PENDAHULUAN
Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan
sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Air
sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan
lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan manusia serta mahluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan
menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya
tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan
sumberdaya alam.
Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini air
menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga
secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula
secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
1
meningkat. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu
terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik,
biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Salah satu badan air yang merupakan kekayaan sumberdaya air adalah
sungai. Sungai merupakan sebuah fenomena alam yang terbentuk secara
alamiah. Fungsi sungai adalah sebagai penampung, penyimpan irigasi dan
bahan baku air minum bagi sejumlah kota disepanjang alirannya. Sungai
merupakan suatu bentuk Ekositemaquatic yang mempunyai peran penting
dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah
disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan disekitarnya.
Sungai juga merupakan tempat yang mudah dan praktis untuk
pembuangan limbah, baik padat maupun cair, sebagai hasil dari kegiatan
rumah tangga, industri rumah tangga, garmen, peternakan, perbengkelan, dan
usaha-usaha lainnya. Dengan adanya pembuangan berbagai jenis limbah dan
sampah yang mengandung beraneka ragam jenis bahan pencemar ke badan-
badan perairan, baik yang dapat terurai maupun yang tidak dapat terurai akan
menyebabkan semakin berat beban yang diterima oleh sungai tersebut. Jika
beban yang diterima oleh sungai tersebut melampaui ambang batas yang
ditetapkan berdasarkan baku mutu, maka sungai tersebut dikatakan tercemar,
baik secara fisik, kimia, maupun biologis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Total Suspended Solid (TSS)
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat
(pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam
air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus
dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai
bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi
kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
2.5 Warna
Warna air alam dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu yang pertama
warna Sesungguh nya (True Colour) yaitu ditimbulkan oleh kandungan
senyawa organic seperti lignin,humus, dan dekomposisi bahan-bahan organic
lainnya. Warna sesungguhnya akan tetap ada meskipun kekeruhan sudah
dihilangkan. Yang kedua yaitu warna bukan sesungguhnya (Apparent Colour)
4
ditimbulkan oleh kehadiran bahan-bahan tersuspensi dalam air industry dan
lain sebagainya. Warna bukan sesungguhnya ini ditetapkan dari contoh air
asli tanpa melalui penyaringan atau setrifugasi
BAB III
METODE PENELITIAN
5
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Laboratorium Lingkungan I mengenai Percobaan Uji Kualitas
Air Sungai dengan parameter FisikKimiawi Kekeruhan Air, TDS, TS, TSS,
DHL dan Warna dilakukan pada:
3.2.2 TDS
Tabel 3.2
Alat dan Bahan TDS
6
N Nama Alat Jumla Ukuran Nama Konsentrasi Jumlah
o h Bahan
1. Desikator 1 - Air Sungai - -
Titik
Sampling I
2. Kertas Saring 1 0,45m
3. Labu Didih 1 550 ml
4. Oven 1 -
5. Timbangan 1 -
Analitik
3.2.3 TSS
Tabel 3.3
Alat dan Bahan TSS
N Nama Alat Jumla Ukuran Nama Konsentrasi Jumlah
o h Bahan
1. Alat penyaring 1 - Air Sungai - -
legkap dengan Titik
peralatan Sampling I
vacum
2. Desikator 1 -
3. Kertas Saring 1 0,45 m
4. Neraca Analitik 1 -
5. Oven 1 -
6. Penjepit 1 -
3.2.4 DHL
Tabel 3.4
Alat dan Bahan DHL
N Nama Alat Jumla Ukuran Nama Konsentrasi Jumlah
o h Bahan
7
1. Gelas Kimia 1 - Air Sungai - -
Titik
Sampling I
2. Konduktometer 1 -
4. Masukkan lagi air sampel kedalam kuvet dan bersihkan sisa air pada
luar kuvet dengan menggunakan lap.
8
3.3.2 TDS
1. Siapkan cawan petri dan sampel.
3.3.3 TSS
1. Siapakan alat dan bahan.
3.3.4 DHL
1. Siapakan alat dan bahan.
9
3. Siapakan alat konduktometer.
5. Catat hasilnya.
3.3.5 Warna
1. Siapakan alat dan bahan.
5. Tekan F9.
6. Catat hasilnya.
3.4 Metode
3.4.1 pH Meter
3.4.2 Turbidimeter
Menggunakan alat hellige turbidimeter untuk mengukur intensitas
cahaya yang diteruskan dalam sampel air. Selisih intensitas cahaya yang
10
masuk aka diserap oleh partikel-partikel yang akan megikuti hokum
lambert beer. Hukum ini menyatakan apabila seberkas sinar
monokromatis melalui media yang menyerap sinar maka intensitasnya
akan berkurang secara eksponen dan bertambah panjangnya media
tersebut. Angka yang ditunjukan oleh diafragma diplotkan dalam kurva
standar untuk mendapatkan besarnya kekeruhan dalam mg/L.
3.4.3 TDS
Analisis TDS dilakukan dengan menguapkan sampel air beserta
partikel yang terlarut dengan ukuran berkisar 10 m. hasil anailis TDS
-8
3.3.4 TSS
Sampel air yang telah dikocok merata (homogenisasi) diuapkan
dalam cawan yang diketahui beratnya dan kemudian dikeringkan dalam
tungku heater 103-105 C. beda berat cawan ini yang merupakan sisa
o
3.4.5 DHL
Umumnya senyawa anorganik terlarut dalam air ditemukan dalam
bentuk ion-ion. Ion ion ini menghantarkan aliran listrik dan bergerak ke
arah elektroda yang terdapat dalam larutan tersebut. Ion negative akan
bermigrasi ke ion positif. Daya hantar listrik menggukana sel
konduktivitas yang dihubungan dengan rangkaian jembatan wheatstone.
Susunan ini melakukan pengukuran aliran listrik larutan.
3.4.6 Warna
Penentuan warna dilakukan dengan membandingkan sampel air
pada larutan berwarna serupa air alami yang konsentrasinya sudah
diketahui. Umumnya pembuatan larutan standr diperoleh dari larutan
11
induk yang mengandung 500 mg/L lalu sampel harus ditempatkan
dalam botol sampel yang bersih. Penentapan warna alami akan
mengalami gangguan bila terdapat senyawa tersuspensi atau kekeruhan
dalam air.
3.4.7 Gravimetri
Gravimetri adalah cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia.
Analisis gravimetri merupakan cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstan) nya. Dalam analisis ini, unsur
atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis. Bagian terbesar dari analisis gravimetri menyangkut
perubahan unsur atau gugus dari unsur atau senyawa yang dianalisis
menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil) sehingga dapat
diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya alam
analisis kuantitatif selalu memfokuska pada jumlah atau kuantitas dari
sejumlah sampel, pengukuran sampel dapat dilakukan dengan
menghitung konsentrasi atau menhitung volumenya. Gravimetri
merupakan penetapan kuantitas atau jumla sampel melalui perhitungan
berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk halus selalu dalam bentuk
padatan.
3.4.8 Spektrofotometri
Spektrofotometri UV adalah pengukuran suatu interaksi antara
radiasielektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia.
Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190-380
nm. Sinar ultraviolet terbagi menjadi 2 jenis yaitu ultraviolet jauh dan
ultraviolet dekat. Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang
10-200nm, sedangkan
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3. pH : 6.52
13
No Gambar
Keterangan
.
4. Daya Hantar Listrik (DHL) : 427
14
No Gambar
Keterangan
.
9. Berat kertas saring dengan residu : 97.2 mg
4.2 Perhitungan
1. TDS
1000
TDS = ( A B ) x 100 ml sampel
1000
= ( 46230 mg 46200 mg ) x 100 ml sampel
= 300 mg/L
2. TSS
1000
TSS = ( A B ) x 100 ml sampel
1000
= ( 97.2 mg 71.3 mg ) x 100 ml sampel
= 25.9 mg/L
15
3. Warna
Tabel 4.2 Tabel Konsentrasi dan Absorbansi Spektofotometer
Konsentrasi Absorbansi
(x) (y)
0 0
10 0,244
20 0,471
30 0,698
40 0,925
a = 6,8 x 10-3
b = 0,02304
R2 = 0,99978
Y = a + bx
0,098 = 6,8 x 10-3 + 0,02304 x
x = 3,958
16
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kekeruhan
Praktikum Laboratorium Lingkungan yang pertama ini yaitu
menganalisis kualitas air secara fisika dan kimia yang terdiri dari
kekeruhan air, TDS, TSS, DHL, dan warna. Sampel air diambil dari
Sungai Grogol yang berada di depan Mall Central Park yang
berkoordinat 6o1030.2S dan 106o4728.5E didapatkan hasil dengan
menggunakan alat Turbidimeter Eutech TN 100 dengan secara ex situ
didapatkan hasil 15,2 NTU. Hasil pengamatan ex situ akan
dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum (terlampir).
Tabel 4.3 Baku Mutu Turbiditas
Baku Mutu Turbiditas (NTU)
Golongan A Golongan B Golongan C Golongan D
5 100 100 100
17
maupun anorganik yang masuk ke badan air mengendap dan mati.
Penyebabnya karena oksigen yang masuk kurang, kecepatan air rendah
dan intensitas sinar matahari yang kurang sehingga self purification
sulit terjdi.
18
Tabel 4.4 Baku mutu TSS
Baku Mutu TSS (mg/L)
Golongan A Golongan B Golongan C Golongan D
100 100 100 200
4.3.5 Warna
Pada penentuan warna air minum yang layak dikonsumsi
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum tentang Air Minum dan juga
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
582 Tahun 1995 Tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air
Sungai/Badan Air Serta Baku Mutu Limbah Cair syarat air minum
yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia jika terlihat dari parameter
fisik seperti warna nilai maksimumnya yaitu sebesar 15 TCU. Dari hasil
perhitungan menggunakan spektofotometer diperoleh hasil sebesar
3,958.
Berdasarkan syarat-syarat, air yang layak untuk dikonsumsi yaitu
air tidak berwarna keruh, tidak berwarna dan tidak berbau apapun. Air
yang layak dikonsumsi tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya
dan beracun. Namun dari hasil pengamatan, diketahui bahwa air sungai
19
tersebut berwarna keruh dan berbau.
BAB IV
SIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21