DISUSUN OLEH :
KELAS : 2 EGB
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esaatas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah
“Reaksi-Reaksi Kimia dan Mekanisme dalam Senyawa Organik” dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan
apa yaitu Reaksi kimia organik dengan berbagai macam reaksi-reaksi kimia
senyawa organik beserta contohnya . Dengan makalah ini diharapkan baik penulis
sendiri maupun pembaca dapat memilki pengetahuan yang lebih luas mengenai
reaksi-reaksi kimia senyawa organik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Reaksi Kimia ………………………………………………..… 1-2
1.2 Pengertian Reaksi Kimia ……………………………………………….. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Senyawa Organik ………………………………………………………..
2.2 Reaksi-Reaksi Kimia Senyawa Organik
2.2.1 Reaksi Subtitusi …………………………………………………
2.2.2 Reaksi Adisi …………………………………………………….
2.2.3 Reaksi Eliminasi ………………………………………………..
2.2.4 Reaksi Oksidasi …………………………………………………
2.2.5 Reaksi Polimerisasi ……………………………………………..
2.3 Identifikasi Senyawa Karbon …………………………………………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..
3.2 Saran …………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
PERTANYAAN DAN JAWABAN ……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Reaksi Kimia
Reaksi kimia sepert pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari material-
material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, sepert Teori empat
elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu tersusun dari 4
elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad pertengahan, transformasi kimia
dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba, misalnya,
mengubah tmbal menjadi emas, dengan mereaksikan tmbal dengan campuran
tembaga-tmbal dengan sulfur.
Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tdak terdapat secara alami di bumi
telah lama dicoba oleh para ilmuwan, sepert sintesis dari asam sulfurdan asam
nitrat oleh alkemis Jābir ibn Hayyān. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan
mineral-mineral sulfat dan nitrat, sepert tembaga sulfat, alum dan kalium nitrat. Pada
abad ke-17, Johann Rudolph Glaubermemproduksi asam klorida dan natrium
sulfat dengan mereaksikan asam sulfat dengan natrium klorida. Dengan adanya
pengembangan lead chamber process pada tahun 1746 dan proses Leblanc, sehingga
memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan natrium karbonat dalam jumlah besar,
maka reaksi kimia dapat diaplikasikan dalam industri. Teknologi asam sulfat yang
semakin maju akhirnya menghasilkan proses kontak di tahun 1880-an, dan proses
Haber dikembangkan pada tahun 1909–1910 untuk sintesis amonia.
Dari abad ke-16, sejumlah penelit sepert Jan Baptst van Helmont, Robert
Boyle dan Isaac Newton mencoba untuk menemukan teori-teori dari transformasi-
transformasi kimia yang sudah dieksperimenkan. Teori plogistondicetuskan pada tahun
1667 oleh Johann Joachim Becher. Teori itu mempostulatkan adanya elemen sepert api
yang disebut "plogiston", yang terdapat dalam benda-benda yang dapat terbakar dan
dilepaskan selama pembakaran. Teori ini dibuktkan salah pada tahun 1785 oleh Antoine
Lavoisier, yang akhirnya memberikan penjelasan yang benar tentang pembakaran.
Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay-Lussac akhirnya mengetahui bahwa
karakteristk gas selalu sama. Berdasarkan hal ini dan teori atom dari John Dalton, Joseph
Proust akhrinya mengembangkan hukum perbandingan tetap yang nantnya menjadi
konsep awal dari stoikiometri dan persamaan reaksi.
Pada bagian kimia organik, telah lama dipercaya bahwa senyawa yang terdapat
pada organisme yang hidup itu terlalu kompleks untuk bisa didapatkan melalui sintesis
kimia. Menurut konsep vitalisme, senyawa organik dilengkapi dengan "kemampuan vital"
sehingga "berbeda" dari material-material inorganik. Tapi pada akhirnya, konsep ini pun
berhasil dipatahkan setelah Friedrich Wöhler berhasil mensintesis urea pada tahun 1828.
Kimiawan lainnya yang memiliki kontribusi terhadap ilmu kimia organik
diantaranya Alexander William Williamson dengan sintesis eteryang dilakukannya
dan Christopher Kelk Ingold yang menemukan mekanisme dari reaksi substtusi. Antoine
Lavoisier mengembangkan teori pembakaran sebagai reaksi kimia dengan oksigen.
BAB II
LANDASAN TEORI
Reaksi adisi nukleofilik terjadi apabila gugus yang pertama kali menyerang suatu
ikatan rangkap merupakan pereaksi nukleofil. Reaksi adisi nukleofilik ditemukan pada
senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C dengan atom lain,
sepert senyawa yang mengandung gugus karbonil dan senyawa yang mempunyai gugus
sianida. Contoh reaksi adisi nukleofilik adalah reaksi antara dimetl-keton dengan asam
sianida menghasilkan 2-siano-2-propanol.
Orientasi Adisi Elektrofilik: Aturan Markovnikov
Coba kita lihat lagi reaksi antara 2-metlpropena dengan HBr. Semestnya akan
terbentuk dua produk dari reaksi adisi yang berlangsung, yaitu 1-bromo-2-metlpropana
dan 2-bromo-2- metlpropana. Pada kenyataannya tdaklah demikian, yang terbentuk
hanya 2-bromo-2-metlpropana. Bagaimanakah hal ini dapat terjadi?
Seorang ahli kimia Rusia, Vladimir Markovnikov, pada tahun 1969 mengusulkan
suatu aturan yang kemudian dikenal dengan aturan Markovnikov, yaitu: Pada reaksi
adisi HX pada alkena, hidrogen menyerang karbon yang kurang tersubsttusi, sedangkan
X menyerang karbon yang lebih tersubsttusi.
Ketka terdapat alkena di mana karbon-karbon yang memiliki ikatan rangkap
mempunyai substtuen dengan derajat yang sama maka terbentuk produk campuran.
Oleh karena karbokaton terlibat sebagai intermediet dalam reaksi ini maka
aturan Markovnikov dapat diulangi: Dalam reaksi adisi HX pada alkena, karbokaton yang
lebih tersubsttusi akan terbentuk sebagai intermediet dari pada yang karbokaton yang
kurang tersubsttusi.
Halida asam (HX) dapat juga mengadisi alkena dengan mekanisme yang mirip
sepert di atas. Umumnya reaksinya menghasilkan produk adisi Markovnikov. Misalnya
adisi HBr pada alkena, di mana Br akan mengadisi pada atom karbon yang lebih
tersubsttusi (aturan Markovnikov). Akan tetapi jika terdapat O 2 atau perksida (ROOR),
adisi HBr berjalan dengan mekanisme radikal bebas, bukan dengan mekanisme ion.
Disebut juga dengan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi C
R – X + R’ – Y → R – Y + R’ – X
Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positf parsial. Karbon
ini bisa mudah diserang oleh anion dan spesi lain yang mempunyai sepasang elektron
menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subttusi ion atau gugus
disubsttusikan untuk (menggantkan) atom, atau gugus lain. Beberapa reaksi substtusi
pada senyawa karbon:
Reaksi klorinasi
Reaksi substtusi radikal bebas terjadi apabila gugus yang menggant adalah
radikal bebas. Pereaksi radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung
sebuah elektron yang tdak berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan
pada reaksi yang menyebabkan pemutusan homolitk dari substrat. Reaksi ini dimulai
dengan pembentukan radikal bebas yang reaktf. Radikal tersebut bereaksi dengan
molekul lain membentuk radikal bebas baru yang meneruskan reaksi berikutnya. Contoh
reaksi substtusi radikal bebas adalah reaksi antara metana dengan gas klor mengasilkan
monoklor-metana dan asam klorida.
A+B-C→A-C+B
R - H + X2 → R - X + H - X
Contoh:
R - OH + Na→ R - NaO + H2
Contoh:
2 C2H5 - OH + 2 Na → 2 C2H5 - ONa + H2
R - O - R’ + PCl5 → R - Cl + R’ - Cl + POCl3
Contoh:
CH3 - O - CH3 + PCl5 → CH3Cl + CH3Cl +POCl3
R - OH + R’ - COOH → R’ - COOR + H - OH
Contoh:
CH3 - OH + CH3 - COOH → CH3 - COOCH3 + H2O
Pada sebagian besar reaksi eliminasi organik, minimal satu hidrogen dilepaskan
membentuk ikatan rangkap dua. Dengan kata lain akan terbentuk molekul tak jenuh. Hal
tersebut memungkinkan sebuah molekul melangsungkan reaksi eliminasi reduktf,
dimana valensi atom pada molekul menurun dua. Jenis reaksi eliminasi yang pentng
melibatkan alkil halida, dengan gugus pergi (leaving group) yang baik, bereaksi dengan
basa Lewis membentuk alkena. Perhatkan contoh reaksi eliminasi berikut ini:
Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Ketka senyawa yang
tereliminasi asimetris, maka regioselektvitas ditentukan oleh aturan Zaitsev.
Mekanisme E2
Langkah 1 (Ionisasi)
HY
PER
LIN
K
Langkah 2 (Deprotonasi)
Pada reaksi subttusi ruas kanan dan ruas kiri tdak terdapat ikatan rangkap atau bila
di ruas kiri ada ikatan rangkap maka ruas sebelah kanan masih ada ikatan rangkap
tersebut.
Sedangkan pada reaksi adisi mempunyai ciri ruas sebelah kanan (sebelum reaksi)
terdapat ikatan rangkap sedangkan di ruas sebelah kiri (setelah reaksi) ikatan
rangkap tersebut hilang atau berkurang dari rangkap 3 menjadi rangkap 2.
Kemudian pada reaksi eliminasi mempunyai ciri-ciri kebalikan dari reaksi adisi, yakni
di ruas sebelah kiri tdak ada ikatan rangkap kemudian di ruas sebelah kanan
menjadi ada ikatan rangkapnya.
Alkohol dapat bereaksi membentuk alkena dengan bantuan katalis H2SO4 pekat
Contoh:
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi adisi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Yaitu reaksi yang terjadi jika dua atau lebih monomer sejenis atau berbeda jenis
bergabung membentuk molekul besar.
Keterangan:
PET : suatu poliester yang secara teoritis dapat dibuat dari pencampuran
asam flatat (asam karboksilat) dan etilen glikol (alkohol).
Nilon 6,6 : merupakan poliamida dengan gugus – CON – yang terbentuk dari
polimerisasi 1,6-diaminoheksana dan asam 1,6-heksadioat.
Bakelit : polimer yang terbentuk dari polimerisasi metanal dan fenol.
Perspex : secara teoritis perspex terbentuk dari polimerisasi propanon (keton)
dan metanal (aldehid)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah mempelajari materi mengenai reaksi-reaksi kimia pada senyawa organik
dapat disimpulkan bahwa:
1. Reaksi organik adalah berbagai reaksi kimia yang melibatkan senyawa
organik. Dasar bagi berbagai jenis reaksi kimia organik adalah reaksi
adisi, reaksi substtusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan reaksi
polmerisasi.
2. Macam-Macam Reaksi Organik
1. Reaksi Adisi
2. Reaksi Substtusi
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi Oksidasi
5. Reaksi Polimerisasi
3.2 Saran
Dalam mempelajari materi kimia mengenai reaksi kimia dan mekanisme
dalam senyawa kimia organik, sebaiknya harus dipahami dengan baik dan benar
bukan untuk dihafal karena berbagai reaksi kimia berbeda satu dengan yang
lainnya secara spesifik, dengan berbagai proses dan hasil reaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam mempelajari materi ini mahasiswa harus mempelajarinya
dengan serius dan sungguh-sungguh agar bisa memahami materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_organik
https://rdmymochi.wordpress.com/kimia-kelas-xii/jenis-isomer-dan
reaksi-organik/reaksi-organik/
https://amaldoft.wordpress.com/2016/07/16/reaksi-reaksi-dan-kegunaan
polimer-polimer/
https://smk3ae.wordpress.com/2009/05/28/polimerisasi/
http://mardhyatalbanjari18.blogspot.co.id/2016/02/reaksi-adisi.html
http://shinthari.blogspot.co.id/2017/10/reaksi-substtusi-dan-eliminasi.html