Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

DISUSUN OLEH :
VANIA YATITA SITORUS ( 220205156 )

DOSEN PENGAMPU :

Apt. Artha Sianipar, M.Si

PRODI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

2023
LAPORAN PRAKTIKUM I

PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun
senyawa tersebut.
2. Mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan anorganik.

II. Teori
Sekitar tahun 1850, kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa
yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan
mengenai kimia organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan Misalnya,
karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua
bidang yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung
pada prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).
Pada awalnya, perkembangan ilmu kimia sekitar tahun 1850, kimia organik
didefenisikan sebagai kimia yang datang dari benda hidup. Pada saat ini, kimia
organik dengan definisi semacam itu dianggap orang sejak sekitar tahun 1900. Ahli
kimia mensintesa senyawa kimia baru dan tidak mempunyai hubungan dengan benda
hidup. Sekarang ini, kimia organik adalah kimia senyawa karbon. Definisi ini pun tak
terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon seperti karbon dioksida, natrium
karbonat dan kalium sianida dianggap sebagai senyawa anorganik. Namun demikian,
definisi ini dapat diterima sebab semua senyawa organik mengandung karbon
(Fessenden, 1997).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu
senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom- atom
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Pada awalnya senyawa
karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem kehidupan.
Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai
hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik
dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara
menguapkan garam amonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi
senyawa organik (Siswoyo, 2009).

Senyawa organik terutama mengandung atom karbon dan atom hidrogen,


ditambah nitrogen, oksigen belerang dan atom unsur lainnya. Senyawa induk untuk
semua senyawa organik adalah hidrokarbon-alkana (hanya mengandung ikatan
tunggal), alkena (mengandung ikatan rangkap karbon-karbon), alkena (mengandung
ikatan rangkap tiga karbon-karbon), dan hidrokarbon aromatik (mengandung cincin
benzena) (Chang, 2004).
Gugus fungsional sebagai ciri utama suatu senyawa organik yang pada
dasarnya dapat diketahui secara jelas dengan mengelompokkan molekul-molekul
tersebut saling berkaitan sehingga sulit untuk membahas suatu gugus fungsional tanpa
menyinggung gugus fungsional yang lainnya. Tetapi secara sederhana dapat dikatakan
bahwa gugus fungsional adalah suatu atom-atom, gugus atom dalam suatu senyawa
organik yang boleh dikatakan paling menentukan sifat zat tersebut (Arsyad, 2001).
Asam oganik adalah termasuk senyawa organik yang umumnya merupakan
hasil dari kegiatan jasad hidup. Umumnya, di alam, ditemukan pada. di atas dan di
dalam tanah. Bentuk senyawa organik terdiri dari senyawa yang belum terhumuskan
dan telah terhumuskan. Senyawa organik yang belum terhumuskan misalnya
karbohidrat, asam amino, protein, lemak, lignin, asam nukleat, pigment, hormon dan
asam-asam organik Asam organik yang termasuk dalam senyawa organik belum
terhumuskan selanjutnya diistilahkan asam organik belum terhumuskan. Senyawa
organik yang telah terhumuskan adalah asam humat (AH), asam fulfat (AF), dan
turunan dari hidroksi bensoat dari asam humat (Ismangil, 2005).
Asam organik mampu mengkomplek logam dalam larutan. Derajat
kompleksasi tergantung: 1) sifat asam organik (jumlah gugus karboksil dan hidroksil),
2) konsentrasi asum organik, 3) tipe loka permukaan, dan 4) pH dan kekuatan ionik
larutan tanah (Tamad, 2008).

III. Metode Penelitian


A. Alat Dan Bahan
1. Alat
 Gelas Kimia
 Bahan Pengaduk
 Cawan Crus
 Bunsen
 Kawat Tembaga
2. Bahan
 Etanol
 Larutan CaOH2
 Urea
 NaOH 3M
 Larutan HCl 3M
 Larutan CHCl3
 Larutan Kl
 NaCl
 Glukosa

B. Prosedur Kerja
1. Tes Unsur-Unsur Dengan Pembakaran Senyawa Organik
a. Deteksi unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik
1) Tempatkan kira-kira 2 ml, etanol dalam cawan krus kemudian dibakar.
Siapkan gelas kimia 250 mL. Yakinkan gelas kimia tersebut kering. Isi
dengan air dingin (air es) Simpan di atas pembakaran etanol. Amati
perubahan yang terjadi.
2) Tempatkan larutan Ca(OH)2 dalam ujung batang pengaduk Siapkan
etanol dalam cawan crus, kemudian dibakar. Tempatkan larutan
Ca(OH)2 tersebut di atas pembakaran sejauh kira-kira 5 cm dari lidah
api Amati perubahan yang terjadi.
3) Alirkan udara hasil pernapasan anda ke dalam larutan Ca(OH) 2 dalam
gelas kimia selama 1-2 menit menggunakan selang. Amati perubahan
yang terjadi.
b. Unsur-unsur yang dideteksi dengan basa kuat dan pemanasan senyawa
organik

Tempatkan kira-kira 1 gram urea dalam gelas kimia kecil, tambahkan 10


mL NaOH 3M. Kocok pelan-pelan dan panaskan tidak sampai mendidih.
Pindahkan gelas kimia dari pemanasan, amati bau gas yang terbentuk
Tempatkan lakmus biru dan merah pada dinding gelas kimia (panaskan
lagi, bila gas yang terbentuk habis). Amati perubahan pada kertas lakmus.

c. Tes Beilsten
Panaskan ujung kawat tembaga dalam pemanas Bunsen sampai warnanya
berubah. Masukkan kawat panas ke dalam larutan HCl 3M, CHCl 3, dan Kl.
Amati perubahan warna yang terjadi.
2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik
a. Perbedaan sifat karena pemanasan
Siapkan 2 cawan krus, masing-masing diisi NaCl dan glukosa secukupnya.
Panaskan keduanya lalu amati perubahan yang terjadi.
b. Perbedaan konduktivitas
Siapkan alat-alat konduktometer. Ukurlah konduktivitas senyawa-senyawa
pada tabel berikut.

IV. Hasil Dan Pembahasan


A. Hasil

Perlakuan Hasil Jenis Senyawa


 Gula + Panaskan Meleleh dan menjadi caramel Organik
 Garam dapur + dibakar Tidak ada perubahan Anorganik

Data Gambar Hasil Pengamatan :


B. Pembahasan
Telah terbukti dalam praktikum kali ini bahwa gula merupakan senyawa organik
dalam perlakuan komposisi yaitu dengan dipanaskan. Sedangkan garam tidak ada
perubahan yang menunjukkan bahwa garam anorganik. Adapun perbedaan
senyawa organik dan anorganik pada senyawa organik titik didihnya rendah, tidak
tahan panas, mempunyai ikatan kovalen, umumnya tidak larut dalam air dan
reaksi antar molekulnya berlangsung lama, contoh senyawa organik adalah
protein, lemak, karbohidrat, asam lemak, vitamin polimer, dll. Sedangkan pada
senyawa anorganik titik didihnya tinggi tahan terhadap pemanasan, ada yang
berkaitan dengan ion kovalen, umumnya larut dalam air dan reaksi antar son
berlangsung, contoh senyawa anorganik yaitu Asam karbonat dan garam.
Adapun kandungan senyawa dari bahan praktikum yang telah dilakukan
diantanuya adalah pada gula diketahui bahwa jenis senyawanya organik.
Kemudian pada garam didapatkan jenis senyawanya adalah anorganik.

V. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi unsur penyusun suatu
senyawa antara lain uji dengan pembakaran senyawa anorganik. pemanasan, dan
ionisasi.
2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik dapat dilihat dari sifat fisika dan kimia
seperti keadaan saat pemanasan senyawa organik akan lebih mudah mendidih dan
menguap dibandingkan senyawa anorganik serta perbedaan ionisasi
(dissosiasi), dan kelarutan.
LAPORAN PRAKTIKUM II

STRUKTUR MOLEKUL SENYAWA ORGANIK DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL

I. Tujuan Percobaan
1. Memberikan pengalaman bekerja dengan model molekul.
2. Memberikan pengalaman mengenai visualisasi senyawa-senyawa organik
dalam tiga dimensi.

II. Teori
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari
benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia
organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena system
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang
berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip
kimia organik (Fessenden, 1997).
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon. Studi mengenai
senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak diantara senyawaan organik seperti
protein, lemak dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam
biokimia(Petrucci, 1978).
Model ball-and-stick merupakan model tiga dimensi yang sering digunakan
dalam pembelajaran bentuk molekul. Kelebihan model ini yaitu representasi 3D yang
bagus, jumlah ikatan pada tiap atom ditunjukkan dengan tepat, panjang dan sudut
ikatan juga ditunjukkan dengan tepat. Kelemahannya adalah tidak tampaknya overlap
awan elektron dari atom yang membentuk ikatan kovalen(Ardiansyah, 2013).
Stereokimia mempelajari susunan atom 1 gugus dari suatu molekulyang
terjadi karena reaksi kimia (stereokimia dinamik) ikatan dalam senyawa C. Atom C
adalah tetravalen dan pada senyawa jenuh keempat ikatan tersebut kira-kira identik.
Penataan (konformasi) senyawa rantai terbuka dapat digunakan beberapa cara yakni
proyeksi newman, fischer, saw horse, dan wedge line(Respati, 1986).
Bagian komputasi kimia tentang studi struktur molekul, yang mempelajari
tentang struktur, sifat, karakteristik dan kelakuan suatu molekul. Pemodelan molekul
dapat digunakan untuk merancang suatu molekul sebelum dibuat di laboratorium
sehingga dapat diperoleh molekul yang diinginkan secara efisien, sebagai contoh
pemodelan molekul untuk merancang struktur zeolit sebelum dilakukan sintesis zeolit
yang dikehendaki. Senyawa organik dapat digunakan untuk menciptakan rongga dan
ukuran senyawa zeolit yang dibuat. Bentuk dan ukuran senyawa organik bersifat khas,
sehingga dapat dijadikan template untuk mendapatkan rongga-rongga optimum
sesuai kebutuhan.

III. Metode Penelitian


A. Alat
Busur Derajat Molimod “Darling Models” dengan spesifikasi warna :
a) Hidrogen: putih
b) Karbon: hitam
c) Nitrogen: biru
d) Oksigen: merah
e) Fluorin: hijau kuning
f) Klorin: hijau terang
g) Bromin: hijau
h) lodin: hijau gelap
i) Silikon: hitam perak
j) Fosfor: ungu
k) Sulfur: kuning
l) Atom umum: pink

B. Prosedur Kerja
Penyusunan bentuk molekul :
a. 2-metilheksana
b. 2-butanol
c. 2-butana
d. 1-propanol
e. Etilmetileter
f. 2-heksena
g. 2-metil-2-heksena
h. 1-butuna

IV. Hasil Dan Pembahasan


A. Hasil
Gambar Etilmetileter

B. Pembahasan
Eter dapat pula dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh alkoksida.

R-ONa+ R'-XR-O-R'+NaX

Reaksi ini dinamakan sintesis eter Williamson Reaksi ini melibatkan penggunaan
alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada
senyawa alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat
berupa jodida, bromida. maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak bekerja dengan
baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena). Reaksi ini menghasilkan rendemen
reaksi yang tinggi untuk halida primer.

Halida sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika
berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa, Dalam reaksi lainnya yang
terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak dapat
digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk
menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan basa
kuat seperti natrium hidroksida. membentuk ion fenoksida. Ton fenoksida ini
kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida, menghasilkan eter dengan gugus
aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi :
SN2 C6H5OH + OH -> C6H5-O-+H20

C6H5-O-+R-X -> C6H5OR

V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan ini, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Melalui model molekul (molimod) dapat mempermudah dalam memahami
struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer maupun struktur dari molekul itu
sendiri.
2. Visualisasi atau penggambaran senyawa-senyawa organik dengan menggunakan
molimod jauh lebih memudahkan kita untuk mengetahui posisi stabil yang dapat
dibentuk oleh suatu senyawa.
3. Reaksi-reaksi kimia dapat dipelajari dari molimod adalah pemutusan ikatan
rangkap dan pembentukan kembali ikatan yang baru, dengan sifat
senyawa yang berbeda.
LAPORAN PRAKTIKUM III

SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari tes-tes yang diigunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun
senyawa tersebut.
2. Mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan anorganik.

II. Teori
Karbon hanya salah satu dari unsur yang terdapat dalam sistem periodik. tetapi
senyawanya menjadi kelompok besar karena jenisnya banyak sekali. Sampai kini
telah diketahui sekitar enam juta senyawa organik, sedangkan senyawa anorganik
sekitar 50.000, Hidrokarbon afilatik yang tidak mengandung ikatan rangkap disebut
hidrokarbon jenuh (alkana) dan yang mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon
tak jenuh (alkena dan alkuna). Hidrokarbon siklik yang jenuh disebut sikloalkana
(Syukri, 2004).
Alkana sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana
mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua
elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan
disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif (Syukri, 2004).
Rumus molekul senyawa alkana bergantung pada jumlah atom C, sedangkan
jumlah H ditentukan oleh jumlah C tersebut. Karena atom C bertangan empat dan H
bertangan satu, maka rumus alkana beratom C= 1, 2 dan 3 berturut- turut adalah CH4,
C2H, dan CaHs (Syukri, 2014).
Senyawa-senyawa organik sintetis biasanya terdiri dari penggabungan
kepingan kecil dan sederhana menjadi molekul besar yang kompleks. Untuk membuat
sebuah molekul yang mengandung banyak atom, dari molekul-molekul yang
mengandung atom lebh sedikit, perlu diketahui bagaimana membuat atau memecah
ikatan kimia. Walaupun sintetis urea dari Wohler hanya suatu kebetulan, sintetis dapat
leih efektif apabila dilakukan dalam cara-cara yang terkendali dan rasional, sehingga
ketika semua atom tersusun, mereka akan berhubungan satu sama lain dengan benar
dab menghasilkan produk yang diinginkan (Hart, 2002).
Dibandingkan dengan sintesis senyawa anorganik, sintesis senyawa organik
jauh lebih sukar. Kelahiran kimia organik dinisbahkan pada sintesis urea CO(NH2)2
(suatu senyawa organik umum) dengan memanaskan amonium sanat (senyawa
anorganik), pertama dilakukan oleh kimiawan Friedrich Wöhler (1800- 1882). Hanya
akhir-akhir ini saja desain dan sintesis senyawa yang diinginkan mungkin dilakukan
(Takeuchi, 2006).
Reaksi yang digunakan dalam sintesis organik dapat digolongkan menjadi dua
golongan :
1. Pembentukan ikatan karbon-karbon.
2. Pengubahan gugus fungsi.

Sebagian besar reaksi yang Anda pelajari di sekolah menengah adalah


konversi gugus fungsi, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Bagi bidang sintesis
organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi seperti rodu
kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting. Berbagai reaksi
pembentukan ikatan C-C telah dilaporkan. Berdasarkan gaya dorong reaksinya, reaksi
ini dapat digolongkan atas tiga jenis, kondensasi aldol, reaksi Grignard dan reaksi
Diels-Alder. Di sini dua yang terakhir yang akan dibahas (Takeuchi, 2006).
Reaksi Grignard Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste
Victor Grignard (1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi
pembentukan metilmagnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida
(metil iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.

III. Metode Penelitian


A. Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Gelas kimia
c. Pipet tetes
2. Bahan
a. N-heksana
b. Metanol
c. Etanol
d. Butanol
e. Glukosa
f. Kanji/amilum
g. Paraffin
h. Kloroform
i. Asam asetat
j. H2O
k. NaOH
l. HCl
m. H2SO4

B. Prosedur Kerja
1. Kelarutan Dalam N-heksana
Ambil 0.1 gram atau 0,2 ml senyawa organik yang akan diuji kelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawa alkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa ketor, senyawa asam karboksilat, senyawa amida
senyawa amina, dan senyawa nitril). Masing-masing masukkan dalam tabung
reaksi. Tambahkan tetes demi tetes n-heksana hingga mencapai 3 ml. Kocok
kuat-kuat setiap penambahan lalu amati kelarutannya (larut, sedikit larut atau
sukar larut).
2. Kelarutan Dalam Air
Ambil 0,1 gram atau 0,2 ml senyawa organik yang akan diuji kelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawa alkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa keton, senyawa asam karboksilat, senyawa amida,
senyawa amina, dan syawa nitril), Masing-masing masukkan dalam tabung
reaksi. Tambahkan tetes demi tetes air hingga mencapai 3 ml. Kocok kuat-kuat
setiap penambahan lalu amati kelarutannya (larut, sedikit larut atau sukar
larut).
3. Kelarutan Dalam Natrium Hidroksida
Ambil 0,1 gram atau 0,2 ml senyawa organik yang akan diuji kelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawa alkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa keton, senyawa asam karboksilat, senyawa amida,
senyawa amira dan senyawa nitril). Masing-masing masukkan dalam tabung
reaksi. Tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida hingga mencapai 3 ml.
Kocok kuat-kuat setiap penambahan lalu amati kelarutannya (larut, sedikit
larut atau sukar larut).
Perhatikan apabila terjadi kenaikan suhu atau gas yang mungkin dihasilkan
jika pada penambahan NaOH tidak dapat larut, ambillah lapisan atas dengan
pipet tetes ke dalam tabung reaksi dan tambahkan HCl encer hingga pHnya
asam. Amati perubahan apa yang terjadi.
4. Kelarutan Dalam Asam Klorida
Ambil 0,1 gram atau 0,2 ml senyawa organik yang akan diuji kelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawa alkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa keton, senyawa asam karboksilat, senyawa amida,
senyawa amina, dan senyawa nitril). Masing-masing masukkan dalam tabung
reaksi. Tambahkan tetes demi tetes Asam Klorida hingga mencapai 3 ml.
Kocok kuat-kuat setiap penambahan lalu amati kelarutannya (larut, sedikit
larut atau sukar larut).
Apabila terjadi kelarutan, maka senyawa yang diuji diklasifikasikan senyawa
basa. Beberapa senyawa organik basa dapat membentuk senyawa hidroklorida
dengan HCl yang dapat larut dalam air, tetapi dalam keadaan HCl yang
berlebih bentuk tersebut dapat mengendap apabila penambahan HCl tidak
dapat larut, ambil lapisan atas dan tambahkan NaOH hingga bersifat basa. Jika
terjadi endapan, maka senyawa organik tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
senyawa basa organik.
5. Kelarutan Dalam Asam Sulfat
Ambil 0,1 gram atau 0.2 ml senyawa organik yang akan diuji kelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawa alkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa keton, senyawa asam karboksilat, senyawa amida,
senyawa amina, dan senyawa nitril). Masing-masing masukkan dalam tabung
reaksi. Tambahkan tetes demi tetes n-heksana hingga mencapai 3 ml. Kocok
kuat-kuat setiap penambahan lalu amati kelarutan (larut sedikit larut
atau sukar larut).
IV. Hasil Dan Pembahasan
A. Hasil

No. Senyawa Kelarutan Dalam


H₂O NaOH HCL H₂SO₄ n-heksana
1. 1.n- Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Larut
heksana

2. Metanol Larut Larut Larut Larut Larut

3. Etanol Larut Larut Larut Larut Tidak larut

4. Butanol Larut Larut Larut Larut Tidak larut

5. Glukosa Larut Larut Larut Larut Tidak larut


6. Selulosa Larut Larut Larut Larut Tidak larut

7. Parafin Larut Larut Larut Larut Larut

8. Kloroform Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Larut

9. Asam Tidak larut Larut Tidak larut Tidak larut Larut


asetat

B. Pembahasan
Percobaan dimulai dengan mengisi tabung 1 sebanyak 1 mL akuades dan tabung 2
sebanyak 1 mL dietil eter. Tabung 1 dan 2 ditambahkan 1 mL -heksana dan
dikocok serta diperhatikan kelarutannya. Lalu diulangi prosedur yang sama untuk
senyawa organik lainnya yaitu kloroform, etanol, dan etil asetat. Hasil yang
diperoleh dari penambahkan n-heksana, kloroform dan etil asetat pada tabung 1
terdapat dua fase dalam campuran air sehingga ketiganya tidak larut di air atau
tidak bereaksi, sementara pada tabung 2 hanya terdapat 1 fase dalam dietil eter
sehingga dinyatakan terlarut atau bereaksi Hal ini sesuai dengan literatur bahwa
w-heksana, kloroform dan etil asetat adalah senyawa non-polar dan akuades
adalah senyawa polar sehingga keduanya tidak dapat tercampur. Alasannya sebab
ketiga zat tersebut tidak memiliki gugus polar yang dapat berikatan dengan gugus
polar pada akuades (Romi & Legiso, 2021). Senyawa non-polar hanya larut dalam
pelarut non polar seperti dietil eter karena gaya diantara keduanya adalah sama
yakni gaya dispersi london Oleh sebab itu n-heksana, kloroform dan etil asetat
tidak larut dalam akuades karena merupakan pelarut polar dengan gaya dipol yang
sukar berinteraksi terhadap gaya dispersi London yang lemah (Rahayu, 2009).
Hasıl yang diperoleh dari penambahan etanol pada tabung 1 hanya terdapat 1 fase
dalam campuran air sehingga kloroform larut dalam air, sedangkan pada tabung 2
terdapat 2 fase dalam dietil eter sehingga dinyatakan tidak larut. Hal ini sesuai
dengan literatur bahwa etanol adalah senyawa polar yang lebih mudah larut dalam
pelarut polar seperti akuades karena adanya gaya dipol yang berinteraksi
Akibatnya senyawa polar sukar terlarut dengan senyawa non-polar karena tidak
adanya gaya dipol serta gaya dispersi london yang terlalu lemah.

V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu kelarutan
senyawa organik seperti n-heksana, kloroform, dan etil asetat tidak larut dalam air
namun terlarut dalam dietil eter. Hal ini karena ketiga senyawa tersebut adalah
senyawa non-polar yang jauh lebih mudah larut di dalam pelarut non-polar seperti
dietil eter dibandingkan dengan pelarut polar seperti air. Alasannya karena senyawa
non-polar tidak memiliki gugus polar untuk berikatan dengan gugus polar pelarut.
Senyawa organik lainnya yakni etanol terlarut dalam air namun tidak larut dalam
dietil eter karena etanol adalah senyawa polar yang sukar larut dalam pelarut non
polar dan mudah larut dalam pelarut polar.
PERCOBAAN IV

SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang tersusun dari atom hidrogen
(H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom
hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik, dan lain-lain.

Hingga saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Sifat senyawa-senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon. Oleh
karena itu, untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para
ahli melakukan penggolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan jenis ikatan kovalen
antar atom karbon dalam molekulnya.

Sejalan dengan kemajuan industri dan teknologi, kebutuhan manusia akan sarana yang
memadai makin bertambah. Salah satu sarana itu lalah bahan kimia, baik berupa unsur,
senyawa ataupun campuran. Kita telah mengetahui bahwa terdapat 92 jenis unsur di alam.
Kebayakan dari unsur tersebut terdapat sebagai persenyawaan. Hanya unsur-unsur yang
kurang reaktif saja yang belum ditemukan dalam keadaan bebas. Tetapi, berkat kemajuan
IPTEK, kita dapat membebaskan unsur unsur dari persenyawaan.

Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk produk dari hidrokarbon, namun masih
ada beberapa orang yang belum mengetahui produk-produk yang dihasilkan dari
hidrokarbon. Selain itu, tak banyak pula orang yang mengetahui sifat-sifat dari senyawa
hidrokarbon, baik sifat kimia maupun sifat fisiknya. Untuk itu dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai sifat-sifat fisik dan kimia yang terdapat dalam senyawa hidrokarbon,
serta produk-produk yang dihasilkan oleh hidrokarbon.
B.TUJUAN

1. Memperlihatkan sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatic

2.Membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.TEORI

2.1. Definisi Hidrokarbon

Senyawa-senyawa yang hanya mengandung atau tersusun dari atom karbon dan atom
hidrogen disebut hidrokarbon. Berdasarkan kerangka atom karbonnya, senyawa ini dibedakan
menjadi senyawa yang memiliki rantai karbon lurus (golongan alkana, alkena, alkuna), dan
senyawa siklik (sikloalkana dan aromatik). Alkana hanya memiliki ikatan tunggal (ikatan
sigma, σ) antar atom karbonnya dan memiliki rumus umum CnH(2n+2). Golongan senyawa
ini sering disebut paraffin. Alkena memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua (1 ikatan
sigma, o dan 1 ikatan phi ) antar atom karbonnya dan memiliki rumus umumCnH2n.
Golongan senyawa ini dikenal dengan nama olefin. Alkuna memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap tiga (I ikatan o dan 2 ikatan ) antar atom karbonnyadan memiliki rumus umum
CnH(2n-2), Senyawa rantai lurus dapat membentuk senyawa siklik dengan melepaskan dua
atom hidrogen atau dengan kata lain senyawa-senyawa hidrokarbon siklik memiliki 2 atom
karbon lebih sedikit dari senyawa rantai Jurusnya. Catatan khusus untuk senyawa aromatik
harus memenuhi persyaratan kearomatikan yaitu senyawa harus siklik, datar, terdelokalisasi
secara penuh dan memiliki jumlah elektron x sebanyak 4n+2, n adalah bilangan bulat (Aturan
Huckel, 1931). Ikatan ganda pada senyawa alkena dan alkuna merupakan gugus fungsional
yang peka terhadap beberapa reaksi tertentu, begitu juga dengan senyawa aromatik, sehingga
sifat ini dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa tersebut satu sama lain.

Hidrokarbon banyak ditemukan dalam gas alam, minyak, dan batu bara. Pemurnian
hidrokarbon dari sumber tersebut lebih sering digunakan daripada mensistesisnya dari karbon
dan hidrogen, karena sumber bahan alam tersebut masih lebih murah sehingga sering
digunakan sebagai starting poin untuk keperluan sintesis.
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).
Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana adalah metana, dengan rumus
struktur CH4 Dalam kimia karbon adalah penting bagi kita untuk dapat menuliskan rumus
molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan jumlah atom setiap unsur yang ada
dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan bagaimana atom-atom itu
terikat satu sama lain. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa hidrokarbon
merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Namun demikian, hidrokarbon
merupakan sumber utama untuk membentuk senyawa hidrokarbon yang lebih besar dan
kompleks. Untuk membuktikan bahwa senyawa hidrokarbon terdiri dari atom karbon dan
atom hidrogen, dapat kita lakukan percobaan sederhana, yaitu dengan memanaskan gula
dalam tabung reaksi. Bintik air yang terbentuk pada dinding dalam tabung reaksi
membuktikan adanya hidrogen.selain itu, pada pembakaran kayu atau kertas akan diperoleh
zat berwarna hitam. Zat yang berwarna hitam tersebut merupakan karbon atau arang. Secara
kimiawi, adanya karbon dan hidrogen dapat dilihat ada rumus atom pembentuk molekul atau
senyawa tersebut. Misalnya metana (CH4) yang terdiri dari atom C dan atom H. Dalam
kehidupan sehari-hari, karbon lebih dikenal dalam bentuk arang, grafit dan intan. Arang
merupakan karbon yang berasal dari kayu atau kertas yang terbakar. Arang sering digunakan
sebagai bahan pengadsorpsi zat warna dan sebagai obat sakit perut. Grafit merupakan karbon
yang bersifat licin dan dapat menghantarkan listrik. Grafit digunakan sebagai elektroda,
bahan pelumas, bahan pembuat pensil, dan juga sebagai bahan pembuat komposit. Intan
adalah zat padat bening yang berkilauan dan merupakan zat yang paling keras. Intan
digunakan untuk perhiasan dan sebagai alat pemotong, Intan bubuk dugunakan sebagai
Secara kimiawi, adanya karbon dan hidrogen dapat dilihat ada rumus atom pembentuk
molekul atau senyawa tersebut. Misalnya metana (CH4) yang terdiri dari atom C dan atom H.

Dalam kehidupan sehari-hari, karbon lebih dikenal dalam bentuk arang, grafit dan intan.
Arang merupakan karbon yang berasal dari kayu atau kertas yang terbakar. Arang sering
digunakan sebagai bahan pengadsorpsi zat warna dan sebagai obat sakit perut. Grafit
merupakan karbon yang bersifat licin dan dapat menghantarkan listrik. Grafit digunakan
sebagai elektroda, bahan pelumas, bahan pembuat pensil, dan juga sebagai bahan pembuat
komposit. Intan adalah zat padat bening yang berkilauan dan merupakan zat yang paling
keras. Intan digunakan untuk perhiasan dan sebagai alat pemotong. Intan bubuk dugunakan
sebagai ampelas. Pada mulanya, senyawa karbon disebut sebagai senyawa organik karena
senyawa itu berasal dari makhluk hidup. Namun seiring berjalannya waktu, senyawa karbon
ternyata juga dapat dibuat oleh manusia, maka senyawa organik berubah namanya menjadi
senyawa karbon Senyawa karbon dapat dibedakan menjadi 2, yaitu senyawa organik (berasal
dari makhluk hidup) dan senyawa anorganik (bukan berasal dari makhluk hidup). Senyawa
organik dan anorganik memiliki beberapa perbedaan yang terletak pada kereaktifan, titik cair,
titik didih, dan juga kelarutannya. Kereaktifan, titik didih, dan titik cair senyawa organik
lebih rendah daripada senyawa anorganik. Namun, dalam hal kelarutan, senyawa organik
memiliki tingkat kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan senyawa anorganik.

1.2 Pengolongan Hidrokarbon

Hidrokarbon terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon
aromatik Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon yang memiliki rantai lurus,
rantai bercabang atau rantai melingkar. Sedangkan untuk hidrokarbon aromatik, rantainya
mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.

1.3 Rumusan Molekul dan Sifatnya

1.Alkana

Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi
rumus umum CH dan dinamakan alkana atau parafin. Suku pertama sampai dengan 10
senyawa alkana dapat diperoleh dengan mensubstitusikan harga n in menyatakan jumlah
atom karbon yang terdapat pada senyawa hidrokarbon) dan ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkane:


Aturan pemberian nama alkana, yaitu:

1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian:

• Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang

• Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan rantai induk

2) Rantal induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih rantai
terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.

3) Rantai induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai (lihat tabel diatas)

4) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran
-ana menjadi -il. Gugus alkil mempunyai rumus umum: CnH2n+1 dan dilambangkan dengan
R

5) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori.
Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi
cabang mendapat nomor kecil

6) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra,
penta, dst.

7) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang
tersebut. Awalan primer, sekunder, dan tersier tersier diabaikan.

8) Jika penomoran ekivalen (sama) dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih
sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.

• Sifat Kimia

1. Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-zat
dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:

• Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H. katan C-C dan C-H
tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi
masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut
dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.

• Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap
non polar karena beda keelektronegatifannya yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat
bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen. Sebaliknya, alkana sulit
bereaksi dengn perekasi polar/ionik seperti asam kuat, basa kuat dan oksidator permanganat.

2. Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan
dibahas di sini, yakni: pembakaran aikana, perengkahan (craking)/eliminasi alkana, dan
reaksi substitusi alkane oleh halogen.

- Pembakaran Alkana

-Perengkahan (reaksi eliminasi) Alkana

Alkana umumnya berasal dari gas alam dan minyak bumi. Alkana dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar, pelarut, sumber hidrogen, pelumas, bahan baku untuk senyawa organik
lain, serta dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan baku industri.

2. Alkena

Tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua
atom C yang berurutan, Alkena mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana. Oleh karena
itu rumus umumnya menjadi C-H22-2H = CnH2n.

Aturan penamaan alkena, yaitu:

1) Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom C-nya sama),
dengan mengganti akhiran -ana menjadi-ena

2) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mempunyai ikatan rangkap

3) Penomoran dimulai dari saah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap
mendapat nomor terkecil
4) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan
rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil)

5) Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana

Sifat senyawa hidrokarbon alkena terbagi menjadi yaitu:

• Sifat Kimia

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi yang terjad
pada alkena, antara lain:

1. Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)

Reaksi Adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain. Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:

i. Gas hidrogen

(H2) CH2=CH2 + H2→→ CH3-CH3

ii. Halogen (F2, Cl2, Br₂, dan 12)

CH2=CH-CH3 + Br2 → CH2-CH-CH3

iii. Asam halida (HCI, HBr, HF, dan Hi)

Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan markovnikov, yaitu atom H dari asam
halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak

2. Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)

Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO; dan H₂O.CH4 + 302

→ 2CO2 + 2H2O Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H20.C2H4 +


202 → 200+ 2H2O

3. Reaksi Polimerisasi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer)


menjadi molekul besar (polimer). Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui
pemanasan dengan katalis, yaitu dengan proses yang disebut perengkahan atau cracking.
Alkena, khususnya suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting,
misalnya untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol.

Di alam, sumber alkena berada dalam jumlah yang kecil, sehingga alkena harus disintesis
dari gas alam dan minyak bumi melalui reaksi perekahan. Kegunaan alkena sebagai bahan
baku untuk sintesis senyawa organik di industri, seperti plastik, farmasi dan insektisida.

3. Alkuna

Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya
mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk
ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal satu elektron
pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H yang dapat diikat
berkurang dua, sehingga rumus umumnya menjadi CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2

Aturan penamaan alkuna, yaitu:

1) Nama alkuna diturunkan dari nama alkan yang sesuai dengan mengganti akhiran-ana
menjadi -una

2) Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena

Ciri-ciri alkuna, antara lain adalah:

• Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga

• Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif

• Pembuatan : CaC2 + H2O C2H2 + Ca(OH)2

• Sifat-sifat:

-Suatu senyawa endoterm, maka mudah meledek

- Suatu gas, tak berwarna dan baunya khas

• Penggunaan etuna:

-Pada pengelasan: dibakar dengan O memberi suhu yang tinggi (± 3000C), dipakai untuk
mengelas besi dan baja

-Untuk penerangan

-Untuk sintesis senyawa lain


• Sifat Kimia

1. Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran

2. Reaksi adisi pada alkuna

3. Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)

4. Reaksi alkuna dengan hidrogen halida

5. Reaksi alkuna dengan hidrogen

6. Polimerisasi alkuna

7. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C-C di ujung rantai dengan atom lain.

8. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan


menghasilkan CO2 dan H2O.CH-CH+502 → 4CO2 + 2H2O

Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena). CH2. Gas
asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.

Reaksi pebentukan etuna:

4CH4 (g) + 302 → (g)2CH2(g) + 6H2O (g)

CaC: (s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + C2H2(g)

2.4 Contoh Senyawa yang Mengandung Hidrokarbon

Senyawa yang paling banyak mengandung hidrokarbon adalah minyak bumi. Berdasarkan
kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon serta
senyawa-senyawa logam.

1. Hidrokarbon

Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, natten, dan aromat.

• Parafin

Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CH-2.
Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil
propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, CsH12), dan isooktana (2, 2, 4-trimetil pentana,
CsH

• Olefin

Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CH Contohnya etilena (C2H4),
propena (CH), dan butena (CaHa).

• Aromatik

Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom- atom karbon yang
membentuk cincin benzen (CH). Contohnya benzen (CeHe), metilbenzen (C/Hs), dan
naftalena (C10Hs)

• Naftena

Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus
molekul CaHan. Contohnya adalah siklopentana (CsHp), metilsiklopentana (C6H12) dan
sikloheksana (C&H12).

2. Non Hidrokarbon

Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam
minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen,
vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon.

• Belerang

Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-
SH, dengan R-gugus alkil), sulfida (R-S-R'), disulfida (R-S-S-R') dan tiofen (sulfida siklik).

• Oksigen

Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2.2.6-
trimetilsikloheksankarboksilat, CiH1802) dan asam- asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi
fenolik dan gugus keton. Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat
basa

• Nitrogen
seperti 3-metilpiridin (CHN) dan kuinolin (CHN) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti
pirol (C4HN), indol (CBHZN) dan karbazol (C12H9N).

3. Senyawa Logam

Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan

logam yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. logam yang biasanya
paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium

E. Produk-produk Utama yang Bisa Diperoleh

1. Gas-gas hidrokarbon ringan

Komponen-komponennya adalah senyawa-senyawa parafinik dengan titik didih normal < 30


°C dan pada tekanan atmosfer berwujud gas, yaitu metana (CH4), etana (CH), propana
(CsHe), isobutana (i-C4H10) dan n-butana (n- C4H10). Gas-gas tersebut lazim disebut
sebagai gas kilang.

2. Bensin (gasolin)

Mulanya bensin adalah produk utama dalam industri minyak bumi yang merupakan
campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon dan memiliki rentang pendidihan antara 30-200
°C.

3. Minyak Bakar

Minyak bakar terbagi atas lima jenis, yaitu minyak bakar no. 1, no. 2, no. 4, no. 5 dan no. 6.
Minyak bakar no. 1 sangat mirip kerosin tetapi memiliki titik tuang dan titik akhir rentang
pendidihan yang lebih tinggi. Minyak bakar no. 2 (IDO-Industrial Diesel Oil) sangat mirip
dengan minyak diesel otomotif. Minyak bakar no. 1 dan no. 2 serta kerosin, bahan bakar
pesawat jet dan minyak diesel biasa disebut sebagai BBM distilat (distillate fuels). Minyak
bakar no. 4, no. 5 dan no. 6 disebut BBM residu karena berasal dari sisa distilasi minyak
bumi mentah pada tekanan atmosferik.

4. Karosin, Bahan Bakar pesawat jet, dan minyak diesel

Ketiga kelompok ini memiliki rentang pendidihan yang mirip. Kerosin disebut juga dengan
minyak tanah dan digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Rentang pendidihannya
antara 175-275 °C

5. Produk-produk lain
Produk-produk lainnya seperti minyak pelumas, petroleum waxes (lilin). petroleum greases
(gemuk), aspal dan kokas.

B.ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Tabung reaksi

- Gelas kimia

- Pipet tetes

- Botol semprot

2. Bahan

- Air brom

- Aril benzene

- Sikloheksena

- Petroleum benzene

- Bifenil

- CCL4

- KMnO4

- Naftalen

- H2SO4 pekat

- Gelas ukur

- Pemanas istrik

- Timbangan

- Gegep
- Bensin

- Antrasena

- Klorobenzena

- Es batu

- CHCI;

- HNO3 pekat

- AlCl3 anhidrous

- Br2 dalam CCl4

- Toluena

C.CARA KERJA

1. Alkana dan alkena

a) Siapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 3 mL air brom 3%. Ke dalam 2
tabung reaksi masing-masing ditambahkan 1 mL petroleum benzena dan tabung ketiga
ditambah 1 mL sikloheksan. Salah satu tabung yang berisi petroleum benzena disimpan
dalam ruang gelap dan yang lainnya dibiarkan menit. Setelah itu amati perubahan yang
terjadi dan bandingkanantara keduanya !

b) Reaksi dengan larutan brom dalam CC14

Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 isi dengan Iml petroleum eter dan tabung 2 isi dengan 1
mL sikloheksena, tambahkan masing-masing 5-6 tetes larutan brom 3% dalam CC14. Amati
perubahan yang terjadi (warna dan baunya) !

c) Reaksi dengan asam permanganat

Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 isi dengan Iml petroleum benzene dan tabung 2 isi dengan
I mL sikloheksena, masing-masing I tetes KMnO4 1% dalam asam sulfat 10% lalu kocok.
Setelah warna hilang tambahkan lagi hingga warna tidak hilang, Catat perubahan yang terjadi
!
d) Reaksi dengan asam sulfat

Siapkan 2 tabung reaksi, isi dengan 1 mL petroleum eter dan 1 mL sikloheksena. Dinginkan
dengan es, setelah dingin tambahkan masing-masing 3 mL asam sulfat pekat perlahan-lahan
melalui dinding tabung lalu kocok. Bila cairan terpisah menjadi dua lapisan, amati kedua
lapisan tersebut !

2. Senyawa aromatik

a) Ke dalam tabung reaksi diisi dengan 0,5 mL asam sulfat peket tambahkan 3 tetes benzena.
Kocok dan amati perubahan yang terjadi !

b) Ulangi percobaan (a) untuk senyawa yang lain (bensin, petroleum benzena, toluene,
klorobenzena).

c) Ulangi percobaan (a) dan (b) dengan mengganti asam sulfat dengan asam nitrat pekat.

d) Larutkan 0.1 gram senyawa yang akan diuji (benzena, alkil benzena, aril halida, bifenil,
naftalena, dan antrasena) di dalam 1 ml kloroform. Miringkan tabung reaksi sehingga dinding
dalam tabung basah dengan larutan. Selanjutnya tambahkan 0,5 gram AICI, anhidrous
schingga padatan ini menyentuh dinding tabung. Chiat warna padatan yang basah pada
dinding dan pada larutan!

e) Perbandingan reaksi antara hidrokarbon dengan bromin dan KMnO, Siapkan 5 tabung
reaksi dan isi dengan 3 mL zat pada table berikut. Tanbahkan 1 mL bromine dalam CC14
pada setiap tabung. Amati perubahan warnanya !
D.HASIL PENGAMATAN

1.alkana dan alkena

2.Senyawa aromatic
c. Perbandingan reaksi antara hidrokarbon dengan bromin dan KMnO, Siapkan 5 tabung
reaksi dan isi dengan 3 mL zat pada table berikut. Tanbahkan 1 mL bromine dalam CC14
pada setiap tabung. Amati perubahan warnanya !
BAB III

KESIMPULAN

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya,
senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan
atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya
minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.

Hampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon
berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.

Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaan yang tidak
dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalam bidang sandang,
pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam
kegunaannya sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Dadari, D.W., Dian N., 2012, Analisis Tes Hasil Belajar Siswa Melalui Media Pembelajaran
Blog Pada Materi Alkana, Alkena, Dan Alkuna, Unesa Journal of Chemical Education.

Hart, 2002, Kimia Organik, Yogyakarta, Omah Ilmu.

Syukri. S. 2004, Kimia Dasar, Bandung. Yrama Widya.

Takeuchi, Yoshito, 2006, Pengantar Kimia, Tokyo, Iwanami Publishing

Ardiansyah M., 2013. "Keefektifan Gambar Statis, Gambar Dinamis Ball-and- Stick, dan
Model Molekul Sederhana Dibuat dari Jarum Pentul pada Pembelajaran Bentuk dan
Kepolaran Molekul". Jurnal Pendidikan Sains.

Endrias, H.K., Prasetya, A.T., 2013. "Pengaruh Rasio Si/Al, Kation dan Template Organik
Terhadap Ukuran Rongga Zeolit Zsm-5". Indonesian Journal of Chemical Science.

Fessenden J., S., 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta. Petrucci, Ralp H.
1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.

Jakarta: Erlangga Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru.

Anda mungkin juga menyukai