PERCOBAAN VI
ZAT ORGANIK
OLEH :
NAMA
: ERIKA AGUSTINI
NIM
: H1E107013
KELOMPOK
: 4 (EMPAT)
ASISTEN
: ARINI PURNAMASARI
PERCOBAAN VI
ZAT ORGANIK
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan zat
organik pada suatu perairan.
empiris yang mencoba mendekati secara global kebutuhan oksigen kimia untuk
reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air. COD adalah jumlah
oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik. Sedang
BOD adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global
proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah
jumlah
oksigen
yang
dibutuhkan
oleh
bakteri
untuk
menguraikan
(mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat
organis yang tersuspensi dalam air (Alaerts, 1987).
Danau dan sungai biasanya memiliki kadar bahan anorganik terlarut
sepuluh kali lebih besar daripada kadar bahan organik. Air tanah memiliki
kadar bahan anorganik terlarut seratus kali lebih besar daripada kadar bahan
organik. Air laut memiliki kadar bahan anorganik terlarut 30.000 kali lebih
besar daripada kadar bahan organik. Sebaliknya, perairan rawa memiliki kadar
bahan organik yang lebih besar daripada kadar bahan anorganik terlarut
(Effendi, 2003).
Bahan organik dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu alifatik,
aromatik, dan heterosiklik.
1. Senyawa Organik Alifatik
Senyawa organik alifatik adalah senyawa organik yang berupa ikatan
rantai karbon lurus dan bercabang. Beberapa contoh senyawa organik
alifatik adalah :
a. Hidrokarbon, yaitu bahan organik yang hanya mengandung karbon dan
hidrogen, misalnya metana, etana, propana, butana, pentana, olefin,
alkena, diofelin, dan poliena.
b. Alkohol, yaitu hidrokarbon yang teroksidasi, misalnya metil alkohol,
etil alkohol, isopropil alkohol, dan butil alkohol.
c. Aldehid dan keton. Aldehid adalah hasil oksidasi alkohol,primer,
misalnya formaldehid dan asetaldehid; sedangkan keton adalah hasil
oksidasi alkohol sekunder, misalnya aseton dan etil metil keton.
d. Asam, yaitu bentuk oksidasi maksimum dari bahan organik sebelum
terbentuk karbondioksida dan air sebagai hasil akhir oksidasi bahan
organik.
e. Ester, yaitu senyawa organik yang terbentuk karena reaksi antara asam
dan alkohol.
f. Eter yaitu senyawa organik yang terbentuk karena alkohol mendapat
perlakuan agen dehidrasi kuat.
g. Alkil halida, yaitu alkohol yang mendapat perlakuan PCl3, misalnya
etilen bromida, kloroform, karbon tetraklorida, dan freon.
h. Senyawa organik sederhana yang mengandung nitrogen, yaitu senyawa
alifatik yang mengandung atom nitrogen. Senyawa ini terdiri atas tiga
jenis yaitu amina, amida, dan nitriles (sianida).
i. Senyawa alifatik siklis, yang dicirikan oleh dua atom hidrogen berikatan
dengan setiap atom karbon pada ikatan cincin, misalnya siklo heksanon.
j. Mekaptan (tioalkohol), yaitu senyawa alifatik yang mengandung sulfur.
sedangkan
senyawa
nitro
meliputi
nitrobenzena.
yang
digunakan
pada
praktikum
ini
meliputi
H2C2O4.2H2O, KMnO4, H2SO4, dan sampel air (air sumur Banjarbaru, air
sumur Martapura, air sumur Cempaka dan air sumur Loktabat).
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Langkah Percobaan
Pembebasan Labu Erlenmeyer
Hasil
ke
dalam
labu
erlenmeyer
- Memasukkan batu didih
- Menambahkan 2,5 ml H2SO4 4 N
- Menambahkan tetes demi tetes Larutan merah muda
KMnO4 0,01 N hingga cairan
bewarna merah muda
- Memanaskan di atas hot plate dan
membiarkan mendidih selama 5
menit
- Menambahkan larutan
dalam
erlenmeyer
Pemeriksaan Zat Organik
-
ke
dalam
yang
labu
sudah
tetes
prosedur sebelumnya
-
Menambahkan
ml
Warna hilang
Air sumur Martapura:
Warna hilang
Air sumur Cempaka:
Warna hilang
Air sumur Loktabat:
Warna hilang
muda
dan
mencatat
Vtitrasi = 0,7 ml
Warna merah muda
Air sumur Cempaka:
Vtitrasi = 0,8 ml
Warna merah muda
Air sumur Loktabat:
Vtitrasi = 0,8 ml
Warna merah muda
3.
Penentuan
Faktor
Ketelitian
muda
dan
mencatat
B. PERHITUNGAN
-
Diketahui : V titrasi
= 5 ml
V titrasi
= 0,1 ml
Ditanya : Faktor Ketelitian KMnO4 (F) = ...?
Vcairan
Jawab
: (F) =
Vtitrasi
5ml
= 0,1ml 50
Perhitungan Kandungan Zat Organik pada Sampel Air
a. Air Sumur Banjarbaru
Diketahui : (F)
= 50
V sampel
= 50 ml
Vtitrasi (a)
= 0,1 ml
Ditanya : Kandungan Zat Organik
=...?
Jawab
:
1000
1000
[{(5 0,1ml ) 50} 5] 0,01 31,6
50ml
= 50
= 50 ml
= 0,7 ml
=...?
1000
1000
[{(5 0,7 ml ) 50} 5] 0,01 31,6
50ml
= 50
= 50 ml
= 0,8 ml
=...?
1000
[{(5 0,8ml ) 50} 5] 0,01 31,6
50ml
1000
[{(5 0,8ml ) 50} 5] 0,01 31,6
50ml
C. PEMBAHASAN
Labu erlenmeyer yang akan digunakan sebagai wadah sampel air yang
akan diukur kandungan zat organiknya haruslah bebas dari zat organik yang
ada pada permukaannya. Untuk pembebasan zat organik tersebut, 50 ml air
kran yang dimasukkan ke erlenmeyer beserta batu didih, agar ketika cairan
mendidih lebih mudah terlihat dengan timbulnya gelembung pada batu
ditambahkan dengan 2,5 ml H2SO4 dan beberapa tetes KMnO4 0,01 N yang
menyebabkan cairan menjadi merah muda. Cairan ini dididih kan di atas hot
plate selama 5 menit. Sebagai oksidator yang kuat, KMnO4 0,01 N juga
bersifat sebagai indikator. Yang pada proses titrasi dapat menentukan batas
atau titik akhir titrasi.
Selama proses pendidihan diamati, ketika cairan berubah menjadi
bening atau warna merah mudanya hilang maka ditetesi lagi KMnO 4 0,01 N
sampai kembali merah muda dan warna merah mudanya tidak hilang. Karena
jika warna merah muda tersebut hilang maka dalam wadah dan cairan
tersebut masih terdapat zat organik. Cairan yang ada di dalam labu
erlenmeyer dibuang, dan labu erlenmeyer dianggap sudah bebas dari zat
organik dan siap digunakan untuk pengukuran zat organik pada sampel air.
Sampel air yang digunakan pada percobaan ini ada empat macam, yaitu
sampel air sumur Banjarbaru, air sumur Martapura, air sumur Cempaka, dan
air sumur Loktabat. Keempat sampel air ini diperlakukan sama dalam proses
Reaksi yang terjadi pada pengukuran kandungan zat organik ini adalah
sebagai berikut :
Zat organik + KMnO4 berlebih
2KMnO4 + 5 H2C2O4 + 3 H2SO4
CO2 + H2O
2 MnSO4 + 10 CO2 + K2SO4
Pada sampel air sumur Banjarbaru, sampel air berubah menjadi merah
muda dengan larutan KMnO4 0,01 N yang terpakai sebanyak 0,1 ml. Pada
sampel air sumur Martapura larutan KMnO4 0,01 N yang terpakai untuk
titrasi adalah 0,7 ml dan pada sampel air sumur Cempaka dan Loktabat
terpakai 0,8 ml larutan KMnO4 0,01 N.
Sebelum melakukan perhitungan untuk mengetahui kandungan zat
organik pada masing-masing sampel terlebih dahulu dicari faktor ketelitian
KMnO4 zat organik. Dengan mentitrasi 5 ml asam oksalat 0,01 N dengan
larutan KMnO4 0,01 N hingga cairan berwarna merah muda. Dan volume
larutan KMnO4 0,01 N yang terpakai sebanyak 0,1 ml. Melalui perhitungan
diperoleh faktor ketelitian KMnO4 0,01 N adalah 50.
Dengan faktor ketelitian 50 dan angka-angka di atas diperoleh nilai
kandungan zat organik pada masing-masing sampel adalah 1580 mg/l KMnO 4
untuk sampel air sumur Banjarbaru, 1769,6 mg/l KMnO 4 pada sampel air
sumur Martapura, dan 1801,2 mg/l KMnO4 pada sampel air sumur Cempaka
dan Loktabat.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.
Pengukuran zat organik yang dilakukan adalah pengukuran zat organik secara
umum,
tanpa
mngetahui
jenis
senyawanya
dengan
metode
titrasi
permanganometri.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G & Santika S.S. 1987. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kartika, Yogyakarta.
Sawyer, C.N. and Mc Carty, P.L. 1987. Chemistry for Environmental Engineering.
Third edition. McGraw-HillBook Company, Tokyo.
Slamet, J. S. 1996. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tebbutt, T.H.Y. 1992. Principles of Water Quality Control. Found edition. Pergamon
Press, Oxford. 251 p.