Pendahuluan
(Apa pentingnya mempelajari sifat dan karakteristik
senyawa organik?)
Memprediksi tingkat keberhasilan pengolahan
buangan senyawa organik di dalam cairan, padatan
dan gas.
Mengetahui bagaimana proses penguraian produk
samping (by product) dan bahan mentah yang
bereaksi.
Mengetahui bahwa bahan mentah mengandung
kemurnian sehingga tidak dapat melakukan reaksi
yang diinginkan.
Sejarah
Berhubungan dengan senyawa – senyawa karbon.
Substansi diklasifikasikan berdasarkan asalnya:
mineral, tumbuhan atau hewan.
Senyawa organik: senyawa – senyawa yang berasal
dari tumbuhan dan hewan.
Senyawa anorganik: senyawa – senyawa yang
berasal dari sumber – sumber tak hidup.
Modern
Vital force
organic
theory: Lemery Wohler 1828
chemistry:
1685
1850
Apa Itu Senyawa Organik
Berdasarkan Unsur Penyusunnya
Mengandung karbon yang berkombinasi dengan
satu atau lebih unsur.
Hidrokarbon mengandung karbon dan hidrogen.
Unsur utama penyusun senyawa: karbon, hidrogen
dan oksigen.
Unsur – unsur minor: nitrogen, fosfor dan sulfur.
Sebagai tambahan, senyawa hasil sintesa
mengandung halogen, logam – logam tertentu, dll.
Apa Sifat Senyawa Organik secara
Umum
Biasanya mudah dibakar.
Mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih rendah.
Senyawa organik kurang larut di dalam air.
Satu bentuk formula senyawa organik bisa memiliki
banyak struktur molekul yang berbeda → isomer.
Reaksi – reaksi senyawa organik biasanya melibatkan reaksi
molekular bukan reaksi ion → reaksi berjalan lambat.
Berat molekul senyawa organik bisa sangat tinggi, sering >1000.
Kebanyakan senyawa organik merupakan sumber makanan
bakteri.
Dari Mana Saja Sumber
Senyawa Organik?
Alam: Sintesa: Fermentasi:
• Fiber • Proses – proses • Alkohol
• Minyak sayur industri • Aseton
• Minyak dan lemak • Gliserol
hewan • Antibiotik
• Alkaloid • Asam – asam dan
• Selulosa senyawa – senyawa
• Tepung hasil penguraian
• Gula senyawa organik oleh
mikroorganisme
• dll
Atom Karbon
Atom C banyak di dalam satu senyawa.
Valensi normal C adalah 4.
Kemampuan C untuk berikatan dengan kovalen dalam
berbagai cara:
4
primer: sekunder: tersier: kuartener:
atom C atom C atom C atom C
yang hanya yang yang yang
mengikat mengikat mengikat mengikat
satu atom dua atom C tiga atom C empat atom
C lainnya. lainnya. lainnya. C lainnya.
Isomer (1)
Kimia anorganik → satu formula molekul spesifik untuk
satu senyawa.
Kimia organik → banyak formula molekul yang tidak
hanya menyatakan satu senyawa. Contoh:
C3H6O3 → 4 senyawa:
Isomer (2)
Senyawa – senyawa yang mempunyai formula molekul yang sama
disebut isomer.
Setiap formula menggambarkan suatu senyawa kimia dengan sifat
– sifat fisika dan kimia tetentu.
Penggambaran molekul seperti di atas dinamakan sebagai formula
grafis, misalnya:
dengan rumus molekul senyawa alkena (CnH2n), terlihat bahwa
jumlah atom H pada senyawa alkena dua atom lebih sedikit
daripada senyawa alkana. Agar ikatan pada senyawa alkena
memenuhi kaidah oktet, senyawa tersebut harus membentuk
ikatan rangkap dua.
Alkuna
memiliki ikatan rangkap
Senyawa alkuna: senyawa hidrokarbon tak jenuh yang
tiga pada struktur molekulnya.
Sp.gr., Jumlah
Nama Formula Mp, °C Bp, °C
20°/4° Isomer
Metana CH4 -182,4 -161,5 0,423-162° 1
Etana C2H6 -182,8 -88,6 0,545-89° 1
Propana C3H8 -187,6 -42,1 0,49325° 1
Butana C4H10 -138,2 -0,5 0,57325° 2
Pentana C5H12 -129,7 36,0 0,626 3
Heksana C6H14 -95,3 68,7 0,655 5
Heptana C7H16 -90,6 98,5 0,684 9
Oktana C8H18 -56,8 125,6 0,69925° 18
Nonana C9H20 -53,5 150,8 0,718 35
Dekana C10H22 -29,7 174,1 0,730 75
TUGAS (1)
Carilah senyawa-senyawa organik yang ada di alam
yang jenuh dan tak jenuh, jelaskan strukturnya dan
sifat fisik kimianya?
n-pentana
n-heksana
4-etilnonana
2,4-dimetilheksana
Hidrokarbon Jenuh (6)
Reaksi – reaksi kimia
Basa – basa kuat, asam – asam atau larutan – larutan oksi dan tidak bereaksi dengan
hidrokarbon jenuh pada temperatur ruang.
Makin tinggi temperatur, oksidan kuat, seperti asam sulfur pekat, mengoksidasi
hidrokarbon jenuh menjadi CO2 dan air → penting untuk TL, karena untuk penentuan
nitrogen organik.
Oksidasi dengan oksigen atau air:
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Subtitusi H oleh halogen:
CH4 + Cl2 → HCl + CH3Cl
Pirolisis atau pemecahan:
Hidrokarbon ber BM tinggi dapat dipecah menjadi molekul – molekul lebih kecil dengan
pemanasan → industri minyak atau sintesa kimia.
Senyawa parafin ber BM tinggi → senyawa parafin ber BM rendah + senyawa olefin + hidrogen +
naftena + karbon
Oksidasi biologi:
Dioksidasi oleh bakteri tertentu pada kondisi aerob.
Dalam beberapa langkah:
1. Langkah pertama sangat lambat secara biologi → oksidasi omega:
2CH3CH2CH3 + O2 → 2CH3CH2CH2OH
2. Langkah oksidasi tambahan:
CH3CH2CH3 + 5O2 → 3CO2 + 4 H2O
Hidrokarbon Tak Jenuh (1)
Seri etilen
Diolefin
(alkenes)
Setiap anggota alkana kecuali metan dapat melepaskan H untuk
membentuk senyawa – senyawa tak jenuh (alkena).
Karena etana merupakan anggota pertama yang mampu
melakukan hal di atas → nama seri ini diambil dari etana.
Seri – seri etilen semua mengandung satu ikatan valensi ganda antara dua
atom C yang berdekatan:
Konstanta Fisik dari Alkenes
Oksidasi
Reduksi
Penambahan
Polimerisasi
Oksidasi bakteri
Hidrokarbon Tak Jenuh (6)
Jarang membuat masalah di lingkungan, tetapi terkandung dalam beberapa senyawa organik.
Oksidasi:
Senyawa dengan mudah dioksidasi dalam fasa cair oleh oksidan seperti KMnO4.
Produk normal: glikol.
Reduksi:
rangkap tiga.
Kondisi spesial temperatur, tekanan dan katalisa, H dapat dibentuk oleh ikatan ganda atau
Polimerisasi:
Molekul – molekul dari senyawa – senyawa tertentu yang mempunyai ikatan tak jenuh akan
bereaksi satu dengan lainnya untuk membentuk polimer ber-BM tinggi:
Dasar untuk produk industri, misalnya: resin – resin sintetis, fiber sintetis, karet sintetis dan
deterjen sintetis → buangan: berbagai polimer.
Alkohol sekunder
• Jika gugus OH melekat pada atom karbon yang
dihubungkan dengan atom karbon lainnya → atom
karbonnya: atom karbon sekunder.
Alkohol tersier
• Gugus OH terlekat pada atom karbon yang dihubungkan
dengan 3 atom C lainnya → atom C: atom C tersier.
Alkohol (3)
Alkohol Umum (1)
Isopropil alkohol (CH3CHOHCH3)
Sintesa organik;
Gas kering;
Dibuat dari hidrasi propilen.
n-butil alkohol (CH3CH2CH2CH2OH)
Untuk membuat butil asetat;
Dibuat dari tepung jagung dengan proses fermentasi oleh
Clostridium acetobutylicum;
Produk aseton + etil alkohol + H2.
Heksadekanol [CH3(CH2)CH2OH]
Alkohol berkarbon atom 6;
Mengurangi evaporasi dari reservoir air;
Sukar terlarut → membentuk lapisan pada permukaan air.
Alkohol (5)
Sifat fisik:
Alkohol berantai pendek: larut sempurna di dalam air.
Atom C > 12: padatan lilin yang tidak berwarna dan tidak larut
dalam air.
Penamaan:
Senyawa Nama Umum Nama IUPAC
CH3OH metil alkohol metanol
C2H5OH etil alkohol etanol
n-propil alkohol 1-propanol
CH3CH2CH2OH
isopropil alkohol 2-propanol
n-butil alkohol 1-butanol
CH3CH2CH2CH2OH isobutil alkohol 2-metil-propanol
sec-butil alkohol 2-butanol
(CH3)3COH ter-butil alkohol 2-metil-2-propanol
Alkohol (6)
Alkohol Polihidroksi
Glikol: alkohol yang mempunyai 2 gugus hidroksi per molekul.
Glikol di segi komersil: etilen glikol (diperoleh dari etilen) yang
merupakan anti freeze untuk radiator.
Asam – asam hidroksi anorganik menghasilkan ester – ester anorganik:
Keton
• Produk oksidasi alkohol – alkohol
sekunder.
Aldehida (1)
Oksidasi alkohol – alkohol primer menjadi aldehida:
RCH2OH + ½ O2 → + H2O
Semua aldehida mempunyai karakteristik gugus karbonil.
Formula struktur umum aldehida adalah R-CHO, dengan R adalah
gugus alkil, CH3-, C2H5, dst.
Aldehida dapat juga terbentuk dari hidrokarbon tak jenuh melalui proses
ozonisasi. Pertama kali hidrokarbon dikonversi menjadi ozonide oleh
ozon:
Ozonide
Aldehida (2)
Formaldehida
Terbentuk dari oksidasi metil alkohol:
Sintesa organik.
Berkondensasi dengan formaldehida pentaeritritol [C(CH2OH)4].
Etil metil keton → dari oksidasi 2-butanol
2-butanol
Nama Umum Nama IUPAC
Aseton Propanona
Etil metil keton Butanona
Penamaan
Dietil keton 3-Pentanona
Metil propil keton 2-Pentanona
Metil isopropil keton 3-Metil-2-butanona
n-Butil metil keton 2-Heksanona
Etil propil keton 3-Heksanona
Dipropil keton 4-Heptanona
Dibutil keton 5-Nonanona
Sifat Kimia Aldehida dan Keton (1)
Berbeda dalam bentuk kemudahan teroksidasi:
Aldehida mudah teroksidasi menjadi asam – asam:
Nama Sp. Gr., pKa pada
Nama IUPAC Formula Mp, °C Bp, °C
Umum 20°/4° 25°
Formiat Methanoat HCOOH 8,3 101 1,220 3,75
Asetat Ethanoat CH3COOH 16,6 117,9 1,045 4,756
Propionat Propanoat C2H5COOH -20,7 141,1 0,993 4,87
Butirat Butanoat C3H7COOH -5,7 163,7 0,958 4,83
Valerat Pentanoat C4H9COOH -34 186,1 0,939 4,83
Caproat Heksanoat C5H11COOH -3 205,2 0,927 4,85
Enanthat Heptanoat C6H13COOH -7,5 222,2 0,918 4,89
Caprylat Oktanoat C7H15COOH 16,3 239 0,911 4,89
Pelargonat Nonanoat C8H17COOH 12,3 254,5 0,905 4,96
Caprat Dekanoat C9H19COOH 31,9 268,7 0,886
Palmitat Heksadekanoat C15H31COOH 63,1 351,5 0,853
Stearat Oktadekanoat C17H35COOH 68,8 232 0,941
Asam – Asam Monokarboksilat Tak
Jenuh
Asam akrilat
CH2=CHCOOH
Banyak digunakan karena kemampuannya untuk polimerisasi.
Turunannya untuk membentuk plastik tak berwarna.
Asam oleat
[CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH]
Kandungan normal dari gliserida minyak dan lemak.
Asam linoleat
[CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH]
Kandungan normal dari gliserida minyak dan lemak.
Asam linolenat
[CH3(CH2CH=CH2)3CH2(CH2)6COOH]
Kandungan normal dari gliserida minyak dan lemak.
Sifat kimia
Ditentukan oleh gugus karboksil.
Semua membentuk garam – garam logam.
Ikatan ganda.
Asam – Asam Polikarboksilat
Mempunyai 2 gugus karboksil satu pada setiap akhir dari
rantai normal atom.
Nama Formula
Oksalat (COOH)2
Malonat CH2(COOH) 2
Suksinat (CH2) 2(COOH) 2
Glutarat (CH2) 3(COOH) 2
Adipat (CH2) 4(COOH) 2
Pimelat (CH2) 5(COOH) 2
Suberat (CH2) 6(COOH) 2
Asam – Asam Hidroksi
Mempunyai gugus OH yang melekat pada molekul yang
bukan gugus karboksil.
Nama khusus:
Secara kimia, bekerja sebagai asam dan alkohol.
Asam laktat
Asam Polikarboksilat Hidroksi
Ester
Eter (1)
Dibentuk dari mereaksikan alkohol dengan agen dehidrasi
yang kuat.
Di dalam reaksi, satu molekul air disisihkan dari dua molekul
alkohol:
ROH + HOR’ 𝑑𝑒ℎ𝑦𝑑𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 R−O−R’ + H2O
𝑎𝑔𝑒𝑛𝑡
Kedua bagian alkohol bersatu membentuk eter.
Gugus alkil diikat oleh atom oksigen → terjadi ikatan karbon –
oksigen – karbon:
sebagai refrigerant. Etil klorida digunakan di pabrik timbal tetraetil,
yang dahulu digunakan untuk produksi bensin oktan tinggi:
40−60°
4C2H5Cl + 4NaPb(alloy) 4NaCl + 3Pb +(C2H5)4Pb
Tetraethyl lead
Selama pembakaran, timbal dikonversi menjadi timbal oksida
dan diemisikan di dalam pembuangan gas, yang menyebabkan
masalah polusi timbal.
Karbon tetraklorida
Etana halogen Etena halogen
(CCl4)
Dibromokloropropana Klorofluorokarbon
(DBCP) (CFC)
Etilen Dibromida (EDB)
Terbentuk dari etena karena adanya penambahan
bromin:
Selama beberapa tahun, senyawa ini secara luas digunakan sebagai
refigerant, pelarut, dan propelan aerosol.
Senyawa ini digunakan karena stabilitasnya dan sifatnya yang tidak mudah
terbakar dan tidak toksik.
CFC yang paling umum digunakan → CCl3F (CFC-11), CCl2F2 (CFC-12),
CCl2FCClF2 (CFC-113), CClF2CClF2 (CFC-114), dan CClF2CF3 (CFC-115).
Baru – baru ini, CFC telah terbukti terlibat dalam penghancuran lapisan
ozon stratosfer, efek lubang ozon, melalui reaksi berikut dengan radiasi
ultraviolet:
CFC juga dikenal sebagai gas rumah kaca. Karena perannya dalam
perusakan ozon dan efek rumah kaca, pembuatan dan penggunaan CFC
telah dieliminasi di seluruh dunia.
Asam Holoasetat (HAA)
HAA diproduksi selama proses klorinasi air minum
yang mengandung bahan organik alami.
MCL 60 𝜇g/L dibentuk untuk jumlah lima asam
haloasetat (HAA5) → asam – asam mono-, di-, dan
trikloroasetat dan asam – asam mono- dan
dibromoasetat.
Senyawa Perfluorinasi
Kelas senyawa halogenasi lain yang penting adalah perfluorinasi.
Disini, semua ikatan C–H diganti dengan ikatan C–F.
Ikatan ini sangat stabil dan cenderung bertahan di lingkungan.
Senyawa perfluorinasi digunakan dalam pelindung kain (fabric
protectors) dan berbagai produk mulai dari piring kertas sampai
pelapis semikonduktor, hingga cairan hidrolik pesawat.
Kelompok senyawa tertentu yang menjadi perhatian utama →
senyawa yang menggunakan perfluoro-oktan-sulfonat (PFOS) dalam
pembuatannya.