Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KLORIDA

Pada praktikum ini dilaksanakan pengukuran konsterasi klorida yang terdapat pada
air sampel PDAM Cinambo 2. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi yang terkandung dalam Air sample yang kemudian dibandingkan
dengan Standar Baku Mutu Nasional yaitu PERMENKES NO 492 tentang Pesyaratan
air minum. Menurut Alaerts, 1984 bahwa klorida dalam bentuk ion adalah salah
satu anion anorganik yang besar dalam air dan limbah. Semua perairan alami
memiliki kandungan klorida sangat bervariasi mulai dari beberapa milligram hingga
puluhan ribu milligram. Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar klorida
adalah metode Titrasi Argentometri dengan cara Mohr. Metode ini merupakan
metode yang digunakan dengan mentitrasikan air sample yang diberi larutan
indicator K2cro4 dan Serbuk MgO dengan Larutan AgNo3 sebagai titran. Titrasi
argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran,
dimana akan terbentuk garam perak yang sukar terlarut.

Air sample yang tidak berwarna dan tidak berbau (akibat adanya proses
pengolahan terlebih dahulu oleh pihak PDAM sebelum didistribusikan) dicampur
dengan 2 tetes HNO3 pekat. LArutan ini berbahaya dan tidak berwarna. Fungsi dari
Penambahan LArutan ini adalah untuk mengasamkan larutan sampel. Perak
Khromat larut pada suasana asam sehingga terbentuk asam dikromat. Larutan yang
diuji harus dalam keadaan netral atau sedikit basa, sebab apabila larutan bersifat
basa, Ag akan diendapkan sebagai Ag(OH)2. Dan apabila larutan terlalu asam,
maka titik akhir titrasi tidak akan terlihat sebab konsentrasu cr04-berkurang.
Kemudian dilakukan penambahan k2cro4 yang berfungsi sebagai indicator
penghasil warna kuning dalam larutan. Larutan indicator digunakakn bertujuan
untuk memberikan tanda pada titik akhir titrasi dengan terbentuknya reaksi kimia
(dengan berubahnnya warna menjadi merah bata dan endapan berwarna sama).
Serbuk MgO berfungsi untuk menetralkan larutan yang setelah penambahan HNO3.
Percobaan dilakukan duplo (2 kali) untuk mendapatkan nilai konsentrasi terbaik
dengan meminimalisir tingkat ke erroran atau gangguan yang mungkin terjadi
seperti ion sulfiida, feri sulfat yang terkandung dalam air sampel. (rusnaedi, 2002).
Penitrasian kemudian dilanjutkan dengan menggunakan larutan Agno3 sebagai
titran, AgNO3 bersifat prekutsor dimana kadar klorin dapat mengendap. PAda titik
akhir titrasi terbentuk reaksi perubahan warna dan edapan berwarna merah bata
didasar Erlenmeyer. Reaksi yang terjadi pada titik akhir titrasi adalah

2Ag+ + Cr04- > Ag2CrO4

Ml AgNo3 yang dihabiskan saat penitrasian merupakan acuan untuk mengetahui


kadar klorida dalam mg/lt melalui perhitungan. Untuk Sampel PDAM Cinambo 2
didapatkan 28,39 mg/lt konsentrasi klorida yang terkandung. Berdasarkan
perbandingan dengan standar baku mutu nasional PERMENKES NO 49 tahu 2010
dimana dalam suatu badan air hanya diperbolehkan maksimal 250 mg/l konsentrasi
klorida, air sample PDAM CINMABO 2 tergolong aman dan terkualifikasi salah satu
parameter dalam persyaratan kualitas air minum. Menurut Karmono, Pengaruh
klorida dalam air tentu berhubungan dengan kualitas air yang dihasilkan.
Keberadaan klorida dalam jumlah yang besar menyebabkan air terasa asin dan
tidak aman untuk dikonsumsi. Sumber pencemar konsentrasi lorida yang
terkandung dalam air sampel PDAM CInambo 2 disebabkan oleh proses desinfektan
pada chlorination saat proses pengolahan air minum, dimana bertujuan untuk
membunuh bakteri yang hidup di air.Selain itu, faktor lain penyebab nilai
kandungan Klorida dalam suatu perairan yaitu Pembubuhan dengan ;larutan
kaporit atau liquid gas khlor dimana menurut ( ) bahwa dalam pengolahan air
minum dilakukan proses chorinasi dengan merekasikan asam klorida yang
dinetralisasi oleh basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan
hipoklorit.

Grafik Konsentrasi Klorida (mg/lt) Dengan Sampel Daerah Sejenis


80
70
60
50
40 Suhu
30 pH
20
10 Mg/Lt Klorida
0

Titik pengambilan sampel Sungai Cinambo I, Sumur Cisaranten dan PDAM CInambo
2 berada dalam suatu daerah yang sama, sehingga memungkinkan sampel yang
dimiliki memiliki hubungan.Berdasarkan kondisi eksiting, sungai Cinambo mengalir
1 melewati titik lokasi sumur cisaranten dan PDAM Cinambo 2.

Berdasarkan grafik konsentrasi klorida dengan sampel daerah sejenis, ketiga lokasi
sampel memenuhi standar baku mutu (PERMENKES NO 492 TAHUN 2010 DAN PP NO
8 TAHUN 2001) dimana kadar maksimum konsentrasi lorida dalam suau badan air
sebesar 250 mg/l . Sumur Cisaranten memiliki konsentrasi klorida tertinggi
dibanding kedua titik sampel lainnya. Menurut Karmono air anah, air artesis, air
danau dan air sungai biasanya memiliki kadar klorida yang tetap. Ditinjau dari
kondisi eksisting, Sumber pencemar sumur cisaranten antara lain rembesan limbah
industry yang dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terarut dalam air
dan juga menurut Andayani konsentrasi kloirda pada air sungai dan air tanaha
biasanya sangat banyak jumlahnya disebabkan air laut yang memiliki kadar klorida
tinggi menguap dan mengalir kesungai dan air tanah. Menurut Sutrisno,
kemampuan melarutkan pada air adalah untuk melarutkan kloirda dari humus (top
soil ) dan lapisan lapisan yang lebih dalam. Kotoran manusia khususnya urin
menganudng klorida dalam jumlah yang kira2 sama dengan klorida yang
dikonsumsi lewat makanan, air bekas dan air buangan industry (grey water dan
black water) yang mengandung klorida. Berikut merpakan sumber pencemar
konsentrasi klorida yang terkandung dalam sungai Cinambo. Berdasarkan kondisi
eksistingnya, bahwa sungai Cinambo 1 menjadi tempat pembuangan limbah
domestic seperti air deterjen, air bekas dimana effluent yang tersalirkan dan
pembusukan tumbuhan di sekitar badan sungai dan hewan yang merupakan bahan
organic alami. menjadi faktor keberadaan kadar klorida. Menurut sutrisno bahwa
klorida yang berdal dari kotoran manusia mengandung 6gr perorang perhari dan air
bekas domestic sebesar 15 mg/l. hal ini sesuai dengan hasil pengukuran dimana
sungai cinaambo memiliki 22,2465 mg/lt kadar klorida. Jumlah sumber klorida
dalam air (sepeerti air tanah atau air yang mengalir dari laut) dipengaruhi oleh dan
faktor intrinsic seperti kandungan protein, klorofil atau senyawa biologis. kehadiran
oksigen dalam air

Nilai suhu yang didapat pada praktikum ini sebesar xxx dan sampel II sebesar XXX
Dalam hal ini maka terdapat hubungan klorida dengan suhu dan ph. Dimana nilai
suhu dan ph berbanding lurus dengan kenaikan konsentrasi klorida. Pada proses
klorinasi terjadi pada ph adam 2-6, apabila pH tinggi maka semua klor berada dala
bentukion klorida . Dalam praktikum ini terdapat gangguan yang memungkinkan
terjaid yaiiu apabila ph sampel rendah maka Ag2CrO4 akan larut karena terentuk
asam dikromat. Dan apabila dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak
hidroksida. Reaksi ya g terjadi adalah

Asam: 2cro4 + 2h- > CrO72- + H2O

Basa: 2 AgOh + 2OH- > 2AgOH

2AgOh > Ag2O+H2O

Anda mungkin juga menyukai