PENDAHULUAN
Sekitar 5,1 juta penduduk di Amerika Serikat menderita gagal jantung. Pada
tahun 2009, 1 dari 9 kematian, penyebabnya adalah gagal jantung. Sekitar setengah
dari seluruh penderita gagal jantung meninggal dalam 5 tahun setelah didiagnosis
(CDC, 2009).
ini meningkat tajam dari 0,02 per 1000 penduduk per tahun pada usia 25-34 tahun
menjadi 11,6% pada usia 85 tahun atau lebih. Untuk laki-laki dan wanita berusia 40
tahun berisiko menderita gagal jantung saat ini berkembang menjadi 1 dari 5 kasus
RI, 2008).
merokok, diet tinggi lemak, kolesterol dan natrium, aktifitas fisik yang kurang dan
prevalensi gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Pada umur 65 tahun,
terbanyak.Di antara penderita infark miokard, 22% laki-laki dan 46% wanita akan
sangat tinggi. Setiap 100 penderita diabetes, 12 orang akan berkembang menjadi
gagal jantung dan 6 orang akan meninggal. Prevalensi dan insidens gagal jantung
nefropati, Ischemic Heart Disease (IHD) dan Peripheral Arterial Disease (PAD)
(Pujol, 2007).Diabetes merupakan faktor risiko kuat terjadinya gagal jantung pada
struktur dan atau fungsi jantung yang menyebabkan sesak napas dan fatigue pada
saat istirahat atau beraktifitas, serta edemaperifer (Francis, 2003; Pujol, 2007). Gagal
berkontribusi pada status katabolik. Perubahan hormon dan sitokin ini menyebabkan
kelemahan dan atrofi otot sehingga timbul gejala fatigue, sesak napas dan
berat badan non edematous lebih dari 6% dalam enam bulan terakhir.Cardiac
cachexia merupakan komplikasi serius dengan prognosis yang buruk dan angka
mortalitas yang tinggi yaitu sekitar 18 bulan pada penderita gagal jantung dengan
defisiensi nutrien serta edukasi gizi dalam hal peningkatan densitas nutrien,
LAPORAN KASUS
Nama Ny. A.
Jenis Kelamin Perempuan
Tgl lahir/ Umur 01-03-1939 / 73 tahun
Pekerjaan IRT
Agama Islam
Status Perkawinan Kawin
Alamat Jl. Goaria No. 7, Sudiang,
Makassar
Nomor Rekam Medik 590550
Tanggal Masuk Rumah Sakit 21 Januari 2013
Tanggal Konsul 28 Januari 2013
Tanggal Pemeriksaan 29 Januari 2013
Tanggal Keluar 12 Pebruari 2013
Ruangan Lontara I lantai 1 kamar 1
Diagnosis Masuk CHF NYHA III ec. HHD+CAD+ DM
tipe 2
Diagnosis Keluar CHF NYHA III ec. HHD+CAD+ DM
tipe 2
ANAMNESIS (Heteroanamnesis)
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak ± 1 bulan yang lalu sejak dirawat di RS.Daya.Mual bila makan
banyak, tidak ada muntah dan nyeri ulu hati.Batuk kadang-kadang, ada sesak
tidak jelas.
1978, mengatur diet dengan makan nasi dan kentang secara bergantian,
mengurangi konsumsi daging dan garam, dan lebih banyak makan buah.
1x100kkal)
1. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 64 x/menit
P : 24 x/menit
S : 36,4oC
sklera ikterus (-/-), gigi geligi tidak lengkap, atrofi papil lidah (-),
Thorax :
(-)
Perkusi : sonor
Jantung :
Palpasi :hepar dan lien tidak teraba, massa tumor (-),nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
2. Antropometri
TB (berdasarkan Knee Height) : 148 cm
LLA : 19,5 cm
BBI : 48 kg
BB(berdasarkan LLA) : 36,4 kg
3. Pemeriksaan Laboratorium
JENIS
24/01/2013 28/01/2013 NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hb 10,0 11,0 12,0-16,0gr/dL
WBC 11.790 9.700 4,0-10,0.103/ul
TLC 1.030 1.460 2,0-4,0.103/ul
GDS 223 140 mg/dL
GOT 29 P<32U/I; LK<38
GPT 27 P<31U/I; LK<41
Albumin 3,4 3,5-5,0 g/dL
Protein total 6,0-7,8 g/dL
Ureum 78 10-50 mg/dL
Kreatinin 1,8 <1,1 mg/dL
Asam urat P(2,4-5,7);L(3,4-7,0)
Kolesterol total 162 200 mg/dL
Kolesterol HDL 29 L(>55); P(>65)mg/dL
Kolesterol LDL 118 < 130 mg/dL
Trigliserida 73 200 mg/dL
Natrium 106 136-145 mmol/l
Kalium 5,2 3,5-5,1 mmol/l
Klorida 78 97-111 mmol/l
CK 112 L(<190); P(<167)
CKMB 25 <25
Troponin T 0,14 Negatif
Kesan :Cardiomegaly
Echocardiografi(29/01/2013):
IV. ASSESSMENT
Diagnosis Gizi :
- DM tipe 2
gizinya.
imun.
B. Terapi Gizi
Kebutuhan energi total (KET) = 1400 kkal (faktor aktifitas 1,2 dan faktor stress 1,3)
2. Komposisi :
Glikemik)
3. Diet dimulai dengan 910 kkal (65% KET) dan dapat dinaikkan bertahap
5. Jumlah dan komposisi diet dapat berubah sesuai kondisi dan toleransi
pasien.
asupan.
9. Monitoring tekanan darah, balans cairan, evaluasi asupan harian, status gizi,
0,9% 10 tetes/menit.
4. Farsorbid 10 mg 1-1-1
5. Aspilet 80 mg 1-0-0
6. Candesartan 8 mg 1-0-0
1000
500
0
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 13 14
hari perawatan
200
150 target KH
gram
100 asupan KH
target protein
50
asupan protein
0
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 13 14
hari perawatan
TEKANAN DARAH
TANGGAL HARI
(mmHg)
30/01/2013 1 140/80
31/01/2013 2 110/70
01/02/2013 3 120/70
02/02/2013 4 140/70
03/02/2013 5 120/80
04/02/2013 6 120/60
05/02/2013 7 120/60
06/02/2013 8 120/70
07/02/2013 9 100/60
08/02/2013 10 120/60
09/02/2013 11 130/60
10/02/2013 12 120/70
11/02/2013 13 120/60
12/02/2013 14 130/80
80
60 80 80 80
70 70 70 70 70
40 60 60 60 60 60 60
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
hari perawatan
INPUT BALANS
TANGGAL HARI OUTPUT (ml)
(ml) CAIRAN
30/01/2013 1 1200 1500 -300
31/01/2013 2 1200 1500 -300
01/02/2013 3 1200 1400 -200
02/02/2013 4 1300 1500 -200
04/02/2013 6 1200 1400 -200
05/02/2013 7 1200 1000 +200
06/02/2013 8 1100 800 +300
07/02/2013 9 1100 600 +500
08/02/2013 10 1100 700 +400
09/02/2013 11 800 700 +100
11/02/2013 13 800 600 +200
12/02/2013 14 800 600 +200
1000
0
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 13 14
hari perawatan
input output
4. ANTROPOMETRI
TANGGAL Hari TB LLA BB(LLA)
30/01/2013 1 148 19,5 36,4
05/01/2013 7 148 19,5 36,4
12/01/2013 14 148 19,5 36,4
Monitoring antropometri
40
LLA (cm)
20
0 LLA
1 7 14
hari perawatan
150 200
100 136 139
112 121 107 120 127
50 109 106
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
hari perawatan
GDP GDS
FOLLOW UP
FOLLOW UP
bawah depankamar 1 dengan diagnosis medis : CHF NYHA III ec. HHD + CAD + DM
tipe 2 dengan keluhan asupan makan berkurangsejak 1 bulan yang lalu.Mual bila
makan banyak, ada sesak napas dan riwayat penurunan berat badan, namun besar
penurunan tidak diketahui.Ada riwayat hipertensi, DM tipe 2 sejak 35 tahun yang lalu
dan penyakit jantung diketahui 1 bulan yang lalu saat dirawat di RS. Daya.Pasien
suka makanan yang manis-manis, namun setelah DM dan hipertensi diderita, pasien
pernapasan 24 x/menit, terpasang kanula nasal O2, DVS R+2 cmH2O, Rhonchi +/+ di
basal paru. BJ I/II murni regular, tidak ada bising jantung, pitting edema dorsum
natrium, klorida, dan TLC sertapeningkatan kadar gula darah, ureum, kreatinin, dan
gizi yang diberikan adalah untuk membatasi pemberian cairan dan garam, mengatasi
hipoalbuminemia, deplesi sedang sistem imun) dan memperbaiki status gizi pasien.
Monitoring dan evaluasi dari asupan,tekanan darah, balans cairan, antropometri dan
DISKUSI
NYHA III ec. HHD + CAD + DM tipe 2.Identifikasi dan penyelesaian masalah gizi
Pada pasien ini, asupan makan berkurang akibat mual bila makan banyak
dan anoreksia.Penyebab terjadinya gagal jantung pada pasien ini adalah usia tua,
dari kerusakan dan untuk mengkompensasi gangguan fungsi miokard. Mediator yang
(RAA) untuk mempertahankan perfusi ginjal dan organ lain, kemudian diikuti oleh
aktivasi sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1 dan IL-6. Sitokin proinflamasi ini
dan jaringan lain yang akan menyebabkan proses terjadinya wasting. TNF-α juga
selanjutnya akan mengurangi exercise endurance dan suplai nutrisi. IL-6 berperan
protein dalam tubuh.TNF-α dan IL-6 berperan dalam sintesis albumin pada hati dan
Adanya fatigue dan sesak napas pada pasien ini juga dapat menyebabkan
2011).
Dengan intervensi dan edukasi gizi berupa jumlah diet yang dinaikkan secara
bertahap sesuai kondisi pasien serta dengan porsi kecil namun sering agar tidak
membebani jantung (Satriono, 2010), maka pada saat monitoring terjadi perbaikan
asupan makan yaitu darifood recall 58,9% KET saat dikonsul mencapai 85,7% dari
KET.
Pada pasien ini ditemukan gejala sesak napas dan edema dorsum pedis
yang merupakan gejala pada gagal jantung kiri maupun kanan (Pujol, 2007).
Gagal jantung dimulai oleh adanya injury pada jantung atau hipertrofi
ventrikel kiri yang akan mengganggu fungsi hati secara keseluruhan. Untuk
Laporan kasus_Gagal Jantung Kongestif dan DM tipe 2
24
mengkompensasi hal tersebut, sistemRAA menyebabkan perubahan pada tekanan
yang pada akhirnya struktur jantung akan berubah dan tidak dapat berfungsi secara
normal dan timbullah gejala seperti terlihat pada gambar 13 (Pujol, 2007).
retensi cairan dan natrium, maka pada saat monitoring gejala sesak dan edema
berangsur-angsur berkurang dan pada saat pasien pulang tidak ada sesak dan
edema lagi.
3. Gizi kurang
Status gizi pada pasien ini adalah gizi kurang (75,8% LLA) yang ditandai
adanya muscle wasting. Hal ini berkaitan dengan proses katabolisme yang terjadi
pada gagal jantung akibat perubahan sistem RAA, simpatetik dan hormonal serta
aliran darah ke otot rangka sehingga terjadi iskemia dan hipoksia jaringan.Aktivasi
Selama 14 hari penanganan gizi, status gizi tidak mengalami perbaikan yang
ditandai dengan ukuran LLA tetap 19,5 cm sampai pasien pulang. Hal ini disebabkan
karena perawatan yang singkat untuk mencapai perbaikan status gizi serta KET tidak
mencapai 100%, namun hanya 85,7% KET saja, karena pasien merasa sesak jika
makan banyak.
Hal ini mungkin juga karena kebutuhan energi pada penderita gagal jantung
dengan atau tanpa cachexia tidak banyak berubah karena peningkatan resting
(Bourdel-Marchasson, 2001).
a. Faktor risiko/komorbiditas
trombosit)
c. Kardiomiopati diabetik.
Sensitivitas insulin pada sel otot jantung didapatkan menurun pada pasien
DM tipe 2 sebagai akibat peningkatan tonus simpatis atau peningkatan kadar asam
lemak bebas, hormon adrenal, dan sitokin. Selanjutnya, pada pasien gagal jantung
jantung akan memperberat resistensi insulin, terutama terhadap otot jantung dan
Oleh karena itu, pada pasien DM terjadi paparan glukosa (glukotoksik), asam lemak
2.
endothelin 1. Selain itu, hiperglikemia juga menstimulasi radikal bebas yang justru
Intervensi gizi yang diberikan adalah diet DM 1400 kkal dengan komposisi KH
55% terutama KH kompleks dan rendah indeks glikemik. Namun pada monitoring,
kadar glukosa darah berfluktuasi, hal ini mungkin disebabkan karena pasien
fungsionalnya. Oleh karena itu, usia lanjut berisiko untuk terjadinya gangguan
akibat peningkatan volume cairan dan natrium dalam tubuh, tetapi volume cairan
didapatkan lebih rendah dari 10 mmol/L. (Schrier, 2008; Graber, 2010). Berdasarkan
hal tersebut, maka dengan restriksi cairan dan natrium diharapkan dapat mengurangi
monitoring, terjadi perbaikan kadar Na dari 104 mmol/L menjadi 135 mmo/L.
Pada pasien ini ditemukan kadar ureum dan kreatinin yang cenderung
meningkat, meskipun asupan protein telah diretriksi (0,8 g/kgBBI/hari). Hal ini
merupakan komplikasi gagal jantung dekompensasi akut dan sindrom arteri koroner.
Sekitar 27-40% pasine jantung dekompensasi akut yang dirawat di rumah sakit akan
berkembang menjadi acute kidney injury (AKI) yang ditandai oleh peningkatan
kreatinin serum ≥ 0,3 mg/dL. Faktor risiko sindrom ini yaitu penurunan fungsi ginjal
pada saat awal, diabetes, dan gagal jantung sebelumnya (McCullough, 2011).Selain
itu, pada pasien gagal jantung dekompensata akut dterjadi penurunan fungsi ginjal
7. Anemia
Pada pasien ini didapatkan anemia yang ditandai dengan penurunan kadar
Hb. Anemia pada gagal jantung cenderung terjadi pada usia lanjut, NYHA kelas III-
IV, mendapat terapi obat seperti antiplatelet atau antikoagulan, komorbiditas lain
seperti DM, penyakit ginjal kronik dan hipertensi (58%), defisiensi zat Fe (21%) dan
Pada pasien ini didapatkan kadar Hb 11,0 g/dL dan diberikan intervensi gizi
yaitu menjamin asupan nutrisinya sehingga pada saat pulang terjadi peningkatan
8. Hipoalbuminemia
yaitu asupan nutrisi (khususnya protein) dan inflamasi. Restriksi asupan protein akan
mempengaruhi kadar albumin serum pada gagal jantung kongestif (Vincent, 2009).
Pada gagal jantung kongestif fase akut, didapatkan laju sintesis dan turnover
albumin akan meningkat akibat proses inflamasi yang terjadi. Inflamasi diketahui
sebagai salah satu penyebab hipoalbuminemia. Pada inflamasi, sitokin seperti tumor
necrosis factor (TNF)-α dan interleukin (IL)-1 akan menstimulasi asam amino untuk
sintesis sitokin inflamasi lain dan protein fase akut yang positif seperti globulin,
fibrinogen, dan haptoglobin, sedangkan sintesis protein fase akut yang negatif
seperti albumin akan menurun. Rerata penurunan kadar albumin selama proses
inflamasi secara signifikan mencapai 0,5 g/dL. Selain itu, malnutrisi juga terkait
jam terutama akibat berkurangnya asupan protein. Hal ini hanya terjadi pada
Berdasarkan kadar albumin pasien ini yaitu 3,4 g/dL, maka protein yang
diberikan adalah 0,8 gram/kg BBI/hari dengan pertimbangan faktor usia lanjut dan
adanya penurunan fungsi ginjal sehingga koreksi hipoalbuminemia pada pasien ini
dilakukan dengan menjamin asupan terutama protein high biologic value seperti ikan
dan putih telur serta pemberian ekstrak ikan gabus yang kaya albumin, dan pada
saat monitrong terjadi perbaikan kadar albumin dari 3,4 g/dL kemudian turun menjadi
Deplesi sistem imun pada gagal jantung terjadi akibat adanya reaksi inflamasi
oleh stress oksidatif sehingga terjadi pelepasan sitokin proinflamasi. Hal inidiatasi
mineral (Zamel sirup) untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Selain itu, juga
untuk mengatasi defisiensi mikronutrien yang biasa terjadi pada gagal jantung agar
Dengan intervensi nutrisi yang optimal tersebut, maka pada saat pulang
didapatkan kadar TLC normal yaitu dari 1.460/uL menjadi 2.250 u/L.
menerus kepada pasien dan anggota keluarganya agar dapat mengurangi gejala-
KESIMPULAN
3. Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi pada pasien