Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena makroskopik,
mikroskopik, atom, subatom dan partikel dalam sistem dan proses kimia berdasarkan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep fisika, dengan bidang khusus nya termodinamika
kimia, kimia kuantum, dan kinetika.
Kimia fisika adalah studi tentang prinsip fisika yang mendasari sifat dan
perilaku yang mengatur sistem kimia. Dalam kimia murni, kimia fisika biasanya
dibagi menjadi empat bidang: thermodinamika, kimia kuantum, mekanika statistika
dan kinetika. Thermodinamika adalah sains makroskopis yang mempelajari hubungan
antar berbagai sifat kesetimbangan dari sistem dan perubahan sifat kesetimbangan
dalam proses. Kimia kuantum membahas aplikasi mekanika kuantum terhadap
struktur atom, ikatan molekul dan spektroskopi. Sains thermodinamika adalah
sebagai akibat dari apa yang terjadi pada tingkat molekul (mikroskopis). Tingkat
molekul dan makroskopis dihubungkan satu sama lain oleh cabang ilmu yang disebut
mekanika statistika.
Dalam mengetahui tentang Kimia Fisika, hal yang terpenting adalah
mengetahui sejarah perkembangannya, tanpa mengetahui sejarah perkembangannya,
kita tidak dapat memahami kimia fisik itu sendiri. Sehingga kita perlu untuk
mengetahui sekaligus memahami sejarah perkembangan Kimia Fisika dari saat
ditemukannya sampai dimasa sekarang.
Melihat pentingnya mempelajari sejarah perkembangan Kimia Fisika, maka
penulis pun merasa tertarik untuk membahasnya. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini, tim penulis menyusun suatu makalah dengan berjudul “Sejarah Perkembangan
Kimia Fisika”.

1
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana sejarah perkembangan Kimia Fisika serta tokoh-tokoh yang
berperan dalam Kimia Fisika?
 Bagaimana sejarah perkembangan termokimia, kinetika reaksi dan
kesetimbangan kimia, kimia larutan ?
 Bagaimanakah sifat fisik atom ?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui sejarah perkembangan Kimia Fisika beserta tokoh-tokoh
yang berperan dalam Kimia Fisika
 Untuk mengetahui materi yang dipelajari dalam Kimia Fisika
 Untuk mengetahui sejarah perkembangan termokimia, kinetika reaksi dan
kesetimbangan kimia dan kimia larutan
 Untuk mengetahui sifat fisik atom

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kimia Fisika


Kimia fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena makroskopik,
mikroskopik, atom, subatom dan partikel dalam sistem dan proses kimia berdasarkan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep fisika, dengan bidang khusus termodinamika
kimia, kimia kuantum, dan kinetika. Kimia Fisika banyak menggunakan konsep-
konsep dari prinsip fisika klasik (seperti energi, entropi, suhu, tekanan, tegangan
permukaan, viskositas, hukum Coloumb, interaksi dipol), Fisika Kuantum (seperti
foton, bilangan kuantum, spin, kebolehjadian, prinsip ketidakpastian), maupun
mekanika Statistik (seperti fungsi partisi, distribusi Boltzmann). Bagian penting dari
ilmu ini termasuk termodinamika kimia, kinetika kimia, kimia kuantum,
elektrokimia, kimia permukaan dan kimia padatan, dan spektroskopi. Kimia fisika
juga penting bagi ilmu material modern.

2.2 Sejarah Perkembangan Kimia Fisika


Studi fisika pada senyawa dan reaksi kimia dimulai diawal abad ke-17 dan
mencapai kedewasaanya pada 1880-an.

Pada awal abad ke-17, kimiawan dari Inggris yang juga merupakan fisikawan
sekaligus seorang filsuf bernama Robert Boyle, menemukan bahwa jika pada suhu
kamar, volume jumlah gas yang tetap akan menurun sebanding dengan tekanan yang
ditingkatkan.

Pada tahun 1752, istilah “Kimia Fisika” pertama kali digunakan oleh Mikhail
Lomonosov yang merupakan seorang ilmuwan Rusia. Istilah itu dipakai saat ia
menyampaikan kuliah berjudul “Pelajaran Kimia Fisika yang Benar” kepada
mahasiswa universitas Petersburg.

3
Memasuki abad ke-18, pada tahun 1821, Michael Faraday yang merupakan
kimiawan dari Inggris mulai tertarik dan melakukan penyelidikan tentang fisika dan
kimia khususnya yang berhubungan dengan arus listrik. Michael Faraday merupakan
murid dari Humphry Davy yang merupakan ahli kimia (kimiawan). Beberapa tahun
kemudias Faraday menemukan suatu alat yang diberi nama motor listrik. Setleha itu
ia mulai membuat rencana mengubah gas dari cairan. Dari rencana nya tersebut
ternyata ia menemukan berbagai jenis kimiawi termasuk benzene. Dosen dari Faraday
yaitu Humphry Davy bersama Berzelius menemukan/menciptakan elektrokimia.
Namun ternyata meskipun penemuan tersebut diakui, tetapi elektrokimia yang
ditemukan masih sederhana. Selanjutnya elektrokimia tersebut diperbaiki oleh
Faraday. Faraday mengadakan penyelidiki dibidang elektrokimia (tentang akibat
kimia terhadap arus listrik). Penyelidikan nya tersebut mendapat sambutan baik. Dan
dari penyelidikannya tersebut, Faraday menemukan banyak istilah, yang terkenal
sampai sekarang yaitu Anode, Cathode, Electrode, dan Ion.

Pada tahun 1841, Robert Bunsen yang merupakan kimiawan berkebangsaan


Jerman, menciptakan sel baterai yang dinamakan sel baterai Bunsen. Ia menggunakan
karbon electrode bukan platina electrode yang digunakan dalam sel elektrokimia.

Pada tahun 1850, Hasil studi kinetika diterbitkan oleh Ludwig Ferdinand
Wilhelmi. Studi kinetika kimia adalah studi tentang kecepatan (speed) atau laju (rate)
reaksi kimia. Ludwig ternyata melakukan penelitian yaitu meneliti hidrolisis sukrosa
dam keadaan asam. Hasil studi kinetika kimia mulai berkembang pada tahun 1860.

Pada tahun, 1855, di Amerika, Boltzman (seorang kimiawan) menyatakan


bahwa energy dalam dan entropi merupakan besaran yang menyatakan keadaan
mikroskopis system. Pernyataan ini mengawali berkembangnya termodinamika
statistic yaitu pendekatan mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu zat
berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel yang menyusunnya. Selain

4
Boltzman, dasar-dasar termodinamika statistic ditetapkan oleh fisikawan seperti
James Clerk Maxwell. W. Nernst, Max Planck, dan J.W Gibbs.

Pada rentang tahun 1850-1860, seorang kimiawan Denmark, Julius Thomson


dan seorang pemuda prancis yang bernama Marcellin Barthelot melakukan
pengukuran termokimia. Sebernanya istilah termokimia sudah berkembang
sebelumnya yaitu sejak tahun 1874. Oleh Julius Thomson dan Marcellin Barthelot,
mereka awalnya membawa pengaruh penting pada sintesis organic. Barthelot
mengenalkan istilah endoterm dan eksoterm serta menemukan bom calorimeter,
sehingga termokimia semakin berkembang.

Pada tahun 1859, Robert Bunsen bergabung dengan Gustav Kirchhoff


(seorang fisikawan) untuk mempelajari spectrum emisi dari unsur-unsur yang
dipanaskan, area penelitian disebut dengan analisis spectrum. Selanjutnya analisis ini
dikembangkan kan dan diberi nama spektroskopi kimia.

Pada tahun 1860, seorang ilmuwan Amerika yang bernama Josiah Williard
Gibbs yang berkontribusi untuk fisika, kimia, dan matematika, ia menciptakan suatu
karya dalam bidang kimia yaitu berupa aplikasi dari termodinamika. Bersama
Boltzman dan Clerk Maxwell, mereka menjelaskan hokum termodinamika sebagai
konsekuensi dari sifat statistic. Pada tahun 1860 juga hukum kedua termodinamika
diperkenalkan atau disebut dengan entropi.

Pada tahun 1876-1878, J.W Gibbs menulis serial makalah yang berjudul “On
The Equilibrium Of Heterogeneous Substances”. Makalah itu kini dianggap sebagai
salah satu prestasi ilmiah terbesar pada abad ke-19 dan makalah pembuka dalam
Kimia Fisika.

Pada tahun 1887, dipublikasinya jurnal Kimia Fisika yang berjudul


“Zeitschrift Fur Physikalische Chemie”, maka berdirilah studi mengenai bidang ilmu
Kimia Fisika. Pada tahun ini juga, Ostwald, Van’t Hoff dan Svante Arrhenius meraih

5
nobel masa depan dan mendapat gelar sebagai pendiri modern dari bidang Kimia
Fisika karena mereka menjadi anggota penting dari dewan editor yang berhubungan
dengan kontroversi yang ditimbulkan dari teori elektrokimia, larutan, dan
termodinamika.

Ahli kimia fisika dibutuhkan berbagai universitas dan membawa mereka


untuk mengajar kimia umum dan teoritis. Ini juga terjadi di Amerika Serikat dengan
struktur pendidikannya yang semakin luas, termasuk universitas swasta dan negeri
dan program doktoral dari Jerman. Segera setelah abad beralih, dua kimiawan dari
MIT yang telah belajar bersama Ostwald, Arthur Noyes dan Gilbert Lewis,
membentuk masyarakat kimia Amerika. Noyes meneruskan karirnya di politeknik
Throop di Pasadena yang kemudian menjadi Institut Teknologi Calfornia (Caltech)
sementara Lewis di universitas California di Berkeley.

Kimia fisika berubah menjadi apa yang disebut orang sebagai revolusi ilmiah
kedua, yaitu penemuan elektron, sinar X, radioaktivitas dan unsur radioaktif baru,
pemahaman pancaran radioaktif dan proses peluruhan nuklir, serta versi awal teori
mekanika kuantum dan relativitas. Semua ini terjadi hanya dalam 10 tahun, dari tahun
1895 hingga 1905, dan ledakan ilmiah terus bergulir tahun-tahun selanjutnya. Tahun
1911 fisikawan Inggris, Ernest Rutherford mengajukan sebuah model atom namun
elektronnya tampak melanggar teori elektromagnetik klasik, dan model ini belum
dapat diterima. Namun dua tahun kemudian fisikawan Denmark, Niels Bohr
memecahkan beberapa masalah ini dengan memakai data spektroskopis dan teori
kuantum dari fisikawan Jerman, Max Planck dan Albert Einstein pada model
Rutherford. Bohr berangkat ke kelompok penelitian teoritis internasional di
Copenhagen dan membawa pada perkembangan mekanika kuantum tahun 1920an. Di
saat yang sama, Rutherford mengungkapkan keberadaan proton dan Einstein
mengajukan teori relativitasnya.

6
2.3 Sejarah Perkembangan Termokimia , Kinetika Reaksi Dan Kesetimbangan
Kimia, Kimia Larutan

 SEJARAH PERKEMBANGAN TERMOKIMIA

Pada abad XVIII Joseph Black yang merupakan peletak dasar dari
calorimeter memilih suatu penjelasan alternative bahwa panas adalah suatu
gas Black tidak hanya memperkenalkan konsep Panas tetapi juga menunjuk
bahwa jumlah panas dapat diperkirakan dengan mengukur jumlah es yang
akan mencair. Lavoiser dan Laplace menggunakan prinsip ini dengan sebutan
kalori es. Antara tahun 1782 dan 1784 Lavoiser dan Laplace menggunakan
peralatan ini untuk mengukur jumlah panas dari suatu perubahan kimia. Dari
sinilah berkembangnya istilah termokimia. Pengukuran termokimia dilakukan
oleh kimiawan Denmark, Julius Thomson (1826-1909) dan pemuda Prancis,
Marcein Barthelot pada tahun 1850-an dan 1860- an, yang awalnya membawa
pengaruh penting pada sintesis organik. Barthelot memperkenalkan istilah
endoterm dan eksoterm dan menemukan bom calorimeter untuk menentukan
panas pembakaran secara akurat

Tentang sifat fisis gas diperkenalkan oleh Robert Boyle ketika


menyelidiki hubungan antara tekanan dan volume gas. Pada waktu yang sama,
Dalton mengadakan eksperimen yang serupa tetapi pekerjaan Gay Lussac
lebih tepat dan teliti. Gay Lussac menemukan bahwa: Tekanan dari sejumlah
gas pada volume yang tetap berbanding lurus dengan temperature dalam
Kelvin.

Swiss Daniel Bernoulli (1700-1782) pada tahun 1738


mengamsumsikan bahwa gas terdiri atas sejumlah besar partikel yang
ukurannya dapat diabaikan yang bergerak cepat tanpa adanya gaya
diantaranya , kecuali jika bertabrakan.

7
Tahun 1829, Thomas Graham (1805-1869) menunjukkan eksperimen
tentang difusi gas. Dia mendapatkan sesuatu hukum yang menyatakan bahwa
nilai difusi gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat kerapatannya.

Tahun 1848 William Thomson (1824-1907) mengusulkan bahwa


thermometer gas (untuk mengukur pemuaian gas selama teemperatur
bertambah) yang digunakan sebagai standar pokok harus dikalibrasi. Proposal
ini diangkat tahun 1887.

Perkembangan teori kinetic secara matematika, secara penuh


dijalankan oleh Rudolph Juliu Emmanuel Clausius (1822- 1888) pada
tahun 1857 di Jerman. Pada waktu itu konsep tentang energy telah
dikembangkan dan dinyatakan bahwa suatu gas berhubungan dengan energy
rata-rata molekul. Clausius mampu mendapatkan semua hukum gas yang
terkenal dari asumsi tentang teori itu, dan dalam menjelaskan tentang gerakan
acak molekul gas, ia memperkenalkan konsep mean feer path.

James Clerk Maxwell (1831- 1879) menyadari bahwa terdapat


bermacam-macam distribusi kecepatan molekul dan pada tahun 1859 ia
menggunakan teknik statistic untuk masalah ini. Pada tahun 1873 Johannes
Diderik. Berikutnya Ludwing Eduar Boltzmann (1844- 1906) pada tahun
1871 sukses memperluas hukum distribusi Maxwell dimana Van der Waals
(1837-1923) menemukan suatu persamaan gas untuk menggambar kelakuan
gas nyata melalui persamaan gas ideal: PV=RT terdapat gaya (seperti
gravitasi) yang berlaku dalam molekul.

Van der Waals menghitung gaya tarik antar molekul dan keterbatasan
volum yang ditempatinya dalam persamaan : (P + a/V2) (V - b) = RT 2. Tiga
puluh tahun terakhir di abad ke- 19 terjadi perdebatan sengit tentang
keberadaan atom Para ahli kimia organik mengembangkan teknik sintesis baru

8
di laboratorium kimia berdasarkan energetika daripada teori kinetik atom atau
molekul. Awal abad ke-20, J.J Thomson mengidentifikasi sinar katoda
sebagai partikel listrik, Rutherford dan Soddy menjelaskan radioktivitas dan
Spinthariscope Crookers memungkinkan pemisahan atom untuk bisa
dideteksi.

 SEJARAH PERKEMBANGAN KINETIKA REAKSI DAN


KESETIMBANGAN KIMIA

Studi pertama tentang kinetika dilakukan oleh Carl Wenzel (1740-


1793) pada tahun 1777. Dia mengajukan bahwa kerapatan logam dapat diukur
melalui pengukuran berapa lama jumlah tertentu logam yang larut dalam
asam. Hasil studi kinetika pertama kali diterbitkan tahun 1850 oleh Ludwig
Ferdinand Wilhelmi (1812-1864). Ia meneliti hidrolisis sukrosa dalam
keadaan asam. Pada tahun 1862 Barthelot dan Sait-Gilles mempelajari sistem
homogen dari asam asetat dan etanol yang bereaksi menghasilkan etil asetat
dan air. Mereka menemukan laju reaksi sebanding terhadap jumlah dari zat
yang bereaksi dan sebaliknya sebanding terhadap volume dari sistem.

Hukum aksi massa dikemukakan oleh Guldberg dan Waage dimana


Pada reaksi kesetimbangan kekuatan kimia di awal reaksi sama dengan di
akhir reaksi kpq = k1p1q1 . 2. Yahhh,, tepat sekali. Bersama dengan Harcourt
dan Eason , Mereka mempelajari reaksi sesaat selama 30 tahun dan dari
ribuan eksperimen yang sangat teliti menunjukkan bahwa laju reaksi
bergantung pada konsentrasi reaktan.

Pada tahun 1889, Arhenius mendiskusikan mengapa peningkatan kecil


temperatur dapat menyebabkan peningkatan laju reaksi. Ia menunjukkan
bahwa teori kinetik tidak mampu memberikan penjelasan yang memuaskan.
Untuk molekul gas diduga frekuensi tabrakan antara molekul meningkat

9
ketika temperatur naik, hal ini jauh sangat kecil kemungkinannya untuk
menjelaskan peningkatan laju reaksi.

Arhenius menghubungkan dua laju konstanta ko dan k1 pada


temperatur T0 dan T1 sebagai berikut : k1 = k0 exp [ q(T1- T0)/2T1T0] dalam
bentuk umum persamaan tersebut adalah k = A exp [ - E/RT ]

 SEJARAH PERKEMBANGAN KIMIA LARUTAN

Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam


partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion
positif dan ion negatif). 3. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
Michael Faraday, diketahui bahwa jika Ion-ion inilah yang bertugas
menghantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan elektrolit. arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan
terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas.

Teori yang serupa dikemukakan secara terpisah oleh Thomas Martin


Lowry pada tahun 1923 pada waktu yang hamper bersamaan dengan
penerbitan pendapat Bronsted. Oleh karenya teori tentang asam basa ini sering
disebut sebagai teori Bronsted-Lowry.

Pada tahun 1923, konsep lain tentang asam basa dikemukakan pula
oleh Gilbert Newton Lewis dalam bukunya yang berjudul “Valence and the
Structure of atoms and Molecules” ia menyatakan bahwa reaksi asam basa
ialah suatu reaksi yang melibatkan suatu molekul atau ion yang dapat
memberikan satu pasang electron kepada molekul atau ion lain sehingga
membentuk ikatan kovalen antara keduanya.

10
Pada akhir abad ke-18, Lavoiser membuktikan bahwa pada proses
pembakaran yang terjadi bukan hilangnya flogiston tetapi bergabungnya
oksigen dari udara dengan benda yang terbakar. Teori dari Lavoiser ini dapat
diterima oleh para ahli kimia dank arena melibatkan oksigen meka proses
pembakaran dinamakan proses oksidasi

2.4 Sifat Fisik Atom

Dari zaman yunani kuno hingga sekarang, model dan teori atom terus
berkembang. Beberapa ahli yang mengemukakan teori tentang atom antara lain:

a) Leukippos dan Demokritus (460 – 380 SM)

b) Gassendi (1592-1655 M)

c) Teori atom Dalton (1808 M)

d) Hipotesa Prout (1785-1855)

e) Model Atom Thomson

f) Model Atom Rutherford

g) Model atom bohr (1913)

h) Spektrum hydrogen

i) Model Atom Mekanika Kuantum (1926)

j) Hipotesa de Broglie.

 SIFAT FISIK ATOM

Lavoisier mengelompokan unsur-unsur yang telah ditemukan, namun


masih sangat sederhana yaitu hanya sebatas logam dan non logam, sebab
antara unsur-unsur logam sendiri masih terdapat banyak perbedaan.

11
Dalam tabel periodik, garis diagonal yang membedakan unsur logam
dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut
semi-logam. Unsur-unsur yang termasuk metaloid yaitu : Boron (B), Silikon
(Si), Germanium (Ge), Arsen (As), Antimon (Sb), Telurium (Te), Polonium
(Po). Logam sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: Alkali,
Logam Alkali Tanah, Logam Transisi, Lantanida dan Aktinida. Logam
Lainnya : Aluminium (Al), Gallium (Ga), Indium (In), Thallium (Tl),
Ununtrium (Uut), Tin (Sn), Lead (Pb), Ununquadium (Uuq), Bismuth (Bi),
Ununpentium (Uup), Ununhexium (Uuh).

Unsur non logam mempunyai sifat fisis, antara lain:


 Nonlogam tidak dapat memantulkan sinar yang datang
 Nonlogam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik sehingga disebut c.
Nonlogam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik menjadi kabel atau jika
ditarik. sebagai isolator. ditempa menjadi lembaran.

Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:


a. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan
frekuensi yang sama tidak terlihat mengkilat. sehingga logam terlihat lebih
mengkilat
b. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari
c. Logam dapat menghantarkan listrik
d. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi
bentuk lembaran
e. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya
yang mudah meregang
f. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian
raksa atau merkuri (Hg)

12
g. Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga terasa ringan jika
yang berupa cairan pada suhu kamar. dibawa dan tidak bersifat diamagnetik
(dapat ditarik magnet).
h. Semua logam bersifat keras
i. Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi
j. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul
k. Logam dapat ditarik magnet

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kimia fisika adalah studi tentang prinsip fisika yang mendasari sifat dan
perilaku yang mengatur sistem kimia. Dalam kimia murni, kimia fisika biasanya
dibagi menjadi empat bidang: thermodinamika, kimia larutan, kinetika reaksi dan
kesetimbangan kimia.
Istilah “Kimia Fisika” pertama kali digunakan oleh Mikhail Lomonosov pada
tahun 1752, ketika ia menyampaikan kuliah berjudul "Pelajaran Kimia Fisika yang
Benar" kepada mahasiswa Universitas Petersburg. Kimia fisika berubah menjadi apa
yang disebut orang sebagai revolusi ilmiah kedua, yaitu penemuan elektron, sinar X,
radioaktivitas dan unsur radioaktif baru, pemahaman pancaran radioaktif dan proses
peluruhan nuklir, serta versi awal teori mekanika kuantum dan relativitas. Semua ini
terjadi hanya dalam 10 tahun, dari tahun 1895 hingga 1905, dan ledakan ilmiah terus
bergulir tahun-tahun selanjutnya.
Adapun kimiwan dan fisikawan yang berperan dalam perkembangan kimia
fisik adalah : Robert Boyle, Michael Faraday, Robert Bunsen, Svante Arrhenius, Vn’t
hoff, William Ostwald, J.W. Gibbs, Marcellin Barthelot, Gustav Khirchoff.

3.2 SARAN

Dengan mempelajari kimia fisika, maka akan memberikan pandangan secara


fisika mengenai kimia kepada mahasisa/I. Sebelum mempelajari lebih dalam tentang
kimia fisik sebaiknya,mahasiswa mempelajari terlebih dahulu tentang sejarah
perkembangan kimia fisika tersebut. Sehingga mahasiswa mengetahui asal usul
adanya kimia fisika.

14

Anda mungkin juga menyukai