Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5 Dr.Asmadi M Noer, M.

Sc

Teori Flogiston dan Penemuan Gas-gas

T.Afdhaluz Zikri
Risqi Meldy Tiara Putri
Puji Pebrianti
Melly Shintia Melcin
Mega Wulan Sari

Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pekanbaru
2017
BAB IV

TEORI FLOGISTON DAN PENEMUAN GAS

Beberapa pendapat tentang proses pembakaran

Sejak zaman purba orang telah mengenal api bahkan karena api bersifat panas,dapat
membakar dan bercahaya, maka api telah dianggap sebagai dewa. Orang mesir pada zaman
purba juga telah menggunakan api untuk keperluan pengolahan logam.

Robert Boylg adalah seorang ahli filsafat dan sekaligus juga seorang ilmuwan bangsa
inggris. Di tempat kediamannya dikota oxford, ia membangun sebuah laboratorium kecil pada
tahun 1654 dan meminta Robert hooke untuk menjadi asistennya. Mereka berdua melakukan
experimen dengan pompa udara dan eksperimen tentang kebakaran,semasa hidupnya boyle
mendirikan suatu perkumpulan yang diberi nama “The Invisible College”. Boyle banyak sekali
melakukan eksperimen, Boyle tertarik pada pompa udara yang telah dibuat oleh Otto von
Guericke, dengan pompa udara ini ia melakukan beberapa eksperimen, antara lain ia meletakkan
barometer raksa dalam sebuah penyungkup dan udara didalamnya dipompa keluar. Ia mengamati
bahwa tinggi raksa berkurang dan hal membuktikan bahwa yang mengimbangi kolom raksa
dalam barometer adalah tekanan udara. Pada tahun 1660 terbitlah bukunya yang berjudul “On
The Spring Of The Air” yang memuat hasil-hasil eksperimennya mengenai tekanan udara.
Dengan menggunakan tabung gelas berbentuk U dalam eksperimennya ia berkesimpulan bahwa
tekanan udara dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan volumenya. Disamping itu ia
juga telah menciptakan alat-alat untuk keperluan distilasi dengan tekanan udara.

Pendapat boyle tentang unsur ditulis dalam bukunya yang berjudul “The Sceptial
Chymist” menurut pandangan boyle unsur adalah zat yang sangat sederhana dan murni yang
tidak dibuat dari zat lain dan merupakan bagian dari senyawa. Jadi unsur adalah zat yang tidak
diperoleh lagi menjadi zat-zat lain. Selanjutnya boyle mengemukakan pendapatnya tentang
perbedaan antara senyawa dengan campuran, Boyle berpendapat bahwa senyawa adalah
penggabungan antara partikel-partikel dasar unsur. Dalam bukunya yang berjudul “New
Experiments Touching The Relation Betwist Flame And Air” yang terbit pada tahun 1672, Boyle
menulis tentang peristiwa pembakaran. Dari eksperimen yang telah dilakukannya ia
berkesimpulan bahwa pembakaran tidak akan terjadi apabila tidak ada udara, akan tetapi dengan
asam nitrat pembakaran dapat terjadi.

Robert Hooke adalah seorang ahli fisika bangsa inggris yang terkenal karena
menciptakan tentang hukum elastisitas atau kekekalan suatu benda atau sekarang disebut dengan
hukum hooke. Hooke menulis tentang mikroskop dalam sebuah bukunya yang berjudul
“Micrographia” pada tahun 1665. Pada tahun 1667 ia mengemukakan teorinya tentang elastisitas
benda. Hooke ternyata juga melakukan eksperimen tentang pembakaran dan berpendapat bahwa
udaralah yang menyebabkan terjadinya pembakaran, sedangkan api atau nyala itu hanyalah
akibat adanya panas yang tinggi.

John Mayow adalah seorang ahli hukum dan juga seorang dokter Bahasa inggris yang
lahir di kota London pada 24 mei 1640. Di kota oxford ia melakukan eksperimen tentang
pembakaran dan berpendapat bahwa udara terdiri atas dua bagian, yaitu bagian yang
menyebabkan terjadinya pembakaran dan bagian sisa atau bagian yang tertinggal setelah
terjadinya suatu pembakaran. Bagian udara yang dapat menyebabkan terjadinya pembakaran
dapat bergabung dengan logam apabila logam dibakar. Selain dengan pembakaran Mayow juga
melakukan eksperimen dengan binatang. Dalam suatu penyungkup ditaruhnya seekor tikus dan
ia mengamati bahwa tikus itu akan lekas mati apabila dalam penyungkup tersebut terdapat lilin
yang menyala. Tikus itu akan mati pada waktu yang kira-kira bersamaan dengan padamnya lilin.
Dengan eksperimen ini ia menarik kesimpulan bahwa bagian udara yang diperlukan untuk
pernapasan sama dengan bagian udara yang digunakan untuk pembakaran. Ia menyimpulkan
bahwa ada kesamaan antara pembakaran sebagai proses kimia dengan pernapasan sebagai proses
fisiologi.

Teori Flogiston

Teori flogistan ini dikemukakan oleh Stahl diawali oleh adanya gagasan dari Becher
tentang proses pembakaran. Dalam bukunya yang berjudul “Physica Subterania” ia mencoba
membuat hubungan antara fisika dan kimia serta mengemukakan pendapatnya bahwa benda-
benda itu terdiri dari udara,air,dan mineral. Teori flogistan ini ternyata dapat digunakan untuk
menerangkan beberapa fakta. Sebagai contoh logam seng larut dalam asam belerang dan
mengeluarkan gas yang amat mudah terbakar. Stahl menjelaskan bahwa gas tersebut adalah
flogiston murni. Jadi apabila yang dilarutkan dalam asam belerang itu kapur logam seng,maka
tidak akan terjadi gas,karena kapur logam tidak mengandung flogiston. Hal ini dapat dibuktikan
dengan suatu eksperimen, yaitu logam seng dipanaskan sehingga terbentuk kapur
logam,kemudian kapur logam itu dilarutkan kedalam asam belerang,ternyata eksperimen tersebut
tidak menghasilkan logam.

Contoh lain ialah eksperimen dengan belerang,bila belerang dipanaskan kemudian diabsorsikan
oleh air akan terbentuk asam belerang. Stahl memberikan penjelasan bahwa belerang itu terdiri
atas asam belerang dengan flogiston. Jadi apabila kepada asam belerang diberikan flogiston,
akan terbentuk belerang kembali.

Penemuan Gas-Gas

Orang yang pertama kali menggunakan istilah gas ialah van Helmon. Ia telah
menemukan dua jenis gas,yaitu gas styvestre dan gas pingue, dan berpendapat bahwa gas itu
tidak dapat ditangkap dalam suatu bejana. Salah seorang yang berjasa dalam usaha menampung
gas yang terjadi pada suatu proses pembakaran atau pemanasan adalah Hales. Stephen hales ialah
seorang rohaniwan serta ahli fisiologi dan botani bangsa inggris yang lahir pada 17 september
1677 di kota kent. Sebagai seorang ahli botani dan fisiologi ia melakukan beberapa eksperimen
yang hasilnya ditulis dalam dua buah bukunya yang berjudul “Vegetable Staticks” dan
“Haemastaticks”. Selain botani ia juga gemar melakukan penelitian dalam bidang kimia,
eksperimennya banyak bersifat kuantitatif .

Ia juga mengamati bahwa udara dalam bejana penampung akan terpakai banyak bila
fosfor dibakar didalamnya. Hales menarik suatu kesimpulan bahwa udara banyak terdapat pada
hewan,tumbuhan dan mineral.

Joseph Black,seorang ahli kimia dan juga seorang dokter. Hasil eksperimennya yang
sangat penting mengenai magnesia dan hubungan antara potas (kalium karbonat) dengan potas
api (kalium hodroksida) adalah sebagai berikut:

 Magnesia alba (magnesium karbonat) bila dipanaskan kuat-kuat akan kehilangan


separo beratnya serta akan menghasilkan sebuah zat baru yang dinamakan
magnesium usta.
Reaksinya : MgCO3 → MgO + CO2
 Asam vitriol (asam sulfat) dengan magnesia alba akan menghasilkan garam
espom (magnesium sulfat) disertai peristiwa menggelegak
Reaksinya : H2SO4 + MgCO3 → MgSO4 + H2O + CO2
 Potas akan berubah menjadi potas api bila ditambahkan magnesia usta
Reaksinya : K2CO3 + MgO + H2O → 2 KOH + MgCO3
 Potas dengan asam akan menggelegak sedangkan potas api tidak
Reaksinya : K2CO3 + H2SO4 → K2SO4 + H2O + CO2

Selain dengan magnesia, Black juga melakukan eksperimen dengan batu kapur sebagai
berikut:

1. Batu kapur dipanaskan menjadi kapur kembang dengan kehilangan sebagian beratnya
karena keluarnya hawa padat.
2. Kapur kembang yang terjadi bila ditambah dengan larutan potas akan terjadi lagi batu
kapur, sedangkan potas berubah menjadi potas api.
Kedua eksperimen tersebut dapat ditulis dengan reaksi kimia seperti yang kita gunakan
sekarang
1. CaCO3 → CaO + CO2
2. CaO + K2CO3 + H2O → CaCO3 + 2 KOH

Henry Cavendish adalah seorang ahli kimia dan fisika bangsa inggris, Hasil eksperimen
yang dilakukan oleh Cavendish ditulisnya dalam artikel yang berjudul “Three Papers
Containing Experiments On Factitous Air”. Ia banyak melakukan eksperimen tentang gas
misalnya cara menangkap gas diatas air,memindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain
di dalam air. Tentang hawa padat ia mengetahui bahwa gas tersebut dapat memadamkan lilin
yang menyala. Air dapat menyerap zat padat dengan volume yang besar dari pada volume air
sendiri. Penyerapan ini akan lebih besar bila dilakukan dalam keadaan dingin. Tentang gas
hydrogen ia menyelidiki bahwa hawa yang mudah terbakar itu dapat dihasilkan oleh asam
dengan logam. Banyaknya gas yang terjadi tidak tergantung pada macam asam, tetapi
tergantung pada banyaknya logam.

Karl Wilhelm Scheele ialah seorang ahli kimia bangsa swedia keturunan jerman,ia
melakukan eksperimen tentang udara dan api. Ia mengamati bahwa serbuk besi yang dibasahi
oleh air dan ditempatkan dalam ruangan yang tertutup, maka setelah dibiarkan beberapa
waktu lamanya, udara dalam ruang tersebut berkurang volumenya. Ia juga mengetahui udara
sisa dalam ruang itu ternyata lebih ringan dari pada udara biasa. Scheele juga melakukan
eksperimen lain dengan menempatkan sepotong fosfor ke dalam suatu bejana gelas tertutup
dan kemudian dipanaskan hingga fosfor tersebut terbakar dan terjadi asap putih yang
menempel pada dinding bejana gelas tadi. Ketika tutup bejana dibuka dalam air, maka air
masuk ke dalam bejana hingga kira-kira seperempatnya.

Joseph Priestley adalah seorang rohaniwan dan ilmuwan inggris yang lahir di fieldhead,
ia mempelajari tentang listrik yang ditulis dalam bukunya yang berjudul “ History Of
Electricity” hasil karyanya yang penting ialah mengenai udara dan gas,ia mengemukakan
cara penangkapan gas pada bak pnematik yaitu dengan menampungnya diatas raksa. Dengan
cara ini ia dapat menampung gas-gas yang tak dapat ditampung diatas air karena gas-gas
tersebut larut dalam air, misalnya oksida nitrogen,asam klorida,ammonia,dan oksida
belerang.

Sumbangan Pemikiran Lavoisier

Pada tahun 1770 Lavoisier melakukan eksperimen dengan meggunakan bejana gelas yang
diisi dengan air,kemudian dipanaskan. Sebenarnya eksperimen ini telah pernah dilakukan
oleh ahli para alkimia pada beberapa abad sebelumnya. Dalam eksperimen yang telah
dilakukannya, Lavoisier menimbang sejumlah air dan kemudian dimasukkan ke dalam
bejana gelas yang sebelumnya telah ditimbang. Air dalam bejana kemudian dipanaskan
selama 100 hari. Bejana ini dilengkapi dengan leher panjang sehingga uap yang terjadi
selama pemanasan berlangsung, dapat mengembun dan masuk ke dalam bejana kembali.
Dengan demikian tidak ada uap air yang keluar. Setelah pemanasan selesai, ia menimbang air
bersama bejana dan ternyata berat keseluruhan tidak berubah. Ini berarti bahwa tidak ada
sesuatu yang datang dari api. Berat bejana sendiri berkurang sedikit, sedangkan berat air
bersama residu ternyata sama dengan penguraangan berat bejana. Dari eksperimen ini
Lavoisier menarik kesimpulan bahwa residu itu bukan berasal dari air, melainkan berasal dari
bejana gelas.
Lavoisier juga melakukan eksperimen tentang pembakaran dan menarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Benda hanya dapat terbakar dalam “air eminemment pur”


2. Logam berubah menjadi kapur logam dengan jalan mengikat oksigen
3. Proses pembakaran ialah penggabungan kimia antara benda dengan oksigen,jadi
bukanlah keluarnya flogiston dari dalam benda

Claude Louis Berthollet

Adalah seorang ahli kimia perancis, Berthollet melakukan beberapa eksperimen misalnya, ia
memanaskan tembaga,timah putih dan timbal di udara terbuka. Ia melihat bahwa logam-
logam tersebut mengikat oksigen dari udara sedikit demi sedikit terus menerus hingga batas
tertentu. Hal ini dapat diamati dari perubahan warna oksida logam yang terjadi. Ia
melarutkan raksa dalam asam nitrat dan mengetahui bahwa logam tersebut dapat membentuk
garam dalam berbagai perbandingan. Dari beberapa eksperimennya ia mengambil
kesimpulan bahwa zat atau unsur dapat bersenyawa dalam segala perbandingan tergantung
dari zat mana yang berlebih.

Joseph Louis Proust

Adalah seorang ahli kimia bangsa prancis, ia menentang pendapat berthollet sehingga terjadi
polemic dalam majalah. Pada tahun 1779 ia membuktikan bahwa tembaga karbonat yang di
buat di dalam laboratorium dan tembaga karbonat yang berasal dari alam, jika dipanaskan
mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah yang sama. Di samping itu ia menunjukkan
bahwa beberapa logam dapat membentuk lebih dari satu macam oksida, yang masing-masing
mempunyai susunan kimia tertentu. Proust berpendapat bahwa kesimpulan yang di ambil
oleh berthollet pada tiap eksperimen tersebut tidak benar. Ia menunjukkan bahwa dari dua
macam unsur dapat terbentuk lebih dari satu senyawa yang berlainan sifatnya. Senyawa-
senyawa itu bila dalam keadaan murni, masing-masing mempunyai susunan kimia yang tetap
atau tertentu pula. Karena itu ia mempertahankan pendapatnya, yaitu bahwa suatu zat itu
mempunyai susunan kimia yang tetap. Dengan demikian ia dianggap sebagai penemu “
Hukum Perbandingan Tertentu” (law of definite proportions).

Anda mungkin juga menyukai