LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGUJIAN DO DAN BOD DENGAN TITRASI
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami prinsip pengujian kualitas air dengan parameter BOD.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja pengujian DO dengan metode titrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.7.3 H2SO4
Asam sulfat (H2SO4) merupakan zat kimia yang paling banyak digunakan pada
proses pikel oleh masyarakat penyamak kulit. Penggunaan asam sulfat sering
disatukan dengan dengan asam formiat pada proses pikel karena memiliki sifat yang
saling melengkapi. Asam sulfat memiliki daya ionisasi asam lebih kuat sehingga
asam sulfat lebih mudah dan lebih banyak beraksi dengan zat-zat didalam kulit.
Banyaknya asam sulfat yang berikatan dengan zat didalam kulit akan memudahkan
terikatnya krom dengan kolagen kulit yang dapat tersamak penuh (fulltan).
Kelemahan asam sulfat adalah dapat menyebabkan bagian luar kulit menjadi kasar
(Gumilar et al., 2010).
2.7.4 Na2S2O3
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) adalah suatu senyawa kimia dan obat-obatan.
Padatannya adalah zat kristal yang efloresen yang larut dengan baik dalam air. Bila
dipanaskan hingga 300°C, senyawa ini terurai menjadi natrium sulfat dan
natrium polisulfida. Senyawa ini digunakan untuk mendeklorinasi air keran termasuk
menurunkan kadar klorin untuk digunakan dalam akuarium serta kolam renang.
Titrasi pada standarisasi larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) dengan standar primer
kalium dikromat ( K2Cr2O7), ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi natrium
tiosulfat yang sesungguhnya karena senyawa tersebut tergolong dalam larutan
standar sekunder. Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses
iodometrik adalah natrium tiosulfat (Samsuar et al., 2017).
Gambar 3.1 Botol winkler Gambar 3.2 Pipet tetes Gambar 3.3 Bulb
Gambar 3.4 Buret Gambar 3.5 Statif Gambar 3.6 Pipet Ukur
Disiapkan
Botol winkler
Diisi dengan air sampel sampai penuh dan ditutup
pelan-pelan sampai tidak ada gelembung udara
Titrasi
Gambar 3.13 Diagram Alir Cara Kerja Pengujian DO dan BOD dengan Metode Titrasi
Sumber: data diolah, 2020
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan :
𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000 𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000
DO = DO5 =
𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡 𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡
7,5 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000 3,4 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000
= = 6 𝑚𝑔/𝑙 = = 2,72 𝑚𝑔/𝑙
100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙
Perhitungan :
𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000 𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000
DO = DO5 =
𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡 𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡
7,5 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000 3,1 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000
= = 6 𝑚𝑔/𝑙 = = 2,48 𝑚𝑔/𝑙
100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙
4.4 Pembahasan
4.4.1 Perbandingan Nilai BOD Sampel Air Sungai dengan Baku Mutu beserta
Peruntukannya
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil nilai BOD sampel
air deras dan air tenang. Pada sampel air deras, nilai BOD yang diperoleh sebesar
3,28 mg/l sedangkan nilai BOD pada sampel air tenang adalah sebesar 3,52 mg/l.
Kedua nilai BOD tersebut termasuk golongan ke II atau termasuk pencemaran
yang tergolong rendah. Kadar BOD merupakan salah satu parameter yang dapat
dijadikan tolak ukur beban pencemaran suatu perairan. Pemeriksaan BOD sangat
penting untuk menelusuri aliran pencemaran karena dapat menentukan beban
pencemaran akibat air buangan dan mendesain sistem pembuangan secara
biologis bagi air tercemar. Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup
sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DO0) dari sampel
segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen
terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan
suhu tetap yang sering disebut dengan DO 5. Selisih DO 0 dan DO5 (DO0 - DO5)
merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
Semakin tinggi kadar BOD, maka semakin tercemar suatu perairan tersebut (Yulis
et al., 2018).
4.4.2 Perbedaan Karakteristik Nilai DO pada Sampel Air Sungai Deras dan Tenang
Berdasarkan praktikum pengujian BOD dan DO, sampel yang digunakan
adalah air sungai dengan aliran derasa dan tenang. Nilai DO0 pada aliran derasa
dan tenang bernilai sama, yaitu 6 mg/L. Setelah diinkubasi selama 5 hari nilai DO
menjadi 2,72 mg/l pada aliran deras dan 2,48 mg/L pada aliran tenang.
Pengukuran DO5 dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah banyaknya
titran yang digunakan, yaitu 3,4 ml pada aliran deras dan 3,1 ml pada aliran
tenang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai deras memiliki DO
yang lebih tinggi dan nilai BOD yang lebih rendah jika dibandingkan dengan air
sungan aliran tenang.
4.4.3 Hubungan Antara DO, BOD, dan COD Berdasarkan Data Hasil Praktikum
Hasil praktikum yang telah diperoleh menunjukkan hubungan antara DO, BOD,
dan COD adalah berbanding terbalik. Dapat dilihat pada data yang telah diperoleh
yaitu, nilai DO awal yaitu 6 mg/l, pada aliran deras sebesar 2,72 mg/l sedangkan
nilai BOD nya 3,28 mg/l. Kemudian pada aliran tenang nilai DO yang didapat
adalah 2,48 mg/L sedangkan nilai BOD nya adala 3,52. Dari data hasil tersebut
dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi nilai DO, maka nilai BOD semakin rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas air tersebut cukup baik karena
mengandung nilai DO yang lebih besar. Kualitas air yang buruk dapat diketahui
dengan nilai BOD dan COD yang lebih tinggi.
5.1 Kesimpulan
DO merupakan oksigen terlarut yang digunakan untuk mengukur kualitas kebersihan
air. Semakin besar nilai kandungan DO menunjukan bahwa kualitas air tersebut semakin
bagus. Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) juga dapat diartikan sebagai salah
satu parameter mengenai kualitas air. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami
prinsip pengujian kualitas air dengan parameter BOD serta mengetahui cara kerja
pengujian DO dengan metode titrasi. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
didapatkan nilai DO0 pada air sungai deras dan tenang sebesar 6 mg/l, nilai DO5 pada
aliran deras sebesar 2,72 mg/l, dan nilai pada DO5 aliran tenang sebesar 2,48 mg/l.
Sedangkan nilai BOD pada sungai aliran deras sebesar 3,28 mg/l dan pada aliran tenang
sebesar 3,52 mg/l. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas air sungai tersebut cukup
baik karena memiliki nilai DO yang lebih tinggi daripada nilai BOD-nya.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan lancar dan asisten praktikum juga sudah menjelaskan dengan
baik. Akan tetapi karena dilaksanakan secara online, ada beberapa kendala seperti
jaringan yang unstable.
DAFTAR PUSTAKA
Gumilar, J, Wendri SP, Eka W. 2010. Pengaruh Penggunaan Asam Sulfat dan Asam Formiat
pada Proses Pikel terhadap Kualitas Kulit. Jurnal Ilmu Ternak 10 (1):1-6
Hamzah, Faisal dan Mukti Trenggono. 2014. Oksigen Terlarut Di Selat Lombok. Jurnal Balai
Penelitian dan Observasi Laut, 1 (2): 21-35
Mubarak, AS, Diah AS, Rahayu K. 2010. Korelasi Antara Konsentrasi Terlarut pada Kepadatan
yang Berbeda dengan Skoring Warna Daphia spp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan 2(1): 42-50
Patty, SI. 2018. Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di Perairan Selat Lembeh,
Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax 6(1): 54-60
Prahutama, Alan. 2013. Estimasi Kandungan DO (Dissolve Oxygen) di Kali Surabaya dengan
Metode Kriging. Jurnal Statistika, 1(2): 9-14
Rinaldo, Berutu. 2016. Analisis Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen Demand (BOD)
pada Air Limbah Industri Menggunakan Metode Winkler. Tugas Akhir. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Riwayati. 2013. Iodium Mineral Sebagai Zat Gizi. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 11 (22): 35-
41
Samsuar, Febri M, Merinda S. 2017. Analisis Kadar Klorin (Cl2) Sebagai Pemutih pada Rumput
Laut (Eucheuma cottonii) yang Beredar di Lampung. Jurnal Farmasi Lampung 6(2):1-
10
Santoso, AD. 2018. Keragaan Nilai DO, BOD dan COD di Danau Bekas Tambang Batu Bara.
Jurnal Teknologi Lingkungan 19(1): 89-96
Septiawan, M, Sri MRS, Fransiska WM. 2014. Penurunan Limbah Cair Industri Tahu
Menggunakan Tanaman Cattail dengan Sistem Constructed Wetland. Indonesian
Journal of Chemical Science 3(1): 23-27
Simanjuntak, Marojahan. 2012. Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di Perairan
Teluk Klabat, Pulau Bangka. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 12 (2): 59-66
Sinaga, ELR, Ahmad M, Darma B. 2016. Profil Suhu, Oksigen Terlarut, dan pH Secara Vertikal
Selama 24 Jam di Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Omni-
Akuatika 12(2): 114-124
Tahir, RB. 2016. Analisis Sebaran Kadar Oksigen (O 2) dan Kadar Oksigen Terlarut (Dissolve
Oxygen) dengan Menggunakan Data In Situ dan Citra Satelit Landsat 8 (Studi Kasus:
Wilayah Gili Iyang Kabupaten Sumenep). Tesis. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya
Yulis, Putri Ade Rahman. 2018. Analisis Kadar DO, BOD, dan COD Air Sungai Kuantan
Terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi
Ilmiah 6(3): 23-30
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Yulis, PAR, Desti, Asyti F. 2018. Analisis Kadar DO, BOD, dan COD Air Sungai Kuantan
Terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin. Jurnal Bioterdidik 6(3): 22-27
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
Tugas :
1. Jelaskan prinsip dari metode pengujian yang digunakan dalam praktikum
pengujian DO dan BOD pada praktikum!
Prinsip metode Winkler adalah oksigen didalam sampel akan mengoksidasi
MnSO4 yang ditambahkan ke dalam larutan pada keadaan alkalis, sehingga terjadi
endapan MnO2. Penambahan asam sulfat dan kalium iodida menyebabkan
dibebaskannya iodin yang ekuivalen dengan oksigen terlarut. Iodin yang dibebaskan
tersebut kemudian dianalisis dengan metode titrasi iodometri dengan larutan standard
tiosulfat dan indikator kanji.
2. Jelaskan secara rinci tahapan pengujian dalam metode pengujian DO dan BOD
pada praktikum!
Hal yang pertama kali dilakukan adalah menyiapkan ala dan bahan, kemudian
mengisi botol winkler dengan air sampel hingga penuh dan pastikan tidak ada
gelembung udara ketika sudah ditutup. Kemudian, tambahkan MnSO4 dan NaOH+KI
sebanyak 1 ml, ditutup, kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 15 menit.
Selanjutnya, menambahkan H2SO4 sebanyak 1 ml, dikocok, dan didiamkan selama 15
menit hingga larutan berwarna kuning. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam
erlenmeyer sebanyak 50 ml. Kemudian dilakukan titrasi Na2S2O3 0,01 N hingga larutan
berwarna kuning muda. Selanjutnya ditambahkan 10 tetes indikator lugol hingga
larutan berwarna biru. Larutan dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0,01 N hingga warna
biru hilang dan terakhir catat hasilnya.
Air Deras
g. Jenis Air : Air deras
h. Lokasi : Sungai Sengkaling
i. Parameter : Biologi
j. Cuaca : Cerah berawan
k. Tanggal dan Waktu Pengambilan : Sabtu, 23 Maret 2019/10.00
l. Nama : M5
Perhitungan :
𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000 𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000
DO = DO5 =
𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡 𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡
7,5 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000 3,4 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000
= = 6 𝑚𝑔/𝑙 = = 2,72 𝑚𝑔/𝑙
100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙
Perhitungan :
𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000 𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑥 8000
DO = DO5 =
𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡 𝑉𝑙𝑎𝑟𝑡
7,5 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000 3,1 𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 8000
= = 6 𝑚𝑔/𝑙 = = 2,48 𝑚𝑔/𝑙
100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙