Disusun Oleh :
2. Prinsip HACCP
Secara teoritis adalah tujuan prinsip dasar penting dalam penerapan sistem
HACCP pada industri pangan seperti yang direkomendasikan baik oleh
NACMCF (National Advisory Committe on Mikrobiological Criteria for
Foods ,1992 )dan CAC (Codex Aliantarius Commission ,1993). Ketujuh prinsip
dasar penting HACCP yang merupakan dasar filosofi HACCP tersebut adalah :
1. Analisis biaya (Hazard Analysis) dan penetepan resiko beserta cara
pencegahannya.
2. Identifikasi dan penentuan titik kendali kritis (CCP) didalam proses produksi.
3. Penetapan batas kritis (Critical Limits) terhadap setiap CCP yang telah
teridentifikasi.
4. Penyusunan prosedur pemantauan dan persyaratan untuk memonitor CCP.
5. Mentapkan/menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan bila terjadi
penyimpangan (diviasi) pada batas kritisnya.
6. Melaksanakan prosedur yang efektif untuk pencatatan dan penyimpanan
datanya (Record Keeping).
7. Menetapkan prosedur untuk menguji kebenaran.
a. Prinsip I
Analisi Bahaya (Hazard Analysis) dan Penetapan Resiko Beserta Cara
Pencegahannya. Pendekatan pertama pada konsep HACCP adalah analisis
bahaya yang berkaitan dengan semua aspek produk yang sedang diproduksi.
Pemeriksaan/analisis bahaya ini harus dilaksanakan, sebagai tahap utama
untuk mengidentifikasi semua bahaya yang dapat terjadi bila produk pangan
dikonsumsi. Analisis bahaya harus dilaksanakan menyeluruh dan realistik, dari
bahan baku hingga ke tangan konsumen. Jenis bahaya mungkin terjadi terdapat
didalam makanan dibedakan atas 3 kelompok bahaya, yaitu :
1) Bahaya Biologis/Mikrobiologis
Disebabkan oleh bakteri pathogen, virus atau parasit yang dapat
menyebabkan keracunan, penyakit infeksi atau infestasi, misalnya: E.coli
pathogenic, Listeria monocytogenes, Bacillus sp., Colostridium sp., virus
hepatitis A dan lain.
2) Bahaya Kimia
Karena tertelannya toksin alami atau bahan kimia yang beracun,
misalnya : Aflatoksin, Histamin, toksin jamur, toksin kerang, alkaloid
pirolizidin, pestisida, antibiotika, hormone pertumbuhan, logam-logam
berat (Pb, Zn, Ag, Hg, Sianida) bahan pengawet (nitrit, sulfit) pewarna
amaranth, rhodamine B, methanil yellow), lubrikan, sanitizer, dan
sebagainya.
3) Bahaya Fisik
Karena tertelannya benda-benda asing yang seharusnya tidak boleh
terdapat di dalam makanan, misalnya pecahan gelas, potongan kayu, krikil,
logam, serangga, potongan tulang, plastik, bagian tubuh (rambut), sisik,
duri, kulit, dan lain-lain.
G. Prinsip VII
Membuat prosedur untuk memverifikasi bahwa sistem HACCP
bekerja dengan benar
Prosedur verifikasi diuar dengan tujuan :
1) untuk memeriksa apakah program HACCP telah dilaksanakan sesuai
denga rancanagan HACCP yang ditetapkan dan
2) untuk menjamin bahwa rancana HACCP yang ditetapkan masih efektif
dan benar. Hasil verifikasi ini dapat pula digunakan sebagai informasi
tambahan dalam memberikan jaminan bahwa program HACCP telah
terlaksana dengan baik.
Verifikasi mencakup berbagai kegiatan evaluasi terhadap rancangan dan
penerapan HACCP, yaitu :
1. Deskripsi Produk
3. Diagram Alir
DAGING AYAM
DIPOTONG-POTONG
DICUCI
PANGGANG
4. Verifikasi Diagram Alir
1. Penerimaan
a) Daging ayam diterima, ditimbang dengan spesifikasi : baru, padat, 50 – 75
gr/potong.
b) Bumbu (Cabe merah giling, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas,
kunyit, serai, daun salam, daun jeruk, daun kunyit, kecap dan garam) diterima
dan ditimbang dengan spesifikasi untuk bawang merah dan bawang putih yaitu
kering, bersih, padat, tua, besarnya merata, tidak busuk, dan untuk spesifikasi
jahe, lengkuas, kunyit yaitu segar atau baru, bersih dan tidak bercampur pasir
atau tanah, dan untuk bumbu – bumbu rempah kering dan dengan spesifikasi
kering, bersih, padat dan tidak berserbuk. Daun jeruk, daun salam, daun kunyit
dan serai, segar atau baru, hijau tidak berulat, dan bersih.
2. Persiapan
a) Daging ayam dicuci dengan air mengalir
b) Bumbu : untuk cabe merah , bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, kunyit,
lengkuas, garam dikeluarkan dari ruang penyimpanan kemudian dihaluskan
dengan blender
c) Daun salam, daun jeruk, daun kunyit
d) Serai di memarkan
3. Cara Pembuatan
a) Daging ayam dipotong lalu kemudian dicuci
b) Bumbu yang sudah dihaluskan campur dengan bahan lainnya sambil dicampur,
kemudian ditumis
c) Kemudian masukkan daging ayam, aduk – aduk dan tambahkan kecap
d) Masak sampai daging ayam empuk sekitar 30 menit
e) Setelah itu angkat dan panggang daging ayam sekitar 15 menit
4. Pendistribusian
Pendistribusian ayam bakar yaitu menggunakan sistem sentralisasi. Ayam
bakar yang telah dimasak dimasukkan ke dalam piring distribusi, selanjutnya
didistribusikan kepada konsumen per orang (pasein ).
Nilai Gizi Ayam Bakar kecap
Nilai Gizi Untuk 100 gr Ayam Bakar
2 Lemak 6,63 gr
3 Kolesterol 75 mg
4 Protein 25,01 gr
5 Karbohidrat 0,0 gr
6 Serat 0,0 gr
7 Sodium 75 mg
8 Kalium 229 mg
5. Identifikasi Bahaya
Potensial Bahaya
Keterangan :
A : produk untuk konsumen beresiko tinggi
B : mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologi/kimia/fisik
C : tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D : mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E : kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi, penjualan/konsumsi
F : tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya konsumen
Kategori Resiko
Kategori Karakteristik Bahaya Keterangan
Resiko
Proses Kegiatan Apakah ada Apakah tahap Jika tidak, apakah Apakah tahap Hasil
monitoring dalam ini cukup untuk kontaminasi selanjutnya dapat
kegiatan ini untuk mencegah bahaya dapat menghilangkan
mencegah bahaya sampai terjadi/ meningkat atau mengurangi
bahaya? batas aman? sampai melebihi bahaya sampai
batas? batas aman?
Pembakaran K : Radikal Waktu Lama waktu Lama waktu Pembakaran Mengulang proses
Bebas pembakaran pembakaran dilakukan atau dibuang
sekitar 15 tidak lebih tidak terlalu
menit dari 20 lama untuk
menit menghindari
radikal bebas
dan melihat
kondisi
secara fisik