KELOMPOK II
Nilai :
Paraf Asisten :
DEPOK
2019
I. TUJUAN
Zat organik merupakan zat yang pada umumnya bagian dari binatang atau
tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein dan lemak lipid.
Zat organik mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan
menggunakan oksigen terlarut. Tingginya zat organik di dalam air disebabkan
oleh masuknya berbagai bahan organik ke dalam badan air, seperti daun, ranting
pohon, hewan mati, dan lainnya. Selain itu bisa juga disebabkan karena
pencemaran industri berupa industri kertas, pembuatan tepung, dan lainnya.
Sumber: filwater.com
Sumber: Amazon.com
Kalium Permanganat menemukan penerapannya dalam pengendalian
organisme pengganggu seperti kerang zebra dalam pengumpulan dan pengolahan
sistem air tawar. Namun, kalium permanganat jika digunakan sembarangan di
wilayah perairan dapat merusak lingkungan karena kalium permanganat yang
berinteraksi dengan zat-zat tertentu bisa memicu ledakan.
Senyawa kalium permanganat yang merupakan golongan peroksidan
dapat melepaskan oksigen apabila bersentuhan dengan zat-zat organik, pelepasan
oksigen dalam jumlah banyak mampu menghasilkan reaksi kimia yang bersifat
bakterisidal sehingga mampu membunuh bakteri ataupun jamur.
Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan
yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, dalam bentuk
padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan, sedangkan bentuk
lainnya berada di badan air, baik di bagian aerob maupun anaerob. Dimanapun
limbah organik berada, jika tidak dimanapun limbah organik berada, jika tidak
dimanfaatkan oleh fauna perairan seperti ikan, kepiting, dan lainnya maka akan
dimanfaatkan oleh mikroba, baik mikroba aerobik maupun anaerobik, ataupun
mikroba fakultatif.
2.6. Dampak Kalium Permanganat Terhadap Kesehatan Manusia
Kalium permanganat mempunyai beberapa dampak terhadap kesehatan
manusia. Hampir semua aplikasi kalium permanganat memanfaatkan sifat
mengoksidasinya. Sebagai oksidan kuat yang tidak menghasilkan produk
samping yang beracun, kalium permanganat memiliki banyak kegunaan. Sebagai
oksidan, kalium permanganat dapat bertindak sebagai antiseptik. Misalnya
larutan encernya dapat digunakan untuk mengobati sariawan (radang),
disinfektan untuk tangan dan pengobatan untuk pomfoliks, dermatitis, dan
infeksi jamur pada tangan atau kaki yang sifatnya ringan. Kalium permanganat
bisa digunakan untuk luka yang terinfeksi jenis bakteri atau jamur tertentu.
Larutian ini tak ubahnya seperti larutan pembersih luka infeksi atau cairan
antiseptik, namun tidak bisa digunakan jika luka tersebut cukup parah. Kalium
permanganat juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti
impetigo, kutu air, iritasi urin, dan pempigus. Sifat kimia kalium permanganat
dapat membunuh jamur dan bakteri. Orang yang telah menjalani operasi ambeien
juga dapat menggunakan kalium permanganat untuk membersihkan anus. Ibu-ibu
yang telah melahirkan boleh mencuci bagian perineumnya dengan kalium
permanganat atas pengawasan tenaga medis profesional.
Efek samping kalium permanganat tergantung pada bagian atau area
tubuh yang terpapar. Apabila kalium permanganat masuk ke dalam pernapasan
maka akan menimbulkan efek samping seperti batuk-batuk, sesak napas, oedema,
dan iritasi mukosa. Kalium permanganat juga dapat mengiritasi kulit jika
digunakan dalam persentase yang lebih kental dari aturan. Jika mengenai area
mata, akan mengiritasi mata dan menyebabkan kerusakan mata bahkan bisa
sampai menjadi buta, oleh karena itu pastikan kalium permanganat digunakan
sesuai dengan dosis dan cara pakainya. Kalium permanganat juga memiliki efek
samping berupa toksik terhadap saluran cerna apabila sampai tertelan, yang bisa
berakibat fatal bagi keselamatan jiwa seseorang.
1. Alat
Erlenmeyer 300 ml (1)
Stopwatch (1)
Pemanas listrik (1)
Gelas ukur 100 ml (1)
Pipet ukur 10 ml dan 5 ml (1)
Buret 25 ml (1)
Batu didih (1)
Kertas titar (1)
Statif dan klem (1)
Bulb (1)
2. Bahan
Asam sulfida 8 N bebas zat organik
Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N
Asam oksalat 0,01 N
Air suling
Air sampel, yaitu Outlet Danau Ulin
IV. CARA KERJA
V. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data hasil pengamatan
1000
Angka Permanganat (mg/L) ¿ [ ( 14 x 1 )−10] x 0.316
100
¿ 10 x [14 ] x 0.316
¿ 44,24 mg/l
VII. ANALISIS
Analisis Percobaan
Pada kesempatan kali ini, praktikan melakukan percobaan yang
bertujuan untuk mengamati pencemaran di dalam sampel yaitu outlet Danau
Ulin berdasarkan nilai permanganat dengan metode oksidasi, dalam sampel
yang memiliki kadar klorida (Cl-) kurang dari 300 mg/L. Praktikan
menggunakan metode titrimetri pada percobaan ini, alasannya adalah metode
ini cukup menguntungkan karena merupakan metode yang lebih teliti dan
akurat serta dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi zat lain. Alat
yang dibutuhkan yaitu Erlenmeyer 300 ml, stopwatch, pemanas listrik, gelas
ukur 100 ml, pipet ukur 10 ml dan 5 ml, serta buret 25 ml. Bahan yang
dibutuhkan yaitu asam sulfida 8N bebas zat organik, kalium permanganat
(KMnO4) 0,01 N, asam oksalat 0,01 N, dan air sampel yaitu air outlet Danau
Ulin.
Pertama-tama, praktikan memasukkan 100 ml air sampel ke dalam
gelas ukur agar jumlah sampel yang digunakan sesuai dengan yang
diinginkan. Kemudian, praktikan memasukkan 100 ml sampel dan batu didih
ke erlenmeyer 300 ml dan memasukkan beberapa tetes KMnO 4 0,01 N sampai
warna merah muda. Penambahan batu didih bertujuan untuk mempercepat
proses pendidihan sampel ketika dipanaskan, sedangkan larutan KMnO 4 0,01
N berfungsi sebagai indikator adanya kandungan zat organik (permanganat) di
dalam sampel lewat perubahan warna yang terjadi, sehingga dapat dipastikan
pula adanya reaksi antara kalium permanganate dan air. Praktikan
menggunakan kertas titar berwarna putih yang diletakkan dibawah labu
erlenmeyer dengan tujuan agar perubahan warna dapat terlihat dengan jelas.
Lalu, praktikan menambahkan 5 ml H2SO4 8N bebas zat organik. Penambahan
ini berfungsi untuk memastikan bahwa larutan berada dalam keadaan asam.
Selanjutnya, praktikan memanaskan erlenmeyer hingga tercium bau
H2S dan diteruskan beberapa menit di suhu 105 ֩C. Pemanasan pada suhu 105
֩C bertujuan untuk mengurangi uap air dan mempercepat proses oksidasi zat
organik karena suhu yang tinggi berpengaruh pada laju oksidasi zat organik
menjadi semakin cepat. Semakin cepat proses oksidasi, diharapkan semakin
mudah pula pendeteksian zat organik pada saat titrasi. Bau H2S merupakan
hasil dari reaksi antara kalium permanganate dan asam sulfat sebagai berikut:
2 KMnO4 + 3 H2SO4 ↔ 2 MnO2 + KOH + 3 On +3 H2S
Kemudian, praktian memipet 10 ml larutan KMnO4 0,01 N dan
memanaskannya hingga mendidih selama 10 menit dengan suhu 105 ֩C.
Penambahan ini bertujuan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat di
dalam sampel. Praktikan kemudian menambahkan asam oksalat 0,01N
sebanyak 10 ml hingga warnanya menjadi bening. Penambahan ini bertujuan
untuk mereduksi sisa kalium permanganat (KMnO4) yang terdapat di dalam
larutan, dimana perubahan warna menunjukkan bahwa telah terjadi proses
reduksi. Lalu, praktikan menitrasi dengan kalium permanganat 0,01 N sampai
merah muda seulas dalam kondisi panas. Titrasi dilakukan untuk mengatasi
kelebihan kandungan asam oksalat yang ada pada larutan sampel, dan
diperlukan suhu yang tinggi untuk mendeteksi kandungan asam oksalat dalam
larutan. Reaksi hanya dapat terjadi dalam suhu tinggi dan pH rendah (suasana
asam).
Analisis Hasil
Analisis Kesalahan
VIII. KESIMPULAN
1. Dalam menentukan nilai permanganat, metode yang paling tepat yaitu metode
titrimetri karena metode ini merupakan metode yang lebih teliti dan akurat
jika dibandingkan dengan metode lain serta dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi zat lain.
2. Air sampel outlet Danau Ulin memiliki nilai permanganat sebesar 44,24 mg/l.
3. Faktor yang mempengaruhi nilai permanganat yaitu keberadaan zat organik
dalam sampel yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang maupun
tumbuhan dan pencemaran industri.
4. Perbandingan dengan peraturan yang berlaku:
Tabel 8.1. Perbandingan Baku Mutu
Abadi, M. Fairuz (2011). Dasar Penetapan Zat Organik Dalam Air. Academia.edu.
Supriyatni, Endang, Ria Azizah Tri Nuraini, & Anindya Putri Fadmawati.
(2017).Studi Kandungan Bahan Organik Pada Beberapa Muara Sungai di
Kawasan Ekosistem Mangrove, Di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kota
Semarang, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi Marina Vol 6..
Haitami, Dinna Rakhmina, & Syahid Fakhridani. (2016). Ketepatan Hasil Dan
Variasi Waktu Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik.
Anonymous. (t. tahun). Kalium Permanganat: Cara Pakai, Manfaat, dan Efek
Samping. doktersehat.com/kalium-permanganat/.
Peraturan Menteri Kesehatan. 1990. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang
Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air