KELOMPOK II
Nilai :
Paraf Asisten :
DEPOK
2019
I. TUJUAN
Mengukur kadar oksigen terlarut dalam air sampel, yaitu Inlet dan Outlet
Danau Ulin.
2) Suhu
Sama seperti garam terlarut, hubungan suhu dengan oksigen terlarut
ialah berbanding terbalik. Peningkatan suhu di perairan dapat memengaruhi
banyak hal. Dalam keadaan suhu yang meningkat, kecepatan pernapasan
makhluk hidup dalam air akan meningkat pula sehingga DO akan menurun
dikarenakan kebutuhan oksigen yang meningkat. Hubungan ini disajikan
dalam gambar grafik berikut :
Selain itu, dalam keadaan suhu yang meningkat, oksigen dalam air
juga rentan untuk menguap, maka dari itu oksigen terlarut atau DO akan
menurut konsentrasinya.
3) Tekanan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam faktor garam terlarut,
bahwa tekanan yang menurun menyebabkan kadar DO menurun pula. Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antara tekanan dengan DO adalah
berbanding lurus.
4) Eutrofikasi
Eutrofikasi memiliki penjelasan yaitu proses kelimpahan nutrisi dan
bahan organik dalam air yang berlebihan sehingga timbulnya pencemaran
air. Kelimpahan nutrisi ini tidak seimbang dan merata bagi semua
makhluk hidup air, dikarenakan ada yang membutuhkan nutrisi tersebut
ada juga yang tidak. Maka dari itu, banyak makhluk hidup air yang subur
akibat kelimpahan ini, namun ada banyak juga yang mati. Kematian
makhluk hidup ini menyebabkan tingkat penguraian yang meningkat oleh
mikroorganisme aerob. Kondisi ini membutuhkan banyak oksigen
sehingga kadar DO menurun.
6) Kedalaman
Semakin dalam kedalaman suatu perairan, akan semakin sulit cahaya
matahari masuk. Hal ini menyebabkan sulitnya proses fotosintesis yang
terjadi di dalam perairan dalam. Fotosintesis yang sulit terjadi akan
menyebabkan sedikitnya kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya.
3. Metode pemeriksaan DO
a) Metode titrasi dengan cara Winkler
Metode Winkler umum digunakan untuk menentukan kadar oksigen
terlarut dalam suatu sampel perairan. Metode ini menggunkan prinsip
titrasi iodometri. Indikator-indikator yang ditambahkan ke sampel
sebelum melakukan titrasi diantaranya adalah MnCl2, NaOH – KI, H2SO4
atau asam sulfat, serta indikator amilum. Setelah penambahan dilakukan,
larutan sampel akan mengalami bermacam-macam reaksi. Pertama,
larutan sampel ditambahkan indokator MnCl2 dan alkali iodida azida
sehingga terjadi endapan. Kemudian, ditambahkan lagi dengan asam
sulfat atau H2SO4, maka endapan akan kembali larut. Larutan ini
selanjutnya ditambahkan indikator amilum kemudian dilanjutkan dengan
titrasi larutan sampel menggunakan larutan standar natrium triosulfat atau
Na2S2O3. Reaksi-reaksi yang terjadi dirumuskan sebagai berikut :
MnCl2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCl
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 +2 H2O
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
b) Metode elektrokimia
Metode ini dilakukan untuk menentukan kadar oksigen terlarut secara
langsung dengan menggunakan alat yang dinamakan DO meter. Prinsip
kerjanya yaitu menggunakan probe oksigen yang terdiri atas katoda serta
anoda. Katoda dan anoda tersebut direndam di dalam larutan elektrolit.
Katoda yang digunakan biasanya berbahan perak atau (Ag), sedangkan
anoda yang digunakan yaitu timbal (Pb). Umumnya, elektroda dilapisi
dengan membran plastik yang sifatnya permeable terhadap oksigen.
Difusi yang terjadi antara oksigen dari sampel ke katoda akan berbanding
lurus dengan konsentrasi oksigen terlarut.
Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katoda : O2 + 2 H2O + 4- 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- PbO + H2O + 2e-
Kadar yang
No
Parameter Satuan diperbolehkan Keterangan
.
Minimum Maksimum
Kebutuhan oksigen
1. Mg/L - 5.0
biokimia (BOD)
Sebagai O2
2. Oksigen terlarut (DO) Mg/L 4.0 -
3. pH 6.5 8.5
Sumber : Permenkes No 416, 1990
Paramete Kelas
Satuan Keterangan
r I II III IV
BOD Mg/L 2 3 6 12
COD Mg/L 10 25 50 100
Angka batas
DO Mg/L 6 4 3 0
minimum
Sumber : PP No 82, 2001
Dalam PP nomor 82 tahun 2001 juga dijelaskan pengertian dari kelas-
kelas dalam tabel di atas, yaitu :
Kelas I merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
air baku air minu, dan atau peruntukan lain yang menper-syaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Kelas II merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama degan kegunaan
tersebut
Kelas III merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Kelas IV merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
9. Aplikasi DO dalam Bidang Teknik Lingkungan
Kontrol Lingkungan
Konsentrasi DO digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan
yang dikontrol sedang baik atau buruk. Seperti yang sudah dijelaskan,
bahwa dalam keadaa DO yang tinggi maka lingkungan perairan tersebut
sehat dan mendukung makhluk hidup untuk tinggal.
Pengolahan Air
Kadar DO menjadi salah satu parameter air minum yang harus
dipenuhi. Hal ini menjadikan kadar DO sebagai penentu sistem
pengolahan apa yang harus dilakukan supaya suatu air minum layak
didistribusikan dan diminum oleh konsumen.
Pengolahan Air Limbah
Sama seperti air minum, air limbah pun memiliki parameter tersendiri
sebelum akhirnya dibuang ke perairan. Hal ini dilakukan supaya air
limbah nantinya tidak mencemari perairan dan membuat perairan tersebut
menjadi buruk kualitasnya untuk ditinggali makhluk hidup laut. Besar
kadar DO yang terukur dalam suatu air limbah menentukan sistem
pengolahan yang dilakukan sebelum akhirnya air limbah yang telah
memenuhi parameter dibuang ke lingkungan sekitar.
1. Alat
Botol winkler (1)
Buret (1)
Pipet volume 50 ml (1)
Pipet ukur 5 ml (1)
Erlenmeyer (1)
Statif dan klem (1)
Bulb (1)
Kertas titar (1)
2. Bahan
Air sampel, yaitu Inlet dan Outlet Danau Ulin
Air suling
Larutan MnSO4
Amilum
H2SO4 pekat
Na2S2O3.5H2O 0,099N
Alkali iodide azida
IV. CARA KERJA
Dimana :
V = volume titrasi (mL)
N = normalitas Na2S3O2
8000 = gram ekuivalen O2
volume botol
F = faktor =
volume botol−(volume MnSO 4+ volume alkali iodide azida)
= 7,97 mg/L O2
300
1,4 x 0,099 x 8000 x
DO Inlet Danau Ulin (mg/L O2) = 300−(1+1)
50 ml
= 22,325 mg/L O2
VII. ANALISIS
Analisis Percobaan
Pada kesempatan kali ini, praktikan melakukan percobaan dengan
tujuan untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air sampel, yaitu Inlet
dan Outlet Danau Ulin. Alat yang digunakan yaitu botol winkler, buret, pipet
volume 50 ml, pipet ukur, erlenmeyer, statif dan klem, bulb, beaker glass dan
kertas titar. Bahan yang digunakan yaitu air sampel, air suling, larutan MnSO4,
amilum, H2SO4 pekat, Na2S2O3.5H2O 0,099N, dan alkali iodide azida.
Pertama-tama, praktikan menuang sampel ke botol winkler di wastafel
hingga meluap kemudian menutupnya hingga rapat agar tidak ada rongga
udara di dalam botol sehingga menghindari kontak antara air dan oksigen dari
luar agar perhitungan kadar oksigen terlarut dalam air tidak terganggu. Sisa-
sisa air yang keluar kemudian dibuang ke wastafel. Setelah itu, praktikan
menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml alkali iodida azida. MnSO 4 berfungsi
dan alkali iodide azida berfungsi untuk mengetahui adanya oksigen yang
ditandai dengan terbentuknya endapan MnO2.
2Mn(OH)2 + O2 2MnO2 + 2H2O
Praktikan kemudian menutup botol dan menghomogenkannya agar
seluruh larutan tercampur dengan merata, kemudian mendiamkannya selama
10 menit hingga mengendap. Botol harus selalu langsung ditutup dengan rapat
agar kontak dengan oksigen luar dapat dihindari sehingga tidak
mempengaruhi hasil perhitungan. Waktu tersebut dianggap ideal untuk
mengendapkan seluruh I2 yang terdapat di dalam larutan ke dasar botol
sehingga pengukuran oksigen dapat dilakukan dengan mudah. Selanjutnya,
praktikan menambahkan 1 ml H2SO4 pekat dengan tujuan untuk melarutkan
seluruh endapan I2 yang terdapat di dasar botol winkler sehingga iodium
berada pada kondisi bebas dan memunculkan kondisi asam pada larutan,
kemudian botol ditutup dan dihomogenkan hingga larut sempurna. Reaksinya
adalah sebagai berikut:
Titrasi Na2S2O3 0,099N ini berfungsi untuk melepaskan ikatan antara iodium
dan amilum. Setelah dititrasi, praktikan mencatat volume hasil titrasi yang
digunakan.
Analisis Hasil
Berdasarkan hasil percobaan dengan sampel Inlet dan Outlet Danau
Ulin, praktikan mendapatkan volume natrium thiosulfate yang digunakan
untuk titrasi yaitu sebesar 0,5 ml. Setelah melalui proses perhitungan,
didapatkan nilai dissolved oxygen sebesar 7,97 mg/L O2. Jika dibandingkan
dengan inlet Danau Ulin, inlet memiliki nilai dissolved oxygen yang lebih
besar yaitu 22,325 mg/L O2. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain suhu, semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai DO,
hal ini terbukti dengan suhu di outlet yang lebih panas daripada inlet sehingga
makhluk yang hidup di dalam air membutuhkan lebih banyak oksigen untuk
bernapas. Kecepatan angin pada bagian inlet lebih tinggi, tingginya turbulensi
mengakibatkan oksigen di udara masuk langsung ke dalam air. Outlet danau
cenderung tenang, sedangkan pada bagian inlet kecepatan alirannya lebih
besar yang menyebabkan aerasi sehingga oksigen terlarut menjadi lebih
banyak.
Jika dibandingkan dengan Permenkes RI Nomor 416 Tahun 1990
Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air yang menyatakan
bahwa minimal oksigen terlarut dalam air kolam renang adalah 0,4 mg/l,
sampel Outlet Danau Ulin memenuhi standar dan termasuk ke dalam kualitas
air yang baik. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum, dinyatakan bahwa standar baku mutu untuk air mandi
adalah ≥4 mg/l, sehingga dapat disimpulkan bahwa air Outlet Danau Ulin
tergolong air yang dapat digunakan untuk mandi. Berdasarkan PP No. 82
Tahun 2001, air Outlet Danau Ulin tergolong ke dalam kelas I dengan nilai
DO minimal 6, sehingga dapat disimpulkan bahwa air sampel dapat
dijadikan alternatif air baku untuk pengolahan air minum.
Pengolahan (treatment) yang dapat dilakukan yaitu membuat kolam
stabilisasi (kolam anaerobik, kolam fakultatif, serta kolam maturasi). Selain
pembuatan pengolahan dalam bentuk kolam, pembuatan IPAL atau Instalasi
Pengolahan Air Limbah dapat dilakukan.
Analisis Kesalahan
Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan praktikan ketika praktikum
ialah :
1. Ketika menuangkan 50 mL larutan dari botol Winkler ke labu
erlenmeyer, posisi labu tidak tepat 45o sehingga terdapat kontaminasi
udara dari luar yang masuk ke dalam larutan
2. Pembacaan larutan titrasi pada buret kurang teliti sehingga hasil yang
ditulis atau didata kurang akurat
3. Praktikan melakukan titrasi di bawah kipas angin sehingga
mempengaruhi hasil percobaan akibat faktor lingkungan.
VIII. KESIMPULAN
1. Nilai dissolved oxygen untuk sampel Outlet Danau Ulin adalah 7,97 mg/L O2,
dan sampel Inlet Danau Ulin adalah 22,325 mg/L O2
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DO yaitu garam terlarut, suhu,
tekanan, eutrofikasi, kecepatan angin dan kecepatan aliran, serta kedalaman
3. Perbandingan dengan peraturan yang berlaku: