Anda di halaman 1dari 59

Kelompok 2

Afra Putra W

Amalia Putri S

Lani

Rakhma Aprilia N

Tania Agustin W
Fisika
 Organoleptis
 Warna
 Rasa
 Bau
 Kekeruhan
 Daya hantar listrik
 pH
 Temperatur
 Endapan (TDS)
Warna
 Warna air adalah sifat fisik yang di sebabkan oleh
karakteristik zat zat yang terdapat di dalam air, air murni
ialah air yang tidak mengandung zat pengotor

 Warna air ada dua

a. Warna sejati/ true color, warna yang di sebabkan adanya


senyawa organi yg larut

b. Warna semu/ apparent color, warna yang disebabkan oleh


zat tersuspensi (kekeruhan)
pH

 pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan


karena mempengaruhi kehidupan jasad renik.
Perairan asam akan kurang produktif, karena
dapat membunuhkan hewan budidaya. Jika pada
suana basa, maka usaha budidaya perairan akan
berhasil baik dalam air.
Temperatur

 Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme


organisme, karena itu penyebaran
organisme baik di lautan maupun di
perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan
tersebut.
 Suhu sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan biota air
Daya Hantar Listrik

 DHL adalah kemampuan air menghantarkan


arus listrik, hal ini disebabkan karena adanya
mineral yang terlarut dalam air yang terionisasi.
Adanya ion tersebut dalam air berkemampuan
untuk menghantarkan arus listrik.

 Semakin tinggi kemampuan menghantarkan


arus listrik, semakin banyak ion di dalam air.
Kekeruhan

 Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat


tesuspensi. Ukuran partikel yang tidak larut
bervariasi dari ukuran koloid sampai ukuran patikel
lumpur kasar.

 Semakin keruh suatu air semakin banyak partikel


tersuspensi, semakin sedikit sinar yang melewati air
tersebut.
Kimia
 Asiditas dan Alkalinitas  Silikat
 Derajat Kesadahan  Oksigen Terlarut (DO)
 Ion Ca2+  BOD
 Ion Mg2+  COD
 Ion Fe2+  Phospat
 Ion Mn2+  Flourida
 Sulfat  Sulfida
 Klorida
 Zat Organik
 Ammonium
 Nitrat dan Nitrit
Asiditas & Alkalinitas
 Asiditas adalah kemampuan air untuk
menetralkan larutan basa, sedangkan
alkalinitas adalah kemampuan air untuk
menetralkan larutan asam.

 Asidi-alkali dalam air berkaitan erat dengan


pH.
Asiditas
Prinsip : Asiditas dalam air dinetralkan dengan basa
NaOH menggunakan indikator methyl orange.

Reaksi : H+ + OH- -> H2O

CO2 + OH- -> HCO3-

HCO3- + H+ -> H2O + CO2

Bahan : 1. Methyl Orange

2. larutan NaOH 0,1 N

3. Fenolftalein
Pengukuran berdasar SNI 06-2422-1991

a. Asiditas methyl orange (pH air < 4,3)

100 mL sampel ditambah 3 tetes MO, dititrasi dengan NaOH sampai


berwarna orange.

mg/L CaCO3 = (1000) x mL NaOH x N NaOH x (100)

100 2

b. Asiditas total (pH air < 8,3)

100 mL sampel ditetesi 20 tetes fenolftalein, dititrasi dengan NaOH 0,1


N sampai berwarna merah muda.

mg/L CaCO3 = (1000) x mL NaOH x N NaOH x (100)

100 2
Pengukuran berdasar SNI 06-2422-1991

a. Alkalinitas fenolftalein

100 mL sampel ditetes 20 tetes fenolftalein, dititrasi dengan


HCL/H2SO4 sampai merah tepat menghilang.

mg/L CaCO3 = (1000) x mL HCl x N HCl x (100)

100 2

b. Alkalinitas total

100 mL sampel ditetesi 3 tetes MO, dititrasi dengan HCl/H2SO4 0,1 N


sampai berwarna orange.

mg/L CaCO3 = (1000) x mL HCl x N HCl x (100)

100 2
Derajat Kesadahan

 Secara umum, ion logam penyebab kesadahan air


berasal dari dalam tanah, maka banyak
kesadahan air tanah sangat dipengaruhi oleh
pengaruh tanah.

 Untuk daerah mengandung batu kapur, mungkin


kesadahan air tanah di sekitarnya akan tinggi.
Prinsip: Kesadahan dalam air disebabkan
oleh kation logam bervalensi 2 yaitu kalsium,
magnesium, stronsium, ferro dan mangan.

Reaksi: Ca(HCO3)2 -> CaCO3 + H2O + CO2


Cara kerja
1. Kesadahan total (kalsium + magnesium). 100 ml
contoh air ditambah 5 ml larutan buffer PH 10. Jika
keruh tambah 1 ml larutan KCn 10%. Tambah 50 mg
indikatoe EBT. Titrasi dengan EDTA 1/28 N hingga biru
laut

2. Kesadaha Kalsium. 100 ml contoh air ditambah 1 ml


larutan buffer PH 12. jika keruh tambah 1 ml KCn 10%.
Tambah 50 mg indikator Murexida. Titrasi dengan
larutan EDTA 1/28 N hingga warna ungu
Magnesium

 Penetapan dilakukan secara tidak


langsung. Kadar magnesium diperoleh
dengan jalan mengurangi hasil penetapan
kesadahan dengan hasil penetapan
kalsium.
Ion Fe2+
 Air tanah umumnya mengandung Fe2+
yang larut, jika air sumur tersebut
berkontak dengan oksigen dalam atmosfer
maka potensial elektrode dalam air akan
meningkat. Sehingga air sumur berubah
menjadi keruh dan menjadi kuning
 Adanya besi dalam air akan menganggu
penggunaan air, contohnya jika
menggunakan mencuci pakaian maka
akan terjadi noda-noda di permukaan kain
dari ednapan besi.
Pengukuran metode phenantroline
Prinsip : Besi dalam air direduksi dengan hidroksilamina
HCl memebentuk Fe2+, kemudian direaksikan dengan
phenantroline membentuk senyawa
kompleks berwarna merah, diukur intensitas
dengan spektrofotometer dengan gelombang
cahaya 510 nm
Reaksi : NH2OH + Fe3+ -> NH4 + Fe3+
Fe2+ + phenan -> [Fe(phenan)3]2+
Bahan : 1. 1,1 O-phenantroline
2. NH2OH.HCl
3. CH3COONa
4. larutan standar besi
Cara Kerja
1. 50 mL sampel ditambah 2 mL HCl pekat dan 1 mL
larutan hidrokil amin dan beberapa batu didih. Didihkan
sampai volume 20 mL.
2. Setelah dingin, pindahkan ke labu ukur 50 mL, tambah
10 mL larutan buffer ammonium asetat dan 4 mL
phenantroline, encerkan tanda batas.
3. Kocok, biarkan selama 15 menit. Kemudian diukur
intensitas cahaya dengan spektrofotmeter pada
panjang gelombang 560 nm.
4. Dibuat sederetan larutan standar besi konsentrasi 0,01
– 0,20 mg/L.
Perhitungan
S = (mg/L)/(absorbansi)
Mg/L = absorbansi sampel x slope
Ion Mn2+
 Dalam air tanah mengandung mangan,
hal ini dibantu oleh adanya penguraian
zat organik oleh mikrooragnisme,
sehingga terbentuk CO2 dan kondisi air
anaerobik, sehingga MnO2 dapat larut
dalam air tanah.
 Adanya mangan yang tinggi dalam air,
tertama air minum akan menyebabkan
air menjadi keruh, berwarna kecoklatan
dan berbau logam mangan.
Prinsip: Pengukuran mangan dengan
metode persulfat adalah oksidasi mangan
dalam air oleh persulfate dalam suasana
asam dan panas membentuk MnO4 yang
berwarna coklat
Reaksi: 2Mn2+ + 5S2O8-2 + 8H2O ->
2MnO4- + 10 SO4-2 + 16H+
Mangan
Cara Kerja:
1. 50 ml contoh air di tambah 2-3 tetes HNO3 pekat. Tambah
larutan AgNO3 1/35,45 N.
2. Panaskan, jika larutan keruh di saring terlebih dahulu.
Tambahkan kristal K2S2O8 dan panaskan lagi. Jika larutan
berwarna merah muda atau ungu berarti mengandung mangan
3. Pengukuran dengan spektrofotometer. Cairan contoh berwarna
merah dilarutkan dalam labu ukur 50ml.
4. Dibuat deret standar mn dari 1-15 mg/l, dengan larutan KMnO4
0.1 N, diukur intensitas
5. Pengukuran dengan nessler. Tabung 1 diisi dengan contoh air,
tabung 2-4 diisi 50 ml aquades dan larutan standar Mn 0.05 ml,
0.1 ml, 0.15 ml, 0.2 ml, dan 0.25 ml.
Sulfat

 Sulfat merupakan parameter penting karena


dampak dari anion sulfat bersifat laxative, dapat
menganggu pencernaan jika dalam konsentrasi
berlebih.

 Adanya sulfat tinggi dalam air untuk keperluan


industri akan menyebabkan pembentukan kerak di
dalam bioler atau heat exchanger.
Pengukuran metode Turbidimetri

Prinsip : Ion sulfat dalam air dengan penambahan BaCl2


dan buffer salt acid akan membentuk koloid tersuspensi
(kekeruahn). Semakin tinggi konsentrasi sulfat, semakin
keruh cairan.

Reaksi : Ba2+ + SO42- -> BaSO4

Bahan : 1. buffer A

2. Kristal BaCl2

3. Larutan standar sulfat


Cara kerja

1. 50 ml contoh air yang telah disaring, tambah 10 ml


buffer A dan 50 mg kristal BaCl2, homogenkan

2. Kekeruhan di ukur dengan alat turbidimeter heliege


atau alat spektro

3. Hasil pembacaan dimasukan kedalam kurva kalibrasi

4. Buat deret standar sulfat konsentrasi 0-40 mg/l .


Kemudian di kerjakan sama seperti contoh air. Dibuat
kurva kalibrasi
Klorida
 Sumber klorida dalam air berasal dari
mineral dalam tanah, baik untuk tanah
penutup atau mineral batuan di bawah
tanah.
 Sumber klorida dalam air juga dapat
berasal dari limbah domestik atau air
urin manusia.
 Kadar klorida dalam air irigasi juga
harus dibatasi, karena akan menganggu
pertumbuhan tanaman.
Pengukuran metode argentometri Mohr

Prinsip : Klorida dalam suasana netral diendapkan


dengan AgNO3 dengan adanya K2CrO4 akan
membentuk endapan merah bata pada titik akhir titrasi.

Reaksi : Cl- + Ag+ -> AgCl(endapan putih)

CrO42- + -> Ag2CrO4(endapan merah)

Bahan : 1. AgNO3 0,0282

2. K2CrO4 10 %

3. HNO3 pekat

4. Kristal ZnO/MgO
Cara Kerja

1. 100 mL sampel ditambahkan HNO3 pekat 2 tetes

2. Ditambahkan 3 – 5 tetes K2CrO4 10 %

3. Tambahkan sedikit serbuk ZnO/MgO sambil dikocok


hingga cairan berwarna kuning kehijauan

4. Titrasi dengan AgNO3 0,0282 N hingga terjadi endapan


merah bata

Perhitungan

mg/L = (1000) x (mL AgNO3 – 0,3) x F. ketelitian x 1

100 35,45
Zat Organik

 Jenis dan banyak senyawa organik sangat


bergantung dari sumber pencemarannya
apakah bearasal dari kegiatan alamiah
seperti penguraian dedaunan atau
kegiatan industri.

 Pengukuran zat organik di dalam air lebih


banyak digunakan pengukuran secara
agregrat
 Prinsip: zat organik di dalam air dioksidasi oleh KMnO4
berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan
KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan
asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.

 Reaksi: zat organik + KMnO4 -> CO2 +H2O

2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4-> 2MnSO4 + 10 CO2 +


K2SO4
Zat organik
Cara kerja

1. Pembebasan labu erlenmeyer dari zat organik. 100 ml air

kran ditambahkan beberapa batu didih. Tambah 5 ml h2so4

dan tetes demi tetes kmn 0.01 N hingga warna merah

muda. Panaskan dan biarkan mendidih selama 10 menit.

Tambah lagi kmno4 0.01 N hingga warna merah tidak

hilang, lalu buang cairan

2. Pemeriksaan zat organik. 100 ml contoh ditambah 5 ml

H2SO4 4N dan tetes demi tetes larutan KMn 0.01 N hingga

merah muda. Panaskan lalu tambah 10 ml KMnO4 0.01 N ,

panaskan 10 menit tepat.


Ammonium
 Persiapan contoh
1. Hilangkan residu klorin dari contoh dengan
menambahkan 0,1 g NaAsO2/l.
 Cara kerja

1. a) Pipet 25 ml contoh dan masukan ke dalam


Erlenmeyer 50 ml tambahkan sambil langsung dikocok
tiap masing-masing penambahan 1 ml larutan fenol, 1 ml
larutan natrium nitro prusida dan 2,5 ml larutan
pengoksidasi;
2. Tutup contoh dengan tutup plastik biarkan warna timbul
dalam suhu kamar (22 oC sampai 27 oC) yang terlindung
dari cahaya minimal 1 jam. warna stabil dalam 24 jam;
3. Ukur absorben pada panjang gelombang 640 nm.
Oksigen terlarut (DO)

 Tanpa adanya oksigen terlarut, banyak organisme


dalam air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut
digunakan untuk proses dregadasi senyawa
organik dalam air
 Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada
temperatur dan tekanan atmosfir
 Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak pengaruh
fisiologis bagi manusia.
 Prinsip: oksigen akan mengoksidasi Mn2+ dalam suasana
basa membentuk endapan MnO2. dengan penambahan
alkali iodida dalam suasana asam akan membebaskan
iodium. Banyaknya iodium yang di bebaskan ekivalen
dengan banyak oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan
dianalisis dengan metode titrasi iodometri dengan larutan
standar thiosulfat dan indikator larutan amilum

 Reaksi: Mn2+ + 2OH- + 1/2O2 -> MnO2 + H2O


MnO2 + 2I- + 4H+ -> Mn2+ + I2 + H2O
I2+ S2O3 -> S4O6- + 2I-
BOD
 BOD adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan mikroorgnisme dalam
lingkungan air untuk memecah bahan
buangan organik yang ada dalam air
menjadi CO2 dan H2O.
 Semakin besar kadar BOD maka
merupakan indikasi bahwa perairan
tersebut telah tercemar
 Cara kerja
1. Disiapkan botol BOD dengan volume 250ml, dalam keadaan
bersih dan kering dan diketahui volumenya.
2. Botol BOD diisi dengan contoh air, usahakan jangan sampai ada
gelembung udara yang masuk dalam btol lalu tutup.
3. Masukkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml lar. alkali iodide (pereaksi
oksigen).
Pemasukan reagen menggunakan pipet 1 ml yang ujungnya mencapai
dasar botol. Tutup kembali, kemudian aduk dengan cara membolak-
balikan botol sampai larutan homogeny.
4. Diamkan 10 menit sampai terlihat ada endapan coklat pada dasar
botol ( jika endapan putih maka tidak ada O2).
5. Tuangkan sebagian isi boto, kedalam erlenmayer , tambahkan 1
ml H2SO4 pekat. Aduk dan titrasi secepatnya dengan larutan Thiosulfat
1/80 N, tambahkan lar. kanji dan titrasi kembali sampai warna biru hilan.
Catat volume titran.
6. Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat kedalam larutan yang tersisa
didalam botol BOD. Tutup dan aduk sampai endapan larut kembali, lautan
akan berwarna kuning coklat. Titrasi dengan lar. Thiosulfat 1/80 N ,dengan
mebggunakan indicator amilum seperti diatas.
7. Hitung kadar oksigen terlarut menggunakan rumus.
• Prinsip : pengukuran BOD terdiri dari pengenceran
sampel, inkubasi selama 5 hari pada suhu 20 dan
pengukuran oksigen terlarut sebelum dan
sesudah inkubasi. Penurunan oksigen terlarut
selama inkubasi menunjukkan banyaknya oksigen
yang dibutuhkan oleh sampel air.
Cara kerja
1. Membuat larutan pengencer yang jenuh oksigen
2. Menentukan angka pengenceran sampel
berdasarkan literatur atau berdasarkan hasil
pengukuran angka permanganat
3. Melakukan pengenceran
 Setelah diketahui angka pengenceran dari sampel air tsb
dilakukan pengenceran dengan air pengencer yang
ditambahkan tergantung pada angka pengenceran tsb.
 Setelah diencerkan, masukkan kedalam 2 buah botol BOD
yang telah di kalibrasi volumenya. Salah satu botol BOD
disimpan dalam inkubator 20c selama 5 hari, sedangkan botol
BOD lainnya diperiksa kandungan oksigen terlarutnya dengan
metode titrasi Winkler.
 Untuk percobaan blanko disiapkan 6 botol BOD. Masing-
masing diisi dengan air pengencer. Tiga botol pertama
diinkubasi selama 5 hari pada temperatur 20C. Sedangkan tiga
botol lainnya ditentukan kadar DO
4. Pemeriksaan oksigen terlarut
COD
 COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan
yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi baik yang
dapat didegredasi secara biologis maupun yang sukar degredasi.

 Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak


dinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian.

 Prinsip dasar : Reaksi oksidasi senyawa organik oleh larutan


K2Cr2O7 berlebih dalam suasana asam dan
dipanaskan. Kelebihan K2Cr2O7 ditentukan
dengan dititrasi oleh larutan ammonium ferro
sulfat dengan indikator ortofenantrolin. Selain
dengan metode titrasi, kelebihan K2Cr2O7
dapat ditentukan secara kolorimetri.
 Prinsip : senyawa organik dalam air dioksidasi
oleh larutan kalium dikromat dalam suasana asam
sulfat pada tempratur 150celsius. Kelebihan
kalium dikromat dititrasi oleh larutan ferro
ammonium sulfat (FAS) dengan indikator ferroin.

 Reaksi: CnHaOb + cCr2O7-2 + 8c H+ -> n CO2


(a+8c)/ 2H2O + 2c cR+3
Metode Refluks Terbuka
 Prinsip : Senyawa organik dalam air di oksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam suasana
asam sulfat pada temperatur 150C. Kelebihan K2Cr2O7 dititrasi oleh larutan ferro
ammonium sulfat dengan indikator ferroin.

 Cara kerja :

1. 20 ml contoh air dimasukkan ke dalam labu refluks, tambahkan 0,4 gr serbuk HgSO4

2. Tambahkan 10 ml larutan K2Cr2O7 0,25N dan 30 ml pereaksi H2SO4 pekat

3. Labu refluks dipasang pada kondensor dan dipanaskan selama 2 jam mendidih.
Setelah dingin, kondensor dibilas dengan aquadest. Labu refluks dilepas dari
kondensor, lalu encerkan dengan aquadest hingga volumenya 140 ml.

4. Setelah dingin, titrasi dengan larutan FAS 0,1N menggunakan 2 atau 3 tetes indikator
ferroin hingga terjadi perubahan warna dari hijau menjadi merah coklat

5. Diperlukan percobaan blanko dengan aquadest sebagai sampel, dengan cara kerja
seperti diatas.
Phospat
 Senyawa phospat dalam air dapat berasal dari
libah domestik, pertanian, dan industri.
 Data hasil pengukuran phospat sangat
diperlukan karena senyawa ini nutrien bagi
mikrooragnisme.
 Untuk badan air yang banyak mengandung
senyawa ini akan menyebabkan tumbuh subur
plankton, phytoplankton, algae dan cyano
bacteria.
Prinsip : Orto fosfat dengan Ammonium Molibdat membentuk
senyawa kompleks berwarna kuning. Dengan penambahan
reduktor SnCl2 akan tereduksi membentuk senyawa kompleks
berwarna biru. Intensitas warna biru yang terjadi diukur
dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang
660nm.
 Cara kerja
1. Kedalam contoh air yang jernih, ditambahkan
1 ml larutan ammonium molibdat dan 0.125ml SnCl2.
2. Kocok, dan dibiarkan 10 menit.
3. Ukur intensitas warna biru yang terjadi pada
panjang gelombang 660nm.
4. Untuk pembuatan kurva kalibrasi, dibuat
sederetan larutan stnadar fosfat dengan konsentrasi
0.1 sampai 1 mg P/L. kemudian dikerjakan sama
dengan contoh air.
fluorida
 Persiapan contoh

1. Pipet 50 ml contoh uji secara duplo dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml;

2. Apabila contoh uji keruh, saring contoh uji dengan saringan membran berpori 0,45
mm;

3. Apabila contoh uji mengandung klorin tambahkan satu tetes larutan natrium arsenit,
setiap contoh uji mengandung 0,1 mg/l klorin;

4. Contoh siap diuji.

 Cara kerja

1. Pembuatan kurva kalibrasi;

2. Siapkan standar fluorida dengan kepekatan 0 - 1,40 mg/l fluorida. Pipet 1,0; 2,0; 3,0;
4,0; 5,0 dan 6 ml larutan standar masukkan ke dalam labu 50 ml, tepatkan sampai
tanda tera dengan air suling dan kocok sampai serba sama

3. Pipet 50 ml contoh ke dalam Erlenmyer asah 100 ml;

4. Tambahkan 5 ml larutan SPADNS dan 5 ml asam zirkonil klorida atau 10 ml larutan


campuran SPADNS dan asam zirkonil klorida. Kocok sampai serba sama;

5. Baca absorben larutan standar dan contoh pada alat spektrofotometer pada panjang
gelombang 570 nm.
Sulfida
 Sulfida (H2S) merupakan gas yang dihasil dari dekomposisi bahan
organik yang dilakukan oleh bakteri anaerob dan merupakan gas yang
sangat berbahaya bagi biota perairan serta menghasilkan bau yang
tidak enak. Penyumbang terbentuknya hidrogen sulfida berbesar yaitu
kawasan pemukiman, pelabuhan dan industri. Sulfida yang tidak
terionisasi bersifat toksik terhadap kehidupan biota perairan.

 Rendahnya nilai sulfida menunjukkan masih sedikitnya limbah rumah


tangga yang mengandung sulfida yang terbuang ke perairan laut.
Selain itu, diduga juga karena rendahnya proses pembusukkan bahan-
bahan organik yang mengandung belerang oleh bakteri anaerob dan
juga sebagai hasil reduksi dengan kondisi anaerob terhadap sulfat oleh
mikroorganisme (Triana, 2005 dalam Apriliana et al., 2014).
Nitrat
1. Pembuatan kurva kalibrasi

 Buat larutan standar kalibrasi nitrat dengan kepekatan 1; 2; 3; 4;


dan 5 mg NO3-N/l

 dengan cara pipet masing-masing 5; 10; 15; 20; dan 25 ml larutan


baku nitrat ke dalam labu ukur 50 ml. Impitkan volumenya sampai
tanda tera dengan air suling bebas nitrat;

 Pipet contoh 50 ml dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml;

 Tambahkan 1 ml HCl 1 N ke dalam larutan standar dan contoh;

 Periksa contoh dan standar pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 220 nm dan 275 nm.
Nitrit
Cara kerja

1. Pipet 50 ml larutan baku nitrit, 50 ml larutan KMnO4 0,05 M, dan 5 ml H2SO4 p.a
dan

2. masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Kocok dan panaskan di atas
pemanas listrik pada suhu 70oC - 80°C,

3. hilangkan warna KMnO4 dengan penambahan 10 ml larutan natrium oksalat 0,05


M.

4. Titrasi kelebihan natrium oksalat dengan larutan kalium permanganat 0,05 M


sampai terbentuk sedikit warna merah muda dan catat pemakaian larutan kalium
permanganat yang diperlukan.

5. Lakukan hal yang sama terhadap air suling bebas nitrit yaitu langkah seperti cara
diatas dengan mengganti larutan baku dengan air suling.

6. Bila pembakuan dilakukan dengan larutan fero-amonium-sulfat menggantikan


natrium oksalat, maka tidak dilakukan pemanasan akan tetapi proses reaksi antara
kalium permanganat dan fero amonium sulfat dibiarkan selama 5 menit sebelum
dititrasi dengan kalium permanganat.
Biologi
 Derajat Kesadahan
 Tidak mengandung bakteri partogen golongan coli,
salmonella typhi, vibrio corella, dll. Kuman-kuman ini
mudah tersebar melalui air.
 Tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti
actinomycetel, phytoplankton coliform, cladocerra, dll.
Silika
 Silika dalam air kadarnya bervariasi dari
10mg/l hingga 60 mg/l
 Untuk air yang mengandung silika tinggi,
kurang baik pengisi ketel karena akan
mengerak pada ketel (boiler)
 Dihilangkan/diolah, misalnya dengan
cara menukar ion atau pengelolan
secara kimia
Teknik Pengambilan Contoh Air
 Air sesaat, air yang diambil pada satu ali
pengambilan dari satu lokasi
 Air komposit, air campuran yang diambil
dari satu lokasi dengan beberapa kali
periode pengambilan
Persiapan Pengambilan Contoh

 Alat pengambilan contoh

 Cara pengambilan contoh

 Pengawetan contoh
Alat Pengambilan Contoh

 Syarat :
- Mudah dicuci untuk menghilangkan kontaminasi

- Terbuat dari bahan yg tidak mempengaruhi


kualitas air

- Contoh mudah di pindahkan kedalam botol contoh

- Mudah dibawa dan praktis


 Jenis Alat
- Alat pengambil air sederhana
- Alat pengambil air secara sederhana
- Alat pengambil air secara vertikal
- Alat pengambil air komposit
- Peralatan sampeler automatik
Cara pengambilan contoh air
 Pengambilan contoh air untuk pemeriksaan fisika
kimia.

 Volume contoh air


Pengawetan contoh air

Pengawetan contoh air dikelompokan dalam:

a. Pegawetan dengan cara pendinginan 4 celsius

b. Pengawetan dengan penambahan h2so4 pekat sampai PH


< 2 dan pendinginan 4 celsius

c. Pengawetan dengan penambahan hno3 pekat sampai PH <


2 dan pendinginan 4 celsius

d. Pengawetan dengan penambahan naoh sampai PH 12


untuk parameter h2s dan cn
MIKROBIOLOGI
• Mikroorganisme dalam air dapat diketahui keberadaannya melalui bakteri-
bakteri yang menjadi indicator keberadaannya. Indikator yang umum diketahui
adalah Escherichia coli yang diklasifikasikan sebagai bakteri Coliform.

• Coliform  grup bakteri  indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi
yang tidak baik terhadap air, minuman, atau produksi yang dapat dikonsumsi 
jika ada maka kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat
enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya cukup besar
Coliform
1. Merupakan bakteri aerob dan anaerob fakultatif
2. Gram negative
3. Tidak membentuk endospora
4. Berbentuk batang atau basil
5. Mempunyai kemampuan memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam
dan gas pada suhu 35 - 370C selama 24-48 jam
6. Membentuk koloni berwarna merah dan mengkilap logam dalam suhu 350C
selama 24 jam pada media Endo agar yang mengandung laktosa.
7. Dapat ditemukan di saluran pencernaan hewan, tanah, atau secara alami pada
lingkungan.

Uji Uji Uji


Penduga Penguat Pelengkap

Anda mungkin juga menyukai