Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS ALKALINITAS AIR

I. Maksud dan Tujuan


1. Agar dapat melakukan analisis alkalinitas di dalam air.
2. Untuk mengidentifikasi berapa kadar alkalinitas dari air yang dapat mempengaruh
kualitas air untuk proses basah tekstil.
3. Untuk dapat mengidentifikasi tingkat alkalinitas pada air contoh

II. Dasar Teori


Alkalinitas adalah kemampuan air untuk mempertahankan pH nya terhadap
penambahan asam. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-)
dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman.
Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga
merupakan sumber CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton. Nilai alkalinitas akan
menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan
untuk fotosintesis tidak memadai.
Sumber alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam
air, proses dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang m
enghasilkan CO2, juga secara kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara
merata di seluruh dasar tambak atau permukaan air .Jenis kapur yang biasa digunakan
adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO (kalsium oksida), atau
Ca(OH)2(kalsium hidroksida). Alkalinitas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm).
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut
sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-buffer-an dari ion bikarbonat, dan
sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di
dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan
menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/L) kalsium
karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut
sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai
lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Alkalinitas dititrasi dengan cara titrasi asam basa. Asam yang umum digunakan
adalah asam sulfat (H2SO4) atau HCl. Asam ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas
sampai titik akhir titrasi tercapai. Titik akhir titrasi dapat ditentukan oleh:
- Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi.
- Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-volume akan memperlihatkan
lengkungan titik akhir.
Ketika asam ditambahkan ke dalam larutan tersebut, sebagian besar ion
hydrogen dengan asam bergabung dengan ion-ion karbonat membentuk bikarbonat.
Ion-ion hydrogen menurunkan pH larutan sedikit demi sedikit sampai pH 8,3 seluruh
karbonat sudah menjadi bikarbonat. Penambahan ion hydrogen lagi akan merubah
bikarbonat menjadi asam karbonat di bawah pH 4,5.
Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
OH- + H+ H2O Titik akhir terletak
CO2- + H+ HCO3 pada pH 8,3

HCO3- + H+ H2O + CO2 terjadi pada pH 4,5


Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH 8,3 dikenal dengan nilai P (dari penoftalein) untuk
mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan nilai M (dari metil orange).
Jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
Nilai P menunjukkan OH , dan ½ CO2 = (HCO3-)
-

Hasil OH- CO32- HCO3-


P=0 0 0 M
2P < M 0 2P M – 2P
2P = M 0 2P 0
2P > M 2P – M 2 (M – P) 0
P=M M 0 0

III. Alat Bahan


Alat yang digunakan:
- Pipet volume 25 mL
- Erlenmeyer 250mL
- Buret 50 mL
Bahan yang digunakan:
- Indicator PP
- Indikator MO
- H2SO4 0,02 N
- Air contoh
IV. Cara Kerja
1. Alkalinitas PP
- Pipet 25mL contoh uji ke dalam Erlenmeyer
- Tambahkan 2 tetes indicator PP ke dalam Erlenmeyer.
- Titar dengan larutan H2SO4 0,02 N sampai larutan tidak berwarna hasil titrasi

2. Alkalinitas MO
- Pipet 25mL contoh uji ke dalam Erlenmeyer
- Tambahkan 2 tetes indicator MO ke dalam Erlenmeyer.
- Titar dengan larutan H2SO4 0,02 N sampai larutan berwarna orange (sindur).

V. Hasil Perhitungan dan Data Pengamatan


5.1 data pengamatan
uji kuantitatif alkalinitas
 larutan CU ditambah PP tidak terjadi perubahan
 Larutan Cu ditambah MO warna larutan menjadi kuning
 Larutan dititar dengan H2SO4 0,02 N titik akhir titrasi berwarna
orange
Titrasi ke- Volume Titrasi
1 4 mL
2 4,1 mL
Rata-rata 4,05 mL

5.2 hasil perhitungan


 Alkalinitas PP = ml titrasi x NH2SO4 x Faktor pengenceran
=0
 N H2SO4 = 0,02 N
 Alkalinitas MO = ml titrasi x N H2SO4 x factor pengenceran
1000
= ml titrasi x N H2SO4 x
25
= 4,05 x 0,02 x 40
= 3,24 mg/L M= 3,24 x BE HCO3
= 3,24 x 61
= 197,64 mgreq/l
Menurut table perhitungan kadar unsur alkalinitas :
Hasil OH- CO32- HCO3-
P=0 0 0 197,64

VI. Diskusi
Pada percobaan analisis alkalinitas dalam air ini yaitu mengetahui berapa kadar
alkalinitas dalam larutan sample uji. Alkalinitas yaitu kemampuan air untuk
mempertahankan pH nya sendiri. Alkalinitas terdiri dari ion-ion OH-, CO32- dan HCO3-.
Alkalinitas adalah banyaknya asam diperlukan untuk menretralkan basa dalam air. Pada
umumnya yang menyebabkan air bersifat basa ialah bikarbonat (HCO3-), karbonat
(CO32-), hidroksida (OH-) dan senyawa lain yang menyebabkan air bersifat basa tetapi
hanya sedikit terdapat dalam air sehingga dapat diabaikan. Oleh karena itu, penentuan
kadar alkalinitas ini dilakukan dengan titrasi menggunakan H2SO4 atau HCl karena asam
ini akan mengikat zat penyebab alkalinitas sampai titik akhir titrasi tercapai. Alkalinitas
dinyatakan dalam mgreq/Liter atau mgram CaCO3/Liter. Pada percobaan ini, pertama
dilakukan alkalinitas PP terlebih dahulu, jika alkalinitas PP = 0 maka langsung
dilanjutkan pada alkalinitas MO. Namun, jika alkalinitas PP memiliki warna ketika diberi
indikator, maka lakukan terlebih dahulu alkalinitas PP baru dilanjutkan pada alkalinitas
MO. Sehingga, hasil alkalinitas nanti dikonversikan ke dalam table keterangan. Hasil
yang didapatkan pada percobaan ini alkalinitas PP memiliki nilai 0 maka lihat dari table
bahwa P = 0 hanya memiliki nilai ion HCO3- saja, sedangkan nilai untuk OH- dan CO32-
nya memiliki nilai 0. Nilai ion HCO3- yang didapatkan akan sebanding dengan nilai
alkalinitas MO. Nilai yang didapatkan pada alkalinitas MO adalah sebesar 8,36 mgrek/L
atau berarti larutan contoh uji mengandung ion HCO3- sebanyak 8,36 mgrek/L.

VII. Kesimpulan
Jadi berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa contoh uji hanya mengandung ion
HCO3- sebanyak 197,64 mgrek/L.

VIII. Daftar Pustaka


 Rahayu., S.Teks., M.T., Hariyanti dan Budi Handoko., S.ST., M.T. 2006. Bahan Ajar
Praktikum Air Proses dan Limbah Industri. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil.
 G., S.Teks., M.Sc., Dr. Isminingsih. Analisa dan Pengolahan Air untuk IndustriTekstil.
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Anda mungkin juga menyukai