberikan jaminan bahwa produk pangan yang dihasilkan
aman. tindakan koreksi yang dimaksud ada 2 macam yakni
tindakan yang bersifat segera (Correction) dan yang bersifat
pencegahan penyimpangan (Deviation Control)
11. Menetapkan Prosedur Verifikasi
Verifikasi dalam perencanaan HACCP adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa rencana HACCP
tersebut dapat :
a. Mengendalikan keamanan pangan secara efektif.
b. Telah disususn sesuai dengan ketujuh prinsip yang ada.
4
c. Telah diimplementasikan sesuai dengan rencana HACCP
yang disusun.
12. Menetapkan Dokumentasi
Dokumentasi atau pencatatan rekaman dalam suatu
rencana HACCP adalah rekaman kegiatan penyusunan rencana
HACCP dan implementasinya. Dokumentasi hasil monitoring
umumnya dibuat dalam satu buku atau kertas Log. Dokumentasi
ini dapat digunakan untuk mempelajari penyebab penyimpanagn
serta tindakan koreksi yang tepat.
5
BAB III
URAIAN TIM HACCP
Study HACCP JUDUL Formulir
LINGKUP STUDY:
Produk/proses : Perkedel Tahu
Potensi bahaya yang dituju : Kimia, Fisik, Biologi
Bagian dari rantai makanan yang dituju :-
Tujuan : Mengurangi atau menghilangkan bahaya
yang dapat terjadi pada saat penerimaan
hingga distribusi Perkedel Tahu
6
BAB IV
DESKRIPSI PRODUK
Perkedel Tahu
Nama Produk Perkedel tahu
Definisi Produk Perkedel tahu merupakan produk siap saji atau dapat
langsung dikonsumsi saat perkedel tahu disajikan kepada
pasien. Perkedel tahu terbuat dari bahan utama Tahu
dengan tambahan bahan pelengkap berupa tepung
maizena, telur dan bumbu-bumbu.
Deskripsi Proses Proses pembuatan Perkedel tahu dimulai dari Tahu yang
diterima dalam keadaan baru langsung dari rekanan,
kemudian ditimbang dan dipilah untuk langsung dilakukan
pengolahan, Perkedel tahu siap di masak dengan proses di
campurkan ke dalam bumbu yang telah dihaluskan
sebelumnya berupa bawang merah,bawang putih, merica,
dengan ditambhakan saus tiram, irisan daun bawang dan
daun seledri, Setelah di campurkan ke dalam bumbu kemu\
dian ditambahkan tepung maizena dan telur lalu diaduk
rata. Setelah diaduk rata kemudian dibentuk bulat bulat
sampai dengan adonan habis, untuk selanjutnya dilakukan
proses penggorengan dan perkedel tahu siap disajikan.
Komposisi Produk Perkedel Tahu terbuat dari bahan utama tahu dan bahan
pelengkap berupa telur,tepung maizena dan bumbu.
Karakteristik Fisik : Perkedel Tahu berwarna coklat keemasan,
Pangan berbentuk bulat lonojng, beraroma khas perkedel tahu.
Umur Simpan / Selama kurang lebih 12 jam pada suhu ruang.
Layak Dikonsumsi
Cara penyajian Perkedel Tahu kemudian diletakkan pada mika/ kotak nasi
beserta menu yang lain.
Informasi Pasien semua ruangan Yang mendapatkan diet makanan
Pengguna biasa untuk kelas I, II, III dan VIP.
7
BAB V
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHAN
Perkedel Tahu
Evaluasi Bahaya
Jenis Bahaya
Bahan (F,K,B)* (Signifikansi Bahaya)
Justifikasi Bahaya Tindakan Pencegahan
makanan
Severity Risk Sign
(Keparahan) (Peluang) (Signifikansi)
proses di perjalanan
8
Fisik : Kotoran Cangkang telur L m Tidak Adanya pengecekan
ayam
Signifikan spesifikasi
telur(cangkang
bersih,tidak ada kotoran
dan tidak retak)
Tepung F: Kerikil Kemasan Rusak, apek, L m Tidak Penyortiran
Maizena benda asing Signifikan bahan,penyimpanan di
suhu ruang, disimpan
padaa tempat yang bersih
dan tertutup serta kering
serta melihat tanggal
expired dengan sistem
FIFO.
K: Pestisida - Residu bahan L m Tidak Penyortiran
tambahan signifikan bahan,penyimpanan di
suhu ruang, disimpan
padaa tempat yang bersih
dan tertutup serta kering
serta melihat tanggal
expired dengan sistem
FIFO.
B: kutu,serangga Penyimpanan yang tidak L l Tdk signifikan Penyortiran
9
tepat. bahan,penyimpanan di
suhu ruang, disimpan
padaa tempat yang
bersih dan tertutup
serta kering serta
melihat tanggal expired
dengan sistem FIFO.
K : Pestisida Pencucian bahan yang L l Tidak Membersihkan terlebih
tidak benar signifikan dahulu sebelum diolah
10
K : Pestisida Pencucian bahan yang L l Tidak Membersihkan terlebih
idak benar signifikan dahulu sebelum diolah
11
Tidak Dicuci hingga bersih
signifikan
12
Fisik : rumput - Penyortiran yang L M Tidak Sebelum digunakan
tidak benar signifikan dicuci bersih terlebih
dahulu
Saus tiram
Kimia : kalium Pengawet yang L l Tdk signifikan Dengan
sorbat digunakan dalam produk menggunakannya tidak
melebihi batas normal
13
Fisik : Kerikil Wadah yang tidak L M Tidak Penggunaan wadah
Garam tertutup dan tidak bersih signifikan tertutup
Penerimaan Tahu F : Bau, debu - Sortiran dalam proses L m Tdk - Merendam tahu
pemilihan tahu Signifikan dengan air panas
- Kontaminasi dalam - Dihilangkan dengan
proses di perjalanan tahapan
selanjutnya
Penerimaan Telur Biologi :Salmon - Telur itu sendiri L m Tidak - Adanya
ella sp pengecekan
- Sortiran dalam proses Signifikan
spesifikasi telur
pemilihan telur ayam (telur tidak
- Kontaminasi dalam retak)
proses di perjalanan
14
Fisik : Kotoran Cangkang telur L m Tidak Adanya pengecekan
ayam
Signifikan spesifikasi
telur(cangkang
bersih,tidak ada
kotoran dan tidak retak)
Penerimaan F: Kerikil Kemasan Rusak, apek, L m Tidak Penyortiran
Tepung Maizena benda asing Signifikan bahan,penyimpanan di
suhu ruang, disimpan
padaa tempat yang
bersih dan tertutup
serta kering serta
melihat tanggal expired
dengan sistem FIFO.
K: Pestisida - Residu bahan L m Tidak Penyortiran
tambahan signifikan bahan,penyimpanan di
suhu ruang, disimpan
padaa tempat yang
bersih dan tertutup
serta kering serta
melihat tanggal
expired dengan sistem
15
FIFO.
B: Penyimpanan yang tidak L l Tdk Penyortiran
kutu,serangga tepat. signifikan bahan,penyimpanan
di suhu ruang,
disimpan padaa
tempat yang bersih
dan tertutup serta
kering serta melihat
tanggal expired
dengan sistem
FIFO.
Penerimaan F : lecet, debu - Kontaminasi dalam L m Tdk - Memperhatikan
Bawang Putih proses di perjalanan Signifikan tempat diletakkan
- Tertindih saat proses
benda/barang lain pendistribusian ke
RS
- Bungkus bawang
menggunakan
tempat tertutup agar
tidak terpapar debu
Penerimaan F : lecet , debu - Kontaminasi dalam L m Tdk - Memperhatikan
16
Bawang Merah proses di perjalanan Signifikan tempat diletakkan
- Tertindih saat proses
benda/barang lain pendistribusian ke
RS
- Bungkus bawang
menggunakan
tempat tertutup agar
tidak terpapar debu
Penerimaan Merica B: Jamur Pencucian bahan yang L l Tidak Dicuci hingga bersih
tidak benar signifikan
17
Bawang tidak benar signifikan yang tidak basah
agar tidak busuk
Fisik : rumput - Penyortiran yang L m Tidak
dan berulat
tidak benar signifikan
- Sebelum
Biologi : Bawaan dari daun L l Tdk digunakan dicuci
pengerat kecil bawang signifikan bersih terlebih
dahulu
Penerimaan K: pestisida Pencucian bahan yang L l Tidak - Disimpan ditempat
Seledri tidak benar signifikan yang tidak basah
agar tidak busuk dan
Fisik : rumput - Penyortiran yang L m Tidak
berulat
tidak benar signifikan
- Sebelum digunakan
Biologi : Bawaan dari daun L l Tdk dicuci bersih terlebih
serangga kecil bawang signifikan dahulu.
Penerimaan Saus Biologi : Bakteri yang ada dalam L m Tidak Teliti saat membeli
Tiram Zygosaccaromy saus tiram signifikan
ces
18
Penerimaan F : Bungkus - Benturan benda lain L l Tdk - Memperhatikan
Minyak rusak , saat pendistribusian Signifikansi tempat diletakkan
kadaluarsa ke RS saat proses
- Tidak melihat tanda pendistribusian ke
kadaluarsa pada RS
kemasan - Memperhatikan
tanggal kadaluarsa
pada kemasan
19
tidak tepat - Suhu penyimpanan
harus 10ºC
20
- Dengan cara
membunuh bakteri
pataogen pada
proses selanjutnya
(pencucan dan
penumisan)
Pencampuran dan F : Rambut, - Tidak H m Signifikan - Menggunakan
pembentukan percikan cairan menggunakan APD lengkap
adonan yang berasal APD lengkap - Penggunaan
dari penjamah (sarung tangan) peralatan yang
debu, - Penggunaan bersih
B: Bakteri peralatan yang - Memperhatikan
patogen tidak bersih/tidak Hyigiene
dirapikan Sanitasi
- Lingkungan lingkungan
sekitar kompor sekitaran
kotor tempat
- Kontaminasi pengolahan
tangan penjamah
Penggorengan B : bakteri - Penggunaan M m Signifikan - Menggunakan
APD apd lengkap
21
Perkedel Tahu patogen (kontaminasi dari seperti celemek,
tangan penutup kepala
penjamah) dan masker
- Penggunaan - Mencuci bersih
peralatan yang alat sebelum
tidak bersih/tidak digunakan
dirapikan - Memperhatikan
- Lingkungan Hyigiene
sekitar kompor Sanitasi
kotor lingkungan
sekitaran
tempat
pengolahan
Penirisan F : Rambut, - Penggunaan H h Signifikan - Menggunakan
debu, percikan APD apd lengkap
cairan yang (kontaminasi dari seperti celemek,
berasal dari tangan penutup kepala
penjamah debu, penjamah) dan masker
B : Bakteri - Penggunaan - Mencuci bersih
salmoneilla sp peralatan yang alat sebelum
tidak bersih/tidak
22
dirapikan digunakan
- Lingkungan - Memperhatikan
sekitar kompor Hyigiene
kotor Sanitasi
lingkungan
sekitaran
tempat
pengolahan
Penyimpanan F : Rambut, - Tidak menggunakan H h Signifikan - Menggunakan
Sementara debu, APD APD lengkap
B : Lalat , - wadah terbuka - Penggunaan
Salmonella - Penggunaan peralatan yang
peralatan yang tidak bersih
bersih/tidak dirapikan - Memperhatikan
Hyigiene
Sanitasi
lingkungan
sekitaran
tempat
pengolahan
Penyajian F : Rambut, - Tidak menggunakan H h Signifikan - Menggunakan
23
debu, isi steples APD APD lengkap
B : Lalat , - wadah terbuka - Penggunaan
Salmonella - Penggunaan peralatan yang
peralatan yang tidak bersih
bersih/tidak dirapikan - Memperhatikan
Hyigiene
Sanitasi
lingkungan
sekitaran
tempat
penyajian
Pendistribusian F: debu, - Tidak H h Signifikan - Menggunakan
serangga, menggunakan APD lengkap
plastik APD - Penggunaan
B: Salmonella - Penggunaan peralatan yang
peralatan yang bersih (troli dan
tidak dibersihkan nampan
terlebih dahulu dibersihkan
- Penggunaan terlebih dahulu)
peralatan yang - Menambah
sama untuk
24
mengangkut jumlah troli
makanan bersh - Memperhatikan
dan kotor Hyigiene
- Waktu Sanitasi
pendistribusian lingkungan
lama sekitaran
- Waktu
endistribusian d
an
pengkonsumsia
n tidak lebih
dari 1 jam dan
pemberian label
batas waktu
konsumsi
25
BAB VI
BAHAN ALUR PROSES
26
Garam Saus Tiram Merica Minyak Tepung Telur Tahu Seledri Daun Bawang Bawang
maizena bawang merah putih
Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerim Penerimaa
aan n
Penyimpanan
Penyimpanan
Pencucian
Penggorengan
Penirisan
27
BAB VII
PENENTUAN TITIK KENDALI KRITIS (CCP)
P1 P2
Y=P2 Y=
Bahan baku T= Bukan CCP Alasan keputusan
Bukan CCP
CCP T=CCP
28
29
B. Menetapkan Titik Kendali Kritis Proses
Perkedel Tahu
P1 P4
P2 P3
Tahapan Proses Y=P2 Y= Bukan
Bahaya Y=CCP Y=P4 CCP
CCP
T=Bukan
T=P3 T=Bukan CCP
CCP T=CCP
30
kadaluarsa
Bukan CCP
Persiapan dan F : debu
Ya Tdk Tdk -
penghalusan bumbu
31
F : Rambut, percikan cairan
Pencampuran dan yang berasal dari penjamah
Ya Tdk ya Tdk CCP
pembentukan adonan debu,
B: Bakteri patogen
B : bakteri patogen
Penggorengan tahu dan
Ya Ya - - CCP
tempe
F : Rambut, debu,
Penyimpanan
B : Lalat , Salmonella Ya Tdk Ya Tdk CCP
Sementara
32
F: debu, serangga, plastik
Pendistribusian Ya Tdk Ya Tdk CCP
B: Salmonella
Keterangan :
P1: Untuk setiap tahap proses yang mengandung bahaya signifikan, apakah sudah ada tindakan pengendaalian?
P2: Apakah tahap ini dirancang khusus bisa menurunkan bahaya sampai ke tingkat aman?
P3: Apakah ada kemungkinan bahaya atau kontaminasi yang terjadi pada tahap ini meningkat saampai ke tingkat yang tidak dapat
diterima?
P4: Apakah ada kegiatan atau proses di tahap setelah ini yanng dapat menghilangkan bahaya tersebut?
33
C. Menetapkan Batas Limit (Prinsip 3)
Perkedel Tahu
CCP BAHAYA NYATA BATAS KRITIS
Pengawasan terhadap bahan
makanan yang diterima sesuai
Penerimaan Bakteri pathogen yang berasal dari
dengan spesifikasi, Penjamah
Bahan bahan dan penjamah
menggunakan APD dan
peralatan yang bersih
Penjamah menggunakan
Bakteri pathogen yang berasal dari APD(sarung tangan)
Penggorengan
penjamah Menggunakan peralatan yang
bersih
34
BAB VIII
MATRIK PENERAPAN HACCP
Penerim F= Pengawas CCP Spesifikasi Spesif Form Setiap Tenaga Ruan Proses Melihat
aan Rambut, an bahan dan ikasi spesifik kali bagian ng dihentikan kesesu
Bahan rumput, terhadap penjamah bahan asi dan peneri penerim peneri sampai aian
kerikil,pa bahan mengguna dan pemeri maan aan maan bahan form
sir makanan kan APD APD ksaan sesuai spesifik
yang lengkap visual dengan asi dan
B=
diterima spesifikasi kelengk
Salmonel
sesuai dan apan
la,
dengan pengguna
bakteri
35
spesifikasi
,
Penjamah
mengguna
Pathoge an APD
kan APD APD
n sesuai
dan
peralatan
yang
bersih
Pencam F: Pengguna CCP penjamah Peng Secara Setiap Tenaga Ruan Peringata Melihat
puran Rambut, an APD mengguna gunaa visual kali pengolah g n terhadap kelengk
percikan penjamah kan APD n pengol pengo pegawai apan
cairan lengkap APD ahan lahan yang tidak APD
yang mematuhi dan
berasal aturan kebersi
dari han
penjama alat
h debu, yang
B: digunak
Bakteri an
36
patogen
Penggor B: Memeriks CCP Suhu Suhu Termo Setiap Tenaga Ruan Proses Kalibra
engan Bakteri a suhu penggoren masa meter kali pengolah g dihentikan si
Patogen pemasaka gan 170- kan makan pengol pengo sampai termom
0
n dan 190 C dan dan an, ahan lahan suhu eter
pengguna penjamah APD pemeri sesuai setiap
an APD mengguna ksaan ketetapan hari
penjamah kan APD secara
lengkap visual
Penyimp F: Kondisi CCP Hygine Peng Secara Setiap Tenaga Ruan Perinagat Melihat
anan Rambut, udara dan sanitasi gunaa visual kali pengolah g an kelengk
Sementa debu, lingkunga lingkunga n pemors pengo terhadap apan
ra B: n yang n dan alat APD, ian lahan pegawai APD
37
Lalat , kurang yang memb agar Dan
Salmonel bersih digunakan ersihk mengguna kebersi
la yang saat an kan APD han
menyebab pemorsian perala dan alat
kan tan, mengguna
bahaya wada kan
biologi. h wadah
yang yang
digun tertutup
akan
tertutu
p
terhin
dar
dari
seran
gga
38
Penyajian F: Pengguna CCP penjamah Peng Secara Setiap Tenaga Ruan Perinagat Melihat
Rambut, an APD mengguna gunaa visual kali pengolah g an kelengk
debu, isi penjamah kan APD n penge pengo terhadap apan
steples lengkap APD masan lahan pegawai APD
B: yang tidak
Lalat , mematuhi
Salmonel aturan
la
Pendistri F: debu, Mengguna CCP Tidak ada APD Pemeri Setiap Tenaga Dari Tidak Melihat
busian serangga kan APD benda dan ksaan kali pengolah ruang mengguna secara
, plastik yang asing perala secara pendist tungg kan langsun
B: lengkap selama tan visual ribusian u peralatan g
Salmonel
39
la dan pendistrib pendi pendi yang kotor
pengguna usian stribu stribu dan
an sian sian mengguna
Lama
peralatan samp kan APD
pendistrib
yang a
usian tidak
bersih ruang
lebih dar 1
pasie
Lama jam
n
pendistrib
usian tidak
lebih dar 1
jam
40
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis bahaya titik kendali kritis, terdapat lima
titik kendali kritis dari proses pengolahan Perkedel Tahu yaitu tahap
pencampuran, Penggorengan, penyimpanan sementara, penyajian,
pendistribusi. Adapun bahaya yang diidentifikasi yaitu bahaya biologi,
kimia, dan fisik. Upaya pencegahan bahaya dilakukan dengan menjaga
kebersihan mulai dari alat, penjamah, dan lingkungan sekitar sehingga
dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya yang telah diidentifikasi
sampai ke tingkat yang dapat di terima
Secara umum, pengolahan Perkedel tahu dinila sudah cukup baik
namun ada beberapa yang harus ditingkatkan seperti penerapan hiegene
dan sanitasi mulai dari proses persiapan sampai dengan pendistribusian.
B. Saran
Petugas penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD Praya
selalu mempertahankan dan meningkatkan kinerja agar makanan yang
diolah dan diberikan kepada konsumen selalu dalam keadaan yang baik.
Dan seluruh tenaga penyelenggaraan makanan selalu dapat
memperhatikan dan menerapkan hiegene dan sanitasi selama proses
penyelenggaraan makanan berlangsung mulai dari penerimaan bahan
sampai dengan pendistribusian.
41
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pedoman Gerakan Nasional Peduli Obat
dan Pangan Aman untuk Dewasa. Jakarta. Published online 2015.
42
LAMPIRAN
43