Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN I

ANALISIS PENDAHULUAN (FISIKA-KIMIAWI) :


KEKERUHAN AIR, TDS, TSS, DHL, DAN WARNA

KELOMPOK III

1. Arleen Maranatha (1132005009)


2. Aulia Ramandha (1142005003)
3. Rahma Dewi H. (1142005013)

ASISTEN :

Fithri Zakiyah

TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BAKRIE

MARET 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini salah satu masalah yang dihadapi di indonesia terutama DKI
Jakarta adalah pencemaran sungai. Pencemaran sungai merupakan tercemarnya
air sungai yang disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah
peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan
kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pencemar sungai
dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa.
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000
zat kimia telah digunakan secara komersial.

Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah.
Banyak penyebab dan sumber yang dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran sungai, yaitu sumber polusi air sungai antara lain limbah industri,
pertanian dan rumah tangga, Penggunaan insektisida seperti DDT (Dichloro
Diphenil Trichonethan) oleh para petani, untuk memberantas hama tanaman
dan serangga penyebar penyakit lain secara berlebihan, Pembuangan sampah
organik maupun yang anorganik yang dibuang kesungai terus-menerus, dll.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan


perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat
mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat
sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan
menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi
estetika.

Dalam mengukur kualitas air dari suatu perairan bisa dilihat dari
beberapa parameter kualitas fisik dan kimia air, yaitu kekeruhan air, total zat
padat yang terlarut, total zat padat yang tersuspensi, daya hantar listrik, dan
warna.
Terdapat beberapa peraturan yang mendukung untuk mengatur kualitas
air dan pencemaran sungai yang ada, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990, Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 mengenai Persyaratan
Kualitas Air Minum, dan lain-lain.

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah menguji kualitas fisik dan kimia air dalam
suatu perairan dari beberapa parameter fisik air seperti
1. Menentukan kekeruhan air dalam air
2. Menentukan mg/l zat padat terlarut ( TDS ) dalam air
3. Menentukan daya hantar listrik ( DHL ) dalam air
4. Menentukan warna dalam air
5. Menentukan TSS dalam air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Kekeruhan Air
Kekeruhan didalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi,
seperti lempung, lumpur, zat organic, plankton, dan zat-zat halus lainnya
yang mengganggu berlalunya cahaya pada air. Kekeruhan merupakan
sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan absorpsi cahaya yang
melaluinya. Partikel partikel tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan
pada air akan mempengaruhi transmisi cahaya yang melaluinya. Alat
Hellige Turbidimeter mengukur intensitas cahaya yang diteruskan dalam
sampel air. Selisih intensitas cahaya anatara cahaya yang masuk dengan
cahaya yang diserap oleh partikel-partikel akan mengikuti hukum
Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan apabila seberkas sinar
monokromatis melalui media yang menyerap sinar, maka
intensitasnya akan berkurang secara eksponen dengan bertambah
panjangnya media tersebut.
1.2. Total Disollved Solid (TDS)
TDS (Total Dissolve Solid) atau zat terlarut adalah residu yang
dapat melewatisaringan yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic
maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan.
Didalam metode analisisnya, TDS juga dipengaruh oleh besarnya pori-
pori penyaring dan ukuran untuk kertas saring dengan ukuran 10-5m atau
membran penyaring yang mempunyai ukuran 0,20-45x 10-6m. Jadi
konsentrasi TDS dalam air yang dianalisa bisa merupakan zat padat
terlarut dalam air atau ditambah lagi dengan konsentrasi beberapa koloid
yang lolos saringan jika suatu air mengandung partikel-partikel koloid.
1.3. Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended Solid (TSS) atau zat padat yang tersuspensi,
merupakan residu yang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh
saringan. TSS adalah salah satu parameteryang digunakan untuk
pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan pada beratkering
partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori
tertentu.Umumnya, filter yang digunakan memiliki ukuran pori 0.45 m (
Clescerl, 1905). Nilai TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan
cara menuangkan air denganvolume tertentu, biasanya dalam ukurtan
liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-poritertentu. Sebelumnya,
filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkandengan
berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan. Berat
filter tersebutakan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-
partikel tersuspensi yangterperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang
tersuspensi ini dapat berupa bahan-bahanorganik dan inorganik. Satuan
TSS adalah miligram per liter (mg/l).Kandungan TSS memiliki hubungan
yang erat dengan kecerahan perairan.Keberadaan padatan tersuspensi
tersebut akan menghalangi penetrasi cahaya yang masukke perairan
sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan
hubungan yang berbanding terbalik.
1.4. Daya Hantar Listrik
Larutan yang mengandung ion-ion akan menghantar listrik.
Pemeriksaan terhadap bahan terlarut dalam air dapat dilakukan secara
cepat dengan penetapan daya hantar listrik suatu larutan. Umumnya
asam, basa dan garam-garam anorganik merupakan penghantar yang
baik. Sebaliknya senyawa-senyawa organik yang tidak terionisasi dalam
larutan seperti sukrosa dan benzena merupakan penghantar listrik yang
lemah. Air suling yang baru dibuat memiliki daya hantar sebesar 0,5-2
mhos/cm dan setelah berumur beberapa minggu naik menjadi 2-4
mhos/cm, Daya hantar listrik air minum umumnya berkisar antara 50-
1500 mhos/cm, sedangkan daya hantar air buangan bervariasi menurut
karakteristiknya. Daya hantar listrik larutan juga dipengaruhi oleh suhu
larutan.

1.5. Warna
Kualitas sumber air dari sungai sungai penting di Indonesia
umumnya tercemar oleh limbah yang penduduk, industry dan lainnya.
Tidak hanya itu, pencemaran air juga terpangaruh terhadap pencemaran
udara, yaitu pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air
hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Warna air adalah sifat fisik air
yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat didalam air.
Meskipun murni, air selalu dikatakan berwarna biru-hijau apabila volume
air cukup banyak. Hal yang penting untuk membedakan antara warna asli
air (True Colour) dan warna bukan sesungguhnya (Apparent Colour).

Warna air alam dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:


1. Warna sesungguhnya (true colour) ditimbulkan oleh kandungan
senyawa organik seperti lignin, humus dan dekomposisi bahan-bahan
organik ( daun tumbuh-tumbuhan dan lain-lain). Warna sesungguhnya
akan tetap ada meskipun kekeruhan (yang dapat menimbulkan warna
dalam air) sudah dihilangkan.
2. Warna bukan sesungguhnya (apparent colour) ditimbulkan oleh
kehadiran bahan-bahan tersuspensi dalam air industri dan lain
sebagainya. Warna bukan sesungguhnya ini ditetapkan dari contoh air
asli tanpa melalui penyaringan atau (filtrasi) atau sentrifugasi.
Penentuan warna dilakukan dengan membandingkan sampel air
pada larutan berwarna serupa air alami yang konsentrasinya sudah
diketahui. Metode platina- kobalt merupakan metode standar yang
digunakan dalam penentuan warna air dikarenakan reaksi antara larutan
k2PtCl6 (khalium khloroplatinat) dengan CoCl2 (kobalt klorida) akan
menghasilkan warna menyerupai air alami yaitu berwarna kuning
kecoklatan.
BAB III

METODE

3.1. Waktu dan Tempat


3.3.1 Waktu : 07.00 WIB (22 Maret 2016)
3.3.2 Tempat : Titik Sampling 3, Bawah Flyover Mall Ciputra
6,167922 LU dan 106,787931 LS

Titik
Sampling

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Pengambilan Sampel Air
Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran
Water sampler - 1 - -
Water bottle - 1 - -
pH meter - 1 - -
Termometer - 1 - -

3.2.2. Kekeruhan Air

Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran


Turbidimeter - 1 Sampel air 50 ml
Cuvet turbidimeter 20 ml 1 Larutan standar 1 NTU
Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran
50 ml 1 10 NTU
Grafik standar - 1 100 NTU
Gelas kimia 500 ml 1000 NTU
Aquades, untuk -
cuci alat

3.2.3. TDS (Total Dissolved Solids)

Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran


Cawan Penguap 50 ml 1 Sampel air 50 ml
Kertas saring 0,2-45x10-6 m 1 Aquades, untuk -
cuci alat
Oven, suhu 105C - 1
Desikator - 1
Hotplate - 1
Gelas ukur 100 ml 1
Timbangan analitik - 1

3.2.4. TSS (Total Suspended Solids)

Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran


Cawan 50 ml 1 Sampel air 100 ml
Kertas saring 0,2-45x10-6 m 1 Aquades,cuci -
alat
Oven, suhu 105C - 1
Desikator - 1
Timbangan analitik - 1
Corong - 1
Gelas ukur 100 ml 1
Pompa Vakum - 1

3.2.5. Daya Hantar Listrik

Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran


Conductivity meter - 1 Sampel air -

3.2.6. Warna
Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran
Spektrofotometer - 1 Sampel air 50ml
Kuvet - 1 Air suling -

3.2. Cara Kerja


3.3.1 Sampling

No. Keterangan Gambar

Menyiapkan botol sampling (sampler) dan


1.
jerigen yang akan digunakan

Mengulur sampler hingga masuk ke badan


2.
air yang akan diambil sampel airnya

Memasukkan sampler hingga dari


3. kedalaman badan air sehingga air akan
masuk ke sampler

4. Memasukkan sampel air ke dalam jerigen


hingga penuh dan tidak ada oksigen. Lalu
segera menutupnya agar menjaga kondisi
sampel tetap sama.
No. Keterangan Gambar

Mengamati dan mencatat keadaan sekitar


5.
lokasi sampling

3.3.2 Insitu

No. Keterangan Gambar

Memasukkan sampel ke baker glass


secukupnya. Lalu segera mengukur
1.
temperature dengan menggunakan
thermometer.

2. Mengukur sampel yang sudah dimasukkan


secukupnya ke baker glass dengan PHmeter
dan menulis hasilnya. Lalu mencuci
penunjuk pHmeter menggunakan aquades.
Mengukur sampel dalam baker glass dengan
3.
DO meter dan mencatat hasilnya.

Mengukur sampel dalam baker glass dengan


4. menggunakan conductivity meter dan
mencatat hasilnya.
3.3.3 Eksitu

No. Keterangan Gambar


Kekeruhan (Turbiditas)
1.

Memasukkan sampel yang telah homogen


dalam baker glass ke dalam kuvet.

2. Memasukkan kuvet yang telah terisi sampel


ke turbidimeter, lalu menekan tombol read di
turbidimeter. Dan mencatat nilai kekeruhan
di turbidimeter.

TSS (Total Suspended Solid)


1. Mengukur berat kertas saring kosong dengan
menggunakan timbangan digital

2. Menaruh kertas saring ke alat filtrasi yang


nantinya akan menahan residunya di kertas
saring.

3. Memasukkan sampel air sebanyak 70 mL ke


dalam alat filtrasi tersebut.
4. Menyalakan mesinnya, sehingga alat
tersebut bekerja secara vakum. Lalu
menunggu hingga semua cairannya
terfiltrasi.

5. Setalah terfiltrasi semua sampel airnya,


mengambil kertas saring yang sudah
beresidu dengan menggunakan spatula.

6. Memasukkan kertas saring beresidu yang


sudah diwadahi dengan aluminum foil ke
dalam oven dengan suhu 105C dengan
menggunakan penjepit selama 1 jam.

7. Memasukkan kertas saring beresidu ke


dalam desikator dengan menggunakan
penjepit selama 15 menit.
8. Mengukur berat kertas saring beresidu
dengan menggunakan timbangan digital lalu
mencatat hasilnya.

3.3.3 Total Suspended Solid

Kertas filter ditaruh Keringkan Desikator Timbang


dalam mangkuk kertas saring selama 15
alumunium foil oven 105 C menit

Disaring dgn Kertas filter Oven pd suhu


Air sampel penyaring lengkap dari 105C selama 1
dgn vakum penyaringan jam

Timbang
3.3.4 Daya Hantar Listrik

Gelas kimia Conductivity


berisi air meter
sampel

3.3.5 Warna
Air sampel kuvet Spektrofotometer

3.4. Metode Analisis

3.4.1. Kekeruhan Air

I
Rumus : T= =10k
I0
I
A=log =C
I0

Dimana : A = penyerapan atau densitas optik larutan


I = intensitas cahaya keluar
Io = intensitas cahaya masuk
k = konstanta
C = konsentrasi larutan
l = panjang larutan

3.4.2. TDS (Total Disolved Solid)


mg ( ab ) 1000
Rumus : zat padat terlarut=
l c

Dimana : a = berat cawan dan endapan


b = berta cawan kosong
c = volume sampel

3.4.3. TSS (Total Suspended Solid)


( ab ) 1000
Rumus : Total bahan tersuspensi=
Vol . sampel air (ml)
Dimana : a = berat kertas saring + residu ( gr-mgram )
b = berat kertas saring ( gr - mgram )

3.4.4. Daya Hantar Listrik


Rumus : C=KxR
Dimana: K = daya hantar listrik larutan
R = tahanan listrik larutan

3.4.5. Warna
Rumus : V 1 M 1 =V 2 M 2

Dimana : M 1 = Konsentrasi awal (Unit Pt-Co larutan induk)

V 1 = Volume larutan induk

M 2 = Konsentrasi unit Pt-Co

V 2 = Volume air suling


BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1. Hasil Pengamatan dan Perhitungan

4.1.1. Pengambilan Sampel

Anda mungkin juga menyukai