DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Tetapi ini membahas tentang oksigen yang terdapat pada air yang dimana apabila air
tercemari oleh limbah maka semua kandungan oksigen pada perairan tersebut mengalami
ganggguan. Oksigen yang terdapat pada air dinamakan DO (oksigen terlarut) apabila air
mengalami gangguan ataupun pencemaran maka kadar DO pada perairan tersebut akan
mengalami gangguan. Untk mengatahui hal-hal tersebut ada beberapa metode yang
pengujian nilai DO dengan metode winnkler dan metode elektrokimia
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui besarnya kadar oksigen terlarut (DO) didalam sampel
air
b. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran
oksigen terlarut (DO) pada sampel air
c. Mahasiswa dapat mengetahui metode yang terdapat dalam pengukuran oksigen
terlarut (DO) pada sampel air
d. Mahasiswa dapat mengetahui metode yang tepat dalam pengukuran oksigen tersebut
(DO) pada sampel air.
Reaksi oksidasi ini bersifat kuantitatif. Banyaknya O2 adalah ekuivalen dengan banyaknya I2
yang dilepaskan. Banyaknya I2 yang dilepaskan adalah ekuivalen dengan banyaknya larutan
baku Na2s2O3 yang diperlukan untuk titrasi. Jadi, kadar oksigen dalam larutan dapat
dihitung dar banyaknya larutan baku tiosulfat untuk filtrasi. (Anonim, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian DO
Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesis dan absorpsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut
diperairan sangat berperan dalam proses penyebapan makanan oleh makhluk
hidup dalam air. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik,
jika kadar oksigen terlarut terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak
sedap akibat degradasi anaerobik yang munkin terjadi (Vandra B dkk, 2016).
Oksigen terlarut digunakan mengukur kualitas kebesihan air. Kadar DO antara
titik lokasi yang satu dengan titik lokasi lain bisa berbeda baku mutu
kandungan DO disungai adalah 6 mg/l (Prahutama A dkk, 2013) tersedianya
oksigen terlarut di dalam air sangat menentukan kehidupan diperairan tersebut.
Tingkat oksigen tersebut yang rendah dapat mempengaruhi fungsi dan
pertumbuhan yang lambat, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi hewan
diperairan (Mubarak dkk, 2010).
b. Metode elektrokimia
Aliran reaksi tergantung pada aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen
dari sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen
terlarut. Penentuan DO dengan cara titrasi berdasrakan metode winkler
lebih analitis dibandingkan dengan alat DO meter. Hal tersebut
menyebabkan alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya
hanya bersifat kisaran. Penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter
harus memperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa.
Sebagaimana lazim alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat
menentukan akurasi terhadap hasil penentuan (mardhiya, 2017).
Kadar oksigen terlarut didalam air nilainya relatif berkisar antara 6-14 ppm.
Kadar oksigen di perairan laut normal berkisar antara 5,7 – 8,5 mg/l. Kadar
oksigen ini relatif tinggi bila dibandingkan dengan kadar oksigen dibeberapa
perairan di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar oksigen (O2)
dalam perairan secara umum merupakan konsekuensi terhambatnya aktivitas
akar tumbuhan dan mikrobi, serta difusi yang meningkatkn kadar CO2 dan
turunnya kadar O2 (Sutamihardja, 1987 dalam Patty S. L, 2018).
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum uji DO dan BOD yaitu botol
winkler 2 buah yang berisi air sampel 250 ml. Buret 25 ml serta statif dan
kalm buret untuk melakukan titrasi. Pipet ukuran 25 ml yang digunakan untuk
mengambil air sampel dari botol winkler. Botol erlenmeyer 3 buah sebagai
wadah sampel air yang akan diuji, gelas beker untuk menyimpan bahan, serta
stopwatch yang digunakan sebagai pengukur waktu dalam menghitung
lamanya terjadi proses pengendapan, inkubator.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel air yang sebeumnya telah diambil saat
praktikum pengambilan sampel air di parit perdana. Sampel air ini merupakan sampel
yang diambil dari suatu lingkungan perairan yang dapat merepresentasikan atau
mewakilkan status air secara keseluruhan ditempat pengambilan sampel. Sampel air
digunakan untuk mengetahui kualitas air melalui parmeter DO dan BOD. Sampel air
yang digunakan untuk pengukuran BOD telah diinkubasi selama lima hari ditempat
gelap dan pada suhu tetap (20oC).
Bahan yang digunakan selanjutnya adalah larutan alkali iodida azida yang jika
bereaksi dengan MnO2 akan mengikat oksigen. Larutan alkali iodida ini dapat dibuat
dengan malarutkan NaOH dan KI dengan akuades dan diaduk hingga homogen.
Kemudian kristal NaH3 yang telah dilarutkan dengan aquades dan dicampur dengan
kedua larutan hingga homogen. Larutan NaOH-KI membantu kondisi basa pada
larutan MnSO4 sehingga membentuk endapan MnO2 yang berwarna cokelat pada
larutan yang menandakan adanya oksigen dalam sampel. Larutan alkali iodida
berfungsi sebagai katalisator karena zat organik sukar bereaksi. (Puspitasari, 2013).
Bahan yang digunakan selanjutnya adalah H2SO4 pekat. H2SO4 murni bersifat
sangat korosif, cairan tidak berwarna. Pekat dan larut dalam air diberbagai
konsentrasi, larutan H2SO4 dibuat dengan melarutkan H2SO4 kedalam aquades dan
dicampur hingga homogen. Larutan ini digunakan dalam praktikum untuk melarutkan
kembali endapan sehingga endapan larut dan akan melepaskan I2 yang ekuivalen
dengan oksigen terlarut. H2SO4 berbentuk cairan bening, tidak berwarna dan tidak
berbau. Larut dalam air memiliki berat jenis 1,84 gr/cm3 dan mengandung 98%
H2SO4 dengan konsentrasi 18 M. ( Puspitasari, 2013)
Larutan Na2S2O3 berupa hablur besar, tidak berwarna atau serbuk hablur kasar.
mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu > 33oC.
Larutan ini dibuat dengan melarutkan Na2S2O3 dengan aquades dan diaduk hingga
homogen. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut
dalam air dan tidak larut dalam etanol. Larutan ini digunakan untuk mentitrasi sampel.
Apabila sampel pada percobaan ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 maka sampel
akan berwarna kuning pucat atau kuning transparan. (Puspitasari, 2013)
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang kami lakukan pada hari kamis 8 november 2018 pagi hari pada
pukul 08:00 wib pertama kami mengambil sampel air di parit perdana yang letaknya di tepi
jalan sedikit pemukiman dan tepi aliran air terdapat beberapa tumbuhan sejenis lumut dan
pakis.Dalam pengambilan ini meskipun pagi tetapi cuaca terik dan bersuhu panas. Saat
pengambilan sampel air kami menggunakan teknik khusus agar menghindari turbulensi yang
terjadi pada air tersebut ager tiadak mengangggu kualitas oksigen terlarut yang terdapat pada
perairan tersebut agar kita bisa mengambil sampel pengujian dengan baik.
Botol winkler harus dimaksukan dengan teknik khusus agar tidak terjadi terkontiminasi
oleh udara atau oksigen luar dan makhluk-makhluk lain (SNI,2008:6989.59.)
Ketika melakukan praktikum kami telah memilih prosedur kerja sehinga kami bisa
meminimalisir kesalahan pada saat melakukan perhitungan dan percobaan yang dilakukan.
Dimana proseedur kerja yang kami lakukan saat pertama kali adalah dengan mengambil sapel
air pada parit dengan botol winkler yang telah disediakan dan mengambbil di bagian titik
tengah pada perairan tersebut serta meneggelamkannya hinga ½ dari kedalaman air parit
tersebut. Dalam hal ini yang paling penting adalah kita harus menghindari pemasukannya
oksigen dari luar yang membentuk gelembung udara pada botol winkler ketika tersupsensi
maka secara langsung air yang kita ambil dapata terkontaminasi sehingga mengakibatkan
turbulensi dimana turbulensi ini akan mempengaruhi kadar dan nilai DO. Selain itu setelah
melakukan pengambilan botol winkler harus tertutup rapat.ketiika sampel telah siap maka
kita akan meneliti ke laboratorim. Langkah awal yang kami lakukan adalah membagi sampel
untuk di inkubasi da nada yang langsung di teliti pada hari itu saat pengambilan sampel
disistu yang disebut pengujian DO.
penggunaan larutan MnSO4 dalam sebuah reaksi yang diantaranya adalah mengikat
oksigen dan menjadikan Mn(OH2) yang kemudian akan dioksidasi menjadi MnO2 berhidrat
serta diperhatikan sebelum mengambil larutan MnSO4 yang mana kita menggunakan pipet
volume dengan pipet yang berbentuk bolal diatasnya . pipet volume saat menggunakan alat
ini kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana cara penggunaan yang baik dan benar
agar tidak ada terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan. Pada pipet ini terdapat 3 huruh
yang berada pada masing-masing letaknya. Yang pertama huruf (A) apabila di tekan akan
mengosongkan udara pada letak tengah yang berbentuk bola dan berfungsi juga sebagai
pembantu mengempiskan bentuk bola tersebut agar gaya tarik yang di hasilkan dapat dengan
baik bekerja dalam menarik larutan, (S) berfungsi sebagai menyimpan atau menyedot air atau
larutan. (E) berfungsi sebagai pengeluaran larutan yang telah mmasuk pada pipet volume
tersebut. Ketika melakukan pemindahan larutan hindari kontak langsung antara sampel dan
zat-zat yang lain dengan pipet volume karena akan mempengaruhi kinerja larutan yang akan
di teliti karena semua laruttan sudah di porsikan dengan kadar yang efektif tanpa ada lagi
gangguan dari factor lain. Setelah itu mulailah bekerja dengan langkah awal air sampel kita
campur dengan larutan 3ml Mn2SO4 dan 3ml alkali iodide azida. Stelah itu tutup botol
kemmudian kocok dengan membolak-belikan botol winkler tersebut dengan baik. Kemudian
letakkan botol tersebut pada meja lab dan tunggu hingga kurang lebih 10-15 menit.
Kemudian amati secara saksama larutan tersebut akan menimbulkan endapan yang berwarna
coklat.kemudian apabila sudah membentuk endapan kita campuri lagi dengan H2SO4 yang
berfungsi sebagai salah satu sarana melarutkan endapan tersebut dan penambahan ini sangat
penting kita harus menggunakan masker dan sarung tangan guna menghindari bau tajam dan
mengindari tumpahan pada laarutan tersebut karena bersifat korosif.setelah penambahan
dilakukan kita dapat mengamati bahwa larutan yang tadinya mengalami endapan akan
menjadi larutan yang kembali kewujud awal tidak ada lagi endapan. Kemudian selanjutnya
kita memindahkan ke tabung elemenyer dengan alat bantu pipet volume dengan ukuran
masing-masing larutan di tiga botol sampel adalah 50 ml. selanjutnya apbila semua sudah
dilakukan kita langsung mencampuri ke-3 larutan tersebut dengan larutan Mn2SO4 sebanyak
masing-masing 3ml dan menambahkan juga alkali iodida azida sebanyak masing-masing 3ml
dan amati perubahan warna yang terjadi pada ke-3 larutan tersebut dengan saksama akan
menjadi warna biru dan yang kami dapatakn adalah berwarna biru pekat kehitaan kemudian,
kita mentitrasi air larutan tersebut dengan larutan kanji Na2S2O3 sebanyak yang kita
perlukan sampai air larutan yang kita amati menjadi kembali kewujud semula. Dalam
kelompok kami menadapatkan hasil dimasing-masing pemberian tetesan yaitu:
volume 1 = 1,1 ml
volume 2 = 0,9 ml
volume 3 = 1,7 ml
Dan dalam muatan hasil penggolongan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 82 tahun
2001 dinyatakan bahwa:
Golongan air DO (ppm)
1 6
2 4
3 3
4 0
Keterangan :
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya dilakukan dengan lebih serius dan dapat
menyesuaikan dengan keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Androva AK dan Harjanto I. 2017. Studi Peningkatan Kadar Dissolved Oxygen Air, Setelah
di Injeksi dengan Aerator Kincir Angin Savonius Arreus, Menggunakan DO Meter Type
Lutron DO-5510:Jurnal Ilmiah Teknosains. Vol 3. No 2
Anonim. 2011. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD). Universitas
Indonesia : Jakarta
Arizuna M. 2014. Kandungan Nitrat dan Fosfat dalam Air Pori Sedimen di Sungai dan Muara
Sungai Wedung Demak:Diponegoro Journal Of Maquares. Vol 3. No 1. 7-16
Mardhiya. 2017. Sistem Akuisisi Data Pengukuran Kadar DO pada Air Tambak Udang
Menggunakan Sensor DO. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Lampung. Bandar Lampung
Megawati G dkk. 2014. Sebaran Kualitas Perairan Ditinjau dari Zat Hara, Oksigen Terlarut
dan pH di Perairan Selat Bali Bagian Selatan:Jurnal Oseanografi. Vol 3. No 2. 142-150
Mubarak dkk. 2010. Korelasi antara Konsentrasi Oksigen Terlarut pada Kepadatan yang
Berbeda dengan Skoring Warna Daphina Spp:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol
2. No 1
Patty SL. 2018. Dissolved Oxygen and Apparent Oxygen Utilization in Lembah Strait
Waters, North Sulawesi:Jurnal Ilmiah Platax. Vol 6: (1)
Puspitasari. 2013. Praktikum Pengelolaan Limbah Industri. Bandung: Program Studi Diploma
III Analisis Kimia. Politeknik Negeri Bandung
Vandra B. 2016. Studi Analisis Kemampuan Self Purification pada Sungai Progo Ditinjau
dari Parameter BOD dan DO: Jurnal Teknik Kingkungan. Vol 5. No 4